cover
Contact Name
NI NYOMAN MESTRI AGUSTINI
Contact Email
nyoman.mestri@undiksha.ac.id
Phone
+6281933048631
Journal Mail Official
nyoman.mestri@undiksha.ac.id
Editorial Address
Jalan Udayana no 11 Singaraja Bali
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
GANESHA MEDICINA
ISSN : -     EISSN : 27978672     DOI : -
Core Subject : Health,
Ganesha Medicina Journal is open access; double-blinded peer-reviewed journal aiming to communicate high-quality research articles, case report, reviews and general articles in the field. Ganesha Medicina Journal publish articles that encompass all aspects of basic research/clinical studies related to the field of medical sciences. The Journal aims to bridge and integrate the intellectual, methodological, and substantive diversity of medical scholarship, and to encourage a vigorous dialogue between medical scholars and practitioners.
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol. 1 No. 1 (2021)" : 6 Documents clear
INFEKSI PADA VAGINA (VAGINITIS) Luh Putu Prihandini Utami; Ni Putu Dewi Sri Wahyuni
Ganesha Medicina Vol. 1 No. 1 (2021)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (401.358 KB) | DOI: 10.23887/gm.v1i1.31698

Abstract

Infeksi pada vagina sering dikenal dengan istilah vaginitis. Penyebab vaginitis, 70% diantaranya disebabkan oleh bakterial vaginosis, candidiasis, dan trikomoniasis. Sedangkan sisanya 30% dapat disebabkan oleh faktor lain seperti penurunan estrogen. Vaginitis terjadi pada wanita yang telah memasuki fase pubertas maupun akan memasuki fase menopause dengan faktor resiko berupa kurangnya higenitas, hubungan seksual tanpa pengaman dengan banyak pasangan, penyakit menular seksual, dan lainnya. Gejala dan ciri khas masing-masing tipe vaginitis dapat dibedakan berdasarkan gambaran discharge yang dihasilkan serta kondisi fisik dari vagina. Dalam menentukan diagnosis dari vaginitis dapat dilakukan pemeriksaan penunjang berupa pengukuran pH vagina, kriteria amsel, whiff test, dan mikroskopi menggunakan KOH dan saline. Pengobatan vaginitis dapat dilakukan dengan pemberian obat topical ataupun sistemik sesuai dengan tipe penyebab vaginitis. Penyakit infeksi vagina ini tidak sampai menyebabkan kematian. Namun apabila tidak ditangani dengan tepat dapat menimbulkan komplikasi, berupa radang panggul, servisitis mukopurulent, selusitis vagina, kemudian apabila dialami oleh ibu hamil dapat menyebabkan keguguran, ketuban pecah dini, kelahiran premature, korioamnionitis, dan infeksi cairan ketuban. Prognosis pada penyakit vaginitis ini umumnya baik dan hampir semua dapat disembuhkan, namun yang patut diwaspadai adalah vaginitis yang berulang atau recurrent karena dapat menyebabkan komplikasi. Pencegahan vaginitis dapat dilakukan dengan tindakan menjaga higenitas vagina serta penggunaan pengaman saat berhubungan seksual. Kata kunci: Vaginitis, Gejala, Tatalaksana
KEHAMILAN EKTOPIK Kadek Resa Widiasari; Ni Made Sri Dewi Lestari
Ganesha Medicina Vol. 1 No. 1 (2021)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (442.664 KB) | DOI: 10.23887/gm.v1i1.31699

Abstract

Kehamilan ektopik merupakan suatu kehamilan yang terjadi di luar endometrium kavum uteri. Tujuan pembuatan artikel ini untuk mengetahui definisi, faktor risiko, tanda dan gejala, cara mendiagnosis, dan tatalaksana dari kehamilan ektopik sehingga dapat menghindari komplikasi yang mungkin terjadi. Berbagai faktor risiko kehamilan ektopik yaitu pernah mengalami kehamilan ektopik sebelumnya, operasi panggul sebelumnya, penggunaan alat kontrasepsi, riwayat penyakit radang panggul, dan merokok pada saat pembuahan. Kehamilan ektopik ini dapat diklasifikasikan berdasarkan tempatnya menempel dan paling sering terjadi di tuba fallopi khususnya bagian ampula dan diikuti oleh isthmus. Biasanya penderita tidak mengalami gejala yang khas, mirip seperti ibu hamil muda normal, tetapi terdapat trias gejala klinis kehamilan ektopik yaitu amenorea, nyeri abdomen, dan perdarahan pervaginam. Untuk mendiagnosis kehamilan ektopik diperlukan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang yang tepat. Tatalaksana yang dapat diberikan yaitu terapi medis dengan methotrexate, terapi expectant, dan terapi pembedahan yang terdiri atas laparoskopi, laparotomi, salpingotomi, dan salpingektomi yang dilakukan sesuai dengan indikasinya masing-masing dan yang paling sering dilakukan adalah laparotomi. Kehamilan ektopik tidak dapat dicegah tetapi komplikasi serius dapat dihindari dengan diagnosis dan perawatan dini serta faktor risikonya dapat dikurangi. Kata kunci: kehamilah ektopik, laparotomi, terapi expectant, methotrexate
DIAGNOSIS DAN PENATALAKSANAAN HEMOROID Kadek Helen Yustika Pradiantini; I Gede Surya Dinata
Ganesha Medicina Vol. 1 No. 1 (2021)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (267.539 KB) | DOI: 10.23887/gm.v1i1.31704

Abstract

Hemoroid merupakan jaringan normal yang terdapat pada semua orang. Hemoroid terdiri dari pleksus arteri-vena yang berfungsi sebagai katup dalam saluran anus untuk membantu sistem sfingter anus, mencegah inkontinensia flatus dan cairan. Bila hemoroid menyebabkan suatu keluhan seperti rasa tidak nyaman, gatal pada anus atau bahkan perdarahan lewat anus, maka perlu diperhatikan dan ditangani lebih lanjut. Hemoroid dapat diklasifikasikan menjadi hemoroid interna dan hemoroid eksterna. Penyebab dari hemoroid belum diketahui secara pasti, tetapi ada hal-hal paling umum yang diduga dapat memicu terjadinya hemoroid, yaitu, mengejan terlalu keras saat proses defekasi, kehamilan, asites dan faktor usia. Untuk menegakkan diagnosis hemoroid dibutuhkan pemeriksaan penunjang yang mendukung. Hemoroid merupakan kondisi yang sangat umum dan mempengaruhi sekitar 10 juta orang per tahun. Satu studi memperkirakan bahwa lebih dari 50% populasi AS yang berusia di atas 50 tahun memiliki pengalaman tentang penyakit hemoroid. Dari beberapa penelitian yang dilakukan, orang yang lebih sering menderita hemoroid berjenis kelamin laki-laki dan puncak terjadinya hemoroid berada pada usia 35 sampai 65 tahun dan jarang terjadi pada usia dibawah 20 tahun.  Meskipun hemoroid tidak mengancam jiwa, tetapi penyakit ini sangat berpotensi mengurangi kualitas hidup seseorang. Tatalaksana untuk hemoroid tergantung dari derajat keparahan hemoroid itu sendiri. Terapi untuk hemoroid dapat berupa terapi konservatif, terapi non bedah dan terapi bedah. Kata kunci: Hemoroid, Gejala, Klasifikasi, Tatalaksana.
DIET DIVERTIKULITIS Dewa Ayu Ari Dwiyanti; Putu Adi Suputra
Ganesha Medicina Vol. 1 No. 1 (2021)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (396.857 KB) | DOI: 10.23887/gm.v1i1.31707

Abstract

Divertikulitis adalah peradangan pada divertikula ( kantong kecil yang menonjol yang dapat terbentuk di lapisan sistem pencernaan,terutama di usus besar) dan merupakan komplikasi penting dari penyakit divertikular. Patofisiologi dari divertikulitis adalah penyumbatan kantung divertikulum oleh fecalith, yang dengan iritasi pada mukosa menyebabkan peradangan tingkat rendah, kemacetan dan obstruksi lebih lanjut. Divertikulitis dapat dibedakan menjadi dua yaitu divertikulitis tidak rumit dan divertikultis rumit. Diverikulitis ini memiliki gejala seperti mual, muntah , nyeri abdomen, konstipasi, Kelemahan dan keletihan. Pengobatan divertikulitis dilakukan sesuai dengan tergantung pada seberapa parah kondisi yang dialami. Jika divertikulitis yang dialami berat atau rumit maka diperlukan penanganan reseksi bedah, sedangkan divertikulitis ringan atau tidak rumit dimana belum mengalami komplikasi dapat diberikan pengobatan antibiotik ataupun modifikasi diet. Modifikasi diet contohnya diet tinggi serat untuk mengoptimalkan pergerakan usus mereka, namun ini disarankan  setelah episode akut telah diselesaikan dan diet FODMAP (Fermentable, Oligo, Disakarida, Monosakarida, serta Poliol) yang rendah dapat membantu mencegah terulangnya divertikulitis. Diet tinggi serat adalah modifikasi dari susunan makanan biasa dengan menambah bahan pangan yang banyak mengandung serat pangan, sedangkan FODMAP (Fermentable, Oligosakarida, Disakarida, Monosakarida, serta Poliol), adalah kelompok heterogen dari karbohidrat dan poliol rantai pendek yang sangat mudah difermentasi tetapi kurang terserap. Kata kunci: Divertikulitis, Diet Tinggi Serat, dan Diet Rendah FODMAP
PENURUNAN FUNGSI KOGNITIF AKIBAT DIABETES MELITUS Putu Enrico Pramana Okaniawan; Ni Nyoman Mestri Agustini
Ganesha Medicina Vol. 1 No. 1 (2021)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (198.174 KB) | DOI: 10.23887/gm.v1i1.31708

Abstract

Penyakit diabetes melitus merupakan suatu golongan penyakit sistemik yang merupakan penyakit yang dapat mempengaruhi seluruh tubuh. Berdasarkan studi neuroimaging dan neuropatologis, diabetes melitus rupanya terlibat dalam proses degenerasi saraf. Etiologi dari penurunan kemampuan kognitif ialah beberapa penyakit degeneratif seperti alzheimer. Faktor resiko dari penurunan kemampuan kognitif akibat diabetes ialah kejadian berulang episode hipoglikemia, pasien dengan manifestasi mikrovaskular (seperti diabetic retinopathy) atau penyakit makrovaskular (seperti infark atau stroke miokard), resistensi insulin, peradangan, dan depresi. Penyakit ini dapat mempengaruhi kognitif melalui gangguan pada pembuluh darah otak. Efek DMT1 terhadap gangguan kognitif dapat terjadi pada anak serta efek DMT2 dapat meningkatkan resiko gangguan kognitif ringan menjadi demensia. Saat ini belum ada teknik diagnosis dan tatalaksana yang terbaik, namun sejumlah penelitian klinis telah menyoroti potensi Traditional Chinese Medicine dalam proses tatalaksana ini Kata kunci: Diabetes Melitus, Kognitif, Memori
POSTPARTUM HEMORRHAGE: KEGAWATDARURATAN DALAM PERSALINAN IBU HAMIL Ni Putu Narithya Julieta; Made Kurnia Widiastuti Giri
Ganesha Medicina Vol. 1 No. 1 (2021)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (298.517 KB) | DOI: 10.23887/gm.v1i1.31709

Abstract

Postpartum hemorrhage merupakan penyebab kematian tertinggi pada ibu hamil utamanya pada negara berkembang. Hal ini disebabkan oleh berbagai kondisi yang di kelompokkan dalam 4T yaitu tone, tissue, trauma, dan trombosis namun atoni uteri yang termasuk dalam kelompok tone menempati posisi teratas. Tingginya angka kematian di negara berkembang memiliki korelasi dengan penatalaksanaan manajemen aktif kala tika. Ketersediaan oksitosin dan uterotonikyang terbatas di berbagai wilayah menyebabkan manajemen aktif kala tiga tidak bisa dilakukan, hal ini berpotensi tinggi berujung pada postpartum hemorrhage. Di lain sisi, aspek kultur budaya, sosial, ekonomi, dan tingkat pendidikan dari masyarakat juga mempengaruhi tingkat mortalitas dari postpartum hemorrhage. Postpartum hemorrhage terjadi dengan cepat dan tak terprediksi sehingga klinisi harus segera menyadari saat hal ini terjadi. Hingga saat ini belum ada algoritma tatalaksana yang pasti terkait pencegahan postpartum hemorrhage namun kunci dari keberhasilan penanganan adalah identifikasi penyebab perdarahan yang akurat dan cepat. Identifikasi dari postpartum hemorrhage dapat dilakukan dengan Obstetric Shock Index (OSI), sistem pengukuran menggunakan Quantitative Blood Loss (QBL), dan The Rule of 30. Penatalaksanaan terkait postpartum hemorrhage disesuaikan dengan kondisi dari ibu saat persalinan dan juga tahapan persalinan. Pasien dengan resiko postpartum hemorrhage akan mendapatkan tatalaksana yang berbeda baik pada kala satu, kala dua, dan kala tiga. Kunci dari pencegahan postpartum hemorrhage adalah dengan pemberian oksitosin dan uterotonik. Pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan program pengenalan dan pemanfaatan fasilitas kesehatan serta melakukan manajemen aktif kala tiga Kata kunci: Postpartum hemorrhage, kematian, ibu hamil

Page 1 of 1 | Total Record : 6