cover
Contact Name
Media Pustakawan
Contact Email
media.pustakawan@gmail.com
Phone
+6287876564261
Journal Mail Official
media.pustakawan@gmail.com
Editorial Address
Jalan Salemba Raya No.28 A, Pusat Pembinaan Pustakawan
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Media Pustakawan
Published by Perpustakaan Nasional
ISSN : 08529248     EISSN : 26853396     DOI : https://doi.org/10.37014/medpus
Core Subject : Science,
Jurnal Media Pustakawan merupakan terbitan Perpustakaan Nasional, Pusat Pembinaa Pustakawan(Pusat Pembinaan Pustakawan) yang berfokus pada bidang ilmu perpustakaan dan informasi khususnya yang berhubungan dengan pengembangan kepustakawanan . Artikel Jurnal yang diterbitkan merupakan hasil kajian atau penelitian yang dapat bersumber dari studi literatur, studi lapangan, eksperimen, dan implementasi dari konsep, teori & model di bidang kepustakawanan.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 4 Documents
Search results for , issue "Vol 18, No 3 (2011): September" : 4 Documents clear
Kesiapan Sertifikasi Pustakawan Titiek Kismiyati
Media Pustakawan Vol 18, No 3 (2011): September
Publisher : Perpustakaan Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1827.391 KB) | DOI: 10.37014/medpus.v18i3.825

Abstract

Artikel ini membahas mengenai kesiapan penyelenggaraan dan pemberlakukan sertifikasi pada profesi pustakawan di Indonesia. Perpustakaan merupakan sebuah bisnis jasa yang dimotori oleh profesi bernama perpustakaan. Sebagai sebuah industri yang bergerak di bidang jasa sudah sewajarnya industri tersebut memberikan jaminan bahwa jasa yang diberikan merupakan yang baik dan benar. Salah satu yang perlu dijamin adalah person yang menjalankannya, yaitu pustakawan. Sertifikasi di kalangan pustakawan, khususnya pustakawan di instansi pemerintah dianggap sebagai upaya untuk lebih mensejahterakan pustakawan karena kebanyakan pustakawan melihat ketika sudah tersertifikasi maka akan mendapat tunjangan sertifikasi seperti profesi guru. Sertifikasi merupakan bentuk pengakuan bahwa seseorang mampu melakukan pekerjaan yang menjadi lingkup sertifikasi. Sertifikasi bagi pustakawan merupakan suatu keharusan karena pada UU No.43 Tahun 2007 tentang perpustakaan disebutkan bahwa Pustakawan harus memenuhi kualifikasi sesuai standar nasional perpustakaan, yang mencakup kualifikasi akademik, kompetensi, dan sertifikasi. Proses sertifikasi itu sendiri ternyata memerlukan beberapa tahapan untuk mempersiapkan infrastrukturnya. Beberapa proses atau syarat untuk menyelenggarakan sebuah sertifikasi diantaranya adalah adanya standar kompetensi, ada Lembaga sertifikasi profesi yang menyelenggarakan, materi uji kompetensi, tempat uji kompetensi dan asesor. Dalam konteks globalisasi sertifikasi profesi menjadi penting untuk diselenggarakan karena sebagai acuan dalam bersaing dengan tenaga kerja dari negara lain.
kompetensi dan sertifikasi pustakawan: ditinjau dari kesiapan dunia pendidikan ilmu perpustakaan Ninis Agustini Damayani
Media Pustakawan Vol 18, No 3 (2011): September
Publisher : Perpustakaan Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (274.173 KB) | DOI: 10.37014/medpus.v18i3.826

Abstract

Globalisasi di awal millennium ini ditandai dengan keterhubungan antar manusia di negara yang berbeda dalam sebuah jaringan (online) atau konvenrgensi antara komputer pribadi, di mana setiap individu dapat menjadi komunikator sekaligus komunikate tanpa menghiraukan jarak antara mereka sehingga memungkinkan mengerjakan sebuah materi digital secara bersamaan. Hal ini mengakibatkan muncul banyak informasi yang tentu saja sangat beragam. Banyaknya informasi tersebut menghasilkan sebuah ledakan informasi sehingga dibutuhkan seseorang yang dapat mengelola informasi, menentukan informasi yang dibutuhkan, menyeleksi, mengorganisasikan informasi, menyebarkan dan melestarikannya. Profesi yang menjalankan hal tersebut adalah pustakawan, sehingga peran Penyelenggara Pendidikan Ilmu Perpustakaan dan Informasi menjadi penting karena merupakan “penghasil” pustakawan.  Kompetensi pustakawan meliputi kompetensi mengumpulkan informasi (collection information), processing information, disseminating of information, preserving of information. Penyelenggara Pendidikan Ilmu Informasi dan Perpustakaan memiliki peran besar untuk menghasilkan pustakawan­pustakawan yang memi liki kompetensi yang sanggup menjawab tantangan dan persaingan global. Namun tak kalah penting tangan­tangan dingin dan pengalaman para pustakawan senior di tempat mereka bekerja akan melengkapi pengetahuan, keterampilan, serta sikap perilaku mereka agar  sesuai standar yang ditetapkan. Penyelenggara Pendi dikan Ilmu Informasi dan Perpustakaan di Indonesia berjumlah lebih kurang 23 dan terdiri dari jenjang D3, S1, dan S2.  Meski masing­masing Program Studi Ilmu Pepustakaan ini tidak berada pada Fakultas yang sama, seperti JIIP UNPAD dibawah FIKOM, sedang JIIP UI dibawah FIB dll, namun perbedaan tersebut justru merupakan nilai tambah bagi masing­masing PRODI yang akan memberi warna  khas pada lulusannya.
Kinerja pustakawan dalam mata rantai informasi di perpustakaan (suatu studi di PDII-LIPI) Ade Kohar
Media Pustakawan Vol 18, No 3 (2011): September
Publisher : Perpustakaan Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (990.546 KB) | DOI: 10.37014/medpus.v18i3.827

Abstract

Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja pustakawan dalam mendukung pemakai perpustakaan menciptakan informasi yang baru. Obyek penelitiannya adalah para pengunjung yang datang sehari-hari di Perpustakaan PDII-LIPI. Untuk itu diambil sample sebanyak 30 orang yang menjadi responden penelitian dengan cara acak. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara terstruktur terhadap responden yang menyatakan dirinya sering berkunjung ke PDII-LIPI. Data yang terkumpul kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja pustakawan dalam mendukung pemakai perpustakaan menciptakan informasi baru masih terpaku pada layanan informasi secara fungsional di perpustakaan. Dalam hal ini pustakawan mempunyai kinerja yang baik untuk melayani kebutuhan informasi pemakai perpustakaan. Pemakai perpustakaan pada umumnya pernah mendapatkan bimbingan pustakawan dalam mengakses informasi dan penjelasan infomasi mutakhir di perpustakaan. Walaupun pustakawan relatif belum pernah melakukan pemantauan terhadap pemanfaatan informasi dari perpustakaan oleh pemakai perpustakaan. Di pihak lain pustakawan belum menunjukkan kinerja yang nyata dalam menyampaikan ide penciptaan informasi yang baru bagi pemakai perpustakaan. Pada umumnya pemakai perpustakaan tidak pernah mendapatkan ide penulisan ilmiah dan penelitian dari pustakawan. Dengan demikian pustakawan belum mempunyai peran aktif dan inovatif dalam menciptakan siklus informasi baru yang menjadi sasaran mata rantai informasi di perpustakaan.
Pustakawan dan Perpustakaan dalam menghadapi tantangan di era global Blasius Sudarsono
Media Pustakawan Vol 18, No 3 (2011): September
Publisher : Perpustakaan Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1072.766 KB) | DOI: 10.37014/medpus.v18i3.824

Abstract

Artikel ini membahas pustakawan dan perpustakaan dalam menghadapi tantangan global. Tangan global pada artikel ini adalah globalisasi. Ruh awal globalisasi adalah hubungan eropa dengan dunia di luar eropa, hubungan ini maksudnya adalah eropa mendominasi perdagangan dan industry di Kawasan di luar eropa. Secara sederhana prinsip globalisasi adalah menghubungkan antar negara sehingga tidak lagi ada batasan, khususnya untuk pergerakan barang, modal dan jasa (tenaga).  Globalisasi membuat penduduk dari negara lain dapat mengikuti isu-isu negara lain dan menyuarakan aspirasinya. Aspirasi ini mensyaratkan program dunia dalam pengembangan atas budaya hak asasi manusia (human right culture). Hal ini menjadi keniscayaan. Dikatakan kita harus belajar menjadi warga dunia (global citizens). Manusia perlu memperlajari kepekaan untuk hidup dalam dunia multikultur. Kewargaduniaan (global citizenship) bukan bawaan genetika namun hanya dapat diper oleh melalui pendidikan dan pelatihan yang ekstensif. Oleh karena itu kita harus mulai terlebih dahulu mendidik diri kita masing­masing dan menghayatinya. Teknologi informasi dan komunikasi menjadi tantangan sekaligus tulang punggung dalam membangun masyarakat sipil dunia. Perpustakaan sebagai lembaga informasi wajib menyikapi hal tersebut, karena sejalan dengan globalisasi maka web 2.0 menekankan pada partisipasi dari pengguna internet atau web. Web 2.0 memberikan pengaruh dalam penyelenggaraan perpustakaan, atau kita kenal sebagai library 2.0. library 2.0 secara ringkas oleh Blyberg dirumuskan sebagai (koleksi+orang+kepercayaan radikal) x  partisipasi. Partisipasi menjadi kunci, artinya tanpa partisipasi dari pengguna dan pustakawan library 2.0 tidak dapat diwujudkan. Partisipasi tersebut dapat berubah pertanyaan kepada pemustaka mengenai manfaat koleksi yang dipinjamnya, aktif memberikan referensi kepada pemustaka dan kegiatan lain yang memungkinkan terjadi interaksi antara perpustakaan dan pemustaka. Pendayagunaan internet dengan baik dan benar pun menjadi isu yang perlu diperhatikan perpustakaan. Jika perpustakaan adalah pustakawannya maka perubahan menuju library 2.0 harus diawali dengan transformasi pustakawannya.

Page 1 of 1 | Total Record : 4


Filter by Year

2011 2011


Filter By Issues
All Issue Vol 30, No 1 (2023): April Vol 29, No 3 (2022): Desember Vol 29, No 2 (2022): Agustus Vol 29, No 1 (2022): April Vol 28, No 3 (2021): Desember Vol 28, No 2 (2021): Agustus Vol 28, No 1 (2021): April Vol 27, No 3 (2020): Desember Vol 27, No 2 (2020): Agustus Vol 27, No 1 (2020): April Vol 26, No 4 (2019): Desember Vol 26, No 3 (2019): September Vol 26, No 2 (2019): Juni Vol 26, No 1 (2019): Maret Vol 25, No 5 (2018): Desember -- edisi khusus Vol 25, No 4 (2018): Desember Vol 25, No 3 (2018): September Vol 25, No 2 (2018): Juni Vol 25, No 1 (2018): Maret Vol 24, No 4 (2017): Desember Vol 24, No 3 (2017): September Vol 24, No 2 (2017): Juni Vol 24, No 1 (2017): Maret Vol 23, No 2 (2016): Juni Vol 23, No 1 (2016): Maret Vol 22, No 4 (2015): Desember Vol 22, No 3 (2015): September Vol 22, No 2 (2015): Juni Vol 22, No 1 (2015): Maret Vol 21, No 3 & 4 (2014): DESEMBER Vol 21, No 2 (2014): JUNI Vol 21, No 1 (2014): Maret Vol 20, No 3 (2013): September Vol 20, No 2 (2013): Juni Vol 20, No 1 (2013): Maret Vol 19, No 4 (2012): Desember Vol 19, No 3 (2012): September Vol 19, No 2 (2012): Maret Vol 18, No 4 (2011): Desember Vol 18, No 3 (2011): September Vol 18, No 2 (2011): Juni Vol 18, No 1 (2011): Maret Vol 17, No 3&4 (2010): SEPTEMBER & DESEMBER Vol 17, No 1&2 (2010): Maret dan Juni Vol 16, No 3&4 (2009): September Vol 16, No 1&2 (2009): Maret Vol 15, No 1&2 (2008): Juni Vol 15, No 3 (2008): September Vol 14, No 3&4 (2007): Desember Vol 14, No 2 (2007): Juni Vol 14, No 1 (2007): Maret More Issue