cover
Contact Name
Yuni Astuti
Contact Email
garuda@apji.org
Phone
+6282221133459
Journal Mail Official
nanang@stikeskesdam4dip.ac.id
Editorial Address
STIKES KESDAM IV/DIPONEGORO Alamat : Jl. Hos Cokroaminoto No. 4 Semarang 50245, Telp. (024) 3550658, Email: info@stikeskesdam4dip.ac.id
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Sisthana
ISSN : 28282418     EISSN : 28282450     DOI : 10.55606
Core Subject : Health,
bidang Ilmu Kesehatan, Kedokteran, Sosial Humaniora dan Multidisiplin ilmu termasuk penelitian dasar dalam Ilmu kesehatan umum, ilmu psikologi, ilmu farmasi, keperawatan dan Kebidanan.
Articles 68 Documents
HUBUNGAN KETERGANTUNGAN ROKOK DENGAN KADAR KARBONMONOKSIDA UDARA EKSPIRASI PADA MAHASISWA AKPER KESDAM IV/DIPONEGORO SEMARANG Kodir Kodir; Tuti Anggarawati
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SISTHANA Vol. 3 No. 2 (2021): Desember : Jurnal Pengabdian Kepada Masyrakat Sisthana
Publisher : Stikes Kesdam IV/Diponegoro Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1747.979 KB) | DOI: 10.55606/pkmsisthana.v3i2.6

Abstract

Latar belakang: Merokok merupakan kebiasaan yang membahayakan kesehatan. Rokok mengandung zat nikotin yang menimbulkan efek ketergantungan serta menghasilkan karbonmonoksida yang bersifat toksik dan mengganggu sistem oksigenasi. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan ketergantungan rokok dengan kadar karbonmonoksida udara ekspirasi pada mahasiswa Akper Kesdam IV/ Diponegoro Semarang. Metode: Rancangan penelitian yang digunakan adalah deskriptif observasional dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 40 mahasiswa yang diambil dengan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat ketergantungan rokok menggunakan kuesioner Fagerstrom Test for Cigarette Dependence (FTCD), sedangkan kadar karbonmonoksida udara ekspirasi diukur dengan alat smokerlyzer. Data dianalisa dengan uji Pearson Corellation. Hasil: Hasil analisa menunjukkan terdapat hubungan signifikan antara ketergantungan rokok dengan kadar karbonmonoksida udara ekspirasi dengan p=0.042. Hasil penelitian membuktikan semakin tinggi tingkat ketergantungan rokok maka semakin tinggi kadar karbonmonoksida udara ekspirasinya. Saran : Pengukuran tingkat ketergantungan rokok dan kadar karbonmonoksida udara ekspirasi direkomendasikan sebagai data dasar pengkajian keperawatan dalam pembuatan intervensi program berhenti merokok.
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP MOTIVASI BERHENTI MEROKOK PADA MAHASISWA Kodir Kodir; Adi Yoga; Prakastiasti Saputri
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SISTHANA Vol. 3 No. 2 (2021): Desember : Jurnal Pengabdian Kepada Masyrakat Sisthana
Publisher : Stikes Kesdam IV/Diponegoro Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (976.593 KB) | DOI: 10.55606/pkmsisthana.v3i2.7

Abstract

Latar belakang: Berbagai pihak telah berupaya mempublikasikan bahaya rokok bagi kesehatan melalui berbagai media namun kebiasaan merokok masih sulit dihentikan. Perkembangan teknologi menjadikan media elektronik sebagai media yang mampu memberikan motivasi melalui media audio visual seperti video. Pendidikan kesehatan dengan media audio visual merupakan salah satu alternatif bagi penyuluh untuk memberikan informasi bahaya rokok melalui unsur suara dan gambar sehingga pesan yang ingin disampaikan lebih menarik, mudah dicerna, serta meningkatkan motivasi peserta. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh pendidikan kesehatan dengan media audio visual terhadap motivasi berhenti merokok pada mahasiswa. Metode: Rancangan penelitian yang digunakan adalah quasi experimental pretest posttest control group design. Jumlah sampel sebanyak 52 mahasiswa yang diambil dengan teknik purposive sampling dan dibagi ke kelompok intervensi (n=26) dan kontrol (n=26). Bentuk intervensi berupa pemberian pendidikan kesehatan dengan media audio visual. Instrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat motivasi berhenti merokok adalah Contemplation Ladder (CL). Data dianalisa dengan uji Mann-Whitney. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan peningkatan motivasi berhenti merokok pada kelompok intervensi sebanyak 6 skala setelah perlakuan. Hasil uji Mann-Whitney menunjukkan perbedaan bermakna tingkat motivasi berhenti merokok antara kelompok intervensi dan kontrol dengan p=0,000. Hasil penelitian membuktikan pendidikan kesehatan dengan media audio visual berpengaruh terhadap motivasi berhenti merokok pada mahasiswa. Saran : Pendidikan kesehatan dengan media audio visual direkomendasikan sebagai intervensi keperawatan dalam program berhenti merokok.
SOSIALISASI DETEKSI DINI PENYAKIT TIDAK MENULAR (DD-PTM) DALAM PENCEGAHAN KOMPLIKASI DIABETES MELLITUS DI KELURAHAN BULUSTALAN KECAMATAN SEMARANG SELATAN Ainnur Rahmanti; Mimin Indah L
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SISTHANA Vol. 3 No. 2 (2021): Desember : Jurnal Pengabdian Kepada Masyrakat Sisthana
Publisher : Stikes Kesdam IV/Diponegoro Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1183.636 KB) | DOI: 10.55606/pkmsisthana.v3i2.8

Abstract

Background The Healthy Living Community Movement (GERMAS) is a program launched by the Ministry of Health to reduce the main risks of communicable and non-communicable diseases (PTM), especially through nutritional interventions for the first 1000 days of life, improving balanced nutrition consumption patterns for the whole family, increasing regular and measurable physical activity. , improve a healthy lifestyle, improve a healthy environment and reduce cigarette and alcohol consumption. Purpose is to improve the health status of the community through early detection of non-communicable diseases (DD-PTM), especially those with diabetes mellitus. Method begins with interviews with health cadres in the Bulustalan village area, followed by early detection programs and fitness exercises. Results:. Result The health checks carried out were anthropometric measurements in the form of height, weight, abdominal circumference, blood pressure measurements and temporary blood sugar measurements. Of the 50 residents who participated in the DD-PTM implementation, as many as 24% of the residents (12 people) just found out that they had pre-diabetes mellitus, 16% (8 people) already knew that they had hypertension and diabetes mellitus, as many as 6% (3 people) ) had an abdominal circumference of more than 100 cm, 54% (27 people) were in good health. Conclusion: Early detection of non-communicable diseases is very important to prevent further complications. Keywords:
HUBUNGAN DERAJAT MEROKOK DENGAN SATURASI OKSIGEN PADA MAHASISWA AKPER KESDAM IV/ DIPONEGORO SEMARANG Kodir Kodir; Margiyati Margiyati
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SISTHANA Vol. 3 No. 2 (2021): Desember : Jurnal Pengabdian Kepada Masyrakat Sisthana
Publisher : Stikes Kesdam IV/Diponegoro Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (963.091 KB) | DOI: 10.55606/pkmsisthana.v3i2.9

Abstract

Latar belakang: Merokok telah terbukti menimbulkan berbagai gangguan kesehatan bahkan kematian, namun penikmat rokok terus meningkat. Kelompok remaja dan dewasa muda menjadi target konsumen utama rokok beranggapan merokok tidak menimbulkan efek bagi kesehatan sampai usia pertengahan. Derajat merokok seseorang mempengaruhi jumlah paparan gas karbonmonoksida (CO) dalam tubuh. CO yang menempel pada hemoglobin mengakibatkan kadar oksigen dalam tubuh menurun. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan derajat merokok dengan saturasi oksigen pada mahasiswa Akper Kesdam IV/ Diponegoro Semarang. Metode: Rancangan penelitian yang digunakan adalah deskriptif observasional dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 30 mahasiswa yang diambil dengan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan untuk mengukur derajat merokok menggunakan kuesioner yang kemudian dihitung berdasarkan Indeks Brinkman, kadar saturasi oksigen diukur dengan pulse oxymetry. Data dianalisa dengan uji Kruskal-Wallis. Hasil: Hasil uji Kruskal-Wallis menunjukkan terdapat hubungan signifikan antara derajat merokok dengan saturasi oksigen dengan p=0,000. Hasil penelitian membuktikan semakin berat derajat merokok maka semakin rendah kadar saturasi oksigennya. Saran : Pengukuran derajat merokok dan saturasi oksigen perokok direkomendasikan sebagai data dasar pengkajian keperawatan dalam pembuatan intervensi program berhenti merokok.
PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DI MASYARAKAT Novita Wulan Sari; Tuti Anggarawati
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SISTHANA Vol. 3 No. 2 (2021): Desember : Jurnal Pengabdian Kepada Masyrakat Sisthana
Publisher : Stikes Kesdam IV/Diponegoro Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (970.275 KB) | DOI: 10.55606/pkmsisthana.v3i2.10

Abstract

Latar belakang: Lansia merupakan kelompok usia 60 tahun ke atas dimana telah mengalami penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stress lingkungan. Peningkatan usia yang dialami lansia mengakibatkan penyakit degenerative seperti hipertensi. Penyakit tekanan darah tinggi ataupun hipertensi ini menyebabkan aliran darah tidak lancar, maka diperlukan suatu tindakan penanganan salah satunya adalah senam lansia. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh senam lansia terhadap derajat hipertensi pada lansia. Metode: Rancangan penelitian yang digunakan adalah quasi experimental pretest posttest control group design. Jumlah sampel sebanyak 12 lansia yang diambil dengan teknik purposive sampling dan dibagi ke kelompok intervensi (n=12) dan kontrol (n=12). Bentuk intervensi berupa pemberian senam lansia sebanyak 8 kali selama 2 bulan. Instrumen yang digunakan adalah tensimeter/sphygmomanometer air raksa atau jarum Data dianalisa dengan uji Mann-Whitney. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan hasil pengukuran derajat hipertensi pada kelompok intervensi memiliki mean pre test 156/95 dan post test 148/93. Hasil analisis dengan uji independent t pada kelompok intervensi menunjukkan nilai p=0,000 yang artinya ada perbedaan signifikan antara pre dan post test (p<?, ?=0,05). Hasil yang berbeda diperoleh pada kelompok kontrol yaitu nilai mean pre test 152/95 dan post test 152/95, nilai p=0,420 yang artinya tidak ada perbedaan signifikan antara derajat hipertensi pre dan post test (p> ?, ?=0,05). Hasil penelitian membuktikan senam lansia berpengaruh terhadap penurunan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi. Saran : senam lansia digunakan sebagai intervensi keperawatan pada lansia yang mengalami hipertensi.
PEMERIKSAAN KESEHATAN UNTUK DETEKSI DINI PTM SEBAGAI UPAYA MEWUJUDKAN PROGRAM GERMAS Kodir Kodir; Margiyati Margiyati
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SISTHANA Vol. 1 No. 1 (2019): Juni : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Sisthana
Publisher : Stikes Kesdam IV/Diponegoro Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1665.315 KB)

Abstract

Pola penyakit mengalami transisi epidemilogi yang awalnya didominasi oleh penyakit menular berubah menjadi penyakit tidak menular (PTM). WHO melaporkan tahun 2013 PTM merupakan penyebab utama kematian di dunia. Data dari Dinas Kesehatan Jawa Tengah tahun 2017 juga menyebutkan 55,76 % PTM didominasi penyakit hipertensi, peringkat ke dua diduduki Diabetes Melitus sebesar 20,57% dan sisanya PTM lainnya. Tingginya kejadian PTM ini disebabkan oleh pola hidup masyarakat yang kurang sehat, sehingga pemerintah melaksanakan tindakan pengendalian PTM dengan melibatkan seluruh komponen bangsa dalam memasyarakatkan paradigma sehat melalui GERMAS. GERMAS merupakan gerakan nasional yang mengedepankan upaya promotif dan preventif, dengan cara 1) Melakukan aktivitas fisik 30 menit per hari, 2) Mengonsumsi buah dan sayur; dan 3) Memeriksakan kesehatan secara rutin. Deteksi dini PTM melalui pemeriksaan kesehatan rutin merupakan salah satu upaya pengendalian PTM yang perlu digencarkan untuk mencegah timbulnya penyakit yang lebih lanjut karena tidak semua penyakit mempunyai gejala yang jelas dan baru diketahui setelah pemeriksaan kesehatan. Kurangnya pengetahuan masyarakat akan pentingnya pemeriksaan kesehatan dan tempat pemeriksaan kesehatan yang kurang strategis menjadikan masyarakat enggan memeriksakan diri sehingga memicu peningkatan PTM. Intervensi keperawatan yang disusun untuk mengatasi masalah pemeliharaan kesehatan tidak efektif di atas antara lain melalui pelaksaaan “Pemeriksaan Kesehatan untuk Deteksi Dini PTM sebagai Upaya Mewujudkan Program GERMAS” oleh Tim Pengabdian Masyarakat Akper Kesdam IV/Diponegoro.
PELATIHAN DOKTER KECIL DI MI NASHRUL FAJAR KELURAHAN METESEH KECAMATAN TEMBALANG SEMARANG Ainnur Rahmanti; Margiyati Margiyati; Merid Lechan TC; M. Ilham Hidayatullah; Nadea Bunga Apriliae; Rizki Hari D; Shania Nada M
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SISTHANA Vol. 1 No. 1 (2019): Juni : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Sisthana
Publisher : Stikes Kesdam IV/Diponegoro Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (605.846 KB)

Abstract

Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) memiliki tujuan untuk memandirikan seluruh komponen di sekolah untuk melakukan pencegahan dan penanganan dini pada maslah- masalah kesehatan yang mucul saat disekolah. Pada MI Nashrul Fajar Kelurahan Meteseh sudah terdapat lembaga UKS yang disediakan pihak sekolah, namun belum berjalan dan dikelola dengan baik. Hasil observasi didapatkan minimnya kegiatan di UKS maupun belum terdapatnya petugas kesehatan yang terlatih / dokter kecil di sekolah tersebut. Oleh karena itu untuk mengatasi maslah tersebut melalui musyawarah warga sekolah diputuskan untuk menggerakkan kembali kegiatan di UKS dan melatih dokter kecil. Dukungan dari semua pihak terkait dibutuhkan untuk keberlangsungan pengelolaan, pembinaan dan pengembangan UKS. Program dokter kecil merupakan upaya pendekatan edukatif dalam rangka mewujudkan perilaku sehat antara lain perilaku kebersihan perorangan, dimana anak didik dilibatkan dan diaktifkan sebagai pelaksananya. Tujuan dokter kecil meningkatkan partisipasi siswa dalam program UKS, agar siswa dapat menjadi penggerak perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah, di rumah dan dilingkungannya dan siswa dapat menolong dirinya sendiri, sesama siswa dan orang lain untuk hidup sehat.
DETEKSI DINI KESEHATAN JIWA DI AKPER KESDAM IV / DIPONEGORO SEMARANG Nanang Khosim; Tuti Anggarawati; Edo Japung; Hajar Fikri; Kistia Rita; Wisnu Wisnu; Tria Friska
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SISTHANA Vol. 1 No. 1 (2019): Juni : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Sisthana
Publisher : Stikes Kesdam IV/Diponegoro Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (565.796 KB)

Abstract

Gangguan jiwa merupakan suatu kondisi ketidakwajaran seseorang dalam bertingkah laku, yang dapat terjadi karena menurunnya fungsi kejiwaan yang menyebabkan penyimpangan perilaku akibat distorsi emosi. Salah satu bentuk gangguan jiwa dapat berupa depresi. Depresi merupakan suatu gangguan alam perasaan (mood) yang dapat ditandai dengan tidak adanya harapan, patah hati, perasaan tidak berdaya, ketidakmampuan dalam mengambil kepututusan atau untuk memulai suatu kegiatan, tidak mampu berkonsentrasi, semangat hidup memudar, tegang, dan selalau ingin bunuh diri. Depresi dapat terjadi akibat dari ketidakmampuan psikologis untuk beradaptasi dengan kondisi tertentu, seperti lingkungan yang baru. Mahasiswa baru di Akper Kesdam IV/Diponegoro, dituntut untuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru, sehingga dapat digolongkan ke dalam seseorang dengan risiko terjadinya depresi. Dalam deteksi dini kesehatan jiwa mahasiswa baru Akper Kesdam IV/Diponegoro ini diperoleh hasil bahwa sebagian besar mahasiswa dalam kondisi wajar sesuai dengan Skala Depresi Beck, dan hanya sebesar 3,84% mahasiswa berada dalam batas klinis depresi. Dapat disarankan bagi mahasiswa yang berada dalam batas klini sdepresi untuk diberikan terapi atau bimbingan konseling kejiwaan. Agar tidak mengarah ke depresi yang lebih berat.
KOMBINASI SELF-HELP GROUP (SHG) DAN SELF-HYPNOSIS DALAM PERAWATAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA RW XVIII KELURAHAN METESEH KOTA SEMARANG Novita Wulan Sari; Margiyati; Arya Adi Cahyono; Doni Eko Setiawan; Grenada Nabella Putri; Isna Nur Rochmawatun; Ratih Ajeng Ningrum
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SISTHANA Vol. 1 No. 1 (2019): Juni : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Sisthana
Publisher : Stikes Kesdam IV/Diponegoro Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1188.907 KB)

Abstract

Hipertensi merupakan penyakit yang sering ditemukan pada lansia dengan umur di atas 60 tahun. Hipertensi terjadi dikarenakan kekakuan pada arteri hingga akhirnya tekanan darah cenderung tinggi. Populasi orang dewasa di dunia sekitar 25% terkena hipertensi dan akan cenderung meningkat 29% pada tahun 2025. Prevalensi hipertensi bahkan lebih tinggi di beberapa negara berkembang. Kurangnya kepedulian warga serta ketidakmauan lansia dalam memeriksakan tekanan darahnya membuat sebagian besar lansia tidak menyadari betapa pentingnya pemeriksaan tekanan darah secara dini. Data pengkajian di RW XVIII Kelurahan Meteseh menunjukkan bahwa lansia di daerah tersebut kurang kesadaran dalam memeriksakan tekanan darahnya. Data laian menunjukkan bahwa beberapa lansia di wilayah tersebut masih mengkonsumsi makanan tinggi lemak, asin, kurang aktivitas. Beberapa lansia juga mengalami obesitas serta stress. Intervensi keperawatan dilaksanakan untuk mengatasi masalah defisiensi kesehatan komunitas lansia di atas diantaranya melalui kegiatan “Kombinasi Self-Help Group (SHG) dan Self-Hypnosis dalam Perawatan Hipertensi pada Lansia” oleh Tim Pengabdian Masyarakat Akper Kesdam IV/Diponegoro.
PENYULUHAN KESEHATAN PERSIAPAN MENARCHE DI SDN METESEH KECAMATAN TEMBALANG SEMARANG Yuni Astuti; Erni Suprapti; Apriliya Dwi S; Badriyatul Khasanah; Dina Farkhana; Inas Shafa; Kristiyana Yeni
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SISTHANA Vol. 1 No. 1 (2019): Juni : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Sisthana
Publisher : Stikes Kesdam IV/Diponegoro Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (532.713 KB)

Abstract

Anak remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa. Perkembangan yang mencolok pada masa remaja usia 10 sampai 19 tahun adalah terjadinya kematangan identitas seksual dan perkembangan organ reproduksi untuk memasuki masa dewasa (Supartini, 2012). Perubahan terpenting yang terjadi pada remaja perempuan adalah haid pertama kali (menarche). Menarche dianggap sebagai tanda kedewasaan pada remaja perempuan di beberapa daerah, sehingga mereka dianggap sudah mampu melakukan tugas sebagai seorang wanita. Santrock (2010), menyimpulkan bahwa anak perempuan yang mengalami menarche akan mengalami kondisi psikologis seperti cemas, stres, takut dan beresiko mengalami depresi karena terjadi perubahan fisik setelah menarche. Salah satu cara menghadapi hal tersebut dengan meningkatkan pengetahuan anak melalui pendidikan kesehatan di sekolahan mengenai menarche. Sekolah merupakan tempat yang paling tepat untuk melakukan pendidikan kesehatan karena sekolah merupakan lingkungan terdekat anak setelah lingkungan keluarganya. Sekolah dapat menjadi langkah strategis dalam upaya peningkatan kesehatan pada anak usia sekolah