cover
Contact Name
Dewi Rosiana
Contact Email
uptpublikasi@unisba.ac.id
Phone
+6285294008040
Journal Mail Official
jrp@unisba.ac.id
Editorial Address
Gedung Rektorat Lantai 4, Jl. Tamansari No. 20 Bandung 40116
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Riset Psikologi
ISSN : 28083164     EISSN : 27986071     DOI : https://doi.org/10.29313/jrp.v1i2
Jurnal Riset Psikologi (JRP) adalah jurnal peer review dan dilakukan dengan double blind review yang mempublikasikan hasil riset dan kajian teoritik terhadap isu empirik dalam sub kajian Psikologi Sosial, Pendidikan, dll. JRP ini dipublikasikan pertamanya 2021 dengan eISSN 2798-6071 yang diterbitkan oleh UPT Publikasi Ilmiah, Universitas Islam Bandung. Semua artikel diperiksa plagiasinya dengan perangkat lunak anti plagiarisme. Jurnal ini ter-indeks di Google Schoolar, Garuda, Crossref, dan DOAJ. Terbit setiap Juli dan Desember.
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Volume 2, No. 1, Juli 2022, Jurnal Riset Psikologi (JRP)" : 10 Documents clear
Studi Deskriptif Self-Presentation pada Roleplayer di Twitter Venus Hikaru Aisyah; Indri Utami Sumaryanti
Jurnal Riset Psikologi Volume 2, No. 1, Juli 2022, Jurnal Riset Psikologi (JRP)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (202.284 KB) | DOI: 10.29313/jrp.v2i1.662

Abstract

Abstract. The phenomenon of imitating characters, especially artists, is now rife in cyberspace. This phenomenon is known as roleplayer. Various platforms are used to play roleplayer, especially twitter. This study aims to describe the self-presentation of roleplayers on Twitter. This research was conducted by distributing questionnaires using Google Form. The research sample is roleplay players on Twitter who use Korean artist characters, aged 18-24 years, and domiciled in Bandung. Obtained 104 respondents. The measuring instrument of this research is The Self Presentation on Facebook Questionnaire (SPFBQ) by [1]. The data were categorized and analyzed using descriptive analysis using SPSS software. The results of the analysis stated that from 104 respondents 19 people showed false self aspects, 67 people showed real self aspects, and 18 people showed ideal self aspects when playing roleplay. From the analysis, it can be concluded that the self-presentation picture of roleplayers on Twitter mostly shows the real self aspect, namely they use the face of an idol that they like but shows themselves in roleplay. Abstrak. Fenomena peniruan karakter tokoh, khususnya para artis, kini marak di dunia maya. Fenomena itu dikenal sebagai roleplayer. Berbagai platform digunakan untuk bermain roleplayer, terutama Twitter. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran mengenai self presentation pada roleplayer di Twitter. Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner menggunakan Google Form. Sampel penelitian yaitu para pemain roleplay di Twitter yang menggunakan karakter artis korea, berusia 18-24 tahun, dan berdomisili di Bandung. Diperoleh 104 responden. Alat ukur penelitian ini menggunakan The Self Presentation on Facebook Questionnaire (SPFBQ) oleh [1]. Data dikategorisasikan dan dianlisis menggunakan analisis deskriptif menggunakan software SPSS. Hasil analisis menyatakan dari 104 responden 19 orang menunjukkan aspek diri false self, 67 orang menunjukkan aspek diri real self, dan 18 orang menunjukkan aspek diri ideal self ketika sedang bermain roleplay. Dari analisis disimpulkan bahwa gambaran self-presentation pada roleplayer di Twitter sebagaian besar menunjukkan aspek diri real self yaitu mereka menggunakan wajah idola yang mereka senangi namun menunjukkan diri sendiri dalam roleplay.
Pengaruh Transformational Leadership terhadap Komitmen Organisasi pada Guru di SMA Negeri X Mutiarani Ananda Putri; Suhana
Jurnal Riset Psikologi Volume 2, No. 1, Juli 2022, Jurnal Riset Psikologi (JRP)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (204.112 KB) | DOI: 10.29313/jrp.v2i1.667

Abstract

Abstract.The purpose of this study was to determine the effect of transformational leadership on organizational commitment of teachers at SMA Negeri X. The theory used is transformational leadership from [1] and organizational commitment theory from [2], [2]. The research method used in this study is a non-experimental quantitative method with data collection techniques using questionnaires. The subjects in this study were all teachers at SMA Negeri X, totaling 55 teachers. The transformational leadership measurement tool uses a scale adapted by [3] from the Mulltifactor Leadership Questionnaire (MLQ) developed [1] [4], the organizational commitment measurement tool uses a scale adapted by [5] from [2]. The results of this study indicate that the R Square value is 0.262, which means that this indicates that the transformational leadership behavior displayed by the principal has an influence on teacher organizational commitment by 26.2%. Abstrak.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh transformational leadership terhadap komitmen organisasi pada guru di SMA Negeri X. Teori yang digunakan transformational leadership dari [1] dan teori komitmen organisasi dari [2], [2]. Metoda penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda kuantitatif non–eksperimental dengan teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh guru di SMA Negeri X yang berjumlah 55 orang guru. Alat ukur transformational leadership menggunakan skala yang diadaptasi oleh [3] dari Mulltifactor Leadership Questionnaire (MLQ) yang dikembangkan [1] [4], alat ukur komitmen organisasi menggunakan skala yang diadaptasi oleh [5] dari [2]. Hasil dari penelitian ini menunjukkan nilai R Square sebesar 0,262 yang artinya hal ini menunjukkan bahwa perilaku transformational leadership yang ditampilkan oleh kepala sekolah memberikan pengaruh terhadap komitmen organisasi guru sebesar 26,2%.
Hubungan Antara Problematic Internet Use dengan Subjective Well Being Anak dan Remaja Balqis Andini Putri; Hedi Wahyudi
Jurnal Riset Psikologi Volume 2, No. 1, Juli 2022, Jurnal Riset Psikologi (JRP)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (316.776 KB) | DOI: 10.29313/jrp.v2i1.668

Abstract

Abstract. Children and adolescents during the pandemic experience various kinds of changes. The inability to interact and socialize directly with peers cause them to prefer to browse the internet and social media to relieve boredom and negative feeling. This research is a correlational study with 2,765 children and adolescents as respondents throughout Indonesia. The purpose of this study was to obtain empirical data on how closely the relationship between problematic internet use and the subjective well-being of Indonesian children and adolescents during the COVID-19 pandemic. The measuring instrument used the Problematic Internet Use variable was translated by researcher [1] into Indonesian using (GPIUS2) measuring instrument constructed by [2], While the measuring instrument for Subjective Wellbeing used the measuring (CW-SWBS). The analysis technique of this study uses Spearman's Rank so that it is obtained r = -.077 with p = .000, Namely there is a negative relationship between Problematic Internet Use (PIU) and Subjective Well Being (SWB) with a very weak close relationship. This means that the higher the PIU, the lower the SWB of Indonesian children and adolescents during the COVID-19 pandemic. Abstrak. AAnak-anak dan remaja di masa pandemi mengalami berbagai macam perubahan. Ketidakmampuan untuk berinteraksi dan bersosialisasi secara langsung dengan teman sebaya menyebabkan mereka lebih memilih untuk browsing internet dan media sosial untuk menghilangkan kebosanan dan perasaan negatif. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional dengan responden sebanyak 2.765 anak dan remaja di seluruh Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan data empiris tentang seberapa erat hubungan antara penggunaan internet yang bermasalah dengan kesejahteraan subjektif anak dan remaja Indonesia selama masa pandemi COVID-19. Alat ukur yang digunakan variabel Problematic Internet Use yang diterjemahkan oleh peneliti [1] ke dalam bahasa Indonesia menggunakan alat ukur (GPIUS2) yang dikonstruksi oleh [2], Sedangkan alat ukur untuk Subjective Wellbeing menggunakan alat ukur (CW-SWBS). Teknik analisis penelitian ini menggunakan Spearman's Rank sehingga diperoleh r = -.077 dengan p = .000, Yaitu terdapat hubungan negatif antara Problematic Internet Use (PIU) dengan Subjective Well Being (SWB) dengan erat sangat lemah hubungan. Artinya semakin tinggi PIU maka semakin rendah SWB anak dan remaja Indonesia di masa pandemi COVID-19.
Hubungan Keadilan Organisasi dengan Komitmen Organisasi pada Karyawan Generasi Milenial Nina Sundari; Ayu Tuty Utami
Jurnal Riset Psikologi Volume 2, No. 1, Juli 2022, Jurnal Riset Psikologi (JRP)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (375.917 KB) | DOI: 10.29313/jrp.v2i1.676

Abstract

Abstract. Generation Y or millennial generation is the generation that dominates in an organization with characteristics that are sensitive to injustice. They also have low organizational commitment. When they feel uncomfortable in their place of organization, they do not hesitate to leave the company. The purpose of this study was to determine the relationship between organizational justice and organizational commitment. The research hypothesis is that there is a positive relationship between organizational justice and organizational commitment. Participants in this study were millennial generation employees who worked at PDAM Tirta Giri Nata Cirebon as many as 61 people. The measuring instrument used (OJS) belongs to [1] which was adapted by Riyanthi and (OCQ) from [2] which was adapted into Indonesian [3]. Analysis of the data used is Pearson's Product Moment. The results showed that there was a positive and strong relationship between organizational justice and organizational commitment among millennial employees (r = 0.607; p = 0.000; p < 0.05). From the results of this study it can be concluded that the research hypothesis can be accepted. Abstrak.Generasi Y atau generasi millennial merupakan generasi yang mendominasi dalam sebuah organisasi dengan karakteristik yang sensitif terhadap ketidakadilan. Mereka juga memiliki komitmen organisasi yang rendah. Ketika mereka merasa tidak nyaman di tempat organisasi mereka, mereka tidak segan-segan untuk meninggalkan perusahaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara keadilan organisasi dengan komitmen organisasi. Hipotesis penelitian adalah terdapat hubungan positif antara keadilan organisasi dengan komitmen organisasi. Partisipan dalam penelitian ini adalah pegawai generasi milenial yang bekerja di PDAM Tirta Giri Nata Cirebon sebanyak 61 orang. Alat ukur yang digunakan (OJS) milik [1] (OCQ) dari [2] yang diadaptasi menjadi Bahasa Indonesia oleh [3] Analisis data yang digunakan adalah Pearson's Product Moment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan kuat antara variabel keadilan organisasi dengan komitmen organisasi pada karyawan generasi millennial (r = 0,607; p = 0,000; p < 0,05). Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian dapat diterima.
Pengaruh Stres Kerja terhadap Komitmen Organisasi pada Perawat Unit Rawat Inap RSUD Sekarwangi Zahra Raudia Gozali
Jurnal Riset Psikologi Volume 2, No. 1, Juli 2022, Jurnal Riset Psikologi (JRP)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (408.741 KB) | DOI: 10.29313/jrp.v2i1.677

Abstract

Abstract. Organizational commitment is a form of behavior that is very important for the survival of the organization. The organization's commitment to this nurse relates to how to maintain her membership in the organization or in other words not quit her job in various situations [1] mentions that one of the factors that can affect organizational commitment is the factor that comes from work, namely work stress. Work stress is referred to as a distorted feeling that works on what happens in the workplace. This study aims to find out the effect of work stress on organizational commitment to sekarwangi hospital inpatient unit nurses. The research method used is quantitative research with research design or causality method with the number of subjects as many as 67 nurses of inpatient units at Sekarwangi Hospital. The data analysis method used is multiple linear regression analysis to see the effect of each dimension of work stress on organizational commitment. [2] and organizational commitment gauges from [3] adapted by [4] Based on the results of the double linear regression analysis test, it was found that there was a negative influence of work stress on organizational commitment by 0.566 or 56.6%. Abstrak. Komitmen organisasi merupakan suatu bentuk perilaku yang sangat penting bagi kelangsungan hidup organisasi. Komitmen organisasi terhadap perawat ini berkaitan dengan bagaimana mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi atau dengan kata lain tidak berhenti dari pekerjaannya dalam berbagai situasi [1] Menyebutkan bahwa salah satu faktor yang dapat mempengaruhi komitmen organisasi adalah faktor yang berasal dari pekerjaan yaitu stres kerja. Stres kerja disebut sebagai perasaan terdistorsi yang bekerja pada apa yang terjadi di tempat kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh stres kerja terhadap komitmen organisasi pada perawat unit rawat inap RS Sekarwangi. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian atau metode kausalitas dengan jumlah subjek penelitian sebanyak 67 orang perawat unit rawat inap di RSUD Sekarwangi. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda untuk melihat pengaruh masing-masing dimensi stres kerja terhadap komitmen organisasi. Penelitian ini menggunakan alat ukur stres kerja [2] dan alat pengukur komitmen organisasi dari teori [3] yang diadaptasi oleh [4]. Berdasarkan hasil uji analisis regresi linier berganda diketahui bahwa terdapat pengaruh negatif stres kerja terhadap komitmen organisasi sebesar 0,566 atau 56,6%.
Hubungan Forgiveness dengan Psychological Well-Being pada Remaja yang Tinggal di Panti Asuhan Putri Rahayuningtyas Ayu Sujatmi; Siti Qodariah
Jurnal Riset Psikologi Volume 2, No. 1, Juli 2022, Jurnal Riset Psikologi (JRP)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (308.266 KB) | DOI: 10.29313/jrp.v2i1.823

Abstract

Abstract. Adolescents who live in orphanages face different problems and conflicts with children their age, the existing phenomenon shows that it is difficult for them to forgive and direct them to lower forgiveness. However, even though they are indicated to have low forgiveness, the existing phenomenon shows that they still have high psychological well-being. Whereas theoretically, low forgiveness can lead to low psychological well-being. The purpose of this study was to determine the relationship and strength between forgiveness and psychological well-being in adolescents living in orphanages. This research is a quantitative research with a correlational design. Data collection was carried out using a population study. Respondents in this study involved 72 orphanage teenagers who lived in the Sumur Bandung orphanage. The analysis technique used is. Spearman Correlation Test. The resulting correlation value is 0.290 and p-value (Sig.) = 0.01 < = 0.05. The results of this study indicate a low relationship between forgiveness and psychological well-being in adolescents who live in an orphanage in Sumur Bandung area. A positive value in the correlation indicates that the higher the forgiveness, the higher the psychological well-being. Abstrak. Remaja yang tinggal di panti asuhan menghadapi permasalahan dan konflik yang berbeda dengan anak seusia mereka, fenomena yang ada menunjukan bahwa mereka sulit melakukan forgiveness dan mengarahkan mereka pada forgiveness yang lebih rendah. Akan tetapi, meskipun mereka terindikasi memiliki forgiveness yang rendah, fenomena yang ada menunjukan mereka tetap memiliki psychological well-being yang tinggi. Padahal secara teoretis rendahnya forgiveness dapat mengarah pada psychological well-being yang rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dan kekuatan antara forgiveness dengan psychological well-being pada remaja yang tinggal di panti asuhan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain korelasional. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan studi populasi. Responden pada penelitian ini melibatkan sebanyak 72 remaja panti asuhan yang tinggal di panti asuhan wilayah Sumur Bandung. Teknik analisis yang digunakan adalah. Uji Korelasi Spearman. Nilai korelasi yang dihasilkan sebesar 0.290 dan p-value (Sig.) = 0.01 < a =0.05. Hasil penelitian ini menunjukkan hubungan yang rendah antara forgiveness dan psychological well-being pada remaja yang tinggal di panti asuhan wilayah Sumur Bandung. Nilai positif pada korelasi menunjukkan bahwa semakin tinggi forgiveness maka semakin tinggi pula psychological well-being.
Health Belief Model (HBM) pada Pelaku Diet DEBM Anugrah Niskalawasti; Dinda Dwarawati
Jurnal Riset Psikologi Volume 2, No. 1, Juli 2022, Jurnal Riset Psikologi (JRP)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (292.677 KB) | DOI: 10.29313/jrp.v2i1.824

Abstract

Abstract. The DEBM diet applies a low-carb and low-calorie diet that can lose weight quickly. These dieters know that the DEBM diet is widely opposed by nutritionists and doctors and includes a diet that is not recommended because it is harmful to health, but these DEBM dieters feel that this diet is successful and does not cause negative effects on their health. According to Rosenstock (1966) it is possible for individuals to take health actions because of their belief in their health which is called health belief. High health belief will direct individuals to behaviors that make their bodies healthy. The purpose of this study was to describe the health belief of DEBM dieters in early adult women aged 20-40 years. Data collection was carried out on 100 respondents using a sampling technique, purposive sampling. The measuring instrument used in the form of a questionnaire compiled based on the theory of the Health Belief Model (HBM). The results show that as many as 85 respondents have high health beliefs . Based on data from the six aspects, the highest aspect is perceived severity as many as 91 (91%) respondents and self efficacy as many as 90 (90%) respondents. Abstrak. Diet DEBM menerapkan diet rendah karbohidrat dan rendah kalori yang dapat menurunkan berat badan dengan cepat. Para pelaku diet ini mengetahui bahwa diet DEBM banyak ditentang oleh para ahli gizi dan dokter dan termasuk diet yang tidak dianjurkan karena berbahaya bagi kesehatan, namun para pelaku diet DEBM ini merasa bahwa diet ini berhasil dan tidak menimbulkan efek negatif bagi kesehatan mereka. Menurut Rosenstock (1966) dimungkinkan individu melakukan tindakan kesehatan karena keyakinannya terhadap kesehatannya yang disebut dengan health belief. Keyakinan kesehatan yang tinggi akan mengarahkan individu pada perilaku yang membuat tubuhnya sehat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran health belief pelaku diet DEBM pada wanita dewasa awal usia 20-40 tahun. Pengumpulan data dilakukan terhadap 100 responden dengan menggunakan teknik pengambilan sampel, purposive sampling. Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner yang disusun berdasarkan teori Health Belief Model (HBM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 85 responden memiliki keyakinan kesehatan yang tinggi. Berdasarkan data dari keenam aspek tersebut, aspek yang paling tinggi adalah persepsi keparahan sebanyak 91 (91%) responden dan self efficacy sebanyak 90 (90%) responden.
Pengaruh Job Crafting Terhadap Work Engagement Pada Karyawan Bagian IT PT X Mochamad Rokib Vadya Mulyadi; Rizka Hadian Permana
Jurnal Riset Psikologi Volume 2, No. 1, Juli 2022, Jurnal Riset Psikologi (JRP)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (269.177 KB) | DOI: 10.29313/jrp.v2i1.828

Abstract

Abstract. The effect of job crafting on work engagement in the IT sector is something that has not been studied much, so this research was conducted to complete this deficiency. This research was conducted on employees of the IT department, especially on a programmer who makes a website or software. This research method is used causal method within 32 subjects employees of the IT department of PT X. This study uses a psychological scale with a job crafting scale from Tims, Bakker, Derks and a work engagement scale from Schaufeli & Bakker. The results of this study show that "96.875%" of employees who do job crafting are found high, and "96.875%" of employees have high work engagement. The effect of job crafting on work engagement is "54.5%". The results of Multiple Regression show that the dimensions of job crafting that have a significant influence on work engagement are Increasing Structural work resources with a value of "29.4%". Abstrak. Pengaruh job crafting terhadap work engagement pada dunia IT merupakan hal yang belum banyak diteliti sehingga penelitian ini dilakukan untuk melengkapi kekurangan informasi tersebut. Penelitian ini dilakukan pada karyawan bagian IT khususnya pada seorang programmer yang bertugas dalam pembuatan website ataupun software. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kausalitas dengan jumlah subjek 32 orang karyawan bagian IT PT X. Penelitian ini menggunakan skala psikologis dengan alat ukur job crafting scale dari Tims, Bakker, Derks serta alat ukur work engagement dari Schaufeli & Bakker. Hasil penelitian ditemukan “96,875%” karyawan yang melakukan job crafting tinggi, dan “96,875%” karyawan memiliki work engagement yang tinggi. Pengaruh job crafting terhadap work engagement sebesar “54,5%”. Hasil Multiple regression menunjukkan dimensi job crafting yang memiliki pengaruh signifikan terhadap work engagement adalah Increasing Structural job resources dengan nilai sebesar “29,4%”.
Pengaruh Job Crafting Terhadap Work Engagement Pada Karyawan Bagian Sales Bank X Elvira Ayu Najla; Hendro Prakoso
Jurnal Riset Psikologi Volume 2, No. 1, Juli 2022, Jurnal Riset Psikologi (JRP)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (533.188 KB) | DOI: 10.29313/jrp.v2i1.833

Abstract

Abstract. The aim of this study is to determined the influences of Job Crafting on work engagement. This research was conducted on sales employees who are included in the sector at a service organization. The research method used is the causality method with the number of participant is 31 employees of division Sales of X Bank. Job Crafting was measured using Job Crafting Scale from and Work Engagement was measured using UWES 17 from [1]. The finding shows that 93.5 % sales division employees have a high level of Job Crafting and 96.7 % have a high level of work engagement. Based on regression results, it was found that Job Crafting contributed 61,46% significant effect on Work Engagement. The results of multiple regression show that only the dimension of Increasing Structural Job Resources has a significant effect on Work Engagement. Abstrak.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Job Crafting terhadap Work Engagement. Penelitian ini dilakukan pada karyawan Sales yang termasuk dalam sektor pada organisasi jasa. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kausalitas dengan jumlah partisipan 31 orang pegawai divisi Sales Bank X. Job Crafting diukur menggunakan Job Crafting Scale dan Work Engagement diukur menggunakan UWES 17 dari [1]. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 93,5% karyawan divisi penjualan memiliki tingkat Job Crafting yang tinggi dan 96,7% memiliki tingkat Work Engagement yang tinggi. Berdasarkan hasil regresi diketahui bahwa Job Crafting memberikan pengaruh yang signifikan sebesar 61,46% terhadap Work Engagement. Hasil regresi berganda menunjukkan bahwa hanya dimensi Increasing Structural Job Resources yang berpengaruh signifikan terhadap Work Engagement.
Pengaruh Mindfulness terhadap Work Engagement pada Pekerja Startup Digital di Indonesia Pratiwi Utami; Oki Mardiawan
Jurnal Riset Psikologi Volume 2, No. 1, Juli 2022, Jurnal Riset Psikologi (JRP)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (306.489 KB) | DOI: 10.29313/jrp.v2i1.834

Abstract

Abstract. This study aims to determine the level of mindfulness at work and work engagement, and to see how much influence mindfulness at work has on work engagement for digital startup workers in Indonesia. The author uses the theoretical concept of [1] to explain the concept of mindfulness and the theory of [2] to explain the concept of work engagement. This study uses a non-experimental quantitative approach, with a cross-sectional survey study design to explain the influence of the mindfulness at work variable on the work engagement variable. Participants in this study were 259 digital startup workers in Indonesia who filled out online questionnaires. The measuring instrument used in this study is the Mindfulness at Work scale which is constructed based on the concept of [1] to measure the level of mindfulness at work. Meanwhile, to measure the level of work engagement, [2] used the Utrecht Work Engagement Scale (UWES 9) which has been adapted into Indonesian by [3]. The results of this study indicate that there is an effect of mindfulness at work on work engagement for digital startup workers in Indonesia by 13.9%. Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat mindfulness at work dan work engagement, serta untuk melihat seberapa besar pengaruh mindfulness at work terhadap work engagement pekerja startup digital di Indonesia. Penulis menggunakan konsep teori [1] untuk menjelaskan konsep mindfulness dan teori [2] untuk menjelaskan konsep work engagement. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif non eksperimental, dengan desain penelitian cross sectional survey untuk menjelaskan pengaruh variabel mindfulness at work terhadap variabel work engagement. Partisipan dalam penelitian ini adalah 259 pekerja startup digital di Indonesia yang mengisi kuesioner secara online. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Mindfulness at Work yang dibangun berdasarkan konsep [1] untuk mengukur tingkat mindfulness di tempat kerja. Sedangkan untuk mengukur tingkat keterikatan kerja, [2] menggunakan Utrecht Work Engagement Scale (UWES 9) yang telah diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia oleh [3]. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh mindfulness at work terhadap work engagement bagi pekerja digital startup di Indonesia sebesar 13,9%.

Page 1 of 1 | Total Record : 10