cover
Contact Name
Taufik Mustofa
Contact Email
taufik.mustofa@fai.unsika.ac.id
Phone
+6289618302729
Journal Mail Official
hawari@unsika.ac.id
Editorial Address
Jl. HS. Ronggo Waluyo, Telukjambe Timur, Karawang, Jawa Barat, Indonesia - 41361
Location
Kab. karawang,
Jawa barat
INDONESIA
Hawari: Jurnal Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam
ISSN : 27233936     EISSN : 27236439     DOI : https://doi.org/10.35706/hw.v3i1
Core Subject : Religion, Education,
Hawari: Jurnal Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam merupakan jurnal yang dikelola oleh Prodi S1 Pendidikan Agama Islam, Universitas Singaperbangsa Karawang yang bertujuan untuk memfasilitasi para akademisi dan praktisi pendidikan khususnya bidang keagamaan untuk mempublikasikan hasil pemikiran ataupun penelitiannya. Ruang lingkup jurnal ini mempublikasikan artikel terkait Pendidikan Agama Islam dan Ilmu Keagamaan Islam.
Articles 38 Documents
E-Learning Berbasis Virtual classroom di Era Covid-19: Iwan Hermawan Admin Hawari
HAWARI : Jurnal Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam Vol. 1 No. 1 (2020): Jurnal Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Singaperbangsa Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35706/hawari

Abstract

Pandemi COVID-19 ini telah membuka mata publik khususnya pendidikan tinggi untuk bekerja keras, berpikir kreatif dan adaptif dengan mengubah model kegiatan belajar mengajar yang semula berbasis konvensional menjadi pembelajaran berbasis e-learning. Pandemi COVID-19 ini adalah momentum bagi dunia pendidikan untuk membuat terobosan baru, keluar dari paradigma normatif dunia nyata ke dunia maya dengan memanfaatkan teknologi dalam setiap kegiatan proses belajar mengajar (KBM) dan pelayanan non-akademik lainnya. E-learning berbasis virtual classroom menjadi alternatif pemanfaatan teknologi pada proses pembelajaran yang menggantikan pembelajaran konvensional di kelas. Hampir semua kegiatan yang biasa dilakukan di kelas konvensional berbasis pengetahuan (kognitif) dapat dipenuhi oleh kelas virtual ini, dimulai dari penyampaian materi, pemberian tugas, penilaian hingga tatap muka yang menggunakan video conference. Namun demikian, ada yang tidak bisa dipenuhi oleh sebuah alat teknologi, yaitu hubungan emosional antara dosen dan mahasiswa yang selama ini tetap dipertahankan, apalagi dapat mengembangkan pola pendidikan yang berbasis karakter yang penilaiannya mengacu pada sikap (apektif).
Kompetensi Sosial Guru Profesional: Taufik Mustofa Admin Hawari
HAWARI : Jurnal Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam Vol. 1 No. 1 (2020): Jurnal Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Singaperbangsa Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35706/hawari

Abstract

Istilah guru profesional sudah tidak asing lagi di kalangan dunia pendidikan. Berbagai macam upaya pemerintah dalam mewujudkan guru profesional, mulai dari perubahan kebijakan, mekanisme maupun tunjangan. Akan tetapi masih banyak guru yang kurang faham bahwa substansi guru profesional bukan hanya tentang tunjangan, melainkan peningkatan standar kompetensi guru yang meliputi: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengulas dan memberikan gambaran konkret berupa indikator tentang kompetensi sosial guru profesional dari berbagai sumber yang relevan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian kepustakaan (library research). Sedangkan untuk mencari data penunjang, maka penulis menggunakan metode dokumentasi. Analisis datanya menggunakan metode content analysis dengan menerapkan interprestasi dari sumber dan data yang didapat. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa kompetensi sosial yang harus dimiliki oleh seorang guru profesional meliputi: hubungan guru dengan peserta didik, hubungan guru dengan guru lainnya, hubungan guru dengan Orang tua, hubungan guru dengan masyarakat.
Menumbuhkan Minat Baca Anak: Ajat Rukajat, Susan Martah Admin Hawari
HAWARI : Jurnal Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam Vol. 1 No. 1 (2020): Jurnal Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Singaperbangsa Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35706/hawari

Abstract

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan beberapa hal penting. Pertama, upaya guru dalam membudayakan minat membaca anak usia dini melalui media visual yaitu dengan cara memperkenalkan pada tata cara membaca yang baik misalnya duduk yang wajar dan baik, cara meletakkan buku, memegang buku dengan baik, pengajaran membaca yang didasarkan pada kebutuhan anak dan mempertimbangkan apa yang harus dikuasai siswa, memfasilitasi anak menemukan dan memecahkan masalah dengan menerapkan pembelajaran yang bermakna dan lebih menyenangkan. Kedua faktor pendukung yaitu motivasi yang kuat baik dari siswa, tenanga pendidk dan keluarga, minat yang dimiliki anak pada kegiatan membaca.iklim pembelajaran yang kondusif. Ketiga, Faktor yang dapat menghambat yaitu kurangnya peran keluarga dalam menumbuh kembangkan minat dan budaya baca dalam ruang lingkup terkecil, Guru memiliki keterbatasan keterampilan dalam memotivasi dan menyediakan media pembelajaran yang dapat menumbuhkan minat belajar anak. Keempat, cara mengatasinya yaitu pemberian motivasi oleh guru dalam meningkatakan minat membaca, penyediaan sarana dan prasarana yang mampu menstimulus minat membaca anak.
Pengembangan Konsep Pendidikan Karakter: Dede Darisman Admin Hawari
HAWARI : Jurnal Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam Vol. 1 No. 1 (2020): Jurnal Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Singaperbangsa Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35706/hawari

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena bahwa: seringkali pendidikan agama dianggap sebagai salah satu media efektif dalam menginternalisasikan karakter luhur terhadap peserta didik. Akan tetapi kenyataannya, harapan tersebut belum mampu direalisasikan oleh PAI, karena belum dapat berperan secara optimal. Meskipun anggapan itu tidak sepenuhnya benar, tetapi paling tidak idealnya pendidikan agama memang dimaksudkan untuk meningkatkan potensi spiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang berakhlak karimah. Melalui PAI, peserta didik diharapkan memiliki karakter-karakter tersebut. Pemahaman yang mendalam akan ajaran dan nilai-nilai agama Islam diharapakan mampu menjiwai perilaku dan tindakan peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, pengembangan PAI yang berorientasi pada pendidikan karakter diharapkan mampu membenahi kualitas pembelajaran PAI, sehingga mampu memberikan kontribusi dalam pembenahan akhlak bangsa. Atas dasar itu masalah dalam penelitian ini dirumuskan: bagaimana pengembangan konsep dasar pendidikan karakter dalam pembelajaran PAI di SMA Plus Darussalam Ciamis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 3 komponen penunjang keberhasilan pelaksanaan pembelajaran. Pertama, Tahap perencanaan, kedua Tahap Pelaksanaan dan ketiga, Tahap Evaluasi. Dari ketiga tahapan tadi tentunya faktor lain yang penting adalah Guru sebagai pelaksana dalam proses tersebut dengan berbagai metode yang diaplikasikan dalam kegiatan pembelajaran.
Hasad Dalam Perspektif Ulama: Debibik Nabilatul Fauziah Admin Hawari
HAWARI : Jurnal Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam Vol. 1 No. 1 (2020): Jurnal Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Singaperbangsa Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35706/hawari

Abstract

Hasad adalah harapan seseorang (hasid) akan hilangnya nikmat dari orang yang dihasadkannya (mahsud), ẖasad adalah penyakit hati dan akhlak tercela yang menghapuskan segala amal kebaikan. Para ulama mengecam keras sifat hasad disebabkan bahaya yang ditimbulkannya, yakni bahaya dalam sisi agama dan bahaya bagi jiwa hasid. Oleh karena itu para ulama memberikan solusi berupa penawar penyakit hasad dari ayat-ayat Al-Qur’an ataupun doa-doa. Dalam tulisan ini dibahas makna hasad, hakekat hasad, lafadz hasad dalam Al-Qur’an dan Hadits, penyebab hasad, bahaya dan dampak dari sifat hasad, serta penawar penyakit hasad.
PENGEMBANGAN POTENSI MANUSIA DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM Ahmad Husni Hamim
HAWARI : Jurnal Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam Vol. 2 No. 1 (2021): Jurnal Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Singaperbangsa Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35706/hawari

Abstract

Hakikatnya manusia memiliki Potensi, menurut pendidikan Islam adalah manusia telah dibekali dengan potensi dasar berupa jasmani (pendengaran, penglihatan), akal, ruh yang masih perlu pengembangan untuk bekal hidupnya semenjak kelahirannya. Perkembangan ini dipengaruhi oleh lingkungan keluarga masyarakat, sekolah. Proses pengembangan ini akan berlangsung seumur hidup dan bertujuan untuk menghambakan diri kepada Allah SWT. Jadi potensi dasar tersebut dipengaruhi oleh lingkungan (faktor eksternal). Dalam proses pengembangan potensi pendidikan Islam juga meletakkan prinsip kebebasan dan demokrasi yang memungkinkan manusia untuk berkreasi mengembangkan potensinya, akan tetapi kebebasan ini terikat dengan norma atau aturan yang berlaku di lingkungan masyarakatnya dan norma agama.
GENDER DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM Fachmi Farhan
HAWARI : Jurnal Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam Vol. 2 No. 1 (2021): Jurnal Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Singaperbangsa Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35706/hawari

Abstract

Penelitaian ini bertujuan untuk mengetahui peran gender dalam perspektif Islam terutama dalam pendididikan. Masih banyak yang beranggapan membedakan peran dan kedudukan laki-laki dan perempuan. Faktor penyebab pembedaan kedudukan ini diantaranya adanya kesalahan pemahaman dalam mengkonstruksi peran sosial antara laki-laki dan perempuan sebagai akibat dari interpretasi teks suci al- Qur’an secara particular dn terkesan tidak utuh. Hal ini tentu mengakibatkan terjadinya konsepsi-konsepsi yang tidak seimbang dalam menempatkan posisi laki-laki dan perempuan dalam kehidupan masyarakat. Penelitian ini dilakukan dengan metode desripsi kualitatif, dengan pendekatan kepustakaan atau library research. Hasil dari penelitian ini Islam selalu menempatkan semua hal pada posisi yang se- imbang. Islam juga menempatkan Laki-laki dan perempuan sebagai manusia yang memiliki posisi seimbang dan sama. meletakkan kedudukan laki-laki dan perempuan secara seimbang sesuai dengan kadar keimanan dan ketakwaan menjadi salah satu upaya jalan tengah yang harus ditempuh para Muslim dan Muslimat.
IQRA’ SEBAGAI BENTUK LITERASI DALAM ISLAM Masykur H. Mansyur
HAWARI : Jurnal Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam Vol. 2 No. 1 (2021): Jurnal Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Singaperbangsa Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35706/hawari

Abstract

Ketika pertama kali al-Qur’an diturunkan, kata pertama yang diwahyukan Allah melalui Malaikat Jibril untuk dilafalkan oleh baginda Nabi Muhammad saw adalah kata Iqra’. Kata Iqra’ biasa diterjemahkan dengan “bacalah”. Pengertian ini sesuai dengan kata Qara’a itu sendiri yang pada awalnya memang mempunyai arti “menghimpun”. Al Qur'an sering menggunakan kata Qara'a dalam berbagai ayatnya. Ketika menerima kalimat tersebut Nabi Muhammad saw gemetar dan mengatakan tidak bisa membaca. Walaupun demikian dengan turunnya ayat ini menunjukkan betapa pemuliaan dan penilaian yang tertinggi kepada kepandaian membaca sekaligus menulis berbagai ilmu pengetahuan. Bacalah! Dengan nama Tuhanmu yang telah mencipta. Menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah! dan Tuhan engkau itu Maha Mulia. Dia yang mengajarkan dengan qalam. Mengajari manusia apa-apa yang dia tidak ketahui. Ayat-ayat ini menunjukkan Allah SWT mengajarkan kepada manusia berbagai ilmu, dibuka-Nya berbagai rahasia, diserahkan-Nya berbagai kunci untuk membuka perbendaharaan ilmu Allah, yaitu dengan qalam atau pena. Disamping lidah membaca, Allahpun mentakdirkan pula bahwa ilmu pengetahuan itu dapat dicatat. Nabi Muhammad saw adalah orang yang tidak pandai membaca dan menulis, akan tetapi beliau mengerti betapa pentingnya literasi. Literasi disini adalah kemampuan membaca dan menulis. Termasuk kemampuan berbicara, menghitung dan memecahkan masalah yang dihadapi.
PELAKSAANAAN PEMBELAJARAN DARING DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU MAJLIS TAFSIR AL QUR'AN DI DUSUN KALIHURIP DESA DUREN KECAMATAN KLARI KABUPATEN KARAWANG Hinggil Permana
HAWARI : Jurnal Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam Vol. 2 No. 1 (2021): Jurnal Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Singaperbangsa Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35706/hawari

Abstract

Pademi covid-19 telah mengganggu proses pembelajaran secara konvensional. Maka diperlukan solusi untuk menjawab permasalahan tersebut. Pembelajaran secara daring adalah salah satu alternatif yang dapat mengatasi masalah tersebut. Tujuan penelitian adalah untuk memperoleh gambaran pelaksanaan pembelajaran daring di Sekolah Dasar Islam Majlis Tafsir Al-Qur’an Karawang sebagai upaya menekan penyebaran covid-19 di Sekolah Dasar. Subjek penelitian adalah siswa sekolah dasar kelas 6. Data dikumpulkan dengan wawancara melalui zoom cloud meeting. Analisis data dilakukan menggunakan teknik analisis interaktif Miles & Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Siswa telah memiliki fasilitas-fasilitas dasar yang dibutuhkan untuk mengikuti pembelajaran daring; (2) pembelajaran daring memiliki fleksibilitas dalam pelaksanaannya dan mampu mendorong munculnya kemandirian belajar dan motivasi untuk lebih aktif dalam belajar; dan pembelajaran jarak jauh mendorong munculnya perilaku social distancing dan meminimalisir munculnya keramaian siswa sehingga dianggap dapat mengurangi potensi penyebaran Covid-19 di lingkungan sekolah dasar. Lemahnya pengawasan terhadap siswa, kurang kuatnya sinyal di daerah pelosok, dan mahalnya biaya kuota adalah tantangan tersendiri dalam pembelajaran daring. Meningkatkan kemandirian belajar, minat dan motivasi, keberanian mengemukakan gagasan dan pertanyaan adalah keutungan lain dari pembelajaran daring.
PENDIDIKAN AKHLAK DAN KARAKTER SEBAGAI LANDASAN TEORI PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA INDONESIA Agus Ali
HAWARI : Jurnal Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam Vol. 2 No. 1 (2021): Jurnal Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Singaperbangsa Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35706/hawari

Abstract

Program prioritas pembangunan nasional pemerintah adalah pendidikan karakter. Untuk itu perlu kajian lebih mendalam terkait pendidikan akhlak dan karakter sebagai landasan teori pendidikan karakter bangsa Indonesia, guna mengetahui bagaimana pendidikan akhlak dan karakter bangsa Indonesia melalui teori pendidikan karakter yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlu dukungan yang lebih dari berbagai stakeholder serta kebijakan pemerintah yang mendukung aktivitas ini dalam mewujudkan cita-cita ini yakni mewujudkan pendidikan akhak dan karakter bangsa Indonesia, salah satunya melalui 1) sosialisasi kepada khalayak umum (masyarakat) terkait teori dan konsep yang digunakan bangsa Indonesia dalam mencetak akhlak dan karakter yang unggul; 2) melalui penggalian kembali serta menerapkan dengan segera tentang sumber nilai pembentuk karakter bangsa, yang meliputi agama, budaya dan falsafah negara dan tujuan pendidikan nasional untuk segera dipraktikkan. 3) menyelenggarakan pendidikan yang tangguh yang mampu menangkal ekses negatif dari pada budaya asing/global

Page 1 of 4 | Total Record : 38