cover
Contact Name
Fitri Dian Perwitasari
Contact Email
kandangjurnal5@gmail.com
Phone
+6281326101864
Journal Mail Official
kandangjurnal5@gmail.com
Editorial Address
Gedung Machdor Fakultas Teknik Lantai 1 Jl Fatahila no 40 watubelah Sumber
Location
Kota cirebon,
Jawa barat
INDONESIA
Kandang : Jurnal Peternakan
ISSN : 20858329     EISSN : 26856220     DOI : https://doi.org/10.32534/jkd.v8i1.220
Kandang Journal Ilmiah Prodi Ilmu Peternakan Universitas Muhammadiyah Cirebon encompasses a broad range of research topics in animal sciences: breeding and genetics, reproduction and physiology, nutrition, feed sciences, agrostology, animal products, biotechnology, behaviour, welfare, health, livestock farming system, socio-economic, and policy.
Articles 55 Documents
PENGARUH TINGKAT PEMBERIAN KONSENTRAT TERHADAP KUALITAS SUSU SAPI PERAH FH PERIODE LAKTASI KE-3 Erri Rossiyanti; Retno Widyani; rusita rusita
Kandang : Jurnal Peternakan Vol 4 No 1 (2012)
Publisher : Prodi Ilmu Peternakan Universitas Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32534/jkd.v4i1.193

Abstract

Abstrak            Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemberian konsentrat terbaik untuk mendapatkan produksi susu dengan kualitas yang baik dan pakan efisiens pada sapi perah di wilayah kerja KUD Karya Nugraha Kelurahan Cipari Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan. Penelitian dilaksanakan selama 2 (dua) minggu yaitu 22 September -  4 Oktober 2008 di KUD Karya Nugraha Kelurahan Cipari Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan dengan menggunakan 24 ekor sapi laktasi ke 3 yang diberi pakan rumput gajah dengan bahan kering BK 22,2 % dan kadar protein 8,69 % dan konsentrat dengan BK 87,3% dan kadar protein 18% dengan kombinasi pemberian sesuai perlakuan dan diulang 4 kali. Kombinasi pemberian pakan yaitu : A= Konsentrat 25% dari BK pakan; B = Konsentrat 30% dari BK; C=Konsentrat 35% dari BK; D = Konsentrat 40% dari BK; E=Konsentrat 45% dari BK; F=Konsentrat 50% dari BK. Hasil dari penelitian ini yaitu bahwa pemberian pakan konsentrat dengan kadar 40 – 50% dari BK kebutuhan pakan menghsilkan susu sapi dengan kualitas yang baik sesuai dengan ketentuan Milk Codex yaitu Kadar lemak 3,68 – 3,70 % , SNF 8% dengan pemberian pakan yang paling efisien.Kata Kunci : Konsentrat, Susu Sapi Perah FH dan laktasi ke-3
Pengaruh Pola Waktu Pemberian Pakan Pada Ayam Broiler Strain Lohman Umur 21 Hari sampai Masa Panen Terhadap Konsumsi dan Konversi Pakan Rosi Adi; Amran Jaenudin; Subandi Subandi
Kandang : Jurnal Peternakan Vol 4 No 1 (2012)
Publisher : Prodi Ilmu Peternakan Universitas Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32534/jkd.v4i1.194

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola waktu pemberian pakan pada ayam broiler strain Lohman dari umur 21 hari sampai masa panen terhadap pencapaian konsumsi pakan dan nilai konversi pakan. Selain itu juga untuk mengetahui pola waktu pemberian pakan pada ayam broiler yang memberikan hasil yang optimal terhadap pencapaian konsumsi dan nilai konversi pakanya. Selain itu juga untuk mengetahui pola waktu pemberian pakan pada ayam broiler yang memberikan hasil yang optimal terhadap pencapaian konsumsi dan nilai konversi pakannya. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 30 Maret sampai dengan 2 Mei 2008 di Peternakan Ayam Broiler milik Bapak Surta Des Tarikolot Kecamatan Palasah Kabupaten Majalengka. Dalam pelaksanaan percobaan sampel yang diamati sebanyak 125 ekor ayam broiler strain Lohman yang terbagi dalam lima kelompok percobaan dan masing-masing kelompok di ulang sebanyak lima kali, sehingga ayam terbagi dalam 25 sekat kandang dengan 5 ekor ayam per kandang. Perlakuannya adalah ayam diberikan waktu untuk mengkonsumsi pakan selama delapan jam kemudian ayam dpuasakan (tidak diberi pakan) selama empat jam, dimana waktu pemberian pakan terbagi dalam dua kondisi yaitu siang dan malam. Adapun perlakuan tersebut yaitu P1 pemberian pakan mulai pukul 06.00 – 14.00 dan dilanjutkan kembali 18.00 – 02.00 WIB, (P2) pemberian pakan mulai pukul 07.00 – 15.00 dan dilanjutkan kembali pukul 19.00 – 03.00 WIB, (P3) pemberian pakan mulai pukul 08.00 – 16.00 dan dilanjutkan kembali pukul 20.00 – 04.00 WIB, (P4)  Pemberian Pakan mulai pukul 09.00 – 17.00 dan dilanutkan kembali pukul 10.00 – 18.00 dan dilanjutkan kembali pukul 22.00 – 06.00 WIB. Penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa pola waktu pemberian pakan pada ayam broiler umur 21 hari sampai masa panen tidak mempengaruhi (tidak berbeda nyata) terhadap konsumsi dan konversi  pakan. Hal ini terjadi karena dari semua pola perlakuan yang ada memungkinkan ketika kondisi panas siang hari ayam akan mengurangi konsumsinya dan ketika kondisi dingin malam hari ayam akan mengear kekurangan konsumsi disiang hari karena pakan diberikan secara tdak terbatas (adlibitum). Kesamaan tingkat pencapaian konsumsi pakan memberikan efek pada kesamaan pencapaian konversi pakan, karena kondisi lingkungan secara umum saat penelitian hampir sesuai dengan kebutuhan ayam. Data pencapaian konsumsi rata-rata untuk 34 masa pemeliharaan adalah 295,36 ± 14,89 gram/ekor, dengan nilai konversi pakan rata-rata 1,671 ± 0,023.Kata Kunci: Ayam Broiler, konsumsi pakan dan konversi pakan.
Pengaruh Periode Laktasi Terhadap Kualitas Susu Sapi Perah FH di Wilayah Kerja Karya Nugraha Kabupaten Kuningan Nana Sudiana; Amran Jaenudin; Subadi Subandi
Kandang : Jurnal Peternakan Vol 4 No 1 (2012)
Publisher : Prodi Ilmu Peternakan Universitas Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32534/jkd.v4i1.195

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data kualitas susu sapi perah FH setiap periode laktasi dan kualitas susu terbaik pada periode laktasi di wilayah kerja KUD Karya Nugraha Kelurahan Cipari Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 (dua) minggu, yaitu 4-18 Oktober 2008 di KUD Karya Nugraha Kelurahan Cipari Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan dengan menggunakan 28 sapi perah laktasi, yaitu masing-masing 4 ekor sapi laktasi ke 1,2,3,4,5,6 dan 7 yang di beri pakan sama didasarkan atas kebutuhan berat kering (BK) pakan yang terdiri atas 60% rumput Pennisetum purpurium dan 40% konsentrat. Penelitian dilakukan menggunakan metode eksperimen dengan rancang acak lengkap dengan 7 perlakuan dan 4 kali ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah periode laktasi, yaitu : I = sapi laktasi ke 1, II = sapi laktasi ke 2, III = sapi laktasi ke 3, IV = sapi laktasi ke 4, V = sapi laktasi ke 5, VI = sapi laktasi ke 6, VII = sapi laktasi ke 7. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa kualitas susu sapi perah di Wilayah Karya Nugraha Kabupaten Kuningan telah memenuhi  syarat yang ditetapkan oleh Milk Codex sebagai susu yang berkualitas baik. Periode laktasi ke 4 menghasilkan susu terbaik, yaitu kadar lemak susu 3,71 %, SNF 8,02 %, Protein 3,01% dan laktosa 4,20 %.Kata Kunci : Sapi Perah FH, Laktasi, Kualitas Susu
Penaksiran Repeatibilitas Produk Susu Sapi FH di Wilayah Kerja KUD Karya Nugraha Kelurahan Cipari Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan Suharto Suharto; Amran Jaenudin; Subandi Subandi
Kandang : Jurnal Peternakan Vol 4 No 1 (2012)
Publisher : Prodi Ilmu Peternakan Universitas Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32534/jkd.v4i1.196

Abstract

ABSTRAKPenelitian dilakukan pada sapi perah Fries Holstein (FH) di wilayah kerja KUD Karya Nugraha Kelurahan Cipari Kecamatan Cigugur Kabupaten kuningan selama 10 hari, 4 – 13 September 2008. Repeatabilitas susu sapi perah FH menggunakan catatan produksi susu laktasi pertama, kedua, ketiga dan kedua, ketiga, keempat menggunakan metode survey. Setelah perhitungan Repeatabilitas dilanjutkan dengan menghitung kecermatan nilai taksiran tersebut. Penilitian menggunakan catatan 360 produksi susu dari 90 ekor sapi induk yang mempunyai catatan laktasi 1 – 4. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan catatan laktasi 1,2,3 dan catatan laktasi 2,3,4 memberikan hasil taksiran repeatabilitas dan kecermatan yang berbeda. Untuk penaksiran repeatabilitas dan kecermatannya sebaiknya menggunakan laktasi 1, 2, dan 3 karena nilai repeatabilitas dan kecermatan 0.42  0,065, sedangkan catatan laktasi 2, 3, 4 memberikan nilai repeatabilitas dan kecermatan 0,33  0,068.Kata Kunci : Sapi Perah FH, Repeatabilitas, Laktasi
Pengaruh Pemberian Pakan Karuk dan Dedak Padi Halus Terhadap Peningkatan Bobot Badan Domba Peranakan Ekor Tipis Jantan di Kelompok Ternak Domba Bina Jaya Desa Matangaji Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon E Suhendi; Retno Widyani; Rudi Permadi
Kandang : Jurnal Peternakan Vol 4 No 1 (2012)
Publisher : Prodi Ilmu Peternakan Universitas Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32534/jkd.v4i1.197

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis pakan konsentrat yang memberikan pertambahan berat badan harian yang lebih baik bagi domba peranakan ekor jantan tipis . Penelitian dilakukan di Kelompok Terndak Domba Bina Jaya Desa Matangaji Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon tanggal 11-23 Mei 2009. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimen menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 (lima) perlakuan dan 5 (lima) kali pengulangan 5 x 5. Penelitian ini dilaksanakan selama 14 hari. Pemberian konsentrat dilakukan pagi hari yaitu sebanyak 1 % dari bobot tubuh, sedangkan pemberian hijauan sebanyak 10% dari bobot tubuh dilaksanakan 2 (dua ) kali yaitu pada pagi hari dan sore hari. Perlakuan pakan konsentrat percobaan adalah sebagai berikut :P1 : Konsentrat 100% dedak padi halusP2 : Konsentrat 70 % dedak padi halus dan 30% kacang karukP3 : Konsentrat 60 % dedak padi halus dan 40% kacang karukP4 : Konsentrat 50 % dedak padi halus dan 50% kacang karukP5 : Konsentrat 40 % dedak padi halus dan 60% kacang karuk.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pakan dengan konsentrat P3 (dedak padi halus 60% dan kacang karuk 40%) memberikan pertambahan berat badan terbaik, yaitu 184,29 gram per hari atau 2,580 kg dalam empat belas hari selama masa percobaan, sedangkan pertambahan berat badan harian terendah terjadi pada domba ekor tipis yang diberi pakan konsentrat dengan susunan 100% dedak padi halus, yaitu 72,86% gram per hari atau 1,020 kg dalam empat belas hari selama percobaan.Kata Kunci : Domba, Dedak Padi Halus, Kacang Karuk
HUBUNGAN ANTARA TINGGI PUNDAK PANJANG BADAN DAN LINGKAR DADA DENGAN BOBOT BADAN PADA DOMBA GARUT Agus Sonjaya; Umi Trisnaningsih; Subandi Subandi
Kandang : Jurnal Peternakan Vol 5 No 1 (2013)
Publisher : Prodi Ilmu Peternakan Universitas Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32534/jkd.v5i1.198

Abstract

ABSTRAK          Penelitian ini bertujuan untu mengetahui keeratan hubungan antara tinggi pundak, panjang bdan dan lingkar dada dengan bobot badan pada domba Garut, dan model hubungan regresi tinggi pundak, panjang badan dan lingkar dada dengan bobot badan pada domba Garut.Penelitian dilaksanakan di pasar hewan lokal Rajagaluh Kecamatan Rajagaluh Kabupaten Majaengka selama satu minggu, yaitu pada tanggal 5 – 10 September 2009.          Penelitian dilakukan dengan metode survet dengan teknik pengamblan data secara acak yang diamati selama tujuh hari. Pengamatan domba dilakukan terhadap 50 ekor domba jantan dan 50 ekor domba betina. Pengamatan utama meliputi bobot badan, tinggi punfak, lingkar dada dan panjang badan. Data yang diperoleh dianalisi dengan menggunakan analisa korelasi dan regresi. Regresi dilakukan dengan variabel bebas (X) yang meliputi lingkar dada (X1), panjang badan (X2) dan tinggi pundak (X3), dan variabel bebas (Y) adalah bobot badan domba.       Hasil penelitian menunjukan lingkar dada, panjang badan dan tinggi pundak memiliki hubungan yang erat dengan berat badan domba Garut berumur 1,0-1,5 tahun, yaitu pada domba Garut Betina memiliki keeratan 84,9% ( r = 0,849 ) dan pada domba Garut jantan memiliki keeratan 97,8% ( r = 0,978).            Lingkar dada, panjang badan dan tinggi pundak dapat digunakan sebagai penduga berat badan domba Garut, yaitu dengan persamaan regresi Y = -14,799 + 0,476 X1 + 0,036 X2 + 0,095 X3 untuk domba Garut Betina dan Y = -55,061 + 0,555 X1 + 0,470 X2 + 0,189 X3 untuk domba Garut Jantan. Lingkar dada memiliki korelasi yang tertinggi terhadap berat badan pada domba Garut umur 1,0 - 1,5 tahun dibandingkan dengan panjang badan dan tinggi pundak, yaitu dengan r = 0,841 pada domba Garut Betina dan r = 0,961 pada domba Garut Jantan.Kata Kunci : Domba, Lingkar dada dan Tinggi pundak
HUBUNGAN ANTARA BOBOT KARKAS DENGAN BOBOT BADAN PADA DOMBA EKOR TIPIS Yayan Arief Sutendo; Subandi Subandi; Rudi Permadi
Kandang : Jurnal Peternakan Vol 5 No 1 (2013)
Publisher : Prodi Ilmu Peternakan Universitas Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32534/jkd.v5i1.199

Abstract

ABSTRAK          Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara bpbpt karkas dengan bobot badan pada domba ekor tipis dalam bentuk persamaan regresi. Selain itu juga untuk mengetahui koefisien korelasi hubungan bobor karkas dengan bobot badan domba ekor tipis. Penelitian ini dilaksanakan tanggal 10 -17 Desember 2009 di Rumah Potong Hewan Ciledug, Desa Leuweunggajah, Kecamatan Ciledug, Kabupaten Cirebon. Ternak yang diamati untuk dianalisis sebanyak 50 ekor, domba ekor tipis jantan dan 50 ekor domba ekor tipis  betina yang berumur 1 – 1,5 tahun. Penelitian dilakukan dengan observai dan pengamatan dilapangan terhadapt domba ekor tipis yang memenuhi kriteria penelitian yang dilakukan. Data utama yang diamati adalah bobot badan ekor tipis hidup dan bobor karkas domba ekor tipis setelah dipotong. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis regresi dan korelasi antara bobot karkas sebagai variabel tak bebas (Y) dan bobot bagan sebagai variabel bebas (X).     Hasil penelitian menunjukan bwahwa bobot karkas memiliki hubungan yang erat dengan bobot badan domba ekor tipis. Domba ekor tipis jantan memiliki persamaan regresi Y = 0,356 X + 2,012 dengan koefisien korelasi yang lebih baik daripada domba ekor tipis betina. Domba ekor tipis betina memiliki persamaan regresi Y = 0,519 X – 1,858 dengan koefisien korelasi 0,947.  Pada domba ekor tipis jantan bobor karkas beratnya 44,29% dari bobor hidupnya, sedangkan pada domba ekor tipis betina bobor karkasnya adalah 42,20% bbot hidupnya. Persamaan regresi hubungan bobot karkas dengan bobot hidup pada domba ini dapat dijadikan sebagai penduga bobot karkas pada saat pembelin domba ekor tipis.Kata Kunci : Bobot Karkas, bobot badan dan Domba ekor tipis
PENGARUH KOMPOSISI BEKATUL DAN AMPAS TAHU TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT BADAN DOMBA EKOR TIPIS Nova Abda Nugraha; Umi Trisnaningsih; Subandi Subandi
Kandang : Jurnal Peternakan Vol 5 No 1 (2013)
Publisher : Prodi Ilmu Peternakan Universitas Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32534/jkd.v5i1.200

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujauan untuk mendapatkan komposisi ampas tahu dan bekatul yang terbaik sebagai pakan konsentrat untuk penggemukan domba ekor tipis. Penelitian dilaksanakan di KTTD Karya Kinasih Desa Bakung Kidul Kecamatan Jamblang kabupaten Cirebon selama 14 hari, yaitu 27 januari-9 febuari 2009.Penelitian dilakaukan dengan mengguanakan 24 ekor domba yang memiliki berat anatara 24,0-30,0 kg yang diberi pakan dengan komposisi 10 % rumput alam dan 1 % konsentrat dari berat badan domba. Penelitian  menggunakan metode eksperimen dengan rancangan acak lengkap dengan 6 perlakuan dan 4 Kali ulangan. Apabila terjadi perbedaan nyata dilanjutkan dengan uji jarak berganda duncan.Perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:Perlakuan A: 90 %  ampas tahu 10 % bekatul, protein harian pakan 0,125 kg, Perlakuan B : 80 % ampas tahu  80 % bekatul, protein harian pakan 0,133 kg, Perlakuan C : 70 % ampas tahu  30 %  bekatul, protein harian pakan 0,139 kg, Perlakuan D : 60 % ampas tahu  40 %  bekatul, protein harian pakan 0,145 kg, Perlakuan E : 50 % ampas tahu  50 %  bekatul, protein harian pakan 0,152kg, Perlakuan F : 40 % ampas tahu  60 %  bekatul, protein harian pakan 0,159 kg.Penelitian ini mendapatkan kesimpulan bahwa komposisi konsentrat denganberbahan 60% ampas tahu 40% bekatul memberikan pertambahan berat badan harian terbaik pada domba ekor tipis, yaitu 0,1850 kg perhari dengan pertambahan berat badan domba dalam dua minggu ( akhir penelitian) 2,5850 kg.Kata Kunci : Domba, Bobot badan dan pakan bekatul
Evaluasi Tingkat Keberhasilan Inseminasi Buatan (IB) pada Peranakan Sapi Brahman(BX) (Studi Kasus di Kelompoktani Ternak Sapi Potong “HDR” Kecamatan Pabedilan Kabupaten Cirebon) Asep Mulyana; Umi Trisnaningsih; Djodjo Sumardjo
Kandang : Jurnal Peternakan Vol 5 No 1 (2013)
Publisher : Prodi Ilmu Peternakan Universitas Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32534/jkd.v5i1.201

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui prosentase tingkat kebuntingan atau Conception Rate (CR) hasil Inseminasi Buatan (IB) pertama dan Service per Conception (SC) hasil Inseminasi Buatan (IB) pertama pada ternak sapi peranakan sapi Brahman (BX). Penelitian dilaksanakan di Kelompoktani Ternak Sapi Potong “HDR” Desa Babakan Losari Lor Kecamatan Pabedilan Kabupaten Cirebon dengan melakukan survey / observasi mengenai data pelaksanaan Inseminasi Buatan (IB) pada ternak sapi peranakan sapi Brahman (BX) dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2009 serta pengamatan lapangan. Data primer yang diamati adalah jumlah straw yang digunakan, jumlah ternak sapi yang di inseminasi dan jumlah ternak sapi yang bunting pada Inseminasi Buatan yang pertama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan Inseminasi Buatan (IB) di Kelompoktani Ternak Sapi Potong “HDR” Desa Babakanlosari lor Kecamatan Pabedilan Kabupaten Cirebon yang dilakukan oleh petugas / inseminator Distandunakhut berhasil sangat baik yaitu memilki Prosentase Kebuntingan atau Nilai Conception Rate (CR) 58% dan Service per Conception (SC) 1,72.Kata Kunci : Inseminasi Buatan, Tingkat Kebuntingan, Sapi Brahman
Hubungan antara Tinggi Pundak, Panjang Badan dan Lingkar Dada dengan Bobot Badan pada Domba Ekor Tipis Wawan Hadiyanto; Retno Widyani; Djodjo Sumardjo
Kandang : Jurnal Peternakan Vol 5 No 1 (2013)
Publisher : Prodi Ilmu Peternakan Universitas Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32534/jkd.v5i1.202

Abstract

ABSTRAKPenelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan antara bobot badan domba ekor tipis dengan tinggi pundak, panjang badan dan lingkar dada serta mengetahui besar keeratan antara bobot badan domba ekor tipis dengan tinggi pundak, panjang badan dan lingkar dada tersebut. Penelitian dilaksanakan di Pasar Hewan Ciledug Kecamatan Pabuaran Kabupaten Cirebon selama satu minggu, yaitu 1 – 7 Desember 2008. Ternak yang diamati adalah 50 ekor domba ekor tipis jantan dan 50 ekor domba ekor tipis betina yang berumur 1,0 – 1,5 tahun. Penelitian dilaksanakan dengan metode observasi dan pengamatan terhadap ternak domba ekor tipis yang memenuhi kriteria sesuai tujuan penelitian. Data utama yang diamati adalah jenis kelamin, umur domba, berat badan ( BB), Tinggi Pundak (TP), Panjang Badan (PB) dan Lingkar Dada (LD). Data yang diperoleh dianalisis dengan metode korelasi dan regresi. Lingkar dada, tinggi pundak dan panjang badan sebagai variable bebas, yakni X1, X2 dan X3, sedangkan berat badan sebagai variable tak bebas (Y). Hasil penelitian menunjukan bahwa antara berat badan memiliki hubungan yang erat dengan lingkar dada, tinggi pundak dan panjang badan domba ekor tipis. Pada domba ekor tipis jantan hubungan tersebut ditunjukkan dengan persamaan regresi Y = - 41,92 + 0,558   + 0,254  + 0,224  dan koefesien korelasi R = 0,927, sedangkan pada domba ekor tipis betina hubungan tersebut ditunjukan dengan persamaan regresi Y = -39,032 + 0,662  + 0,223  + 0,205  dan koefisien korelasi R = 0,910. Secara mandiri lingkar dada memiliki kolerasi yang paling kuat dengan berat badan. Pada domba ekor tipis jantan memiliki korelasi 0,890 dengan persamaan Y = -31,589 + 0,829 X dan pada domba ekor tipis betina memilki koefisien korelasi 0,900 dengan persamaan Y = -34,057 + 0,857 X.Kata Kunci : Morfologi, Bobot Badan Domba, Domba Ekor Tipis