cover
Contact Name
Heri Setiyo Bekti
Contact Email
ejournalskalahusada@gmail.com
Phone
+6281703709024
Journal Mail Official
ejournalskalahusada@gmail.com
Editorial Address
Jalan Sanitasi No.1 Sidakarya 80224 Denpasar, Bali - Indonesia
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
JURNAL SKALA HUSADA: THE JOURNAL OF HEALTH
ISSN : 1693931X     EISSN : 25803700     DOI : https://doi.org/10.33992/jsh:tjoh
Core Subject : Health,
Jurnal Skala Husada merupakan media publikasi karya ilmiah para dosen di lingkungan Politeknik Kesehatan yang ada di Indonesia, khususnya karya ilmiah di bidang teknologi kesehatan. Jurnal Skala Husada terbit setiap 6 bulan, atau terbit 2 kali dalam setahun.
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 19, No 1 (2022): Jurnal Skala Husada: The Journal of Health" : 6 Documents clear
Perbedaan Derajat Aglutinasi Pemeriksaan Golongan Darah Metode Cell Grouping Berdasarkan Tingkat Konsentrasi Suspensi Sel 5%, 10%, dan 40% Putu Talia Jayanti; I Gusti Agung Dewi Sarihati; I Gede Sudarmanto; I Gusti Ayu Sri Dhyanaputri
Jurnal Skala Husada : The Journal of Health Vol 19, No 1 (2022): Jurnal Skala Husada: The Journal of Health
Publisher : Poltekkes Kemenkes Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (148.601 KB) | DOI: 10.33992/jsh:tjoh.v19i1.1947

Abstract

ABSTRACTExamination of ABO blood type method with cell grouping technique is to check blood cell antigen by adding anti-A, anti-B and anti-D. The strength or reaction power of agglutination produced in blood group examination is influenced by the ability of bonded antibodies or react with antigens The purpose of this study is to know the difference in the degree of agglutination of blood grouping method examination by tube test method based on the concentration level of cell supensi 5%, 10% and 40%. The research subjects used in this study were donors with blood group B, namely as many as 10 blood samples on tubes with anticoagulants EDTA used for blood screening after blood donation. On the examination of the degree of agglutination of blood group examination that has been done using cell suspension 5%, 10% and 40% obtained results where the entire examination produced a positive result 4 where found the results of one large clot with clear fluid around it. From the research that has been done, it can be concluded that there is no difference in the degree of agglutination of blood group examination using cell suspension concentrations of 5%, 10% and 40%.ABSTRAKPemeriksaan metode golongan darah ABO dengan teknik cell grouping adalah memeriksa antigen sel darah dengan cara menambahkan anti-A, anti-B dan anti-D. Kekuatan atau daya reaksi aglutinasi yang dihasilkan pada pemeriksaan golongan darah dipengaruhi oleh kemampuan dari antibodi berikatan atau bereaksi dengan antigen Tujuan penelitian ini adalah mengetahui adanya perbedaan derajat aglutinasi pemeriksaan golongan darah metode cell grouping dengan metode tube test berdasarkan tingkat konsentrasi supensi sel 5 %, 10 % dan 40 %. Subyek penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah pendonor dengan golongan darah B yakni sebanyak 10 sampel darah pada tabung dengan antikoagulan EDTA yang digunakan untuk screening darah setelah melakukan donor darah. Pada pemeriksaan derajat aglutinasi pemeriksaan golongan darah yang sudah dilakukan dengan menggunakan suspensi sel 5%, 10% dan 40% diperoleh hasil dimana seluruh pemeriksaan menghasilkan hasil positif 4 dimana ditemukan hasil satu gumpalan besar dengan cairan jernih disekitarnya. Dari penelitian yang sudah dilakukan dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan derajat aglutinasi pemeriksaan golongan darah menggunakan konsentrasi suspensi sel 5%, 10% dan 40%.
Uji Aktivitas Antibakteri Cuka Apel Terhadap Bakteri Salmonella Paratyphi A I Gusti Ayu Made Wulan Diantari; Heri Setiyo Bekti; Cokorda Dewi Widhya Hana Sundari
Jurnal Skala Husada : The Journal of Health Vol 19, No 1 (2022): Jurnal Skala Husada: The Journal of Health
Publisher : Poltekkes Kemenkes Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (159.251 KB) | DOI: 10.33992/jsh:tjoh.v19i1.1944

Abstract

ABSTRACTSalmonella paratyphi A causes enteric fever, which is paratyphic fever which attacks the intestines and is acute. Apple cider vinegar contains acetic acid, apple cider vinegar contains organic acids, namely acetic acid and amino acids, flavonoids, polyphenols, pectins and it’s also rich of vitamins and minerals. The acetic acid content of apple cider vinegar acts as an antimicrobial. The objective of the research was to determine the concentration of apple cider vinegar which was effective in inhibiting the growth of Salmonella paratyphi A bacteria. The type of research used was true experiment using posttest only control group design. The results obtained are apple vinegar can inhibit the growth of Salmonella paratyphi A bacteria with the result that the inhibition zone diameter at a concentration of 15% is 8,8 mm, 20% is 11,22 mm, 25% is 11,92 mm, and 30% is 13,05 mm, whereas in the positive control group it was obtained 29,95 mm and the negative control group was 0 mm or no inhibition zone is formed. The different test using Kruskal Wallis resulted in a value of sig (p) (0.05) so it indicated that there were differences in the inhibition zone for the growth of Salmonella paratyphi A bacteria against various concentrations of apple cider vinegar. It was concluded that there was an antibacterial activity of apple cider vinegar against the growth of Salmonella paratyphi A bacteria and the effective concentration that could inhibit the growth of Salmonella paratyphi A bacteria was at 30% concentration.ABSTRAKSalmonella paratyphi A menyebabkan demam enterik yaitu demam paratifus yang menyerang usus dan bersifat akut. Cuka apel memiliki kandungan asam asetat, Cuka sari apel memiliki kandungan asam organik yaitu asam asetat dan asam amino, flavonoid, polifenol, pektin serta kaya vitamin dan mineral. Kandungan asam asetat yang dimiliki cuka sari apel bertindak sebagai antimikroba. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui konsentrasi cuka apel yang efektif untuk menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella paratyphi A. Jenis penelitian yang digunakan adalah true experiment dengan menggunakan rancangan posttest only control group design. Uji daya hambat antibakteri dengan menggunakan empat macam konsentrasi yaitu 15%, 20%, 25%, dan 30%. Sedangkan kontrol kerja yang digunakan adalah Kloramfenikol 30 µg sebagai kontrol positif dan aquadest steril sebagai kontrol negatif. Hasil yang didapatkan adalah cuka apel dapat menghambat pertumbuhan dari bakteri Salmonella paratyphi A dengan hasil diameter zona hambat pada konsentrasi 15% sebesar 8,8 mm, 20% sebesar 11,22 mm, 25% sebesar 11,92 mm, dan 30% sebesar 13,05 mm, sedangkan pada kelompok kontrol positif didapatkan sebesar 29,95 mm dan kontrol negatif sebesar 0 mm. Uji beda dengan uji Kruskal Wallis memperoleh hasil nilai sig (p) (0,05) sehingga menunjukkan adanya perbedaan zona hambat pertumbuhan bakteri Salmonella paratyphi A terhadap berbegai konsentrasi dari cuka apel. disimpulkan bahwa ada aktivitas antibakteri cuka apel terhadap pertumbuhan bakteri Salmonella paratyphi A dan konsentrasi efektif yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella paratyphi A adalah konsentrasi 30%.
Perbedaan Total Fenol Air Rebusan Akar Alang-alang dalam Berbagai Waktu Perebusan I Gusti Ayu Sri Dhyanaputri; Ni Luh Putu Yuni Widianingsih; I Wayan Karta; I Gusti Agung Dewi Sarihati
Jurnal Skala Husada : The Journal of Health Vol 19, No 1 (2022): Jurnal Skala Husada: The Journal of Health
Publisher : Poltekkes Kemenkes Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (186.414 KB) | DOI: 10.33992/jsh:tjoh.v19i1.1992

Abstract

ABSTRACTCogongrass roots are known to have some metabolite content, which one is polyphenols. Cogongrass roots are often used as medicine for several diseases such as bloody urine, gonorrhea, vomiting blood, nosebleeds, acute hepatitis, acute renal inflammation, also hypertension. Usually, cogongrass roots were boiled before being used as a medicine. This study aimed to determine the difference in total phenol content in boiled water of cogongrass roots that were boiled at various times. This study was a pre-experiment with the one-shot case study design. The cogongrass roots were boiled for 5, 15, and 30 minutes. This study showed that the average total phenolic content that boiled in 5 minutes is 169,3 mg/L GAE, 15 minutes is 173,1 mg/L GAE, and 30 minutes is 177,2 mg/L GAE. The One Way ANOVA test showed a difference in total phenol content in boiled water of cogongrass roots at various boiling times. The Least Significant Difference (LSD) test showed a significant difference in total phenol content at each boiling time.  This study concludes that there is a difference in total phenol content in boiled water of cogongrass roots based on boiling time.ABSTRAKAkar alang-alang diketahui memiliki beberapa kandungan metabolit, salah satunya adalah polifenol. Akar alang-alang sering digunakan sebagai obat beberapa penyakit seperti kencing berdarah, kencing nanah, muntah darah, mimisan, hepatitis akut, radang ginjal akut, juga hipertensi. Biasanya akar alang-alang direbus sebelum digunakan sebagai obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kadar fenol total pada air rebusan akar alang-alang yang direbus pada berbagai waktu. Penelitian ini merupakan penelitian pra-eksperimen dengan desain studi kasus one-shot. Akar alang-alang direbus selama 5, 15, dan 30 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kadar fenolik total yang direbus dalam 5 menit adalah 169,3 mg/L GAE, 15 menit adalah 173,1 mg/L GAE, dan 30 menit adalah 177,2 mg/L GAE. Uji One Way ANOVA menunjukkan adanya perbedaan kandungan total fenol dalam air rebusan akar alang-alang pada berbagai waktu perebusan. Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) menunjukkan adanya perbedaan kadar fenol total yang nyata pada setiap waktu perebusan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan kadar fenol total pada air rebusan akar alang-alang berdasarkan waktu perebusan.
Perbedaan Kualitas Cairan Eco Enzyme Berbahan Dasar Kulit Jeruk, Kulit Mangga Dan Kulit Apel I Gusti Ngurah Bagus Surya Dwi Putra; I Nyoman Gede Suyasa
Jurnal Skala Husada : The Journal of Health Vol 19, No 1 (2022): Jurnal Skala Husada: The Journal of Health
Publisher : Poltekkes Kemenkes Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (208.904 KB) | DOI: 10.33992/jsh:tjoh.v19i1.1847

Abstract

ABSTRACTThe waste problem is a problem that has not been well resolved in Indonesia. Organic waste such as fruit and vegetable waste can be used as an eco-enzyme ingredient. The purpose of this study was to determine the quality of eco-enzyme from orange peel, mango peel and apple peel. The method in this study is a quasi-experimental method with a Posttest Only Design (One Shot Case Study). The results of the research in measuring the pH of eco enzyme meet good standards in the manufacture of eco enzyme. The results of the eco-enzyme color measurement were obtained by the respondents, namely the orange and mango skins were brown and the apple skins were yellowish. The results of the measurement of eco enzyme aroma were obtained by respondents, namely for orange and mango peels the smell of fresh acid and apple peels that smelled slightly of vinegar. In the One Way ANOVA test, there is a difference in the measurement of the pH of the eco enzyme in each sample. There is a difference in measuring the color of the eco enzyme in each sample. In the measurement of aroma there is a difference in the measurement of eco enzyme in each sample. ABSTRAKMasalah sampah merupakan masalah yang belum terselesaikan dengan baik di Indonesia. Sampah organik seperti sampah buah dan sayur dapat dimanfaatkan sebagai bahan eco-enzyme. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas eko-enzim dari kulit jeruk, kulit mangga dan kulit apel. Metode dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen dengan Posttest Only Design (One Shot Case Study). Hasil penelitian pengukuran pH eco enzyme memenuhi standar yang baik dalam pembuatan eco enzyme. Hasil pengukuran warna eco-enzyme yang diperoleh responden yaitu kulit jeruk dan mangga berwarna coklat dan kulit apel berwarna kekuningan. Hasil pengukuran aroma eco enzyme diperoleh responden yaitu untuk kulit jeruk dan mangga bau asam segar dan kulit apel yang sedikit berbau cuka. Pada uji One Way ANOVA terdapat perbedaan pengukuran pH ecoenzim pada masing-masing sampel. Terdapat perbedaan pengukuran warna eco enzyme pada setiap sampel. Pada pengukuran aroma terdapat perbedaan pengukuran eco enzyme pada setiap sampel.
Peranan Kader Kesehatan Dalam Pencegahan Penyakit Chikungunya Di Wilayah Kerja Puskesmas Dawan I Kecamatan Dawan Kabupaten Klungkung Anysiah Elly Yulianti; Ni Ketut Rusminingsih
Jurnal Skala Husada : The Journal of Health Vol 19, No 1 (2022): Jurnal Skala Husada: The Journal of Health
Publisher : Poltekkes Kemenkes Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (204.624 KB) | DOI: 10.33992/jsh:tjoh.v19i1.1945

Abstract

ABSTRACTChikungunya comes from the Swahili language which means "People who walk and bend their knees", due to severe joint pain (arthralgia) especially in the knees, ankles, joints of the hands and feet. Symptoms this disease are sudden fever that reaches 39°C,  especially the knees, ankles, toes and fingers, and spine accompanied by a rash (red spots) on the skin, headache, conjunctival injection and photophobia. Data from Health center I Kusamba Dawan Klungkung 2014 there were 285 cases of chikungunya disease. Purpose the study was to determine internal and external factors related to the role of health cadres in preventing chikungunya disease in the Dawan I Health Center Work Area, Dawan District, Klungkung Regency. Research was conducted in descriptive analytic form with a cross sectional design. Data was processed descriptively using frequency tabulation and cross tabulation and analytically using the Chi-Square test. Results of the multivariate binary logistic regression test, internal factors consisting of knowledge and attitudes of health cadres did not play a role in preventing chikungunya disease in the working area of the Dawan I Health Center. Training and assistance needed to be carried out to increase the knowledge of officers about prevention and control of chikungunya disease.ABSTRAKChikungunya berasal dari bahasa suku Swahili yang berarti “Orang yang jalannya membungkuk dan menekuk lututnya”, akibat nyeri sendi hebat (arthralgia) terutama di lutut, pergelangan kaki, sendi tangan dan kaki. Gejala penyakit ini yaitu demam mendadak yang mencapai 39°C, nyeri pada sendi, terutama sendi lutut, pergelangan kaki, jari kaki dan jari, dan tulang belakang yang disertai dengan ruam (bintik-bintik kemerahan) pada kulit, sakit kepala, injeksi konjungtiva dan fotofobia. Data Puskesmas I Kusamba Dawan Klungkung tahun 2014 terjadi 285 kasus penyakit chikungunya. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor internal dan eksternal yang berhubungan dengan peranan kader kesehatan dalam pencegahan penyakit chikungunya di Wilayah Kerja Puskesmas Dawan I Kecamatan Dawan Kabupaten Klungkung. Penelitian ini dilakukan dalam bentuk deskriptif analitik dengan desain cross sectional. Data tersebut diolah secara deskriptif menggunakan tabulasi frekuensi dan tabulasi silang serta secara analitik dengan uji Chi-Square. Berdasarkan hasil uji regression binary logistic secara multivariat faktor internal yang terdiri dari pengetahuan dan sikap pada kader kesehatan ternyata tidak berperan dalam pencegahan penyakit chikungunya di wilayah kerja Puskesmas Dawan I. Perlu dilakukanpelatihan dan pendampingan untuk meningkatan pengetahuan petugas tentang upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit chikungunya.
Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Tentang Stimulasi Perkembangan Anak Usia 12-36 Bulan Menurut Buku Kesehatan Ibu dan Anak I Gusti Ayu Sri Yuliani Dewi; Ni Ketut Somoyani; Ni Nyoman Budiani
Jurnal Skala Husada : The Journal of Health Vol 19, No 1 (2022): Jurnal Skala Husada: The Journal of Health
Publisher : Poltekkes Kemenkes Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (188.42 KB) | DOI: 10.33992/jsh:tjoh.v19i1.1946

Abstract

ABSTRACTStimulation of child development is one way to prevent developmental delays, in 2021 in Tumbu village it was recorded that 4,95% of children had developmental disorders and the lowest coverage of child development stimulation was 51,93%. The purpse of this study was to prove the relationship between knowledge and mother’s attitude about stimulating the development of children aged 12-36 months according to the MCH handbook. The place chosen as the research site is Tumbu village. The research method used is correlational analytic with cross sectional approach. The sample consist of 42 respondents and data collection using a questionnaire. The result of the study showed that the knowledge variable was 69,29% (enough category), while the results of the attitude variable research showed 67,82% (strong category). The results showed that there was a relationship between knowledge and mother’s attitude about stimulating the developmental of children aged 12-36 months according to the MCH handbook with a p value of 0,048 ( 0,05), which means that it has a fairly strong relationship with the direction of a positive relationship. It is hoped that the Puskesmas will continue to carry out counseling and provide information and choose media and counseling methods according to the characteristics of the target so that the information provided is easy to understand.ABSTRAKStimulasi perkembangan anak merupakan salah satu cara untuk mencegah keterlambatan perkembangan, Tahun 2020 di desa Tumbu tercatat 4,95% anak mengalami gangguan perkembangan dan cakupan stimulasi perkembangan anak terendah yaitu 51,93%. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan hubungan pengetahuan dengan sikap ibu tentang stimulasi perkembangan anak usia 12-36 bulan menurut buku KIA. Tempat yang dipilih sebagai tempat penelitian adalah desa Tumbu. Metode penelitian yang digunakan analitik korelasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel terdiri dari 42 responden dan pengambilan data menggunakan kuesioner. Hasil penelitian didapatkan variabel pengetahuan 69,29% (kategori cukup), sedangkan hasil penelitian variabel sikap menunjukkan 67,28% (kategori kuat). Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara pengetahuan dengan sikap ibu tentang stimulasi perkembangan anak usia 12-36 bulan menurut buku KIA dengan nilai p value 0,048 ( 0,05), yang artinya memiliki hubungan yang cukup kuat dengan arah hubungan positif. Diharapkan bagi Puskesmas untuk tetap melaksanakan penyuluhan maupun pemberian informasi dan memilih media dan metoda penyuluhan sesuai karakteristik sasaran sehingga informasi yang diberikan mudah dipahami.

Page 1 of 1 | Total Record : 6