cover
Contact Name
Zahratul Aini
Contact Email
dr.zahratulaini@unsyiah.ac.id
Phone
+62812388847262018
Journal Mail Official
m.zainudin@uii.ac.id
Editorial Address
Jl. Kaliurang Km 14,5 Yogyakarta, Indonesia
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
JKKI : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Indonesia
ISSN : 20854145     EISSN : 25272950     DOI : 10.208885/JKKI.Vol10.Iss3.art5
Core Subject : Health,
JKKI: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Indonesia is a peer-reviewed journal in the field of medical and health sciences. This journal is designed as a place of dissemination of information and scientific knowledge, which publishes three times a year. It publishes original article, article review, and case report. These comprise of biomedical sciences, clinical medicine, public health sciences, and medical science education.
Articles 7 Documents
Search results for , issue "JKKI, Vol 6, No 4, (2015)" : 7 Documents clear
Resistensi Antibiotik, Akankah Dapat Dikendalikan ? Sufi Desrini
JKKI : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Indonesia JKKI, Vol 6, No 4, (2015)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/JKKI.Vol6.Iss4.art1

Abstract

No Abstract
EKSTRAK KEDELAI DETAM 1, DAUN JATI BELANDA SERTA KOMBINASINYA TERHADAP BERAT BADAN DAN HISTOPATOLOGIS HEPAR TIKUS WISTAR Meilinah Hidayat; Sylvia Soeng; Roro Wahyudianingsih; Jeanny Ervie Ervie Ladi; Yonathan Ari Krisetya; Vera Elviora
JKKI : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Indonesia JKKI, Vol 6, No 4, (2015)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/JKKI.Vol6.Iss4.art2

Abstract

Latar Belakang Biji kedelai Detam 1 dan daun jati Belanda berefek menghambat kenaikan berat badan, akan tetapi dikhawatirkan mempengaruhi organ hepar. Tujuan penelitian Tujuan penelitian untuk mengetahui efek ekstrak etanol biji kedelai Detam 1 (EEKD), ekstrak etanol daun jati Belanda (EEJB) dan kombinasinya terhadap penghambatan kenaikan berat badan dan gambaran histopatologis hepar pada tikus Wistar yang diberi pakan tinggi lemak (PTL). Metode penelitian Penelitian merupakan eksperimental laboratorium dengan rancangan acak lengkap bersifat komparatif. Sebanyak 40 ekor tikus Wistar jantan dibagi secara acak menjadi 8 kelompok perlakuan, masing masing terdiri dari 5 ekor. Selanjutnya diberi perlakuan selama 28 hari, semua kelompok kecuali kelompok kontrol negatif (KN), tetap diberi PTL. Pada hari ke-29, seluruh tikus dikorbankan dan semua hepar tikus, kecuali kelompok Orlistat (K6), dibuat sediaan histopatologis dengan pewarnaan Haematoxylin Eosin (HE). Hasil Penghambatan kenaikan berat badan terjadi pada semua kelompok perlakuan, kelompok K3 (EEKD 10 mg : EEJB 20 mg) menunjukkan penghambatan kenaikan berat badan yang paling baik dan potensinya setara dengan kontrol positip (KP) atau Orlistat. Pada semua kelompok perlakuan (K1, K2, K3, K4 dan K5) terjadi perubahan struktur arsitektur dan inflamasi di daerah portal namun tidak menyebabkan bengkak keruh dan degenerasi lemak. Kesimpulan: Pemberian kombinasi EEKD 10 mg : EEJB 20 mg menunjukkan penghambatan kenaikan berat badan yang paling baik. EEJB sediaan tunggal menyebabkan perubahan gambaran histopatologis hepar paling buruk pada tikus Wistar jantan yang diinduksi pakan tinggi lemak. Kata kunci : kedelai Detam 1, jati Belanda, berat badan, histopatologis hepar, Tikus Wistar
HUBUNGAN PENGALAMAN MENYUSUI DAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN BARUKAN, KECAMATAN MANISRENGGO, KABUPATEN KLATEN Beta Woro Hastuti; Soeroyo Machfudz; Tien Budi Febriani
JKKI : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Indonesia JKKI, Vol 6, No 4, (2015)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/JKKI.Vol6.Iss4.art3

Abstract

Latar Belakang Angka pemberian ASI eksklusif masih belum memenuhi target. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor ibu, anak, keluarga, dan petugas kesehatan. Rendahnya angka pemeberian ASI juga menjadi salah satu faktor masih tingginya Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia. Pada tahun 2012, AKB di Indonesia sebesar 32 per 1000 kelahiran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengalaman menyusui dan tingkat pendidikan ibu dengan pemberian ASI eksklusif. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode cross sectional. Subjek penelitian merupakan ibu-ibu yang datang ke posyandu di Kelurahan Barukan, Kecamatan Manirenggo, Kabupaten Klaten. Data yang digunakan merupakan data primer berupa kuisioner pemberian ASI eksklusif. Hasil Jumlah ibu yang menjadi subjek penelitian yaitu 57 orang. Persentase ibu yang memberikan ASI Eksklusif adalah 71,9% danyang tidak memberikan ASI Eksklusif adalah 28,1%. Berdasarkan tingkat pendidikan, Ibu yang berpendidikan rendah adalah 93% dan yang berpendidikan tinggi adalah 7%. Hasil analisis dengan Fisher's Exact Test menunjukkan nilai p=0,312 (p > 0,05). Berdasarkan pengalaman menyusui didapatkan bahwa ibu yang tidak pernah menyusui ASI eksklusif sebelumnya adalah 82,5% dan yang pernah memberikan ASI eksklusif sebelumnya adalah 17,5% dan setelah dianalisis dengan Fisher's Exact Test didapatkan nilai p=0,000 (p < 0,05). Analisis multivariat menunjukkan hanya variabel pengalaman menyusui yang lebih berpengaruh terhadap pemberian ASI eksklusif. Kesimpulan Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dan pemberian ASI eksklusif, terdapat hubungan yang signifikan antara pengalaman menyusui dan pemberian ASI eksklusif, dan pengalaman menyusui merupakan faktor yang lebih berpengaruh terhadap pemberian ASI eksklusif. Kata Kunci : pengalaman menyusui, tingkat pendidikan, ASI eksklusif
FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELELAHAN PADA LANJUT USIA DI DESA UMBULMARTANI, SLEMAN TAHUN 2015 Ridwansyah -; Maftuhah Nurbeti Nurbeti; Sunarto -
JKKI : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Indonesia JKKI, Vol 6, No 4, (2015)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/JKKI.Vol6.Iss4.art4

Abstract

Latar Belakang Lansia secara bertahap mengalami penurunan fisiologis, sehingga mudah lelah. Namun, hampir separuh lansia (45,41%) di Indonesia memiliki kegiatan utama bekerja. Oleh karena itu, perlu diteliti mengenai faktor apa yang berkaitan dengan kelelahan pada lansia Tujuan Penelitian dilakukan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kelelahan pada lansia, khususnya di Desa Umbulmartani, Kecamatan Ngemplak, Sleman, Provinsi DIY Tahun 2015 Metode Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan penelitian cross- sectional. Jumlah populasi lansia adalah 534 lansia, sedangkan sampel penelitian adalah 84 lansia. Teknik penentuan sampel menggunakan concecutive sampling melalui pertemuan- pertemuan lansia. Analisis data yang digunakan ialah analisis univariat, bivariat dengan uji Chi-square dan uji Fischer untuk variabel yang tidak memenuhi syarat uji Chi Square, serta analisis multivariat regresi logistik. Hasil Variabel yang berhubungan dengan kelelahan pada lansia di Desa Umbulmartani ialah nyeri sendi (p=0,034) dan gangguan tidur (p=0,000). Sedangkan aktivitas berlebih (p=0,546), status gizi (p=0,053), riwayat DM (p=0,162), dan perilaku merokok (p=0,171) tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan kelelahan pada lansia. Pada analisis multivariat diperoleh model akhir dengan p value 0,000 pada gangguan tidur. Kesimpulan Terdapat hubungan yang bermakna antara nyeri sendi dan gangguan tidur dengan kelelahan pada lansia di Desa Umbulmartani, Kecamatan Ngemplak, Sleman, DIY Tahun 2015. Variabel gangguan tidur merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap kelelahan lansia. Kata Kunci: Kelelahan, Lansia Faktor Risiko
PENGARUH EKSTRAK ETANOL Centella asiatica TERHADAP JUMLAH SEL NEURON DI KORTEKS PREFRONTALIS TIKUS YANG DIBERI PERLAKUAN STRES Ayu Kurnia Priyantiningrum; Kuswati -; Ety Sari Handayani
JKKI : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Indonesia JKKI, Vol 6, No 4, (2015)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/JKKI.Vol6.Iss4.art5

Abstract

Latar Belakang Stres berdampak pada penurunan fungsional tubuh yang dapat menimbulkan suatu penyakit seperti ketidakmampuan kognitif yang serius, diketahui bahwa kemampuan kognitif diatur pada Korteks Prefrontalis di otak. Respon tubuh terhadap stress berupa kemampuan untuk bertahan hidup hingga apoptosis. Centella asiatica merupakan tanaman obat yang memiliki senyawa triterpen sebagai antioksidan yang mampu memproteksi sel untuk dapat terhindar dari apoptosis. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol pegagan (Centella asiatica) terhadap jumlah sel neuron di korteks prefrontalis tikus putih (Rattus norvegicus) yang diberi perlakuan stres Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan rancangan post test-with control group. Subyek penelitian ini menggunakan 12 tikus dewasa (Rattus norvegicus) galur Wistar yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Subyek terbagi sama rata menjadi kelompok kontrol dan perlakuan. Kedua kelompok dilakukan stres restrain selama 21 hari. Tiga puluh menit sebelum stress, kelompok kontrol diberikan Pulvis Gum Arabica 3%. Kelompok perlakuan diberikan ekstrak etanol pegagan 300 mg/kgBB/hari. Perbedaan jumlah sel neuron rerata pada seluruh lapang pandang setiap kelompok dianalisis dengan uji T-test independent. Hasil Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah sel neuron rerata di Korteks Prefrontalis setelah pemberian ekstrak etanol pegagan (Centella asiatica) lebih banyak dibandingkan kelompok kontrol (p-value 0,004; CI 95%). Kesimpulan Pemberian ekstrak etanol pegagan (Centella asiatica) signifikan meningkatkan jumlah sel neuron di Korteks Preftontalis tikus (Rattus norvegicus) yang diberi perlakuan stres, dibanding tikus kontrol yang tidak diberikan pegagan Kata Kunci: Stres Restrain, Centella asiatica, Korteks Prefrontalis, Rattus norvegicus
PENGARUH PEMBERIAN PELEMBAP TERHADAP HASIL TES DISKRIMINASI DUA TITIK PADA PENGHUNI PANTI WREDHA ABIYOSO YOGYAKARTA Asyahidatul Muchlisah Fitriana; Titis Nurmasitoh; Rosmelia Malik
JKKI : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Indonesia JKKI, Vol 6, No 4, (2015)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/JKKI.Vol6.Iss4.art6

Abstract

Latar Belakang Proses penuaan yang terjadi pada lansia  mengakibatkan perubahan pada sistem organ, terutama kulit yang dapat mengalami penurunan fungsi  sensoris. Fungsi  sensoris  dapat dideteksi secara sederhana menggunakan tes diskriminasi dua titik. Sementara itu, pemakaian pelembap dapat memperbaiki tampilan dan fungsi kulit pada lansia.  Tujuan Untuk mengetahui perbedaan hasil tes diskriminasi dua titik pada lansia di Panti Wredha Abiyoso Yogyakarta sebelum dan sesudah pemberian pelembap.  Metode Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang menggunakan rancangan pre-test and post-test control group dan melibatkan 32 subjek penelitian yang terbagi pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.  Hasil Analisis dengan uji T tidak berpasangan menunjukkan bahwa secara statistik terdapat perbedaan hasil tes diskriminasi dua titik yang signifikan antara  kelompok kontrol dan kelompok eksperimen  (p=0,001). Pada kelompok eksperimen, terdapat perbedaan nilai pre-test  dan  posttest  yang bermakna setelah pemberian pelembap  (p=0,007), sedangkan pada kelompok kontrol tidak terdapat perbedaan nilai yang signifikan antara hasil pre-test dan post-test (p=0,344).  Kesimpulan Terdapat perbedaan hasil tes diskriminasi dua titik yang bermakna pada lansia di Panti Wredha Abiyoso Yogyakarta antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.  Kata Kunci: pelembap, tes diskriminasi dua titik, lansia
TUMOR ocular surface squamosa TINJAUAN PUSTAKA MENGENAI ETIOPATOGENESIS, DIAGNOSIS KLINIS, DAN HISTOPATOLOGIS Esti Mahanani; Artati Sri Redjeki
JKKI : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Indonesia JKKI, Vol 6, No 4, (2015)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/JKKI.Vol6.Iss4.art7

Abstract

Tumor  ocular surface  squamosa  neoplasia  (OSSN) merupakan salah satu tumor terbanyak di bidang mata dengan angka rekurensi dan morbiditas yang tinggi. Tumor ini memiliki gambaran klinis bervariasi. Diagnosis ditegakkan melalui histopatologi dari hasil eksisi biopsi. Istilah OSSN meliputi displasia ringan  dalam bentuk  conjunctival intraepithelial neoplasia    dan  carcinoma in situ  serta dalam bentuk metastasis yaitu karsinoma sel skuamosa invasif.  Tumor  ini memiliki etiologi multi-faktorial dengan interaksi  beberapa faktor seperti paparan radiasi ultraviolet,  karsinogen  kimia, kondisi kekurangan vitamin A  dan infeksi dari beberapa virus  tetapi kondisi individual memang belum  jelas.  Infeksi  human immunodeficiency virus  (HIV)  dan  human papilloma virus (HPV) diduga paling berperan dalam kondisi ini. Tren perubahan terlihat dalam presentasi klinis dan prognosis yang memburuk pada pasien dengan OSSN dengan infeksi HIV yaitu munculnya  bentuk  karsinoma  mucoepidermoid  dan  karsinoma  sel spindle  yang  sangat agresif.  Pemeriksaan  oftalmologi umum wajib dilakukan untuk diagnosis klinis dengan slitlamp, sedangkan pemeriksaan penunjang seperti gonioskopi, visualisasi dengan anterior optical coherence tomography (OCT) dan confocal microscopy mungkin diperlukan pada beberapa kasus. Penanganan utama adalah diagnosis tepat dan penanganan sedini mungkin untuk prognosis yang baik  sehingga peran dokter pada pelayanan primer sangat penting. Operasi  pengambilan tumor, kemoterapi  topikal,  brachytherapi  dan imunoterapi adalah berbagai  modalitas pengobatan yang dikombinasikan  dan  menunjukkan hasil yang menjanjikan pada kasus yang agresif rekurent dan besar.  Keyword  : Ocular surface squamous neoplasia, conjunctival intra epithelial neoplasia, carcinoma in situ, etiopatogenesis, diagnosis klinis, histopatologi

Page 1 of 1 | Total Record : 7