cover
Contact Name
Muhammad Nur Murdan
Contact Email
nure1mandary@stainmajene.ac.id
Phone
+6281357285802
Journal Mail Official
pappasangjournaliat@gmail.com
Editorial Address
Jln. BLK Balai Lingkungan Kerja Kabupaten Majene, Lingkungan Passarang Kec. Banggae Kabupaten Majene Prop. Sulawesi Barat
Location
Kab. majene,
Sulawesi barat
INDONESIA
Pappasang
ISSN : -     EISSN : 27453812     DOI : https://doi.org/10.46870/jiat.v3i2
Pappasang is a journal published by Department of the Quranic Studies and Tafseer, Faculty of Usuluddin, Adab and Dakwah (UAD), STAIN Majene. The journal is published twice annually (June and December) to encourage and promote the study of the Quran-Hadith and Islam and Contemporary Thought, was designed to facilitate and take the scientific work of researchers, lecturers, students, practitioner and etc. into dialogueand. Focus : to provide readers with a better understanding of Islamic Studies and present developments through the publication of articles and book reviews Scopes : a journal concern on Quran and Hadith Studies such as the Living Quran, the Quran and Social Culture, thoughts of figures about the Quranic Studies, the Exegesis Studies and etc.; Similarly, matters relating to the Hadith, the Hadith Studies, Living Hadith, Hadith and Social Culture, thoughts of figures about hadith and etc.; Islam and Contemporary Thought; Islamic Philosophy
Articles 42 Documents
Al-Ishlah Perspektif al-Qur’an Andi Arini Hidayat
PAPPASANG Vol. 3 No. 2 (2021): Jurnal Pappasang
Publisher : STAIN Majene

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (429.596 KB) | DOI: 10.46870/jiat.v3i2.51

Abstract

Al-Qur’an telah menyatakan dirinya sebagai kitab petunjuk yang dapat menuntun umat manusia menuju ke jalan yang benar. Selain itu, al-Qur’an juga berfungsi sebagai pemberi penjelasan terhadap segala sesuatu dan pembeda antara kebenaran dan kebatilan. Sejumlah pakar dan ulama yang berkompeten sejak awal telah melakukan penafsiran untuk mengungkap petunjuk dan penjelasan dari al-Qur’an. Namun demikian, keindahan dan kedalaman maknanya serta keragaman temanya membuat pesan-pesannya tidak pernah berkurang, apalagi habis meski telah dikaji dari berbagai aspeknya. Dalam interaksi sosial, konflik sering kali muncul dan sulit untuk dihindari. Hal tersebut timbul karena adanya konflik kepentingan antara individu dalam masyarakat. Bahaya dan dampak yang ditimbulkan dari konflik itu sangat buruk, dapat mempengaruhi dan bahkan menghancurkan berbagai sendi-sendi kehidupan masyarakat.[1] Untuk mencegah dampak buruk tersebut, maka Al-Qur’an memerintahkan kepada pihak-pihak yang berkonflik secara langsung atau tidak, agar mengadakan al-Ishlah.
Konsep Amthāl dalam al-Qur’an Putri Balqis
PAPPASANG Vol. 3 No. 2 (2021): Jurnal Pappasang
Publisher : STAIN Majene

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (513.919 KB) | DOI: 10.46870/jiat.v3i2.52

Abstract

Amthāl (perumpamaan) merupakan salah satu cara Alquran untuk menyampaikan pesan dalam sebuah ungkapan yang indah. Amthāl juga salah satu bentuk kemukjizatan Alquran yang sruktur bahasanya menakjubkan. Ayat-ayat amthāl Alquran mampu menyampaikan suatu makna abstrak kepada fenomena yang konkret melalui penggunaan bahasa yang berupa kiasan. Allah memberikan berbagai macam perumapamaan dalam Alquran, di antaranya yaitu perumpamaan tentang cahaya, air, debu, tanah, surga, neraka dan lain-lainya. Salah satu fungsi amthāl yaitu untuk mengambil ‘ibrah, i’tibar dan hikmah. Untuk memahami ayat-ayat Amthāl dibutuhkan ilmu bayān, ma’āni dan badī’.
Eksplorasi Tradisi Mattampung Masyarakat Bugis dalam Kajian Living Qur’an: Studi Desa Barugae Kabupaten Bone Sulawesi Selatan Iin Parninsih
PAPPASANG Vol. 3 No. 2 (2021): Jurnal Pappasang
Publisher : STAIN Majene

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (881.572 KB) | DOI: 10.46870/jiat.v3i2.54

Abstract

Tulisan ini mengkaji tentang tradisi Mattampung di masyarakat Bugis yang dianalisis dengan menggunakan kacamata Living Qur’an. Tradisi Mattampung merupakan upacara penanaman batu nisan sebagai pengganti batu nisan yang ditanam saat mayat dikuburkan. Dalam tradisi ini, dilakukan khataman al-Qur’an dan tahlilan. Tradisi ini dilakukan dengan harapan semua doa dari masyarakat akan sampai pada orang yang meninggal sehingga diberikan tempat yang tenang di sisi-Nya. Kajian ini berfokus pada masyarakat desa Barugae kabupaten Bone, Provinsi Sulawesi Selatan. Metode yang digunakan adalah metode etnografi, yakni suatu desain kualitatif di mana peneliti mendeskripsikan dan menafsirkan pola-pola yang sama dari nilai-nilai, perilaku, keyakinan dan bahasa dari suatu kelompok yang berkebudayaan-sama. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan tradisi mattampung di Desa Barugae Kecamatan Lamuru Kabupaten Bone merupakan bentuk resepsi masyarakat setempat terhadap kemuliaan mengkhatamkan al-Qur’an serta anjuran untuk mendoakan orang yang meninggal. Dengan demikian, tradisi ini menjadi wadah bagi masyarakat setempat untuk mengirimkan doa dan mengkhatamkan al-Qur’an dengan tujuan pahala dari doa dan khataman tersebut bisa sampai kepada orang yang meninggal serta dapat memudahkannya dalam kehidupan selanjutnya.
SOSIALISME ISLAM : PERCIKAN PEMIKIRAN KEISLAMAN HOS TJOKROAMINOTO Muh. Ilham Usman
PAPPASANG Vol. 1 No. 1 (2019): Jurnal Pappasang
Publisher : STAIN Majene

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (237.595 KB) | DOI: 10.46870/jiat.v1i1.55

Abstract

Tulisan ini membahas tentang gagasan Sosialisme Islam HOS Tjokroaminoto di masa pra-kemerdekaan dan pengaruhnya di organisasi Serikat Islam. Tujuan penulisan ini untuk melengkapi penelitian-penelitian terdahulu tentang pemikiran HOS Tjokroaminoto yang telah banyak dikaji. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan. Sumber data diperoleh dari buku-buku primer yang ditulis oleh HOS Tjokroaminoto dan buku-buku sekunder yang mengkaji pemikiran HOS Tjokroaminoto yang ditulis orang lain. Adapun hasil penelitian didapatkan bahwa HOS Tjokroaminoto menyakini bahwa Islam sangat membenci ideologi kapitalisme. Sosialisme Islam tidaklah identik dengan sosialisme murni, marxisme dan komunisme. Sosialisme Islam sejak dulu telah dipraktekkan oleh Nabi Muhamamad Saw.
Signifikansi Tentang Ayat Penciptaan Manusia Q.S. 23: 12-14: (Studi Analisis Heremenutika Ma’na Cum Maghza) ahmad Murtaza
PAPPASANG Vol. 3 No. 2 (2021): Jurnal Pappasang
Publisher : STAIN Majene

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (432.616 KB) | DOI: 10.46870/jiat.v3i2.57

Abstract

Tulisan ini mendiskusikan signifikansi makna dinamis dari penciptaan manusia yang teradapat dalam Q.S. 23: 12-14 dengan menggunakan pendekatan Ma’na Cum Maghza. Pendekatan Ma’na Cum Maghza ialah studi terhadap teks khususnya Al-Qur’an dengan menerapkan tiga langkah dalam analsisnya yaitu, analisis bahasa atau linguistik, analisis historis mikro dan makro, dan menemukan signifikansi (maghza) dari Q.S. 23: 12-14. Dari penelitian ini ditemukan bahwa penciptaan manusia tidak hanya dipahami sebagai sebuah diskursus sains saja namun dapat dipahami bahwa makna di balik penciptaan manusia ialah wujud kebesaran Tuhan. Penciptaan manusia erat kaitannya dengan amanah diciptakan manusia yang memiliki kelebihan dari ciptaan Tuhan lainnya, dan dalam menjalani amanah yang telah diberikan oleh Tuhan memiliki tujuan yakni mengerti Tuhan yang disembah, mengerti bahwa tujuan manusia diciptakan ialah hanya untuk menyembah Tuhan, dan semuanya itu agar manusia menjadi khalifah di bumi.
LAKNAT DALAM AL-QURAN : (Sebuah Kajian Tematik) Rahmat Nurdin
PAPPASANG Vol. 1 No. 1 (2019): Jurnal Pappasang
Publisher : STAIN Majene

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (395.985 KB) | DOI: 10.46870/jiat.v1i1.58

Abstract

Tulisan ini menelusiri bagaimana pengungkapan kata laknat dalam al-Qur’an melalui metode penafsiran tematik. Berdasarkan hasil akhirnya menunjukkan bahwa, pada hakikatnya laknat berarti menjauhkan dan mengusir, yakni orang-orang yang dilaknat Allah swt. akan dijauhkan dari segala kebaikan dan rahmat-Nya (kalau dari Allah sebagai subjek). Sedangkan kalau dari ciptaan dalam hal ini manusia, laknat berarti cacian, makian (sikap) dan kata-kata atau do’a yang dapat mengakibatkan kesusahan, bencana terhadap orang lain. Selanjutnya bentuk-bentuk pengungkapan kata-kata laknat dalam al-Qur’an terungkap sebanyak 41 kali dalam berbagai derivasinya dan faktor-faktor terjadinya laknat diantaranya adalah karena kesombongan, kekufuran, kemunafikan, kezaliman, keretakan hubungan, fitnah dan kedengkian.
MEMBANGUN HUBUNGAN ANTARA UMMAT DAN KEKUASAAN: KONSEP NEGARA DALAM PIAGAM MADINAH Muhammad Nur Murdan
PAPPASANG Vol. 1 No. 1 (2019): Jurnal Pappasang
Publisher : STAIN Majene

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (317.071 KB) | DOI: 10.46870/jiat.v1i1.59

Abstract

Term ummat adalah isu yang sangat relevan untuk dikaji dalam menjawab berbagai fenomena bernegara, karena ia mendeskripsikan tentang persfektif dien Islam atas konsep berwarga negara dalam pemerintahan dan kekuasaan. Diskursus tentang usaha dalam membangun hubunganyang dinamis antaraummat dan kekuasaan di era modern saat ini senantiasa menemukan jalan yang terjal nan berliku. Perbedaan haluan dan cara pandang (worldview) dalam komponen-komponen di antara keduanya terkadang menjadi dinding pemisah yang tak berpangkal dan senantiasa dibenturkan antara satu sama lain. Hadirnya berbagai macam format kekuasaan dan bagaimana pemerintahan itu diatur namun tidak hadir sebagai representasi kepentingan masyarakat bisa dipastikan eksistensinya akan senantiasa berbenturan dengan komunitas masyarakat yang dibawahinya, akan timbul sikap pro dan kontra, antara pendukung dan opisisi terhadap kekuasaan yang berlaku. Konsep tentang hubungan antar masyarakat yang secara sederhana disebut ummat, dengan pemangku kebijakan dan kekuasan telah dirumuskan secara sistematis dalam goresan emas sejarah Islam pada sebuah dokumen kontstruktif terhadap landasan dasar roda pemerintahan yaitu Piagam Madinah. Gagasan-gagasan didalamnya berisi pemikiran yang telah melampaui jamannya, dimana tersusun didalamnya langkah-langkah strategis yang mengakomodir dan menjawab tantangan terhadap Nabi Muhammad Saw dalam membentuk system pemerintahan dan kewarganegaraan yang modern, di tengah masyarakat Madinah yang sangat kompleks dan plural. Melihat fenomena tersebut diatas, maka penulis mencoba menggali nilai-nilai yang terkandung dalam Piagam Madinah, dalam usaha membangun hubungan antara ummat dan kekuasaan dalam konsep bernegara.
Hukuman Koruptor Perspektif T.M Hasbi Ash-Shiddieqy: (Studi Analisis dalam Tafsir Al-Qur’anul Majid An-Nur QS.Al-Maidah [5] : 38-40) Miftahur Rohmah; M. Riyan Hidayat
PAPPASANG Vol. 3 No. 2 (2021): Jurnal Pappasang
Publisher : STAIN Majene

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (389.963 KB) | DOI: 10.46870/jiat.v3i2.60

Abstract

Tulisan ini mendiskripsikan salah satu pemikiran tokoh nusantara Teuku Muhamad Hasbi Ash-Shiddieqy dalam menafsirkan hukuman potong tangan bagi pencuri. Penulis menterkaitkan makna pencuri dengan koruptor, melihat dari perkembangan zaman definisi koruptor disinonimkan dengan pencuri. Dengan itu metode penulisan ini menggunakan deskripsi-analisis yang bahan utamanya kitab tafsir “Al-Qur’anul Majid An-Nur”. Disamping menjelaskan secara detail, penulis juga menggunakan teori munasabah ayat al-Qur’an sebagaimana ciri khas dari tafsir An-Nur. Sehingga mendapatkan suatu pemahaman terkait hukuman potong tangan bagi pencuri. Menurut T.M Hasbi Ash-Shiddieqy hukuman potong tangan bagi pencuri boleh dijatuhkan ketika pencuri melakukan perbuatannya berkali-kali. Hal ini hakekatnya selaras dengan kasus korupsi sekarang yang mencuri uang dengan jumlah yang tinggi. Tetapi dalam pengambilan hukum harus dengan hasil yang matang. Disamping tulisan ini membahas masalah hukuman potong tangan, pembahasan keterkaitannya juga mengingatkan seorang hamba kepada sang Maha Khaliq.
MENCINTAI RASULULLAH SAW. DALAM PERSFEKTIF HADIS Makmur; Nurjannah
PAPPASANG Vol. 1 No. 1 (2019): Jurnal Pappasang
Publisher : STAIN Majene

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (531.607 KB) | DOI: 10.46870/jiat.v1i1.64

Abstract

Tidaklah salah seorang dari kalian beriman hingga aku lebih dia cintai daripada anaknya, orang tuanya dan manusia semuanya. Demikian bunyi hadis Nabi yang terekam dalam kitab Ibn Majah pada bab fi al-Iman. Namun dalam memahami hadis dibutuhkan penelitian yang mendalam sebab hadis tidak sekuat Alquran yang telah memproklamirkan dirinya sebagai kitab yang kebenarannya la raiba fih. Dari permasalahan tersebut penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kualitas dan kandungan hadis yang diriwatkan oleh Ibn Majah di atas. Dalam mengumpulkan data ditempuh dengan menggunakan metode takhrij al-hadis yang diolah melalui kritik sanad dan matan. Adapun pendekatan yang digunakan bersifat holistik dan multidisipliner. Sedangkan teknik interpretasinya meliputi tekstual dan kontekstual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hadis tersebut berjumlah 13 riwayat yang tertuang dalam beberapa kitab yaitu; sahih al-Bukhari, sahih al-Muslim, aunan al-Nasai, sunan ibn Majah, sunan Ahmad ibn Hanbal, dan sunan al-Darimi. Dari 13 riwayat tersebut peneliti melakukan kritik terhadap hadis yang diriwayatkan oleh Ibn Majah dari jalur Anas ibn Malik yang berstatus sahih.
EKSISTENSI AYAT-AYAT MUTASYABIHAT DALAM CAKRAWALA MUFASSIRIN Sulkifli; Hikmawati
PAPPASANG Vol. 1 No. 1 (2019): Jurnal Pappasang
Publisher : STAIN Majene

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (420.379 KB) | DOI: 10.46870/jiat.v1i1.66

Abstract

The objective of this research is to disclose mufasirs’ tought of mutasyabihat verses in the holy Qur’an.This research is qualitative research which applied exegesis, linguistical, and historical approach. All the data related to some mufasirs’s thought and their view of mutasyabihat existence in Qur’an collected and processed through the approaches that given above. Data analysis technique applied as literature study used content analyses. The result of this research reveals that: (1) Mutasya>biha>t verses are verses which unclear or obscure pointing. The haziness of verse is caused by some matters, such as text, meaning, and also text and meaning all at once. (2) All mufasirs admitted the existence of mutasya>biha>t verses in the Qur’an, but different in human ability to comprehend mutasya>biha>t verses. (3) Mufassirs classify mutasyabihaat verses to be three classes; mutasyabihat verses which are not uderstanded by all human, mutasyabihat verses that human can understand the meaning by reserch, and mutasyabihat verses which can be identified by certain muslim scholar who pure their soul.