cover
Contact Name
Sutriyono
Contact Email
sutriyono0775@gmail.com
Phone
+6285785692168
Journal Mail Official
inteleksia.stidalhadid@gmail.com
Editorial Address
Jl. Kejawan Putih Tambak no. 80 Surabaya
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Inteleksia: Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah
ISSN : 26861178     EISSN : 26863367     DOI : 10.55372
Inteleksia JPID adalah transformasi dari Jurnal Kajian dan Pengembangan Manajemen Dakwah (JKPMD) yang telah diterbitkan oleh STID Al-Hadid sejak tahun 2011 dengan nomor ISSN 2088-639X. Transformasi tersebut dilakukan seiring dengan perkembangan STID Al-Hadid, yang awalnya hanya mengelola satu prodi yaitu Manajemen Dakwah, kini bertambah dua prodi baru yaitu Komunikasi dan Penyiaran Islam dan  Pengembangan Masyarakat Islam. Sehingga tuntutan kajian dan publikasi ilmiah STID Al-Hadid semakin meluas mencakup ketiga sub bidang ilmu dakwah. Nama Inteleksia diambil dari kata intelektual, yang berarti  kecerdasan, pemikiran, dan rasionalitas. Sedangkan Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah menunjukkan fokus dan lingkup studi yang dikaji yaitu pengembangan ilmu-ilmu dakwah. Diharapkan dengan nama tersebut dapat menjadi ciri dan identitas jurnal yang dikelola STID Al-Hadid, sebagai jurnal ilmu dakwah berbasis pemikiran Islam Rasional Kebangsaan.
Articles 139 Documents
Konsep Total Reward untuk Membangun Kinerja Sumber Daya Manusia Pada Organisasi Dakwah Mawehda
INTELEKSIA: Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah Vol 4 No 2 (2022)
Publisher : STID Al-Hadid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55372/inteleksiajpid.v4i2.248

Abstract

Konsep total reward lahir dari rahim lembaga bisnis di mana karakteristiknya berbeda dengan lembaga dakwah. Organisasi bisnis tidak memiliki SDM yang bersifat pengabdian, ikatan kerja berdasarkan kontrak pekerjaan, pembelajaran dan pengembangan dilakukan fokus pada kemampuan pekerjaan sedangkan aspek aqidah, ibadah, dan akhlak menjadi wilayah pribadi dan banyak hal lainnya. Belum ada penjelasan konsep yang mengadaptasi konsep total reward pada organisasi dakwah. Tulisan ini mencoba untuk mengembangkan konsep total reward yang diadaptasikan dengan karakter unik organisasi dakwah. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif berbasis data kepustakaan sekunder. Hasil studi menunjukkan berdasarkan elemen dasar organisasi dakwah, karakteristik SDM, dan ukuran kinerja dalam organisasi dakwah perlu ada penyesuaian pada komponen upah, komponen penghargaan, komponen pembelajaran & pengembangan karir, dan komponen lingkungan kerja. Konsep total reward pada organisasi dakwah akan menghasilkan model pemberian kompensasi menyeluruh yang unik dan lebih relevan diterapkan pada organisasi dakwah.
Formulasi Strategi Dakwah: Adaptasi Framework Manajemen Strategis untuk Dakwah Berdimensi Jangka Pendek Affandy, Shofyan
INTELEKSIA: Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah Vol 4 No 2 (2022)
Publisher : STID Al-Hadid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55372/inteleksiajpid.v4i2.249

Abstract

Framework manajemen strategi lazimnya diterapkan untuk kebijakan organisasi yang bersifat makro, berjangka panjang dan dirumuskan pada level korporasi, unit bisnis, dan fungsional. Format strateginya bersifat generik dan berdimensi jangka panjang. Sedangkan program dakwah tidak selalu bersifat kompleks dan berjangka panjang, melainkan bersifat dinamis, insidental, dan berdimensi jangka pendek. Sehingga, framework manajemen strategis sulit diterapkan pada konteks dakwah yang berjangka pendek. Perlu adaptasi framework manajemen strategis pada tahap formulasi strategi, agar compatible bagi dakwah berjangka pendek. Artikel ini bertujuan untuk melakukan adaptasi framework manajemen strategis agar dapat diaplikasikan untuk program dakwah berdimensi mikro dan berjangka pendek. Pendekatan penelitiannya kualitatif-teoritis berparadigma basic research dengan metode sintesis antara variabel fundamental dalam teori manajemen strategis dengan prinsip esensial dakwah. Data bersumber dari pustaka tentang variabel konsep manajemen strategis dan dakwah. Hasil adaptasi framework adalah: pertama, proses analisa sintesis antar faktor strategi dari lingkungan harus dilakukan secara komprehensif tanpa perlu kanalisasi faktor, agar bisa menghasilkan strategi yang holistik, sinergis, dan sistematis. Kedua, proses kanalisasi faktor strategis dalam bentuk matriks yang membatasi strategi dalam bentuk generik tidak bisa diterapkan. Formulasi strategi harus lebih terbuka, dinamis dan kreatif, tidak mengikuti strategi generik yang ditentukan secara apriori. Ketiga, implementasi strategi dapat dilakukan oleh lower-manajer atau komisi ad hoc.
Sistem Managemen Loyalitas Sumberdaya manusia (SDM): Studi Kasus Lembaga Kursus Al-Qur’an X Sutriyono
INTELEKSIA: Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah Vol 4 No 2 (2022)
Publisher : STID Al-Hadid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55372/inteleksiajpid.v4i2.250

Abstract

Setiap organisasi dakwah atau non dakwah tentu peran karyawan/SDM (sumberdaya manusia) sangat menentukan keberhasilan atau kegagalan, kemajuan dan kemunduran. Dalam persoalan SDM tentu bukan hanya sekedar kompetensi, tetapi juga loyalitas yang tinggi terhadap organisasi atau perusahaan akan banyak menentukan keberhasilan dan kemajuan organisasi atau perusahaan. Temuan penelitian ini ada sebuah organisasi nirlaba yang bergerak dalam bidang jasa berupa kursus Al-Qur’an yang mampu membangun loyalitas SDMnya dalam menjalankan peran sebagai pengajar. Metode penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan teknik wawancara dan penggalian data-data terkait khususnya pada stackeholder. Penelitian ini menghasilkan bahwa lembaga tersebut mampu membangun loyalitas SDMnya secara professional dimana ada system gaji dan ada system motivasi non gaji, dan ada genjang karir. Hingga mereka mampu mempertahankan SDMnya hingga sekitar 60 orang untuk menjadi tenaga pengajar. Dan loyalitas tersebut menghasilkan hingga ribuan santriwan-santriwati dari berbagai kalangan dan kelompok masyarakat.
Metode Dakwah Dalam Menghadapi Perkembangan Budaya Populer Istiqomalia, Yuntarti
INTELEKSIA: Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah Vol 4 No 2 (2022)
Publisher : STID Al-Hadid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55372/inteleksiajpid.v4i2.252

Abstract

Popular culture has entered and influenced the realm of religion and da'wah. This is shown by the many programs on almost every TV station that carry da'wah broadcasts and have Islamic nuances. However, this method of da'wah with popular culture displays more aspects of mere entertainment and makes Islamic teachings conveyed superficially so that people like them and bring benefits to cultural industry players. Thus, da'wah is currently faced with the challenge of the rise of popular culture in society. This article wants to explain the method of preaching to the community in the midst of challenges from the influence of popular culture. The results are in the form of principles in choosing da'wah methods and forms of da'wah methods based on these principles. The concepts of da'wah, da'wah methods, and popular culture are the main things that will be synthesized using a qualitative non-empirical research approach. The principles in choosing the da'wah method in dealing with the development of popular culture are: aiming to popularize Islamic teachings, must contain adequate explanations and accountability, contain elements of entertainment in a reasonable manner, packaged in a simple and easy to understand manner, and delivered massively. Meanwhile, the form is in the form of oral, written, and action da'wah methods.
Analisis Hermeneutik Dilthey pada Kisah Ashabul Kahfi dalam QS. Al-Kahfi: 9-26 Anjani, Eka
INTELEKSIA: Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah Vol 5 No 1 (2023)
Publisher : STID Al-Hadid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55372/inteleksiajpid.v5i1.223

Abstract

DILTHEY'S HERMENEUTIC ANALYSIS OF ASHABUL KAHFI STORY IN THE QURAN SURAH AL-KAHFI: 9-26. Hermeneutic study on Surah Al-Kahf: 9-26 needs to be carried out because there is another purpose that Allah wants to convey through this sura. God's purpose is known by using Dilthey's hermeneutic approach because this hermeneutic study emphasizes on objective meaning and social condition of the creator of the text. With an understanding of history, interpreter can empathize appear of the text and understand the intent of the text. based on this study, it is found that the meaning of QS. Al-Kahf 9-26 for the Prophet Muhammad and Muslims is a story to answer Quraysh questions and, at the same time, to show that Allah will grant the prayer of his pious servant. QS. Al-Kahf 9-26 also shows that migration does not always bring badness to Muslims. As for the Quraysh, QS. Al-Kahf is proof that Allah is the one and only god who deserves to be worshiped and shows the truth and power of Allah to resurrect humans on the Last Day. For the Jews, Al-Kahf will provide them correct information about the story and justify Muhammad's Prophethood by following muhammad.
Analisa Gaya Bahasa K.H. Ahmad Mustofa Bisri pada Puisi ‘’Selamat Tahun Baru Kawan’’ Wahyuni, Sri
INTELEKSIA: Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah Vol 5 No 1 (2023)
Publisher : STID Al-Hadid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55372/inteleksiajpid.v5i1.224

Abstract

Puisi yang indah tidak terlepas penggunaan gaya bahasa yang tepat sehingga menjadikan puisi lebih hidup, memiliki kekuatan ekspresi, segar dan berkesan. Salah satu puisi Gus Mus yang berjudul ‘’Selamat Tahun Baru Kawan’’, viral di media sosial setiap pergantian malam tahun baru serta menuai respon positif oleh banyak orang. Keberhasilan tersebut tidak terlepas dari penggunaan gaya bahasa yang bermutu. Tujuan studi ini adalah mengetahui ragam gaya bahasa yang digunakan oleh K.H. Ahmad Mustofa Bisri pada puisi berjudul,’’ Selamat Tahun Baru Kawan’’ sekaligus fungsi gaya bahasa tersebut. Studi ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, tulisan ini berusaha menganalisis gaya bahasa dan fungsi gaya bahasa pada puisi ‘’Selamat Tahun Baru Kawan’’. Hasil studi ini didapatkan terdapat penggunaan ragam gaya bahasa kiasan diantaranya yaitu simile, ironi, eufimisme, metafora, sarkasme, alusi. Serta ragam gaya bahasa retoris diantaranya yaitu asindeton, erotesis, polisindeton, oksimoron, aliterasi, asonansi, paradoks. Fungsi gaya bahasa kiasan pada puisi tersebut untuk memberikan kejelasan gambaran sejatinya manusia sebagai hamba Allah. Memberikan teguran, sindiran kepada mad’u dengan ungkapan yang halus sehingga terdapat perubahan yang lebih baik dalam menjalankan rukun Islam. Sedangkan Fungsi ragam gaya bahasa retoris yaitu membuat puisi lebih menarik karena susunan rangkaian kata dan kalimat puisi mengandung keindahan dan kesegaran.
Motivasi Rasulullah Menghadapi Tahun Kesedihan dalam Kerangka Self-Determination Theory Ariansyah, Ilham Yosi
INTELEKSIA: Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah Vol 5 No 1 (2023)
Publisher : STID Al-Hadid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55372/inteleksiajpid.v5i1.230

Abstract

MOTIVATION OF RASULULLAH TO FACE THE YEAR OF GRIEF FROM A STANDPOINT OF SELF-DETERMINATION THEORY. Motivation plays an important role in determining the success of a preacher's da'wah. The reality of the motivation within the dai can be observed in the efforts of the Prophet when he faced the year of sadness. A description of the motivation of the Prophet in facing the year of sadness was carried out in the framework of self-determination theory (SDT). The SDT framework was chosen because it was able to describe the types, characteristics, and aspects that formed the motivation of the Prophet in the event. Descriptive qualitative methodology was used in this study. Historical library data is used as a data source. The results of the historical literature explain that the Prophet had motivations: (1) belief in the greatness of Allah, the truth of Islam and the truth of Allah's promise of reward in the hereafter (2) solely to carry out God's command to preach so that more people would know and believe in the teachings of Islam, and (3) solve various actual problems that hinder the smooth running of da'wah activities. This motivation is a type of autonomous motivation sub internalized extrinsic motivation, with the characteristics of a personal appreciation of the important values ​​of the various efforts carried out, having independent considerations to do or not do activities, and there is coherence with previously owned values. Internalized extrinsic motivation in the Prophet was formed because of the fulfillment of three aspects of basic needs in SDT, namely competence, autonomy, and relatedness as well as the existence of controlled motivation that is integrated to fulfill these needs.
Teknik Argumentasi Ceramah Bertema Vaksinasi COVID-19 di Media Youtube Al Farisi, Achmad
INTELEKSIA: Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah Vol 5 No 1 (2023)
Publisher : STID Al-Hadid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55372/inteleksiajpid.v5i1.234

Abstract

Wabah covid-19 salah satu pemecahannya adalah dengan vaksinasi. Namun banyak hoaks yang menyebar utamanya yang menyakut halal atau haramnya vaksin. Untuk itu penting bagi para pendakwah untuk mengetahui teknik teknik argumentasi ceramah yang tepat agar umat Islam tidak ragu akan vaksin. Husein Ja’far al-Hadar dalam video ceramah “halal-haram vaksin” dan Ustaz Das’ad Latif dalam video ceramah “Mari Vaksin!” menggunakan teknik argumentasi. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif studi dokumen yang menjabarkan teknik argumentasi berdasarkan teknik argumentasi dari Gorys Keraf dan Stephen Toulmin. Hasil penelitian ini mengungkapkan Husein Ja’far al-Hadar menggunakan teknik argumentasi otoritas dan generalisasi dengan ground otoritas Islam. Dan Ustaz Das’ad Latif menggunakan teknik argumentasi otoritas dengan ground otoritas pemerintah, lembaga kesehatan dan islam dalam mendukung klaimnya. keduanya juga menggunakan teknik argumentasi persamaan dan teknik argumentasi generalisasi dalam mempertahankan klaimnya.
Strategi Pembangunan Spiritual Nabi Muhammad pada Masa Awal Madinah Kusuma Haren, Niken
INTELEKSIA: Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah Vol 5 No 1 (2023)
Publisher : STID Al-Hadid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55372/inteleksiajpid.v5i1.251

Abstract

SPIRITUAL EMPOWEREMENT STRATEGY OF PROPHET MUHAMMAD IN THE EARLY TIME OF MADINAH. The Prophet Muhammad made the people of Medina have an Islamic value from the background of differences between groups in the formation of society. Spiritual empowerment is a fundamental effort made by the Prophet Muhammad by implementing the right strategy. This article aims to describe the spiritual empowerment strategy carried out by the Prophet Muhammad in the early days of Medina. The theory used is based on the community development strategy according to Adi and the forms of empowerment stages according to Suharto and the types of empowerment described by Mardikanto and Soebianto which are then classified based on the method, form, and target of the empowerment strategy. The method used is a qualitative historical literature in order to describe the historical events of the Prophet Muhammad from the data obtained. The results of the study show that the strategy applied by the Prophet Muhammad in the spiritual field is in the form of enabling and strengthening because the community is still in the early stages of development so that they can apply an Islamic value consistently. It is carried out by means of a directive in the process of determining the strategy but still being non-directive in the implementation of the strategy, or in a prophetic strategy combining two approaches, namely a directive-non-directive strategy. And targets that are mezzo and macro, with the position that the prophet also has as a leader who has been trusted by the community. From this strategy, it can solve the problems that the community has, especially in the spiritual field. eld.
Kredibilitas Abu Bakar Ash-Shiddiq dalam Meredam Perpecahan Umat Islam pada Peristiwa Saqifah Bani Saidah Harianto, Yudi Asmara
INTELEKSIA: Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah Vol 5 No 1 (2023)
Publisher : STID Al-Hadid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55372/inteleksiajpid.v5i1.253

Abstract

Peristiwa Saqifah Bani Saidah memiliki potensi perpecahan umat Islam setelah wafatnya Rasulullah saw. Kaum Anshar menghendaki pemimpin umat Islam berasal dari mereka. Jikapun kaum Muhajirin menolak, maka untuk Anshar seorang pemimpin dan untuk kaum Muhajirin seorang pemimpin. Namun Abu Bakar tidak sependapat dengan pendapat kaum Anshar. Abu Bakar pada awalnya dipandang tidak memiliki legitimasi kepemimpinan oleh Anshar. Namun melalui pidatonya, Abu Bakar mampu merubah pendirian kaum Anshar. Studi ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif deskriptif dengan menggunakan analisis literatur untuk mendapatkan kesimpulan. Dalam peristiwa Saqifah ini Abu Bakar mampu membangun etos, pathos, dan logos sehingga dirinya dipandang kaum Anshar sebagai figur yang terbaik untuk menggantikan kepemimpinan Rasulullah dan mampu meredam perpecahan umat Islam yang hampir terjadi. Hasil studi bisa menjadi referensi bahwa pembicara mampu membangun kredibilitas melalui retorika meskipun pada awalnya tidak dipercaya oleh khalayak.

Page 11 of 14 | Total Record : 139