cover
Contact Name
Agustinus Konda Malik
Contact Email
aguskondamalik@staf.undana.ac.id
Phone
+6281237987345
Journal Mail Official
jurnalpeternakan@undana.ac.id
Editorial Address
Jl. Adisucipto Penfui, Kupang Nusa Tenggara Timur, Indonesia
Location
Kota kupang,
Nusa tenggara timur
INDONESIA
Jurnal Peternakan Lahan Kering
ISSN : -     EISSN : 27147878     DOI : -
Jurnal Peternakan Lahan Kering (JPLK) menerbitkan artikel hasil penelitian yang meliputi Produksi ternak, Pakan dan nutrisi ternak, Reproduksi dan pemuliaan ternak, Teknologi hasil ternak, Sosial ekonomi peternakan, dan Kesehatan ternak
Articles 18 Documents
Search results for , issue "Vol. 1 No. 2 (2019): Juni" : 18 Documents clear
Efek penggunaan tepung kulit pisang terfementasi dalam ransum terhadap konsumsi kecernaan serat kasar dan protein pada babi peranakan landrace (Effect of using fermented banana skin on intake and digestibility of crude fiber and protein in landrace crossb Dikson Dethan; Ni Nengah Suryani; Jonas Frits Theedens
Jurnal Peternakan Lahan Kering Vol. 1 No. 2 (2019): Juni
Publisher : Jurnal Peternakan Lahan Kering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Baumata Timur, Kecamatan Taebenu, Kabupaten Kupang selama 8 minggu, dibagi dalam 2 minggu masa penyesuain dan 6 minggu pengambilan data. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan tepung kulit pisang terfermentasi terhadap konsumsi kecernaan serat kasar dan protein pada babi peranakan landrace. Materi dalam penelitian ini adalah: 12 ekor ternak babi betina peranakan landrace fase pertumbuhan umur 1,5 bulan, berat badan awal15-25 kg (rata-rata 20,08 kg; KV 15,67%). Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok 4 perlakuan dengan 3 ulangan. Pakan yang diberikan adalah: pakan tanpa kulit pisang terfermentasi (R0), pakan dengan 2% tepung kulit pisang terfermentasi (R1), pakan dengan 4% tepung kulit pisang terfermentasi (R2) dan pakan dengan 6% tepung kulit pisang terfermentasi (R3). Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap konsumsi serat kasar, kecernaan serat kasar, konsumsi protein dan kecernaan protein. Dengan demikian disimpulkan bahwa penggunaan tepung kulit pisang terfermentasi sebanyak 2-6% dalam ransum memberikan pengaruh yang relatif sama terhadap konsumsi dan kecernaan serat kasar dan protein. Kata kunci: ternak babi, ransum, kulit pisang. The study was carried out in Desa Baumata Timur, Kecamatan Taebenu, Kabupaten Kupang for 8 weeks, consisting of 2 weeks for adaptation and 6 weeks for data collection. The purpose of this study was to evaluate the effect of including fermented banana skin in the basal feed on intake and digestibility of protein and crude fibre of landrace crossbred pig. There were 12 growing landrace crossbred gilts aged 1.5 months, with 15-25 kg (average 20.08 kg; CV 15.67%) initial body weight. The design used was randomized block design 4 treatments with 3 replicates. The 4 treatment feeds were formulated as: feed without fermented banana skin meal (R0), feed containing 4% fermented corm meal (R1), feed containing 4% fermented banana skin meal (R2), feed containing 6% fermented banana skin meal (R3). The results showed that effect of treatment was not significant (P> 0.05) on either intake or digestibility of either crude fibre or protein. The conclusion is that including 2-6% of fermented banana skin meal into basal feed perform the similar results in both intake and digestibility of both crude fibre and protein. Keywords: Pig, Basal feed, Banana skin, fermentation
Pengaruh penggunaan tepung daun semak bunga putih (Chromolaena odorata) terfermentasi sebagai pengganti kacang hijau dalam pakan terhadap kecernaan nutrisi ayam broiler Susanti Kahi Ana Awa; Agustinus Konda Malik; Jonas F. Theedens
Jurnal Peternakan Lahan Kering Vol. 1 No. 2 (2019): Juni
Publisher : Jurnal Peternakan Lahan Kering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan tepung daun semak bunga putih (Chromolaena odorata) terfermentasi sebagai pengganti kacang hijau dalam pakan terhadap kecernaan nutrisi ayam broiler.Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan menggunakan 4 perlakuan dan 5 ulangan. Ransum yang digunakan terdiri dari jagung, dedak gandum, konsentrat, kacang hijau, tepung daun semak bunga putih terfermentasi, tepung ikan, minyak kelapa dengan formula sebagai berikut: R0 = Ransum tanpa tepung daun semak bunga putih terfermentasi (TDSBPT) ; R1 = Ransum yang mengandung 20% TDSBPT sebagai pengganti kacang hijau ; R2 = Ransum yang mengandung 40% TDSBPT sebagai pengganti kacang hijau ; R3 = Ransum yang mengandung 60% TDSBPT sebagai pengganti kacang hijau; Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan tepung semak bunga putih sebagai pengganti kacang hijau dalam ransum memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05) terhadap kecernaan protein kasar, namun tidak berpengaruh nyata (P<0,01) pada kecernaan bahan kering, serat kasar dan energi. Kata Kunci: ayam broiler, semak bunga putih dan kecernaan The purpose of the study was to determine the effect of fermented Chromolaena odorataleaf meal as substitution of greenpeal meal in broiler ration on digestible nutrient of broiler. Ration as used consisted corn, wheat bran, concentrate, greenpeal, Chromolaena odorataleaf meal, fish meal and coconut oil. The research design used was Completely Randomized Design with four treatments and five replicates. The treatments were as follow: R0. Ration without fermented Chromolaena odorataleaf meal, R1. Ration with 20% fermented Chromolaena odorataleaf meal as substitution of greenpeal meal; R2. Ration with 40% fermented Chromolaena odorataleaf meal as substitution of greenpeal meal; and R3. Ration with 60% fermented Chromolaena odorataleaf meal as substitution of greenpeal meal. The results of statistical analysis showed that the use of fermented Chromolaena odorataleaf meal as substitution of greenpeal meal had significant effect (P<0.05) on digestible of coarser protein, however no significant effect ( P>0,01) on digestible of dry materials, fibre coarser and energy. Keywords: broiler, white flower (Chromolaena odorata) and digestible
Pengaruh penggunaan pakan komplit mengandung imbangan batang pisang dan serasah gamal terhadap metabolisme protein kambing kacang I. C.K, Edwin J. L., E. D. Halim, Lazarus, Wie Lawa
Jurnal Peternakan Lahan Kering Vol. 1 No. 2 (2019): Juni
Publisher : Jurnal Peternakan Lahan Kering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pakan komplit fermentasi berbasis batang pisang dan serasah gamal dengan imbangan yang berbeda terhadap konsumsi dan kecernaan protein, konsentrasi NH3, urea darah dan retensi nitrogen pada ternak kambing kacang. Penelitian ini menggunakan Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL) dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan. Ke empat perlakuan tersebut adalah P0S70 (70% serasah gamal dan 30% konsentrat), P30S40 (30% batang pisang : 40% serasah gamal dan 30% konsentrat), P40S30 (40% batang pisang : serasah gamal dan 30% konsentrat), P70S0 (70% batang pisang dan 30% konsentrat). Parameter yang diukur adalah konsumsi dan kecernaan protein, konsentrasi NH3 rumen, konsentrasi urea darah, dan retensi nitrogen. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian pakan komplit fermentasi imbangan serasah gamal dan batang pisang berpengaruh nyata (P< 0,05) terhadap konsumsi protein kasar, konsentrasi NH3 rumen dan retensi nitrogen, namun tidak berpengaruh nyata (P> 0.05) terhadap kecernaan protein kasar dan konsentrasi urea darah. Kesimpulannya bahwa imbangan batang pisang 30% dengan serasah gamal 40% dalam pakan komplit paling baik dalam meningkatkan metabolisme protein pada kambing kacang. Kata kunci :batang pisang, serasah gamal, protein kasar, NH3, urea darah The study was conducted to determine the effect of of feeding complete feeds differing in the ratio between banana stem and gliricidia fallen leaf on intake and digestibility of protein, consentration nh3, blood urea, and nitrogen retention of kacang goats. This experiment followed a 4x4 Latin Square Design with four treatments, i.e. P70S0 ( 70% Banana stem and 30% concentrate), P30S40 (30% Banana stem : 40% gliricidia fallen leaf and 30% concentrate), P40S30 ( 40% Banana stem: 30% gliricidia fallen leaf and 30 concentrate), and P0S70 ) (70% Gliricidia fallen leaf and 30% concentrate). The measured variables include a were intake and digestibility of protein, consentration NH3, blood urea, and nitrogen retention. Results showed that the effect of complete feed based banana stem and gliricidia fallen leaf with different proportion is significant (P<0,05) againts intake crude protein,concentration NH3, and nitrogen retention. But, not significant (P>0.005) digestibility crude protein and blood urea. It can be concluded that different ratio banana stem 30% and glricidia fallen leaf 40% of the complete feed it is best increased protein metabolism in kacang goats. Key words : gliricidia fallen leaf, banana stem, crude protein, NH3, blood urea
Produksi dan kualitas alga hijau (Ulva lactuca) yang dipanen pada bulan berbeda di perairan pantai Timor Kota Kupang ): Vinsensius, Yoakim H., Dominggus B. Saldus, Manggol, Osa
Jurnal Peternakan Lahan Kering Vol. 1 No. 2 (2019): Juni
Publisher : Jurnal Peternakan Lahan Kering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian dengan tujuan untuk mengetahui produksi dan kualitas alga hijau (U. Lactuca) telah yang dipanen pada bulan berbeda telah dilakukan di perairan pantai Timor Kota Kupang. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap ( RAL ) dengan 3 perlakuan dan 5 ulangan yaitu: B1 = pemanenan pada bulan Juli; B2 = pemanenan pada bulan Agustus; B3 = pemanenan pada bulan September. Parameter yang di ukur dalam penelitian ini adalah Produksi bahan kering (Bk), dan komposi kimia yang meliputi bahan organik (bo), abu, protein kasar (Pk), dan serat kasar (Sk). Hasil analisis sidik ragam (Anova) menunjukan bahwa perlakuan berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap produksi bahan kering, dan komposisi kimia (bahan organik, abu, protein kasar, dan serat kasar). Hasil uji lanjut Duncan memperlihatkan bahwa pengaruh perlakuan bulan Juli- Agustus dan Agustus-September berbeda nyata (P<0,05)sedangkan perlakuan bulan Juli-September berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap produksi bahan kering. Disamping itu antara pengaruh perlakuan bulan Juli-Agustus; Juli-September dan Agustus-September berbeda (P<0,05) terhadap kandungan nutrisi terutama abu, bahan orgamik, protein kasar, dan serat kasar. Dapat disimpulkan bahwa produksi bahan kering, dan komposisi kimia tertinggi pada bulan Agustus dibandingkan pada bulan lainnya. Kata kunci : Alga Hijau, Pakan Komplit, Produksi dan Kualitas Alga Hijau U.lactuca The study aimed evaluating the production and quality of green algae (U. Lactuca) harvested in different months on Timor Beach of Kupang City. Experimenatl design used in this study was Completely Randomized Design (CRD) 3 treatments with 5 replicates. The treatments were B1 = harvesting in July; B2 = harvesting in August; B3 = harvesting in September. Variables evaluated were dry matter content and chemical composition consisting of organic matter, ash, crude protein, and crude fiber content. Statistical analysis shows that the effect treatment is highly significant (P<0.01) on the dry matter content, and chemical composition. Duncan test result shows that the effects of month harvested in July-August and August-September were significantly different (P <0.05), but in July-September treatment was no significantly different (P> 0.05) in dry matter content. There are significant difference (P<0.05) in dry matter content and chemical composition between July-August; July-September and August-September. The conclusion is that dry matter content and chemical composition of green algae in August was greatly compared to other months. Keywords: Green Algae, Complete Feed, Production, Quality
Pengaruh penggunaan enzim fitase dan perbedaan level kalsium ransum dedak padi terhadap karkas ayam broiler Paulinus Talo; N. G. A. Mulyantini; Sutan Y.F. G Dillak
Jurnal Peternakan Lahan Kering Vol. 1 No. 2 (2019): Juni
Publisher : Jurnal Peternakan Lahan Kering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.696 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Penggunaan Enzim fItase dan Perbedaan Level Kalsium Dalam Ransum Berbasis Dedak Padi Terhadap Karkas Ayam Broiler. Variabel yang diukur, yaitu bobot potong, persentase karkas, persentase dada, persentase paha, persentase sayap dan persentase lemak abdominal ayam broiler.Perlakuan yang diberikanadalahsebagaiberikut: R0 ransum komersial sebagai ransum kontrol, R1 ransum basal + dedak padi 25 %, R2 ransum basal + dedak padi 25 % + enzim fitase dengan level ca ransum 0,6%dan R3 ransum basal + dedak padi + enzim fitase dengan level Ca ransum 0,9%. Kesimpulan bahwa penggunaan enzim fitase dengan level Ca 0,6% dan dedak padi 25% dalam ransum basal memberi pengaruh terhadap bobot potong, persentase karkas, persentase dada, persentase paha dan persentase sayap, namun R0 nyata lebih rendah pada lemak abdominal ayam broiler. Kata kunci : Ayam broiler, enzim fitase,dan dedak padi. The purpose of this study is to evaluate the effect of using phytase and different calcium levels of rice bran-based diet on broiler carcass. Variables measured were slaughter weight, carcass percentage, percentage of chest, thigh percentage, wings percentage, and abdominal fat percentage. The treatments were: (1) R0, commercial diet as control/basal; (2) R1, basal diet + 25% rice bran; (3) R2, basal diet + 25% + rice bran phytase containing Ca 0.6% of the diet; (4) R3, rice bran + phytase enzyme + Ca 0.9% of the diet. The conclusion is that using phytase with Ca 0.6% and 25% rice bran in the basal diet influences slaughter weight, carcass percentage, chest percentage, thigh percentage and wings percentage, but the control performed lower fat abdominal of broilers. Keywords: Broiler chickens, phytase, enzyme, rice bran.
Pengaruh substitusi dedak padidengan kulit buah kopi terfermentasi aspergillus niger dalam konsentrat terhadap performans kambing Ernesta Wea; Jalaludin; Daud Amalo
Jurnal Peternakan Lahan Kering Vol. 1 No. 2 (2019): Juni
Publisher : Jurnal Peternakan Lahan Kering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (411.566 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh substitusi kulit buah kopi terfermentasi Aspergillus nigerdengan dedak padi dalam konsentratterhadap pertambahan bobot badan, konsumsi dan kecernaan bahan kering, serta konversi ransum pada kambing lokal jantan. Materi yang digunakan adalah 25 ekor ternak kambing lokal jantan yang berumur 10 – 12 bulan dengan rataan berat badan 14,94 dan KV = 13,72%. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) 5 perlakuan dengan 5 kelompok. Perlakuan yang diberikan adalah : P0 (tanpa kulit buah kopi terfermentasi), P1 (penambahan kulit buah kopi terfermentasi 25%), P2 (penambahan kulit buah kopi terfermentasi 50%), P3 (penambahan kulit buah kopi terfermentasi 75%) dan P4 (penambahan kulit buah kopi terfermentasi 100%).Parameter yang diukur meliputipertambahan bobot badan, konsumsi dankecernaan bahan kering, serta konversi ransum, pada kambing lokal jantan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuaan tidak berbeda nyata (P>0,05) terhadap pertambahan bobot badan, kecernaan bahan kering dan konversi ransum. Sedangkan konsumsi bahan kering memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0.01). Hal ini dapat disimpulkan bahwa substitusi kulit buah kopi terfermentasi Aspergillus nigerdengan dedak padi dalam konsentrat dapat meningkatkan konsumsi bahan kering namun tidak berpengaruh terhadap pertambahan bobot badan, kecernaan bahan kering dan konversi ransum pada ternak kambing. Oleh karena itu disarankan bahwa kulit buah kopi terfermentasi Aspergillus niger dapat digunakan sebagai bahan pakan pengganti dedak padi pada saat kekurangan pakan. Kata kunci : ternak kambing, dedak padi, kulit buah kopi terfermentasi The study aimed at evaluating the potency of Aspergillus niger fermented coffee fruits peel as supplement feed substituting rice bran in the concentrate on local male goats perfomances.There 25 local male goats of 10-12 months of age with 12.5-22 kg (14.94kg average; CV 13.72%) initial body weight were used in the study. The gosts were randomly allotted in the 5 treatments with 5 replicates block design procedure to the 5 following treatment diets: P0 (diet without fermented coffee fruits); P1 (diet with 25% fermented coffee fruits peel ); P2 (diet with 50% fermented coffee fruits peel); P3 (diet with 75% fermented coffee fruits peel); and P4 (diet with 100% fermented coffee fruits peel). Variable studied were: body weight gain; dry matter intake and digestibility, and feeds conversion. Statistical analysis showeds that effect of treatment is highly significant (P<0.01) on drymatter intake, but not significant (P>0,05) on either body weight gain, dry matter digestibility or feeds conversion. The conclusion is that substituting rice bran with Aspergillus niger fermented coffee fruit peel increased feeds intake with the similar in weght gain, dry mater digestibility and feeds conversion of local male goats. Therefore, Aspergillus niger fermented coffee fruits peel could be used to substitute reice bran during feeds starvation. Key words: goats, diet, rice bran, fermented coffee fruit
Pengaruh level serat terhadap konsumsi dan kecernaan nutrien sapi varian genetik dan sapi bali normal Herman Mallidadi; Tara Tiba Nikolaus; Luh Sri Enawati
Jurnal Peternakan Lahan Kering Vol. 1 No. 2 (2019): Juni
Publisher : Jurnal Peternakan Lahan Kering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menguji tingkat konsumsi dan kecernaan nutrien antara sapi Bali normal dan sapi Bali varian genetik yang diberi pakan dengan kandungan serat berbeda. Metode yang digunakanadalah percobaan faktorial 2x3 menggunakan rancangan dasar bujur sangkar latin (RBSL). Faktor pertama yaitu jenis ternak sapi Bali normal (SBN) dan sapi Bali varian genetik (SVG), faktor yang kedua adalah level serat dari pakan berserat rendah =17% (R1), pakan berserat sedang = 23% (R2) danpakan berserat tinggi= 28% (R3). Data yang peroleh dianalisis menggunakanAnalysis of variance (ANOVA).Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa tidak ada interaksi antara faktor ternak dan level serat kasar terhadap konsumsi dan kecernaan PK, SK dan LKsapi Bali normal dan sapi Bali varian genetik. Level serat tidak berpengaruh (P>0,05) terhadap konsumsi dan kecernaan PK, SK, dan LK sapi Varian genetik dan sapi Bali normal. Disimpulkan bahwa sapi Bali varian genetik dan sapi Bali normal mempunyai tingkat konsumsi dan kecernaan protein kasar, serat kasar dan lemak kasar yang sama pada pakan yang mengandung serat kasar 17%, 23% dan 28% dengan kandungan protein kasar yang sama 12%. Kata kunci: pakan, protein , serat, lemak ABSTRACT The aim of the study was to evaluate nutrient intake and digestibility of variant and normal genetic of bali cattle fed different fibre levels diet. The design used in this experiment was factorial model 2 x 3 with latin square design as basic design and 3 replications. The first factor was animal species; variant of bali cattle (SBN) and normal genetic bali cattle (SVG), and the second factor was fibre level: low 17 % (R1), ntermediate 23 % (R2), and high 28 % (R3). Data collected were analysed by using analysis of variance (ANOVA) and Duncan multiple range test. The results of this experiment indicated that there was no interaction between cattle variences and fibre levels on either intake or digestibility of crude protein, crude fibre, and crude fat of either variant or normal genetic bali cattle. Effect fibre level is not significant (P>0.05) influence on either intake or digestibity of crude protein, crude fibre, and crude fat of variant and normal genetic bali cattle. The conclusion is that variant and normal genetic bali cattle had equally in both intake and digestibility of crude protein, crude fibre, and crude fat on ration containing 12 % protein Key words : feed, protein, fibre, fat, content.
Kualitas spermatozoa babi landrace dalam pengencer sitrat kuning telur yang ditambahkan ekstrak daun kelor pada berbagai level Isazkar Edevy Fay; Petrus Kune; Kirenius Uly
Jurnal Peternakan Lahan Kering Vol. 1 No. 2 (2019): Juni
Publisher : Jurnal Peternakan Lahan Kering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk menguji pengaruh penambahan ekstrak daun kelor (EDK) dengan berbagai level dalam pengencer sitrat kuning telur (SKT) terhadap motilitas, viabilitas abnormalitas dan, membran plasma utuh (MPU). Semen ditampung dari 3 ekor babi landrace yang memiliki kondisi tubuh yang proporsional, kesehatan yang baik dan organ reproduksi yang normal (testisnya simmetris) berumur 2 tahun. Semen yang digunakan memiliki syarat motilitas >70%, konsentrasi x106/ml dan abnormalitas <15%. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dari 5 perlakuan dan 5 kali ulangan sehingga memperoleh 25 unit percobaan. Semen diencerkan mengunakan EDK dan SKT, kemudian dibagi dalam lima tabung dan diberi lima perlakuan sebagai berikut P0 (0%), P1 (5%), P2 (7%), P3 (9%), dan P4 (11%) yang disimpan pada suhu 18-20oC. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penambahan EDK pada pengencer semen berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap motilitas dan viabilitas spermatozoa sedangkan untuk variabel abnormalitas spermatozoa, tidak terdapat perbedaan yang nyata (P>0,05) antara perlakuan. Pengamatan hingga jam ke-30 juga menunjukan motilitas terendah pada P4 18% dan yang tertinggi P1 40%, selanjutnya untuk nilai viabilitas yang terendah pada P4 23% dan tertinggi P1 54%, sedangkan abnormalitas menunjukan nilai persentase yang sama pada semua perlakuan yaitu 4%, dan nilai MPU yang terendah P4 28% dan tertinggi P1 54%. Disimpulkan bahwa penambahan EDK dalam pengencer SKT dengan level 5% adalah yang terbaik dalam mempertahankan nilai motilitas dan viabilitas spermatozoa hingga penyimpanan jam ke-30 dengan motilitas 40%. Kata kunci: Sitrat-kunig telur, ekstrak daun kelor, semen, babi landrace ABSTRACT The study aimed at evaluating the effect and determining the best level of supplementing Moringa leaves extract (EDE) into citrate-egg yolk on motility, viability, abnormality, and intact membrane plasm (MPU). Fresh semen were collected from 3 heads of 2 years old landrace boars with proportional body, health condition and normal reproduction organ. The fresh semen has early microscopic and macroscopic standardized motility >70%, concentration x106/ml and abnormality<15%.Completely randomized design 5 treatments with 5 replicates procedures were used in the study. Extended freshsemen was divided into were put into 5 tubes and added with EDK in 5 levels : P0 (0%); P1 (5%); P2 (7%); P3 (9%); and P4 (11%), then stored at 18-20oC. The result showed that effect of EDK supplementation is significant (P<0.05) on motility and viability, but not significant (P>0.05) on abnormality of the semen. The conclusion is that supplementing 5%Moringa leaves extract into citrate-yellow egg extender performed the highest result and could maintain mobility and viability of the semen up to 40% in 30 hours storage. Key words:citrate-egg yolk, Moringa leaves extract, fresh semen, landrace boar.
Analisis kelayakan finansial usaha ternak sapi potong di Kecamatan Amarasi Kabupaten Kupang Rafensius Landupraing; Matheos F. Lalus; Tenang Tenang
Jurnal Peternakan Lahan Kering Vol. 1 No. 2 (2019): Juni
Publisher : Jurnal Peternakan Lahan Kering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pendapatan serta kelayakan finansial usaha ternak sapi potong di Kecamatan Amarasi Kabupaten Kupang. Tahap pertama penelitian adalah penentuan desa contoh yang dilakukan secara purposif dan tahap selanjutnya penentuan petani/peternak contoh (responden) dilakukan secara acak sederhana (simple random sampling). Data yang terkumpul ditabulasi dan dianalisis secara deskriptif. Selanjutnya dilakukan analisis untuk mengukur tingkat kelayakan ternak sapi potong dengan menggunakan kriteria investasi net present value (NPV),net benefit cost ratio (Net B/C),dan internal rate of return (IRR).Hasil analisismenunjukkan bahwa R/C sebesar 1,56, artinya bahwa apabila peternak dalam usaha memelihara ternak sapi mengeluarkan biaya sebesar Rp1.000,-maka peternak tersebut akan memperoleh penerimaan sebesar 1,56 kali dari total biaya yang dikeluarkan tersebut atau sebesar Rp1.560,-.B/C sebesar 0,56menggambarkan bahwa dengan mengeluarkan biaya sebesar Rp1.000 akan diperoleh laba sebesar Rp560,-.Nilai B/C ini positif yang berarti dari sudut kriteria ini usaha penggemukan sapi secara finansial layak. NPV sebesar Rp6.250.051,141 pada discount faktor sebesar 12%. Nilai NPV positif berarti usaha tersebut layak secara finansial. Nilai IRR yang diperoleh sebesar 38,13%. menggambarkan bahwa pada tingkat suku bunga bank 15%, usaha ini layak dilaksanakan Dengan kata lain pada tingkat suku bunga 38%, NPV = 0. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa usaha sapi potong layak secara finansial. Kata kunci: sapi, pendapatan, kelayakan, finansial, penerimaan. ABSTRACT This study aimed at analysing income and financial feasibility of beef cattle production in the district of Amarasi, Kupang Regency.The first step by purposively selecting villages based and the second selecting farmers by applying simple random sampling. Data were tabulated and analyed descriptively. Furthemore, measure the feasibility of beef cattle using NPV, Net B/C, andIRR criteria. The results of analysis shows that R/C is 1.56, meaning that if the farmer in the business of raising livestock cost spends Rp 1,000, then the farmer will get the revenue of 1.56 times from the total cost incurred or equal to Rp1.560 , -. B / C of 0.56, illustrating that with the cost of Rp1000 will obtain profit Rp560, -.This B / C score is positive which means that based on this criterion the cattle fattening business is financially feasible. NPV of 6,250,051,141 at a discount factor of 12%. A positive NPV score means the business is financially feasible. The IRR value illustrates that at the interest rate is 38,13% or interest rate is 39%, NPV = 0. The conclusion is that the cattle production is financially feasible. Keywords: beef catlle production, financial income, Financial feasiability, revenue
Hubungan faktor sosial ekonomi peternak sapi Dan sifat inovasi teknologi inseminasi buatan dan adopsinya Pada ternak sapi di kabupaten malaka Handrianus Tefa; Tenang Tenang; Maria Krova
Jurnal Peternakan Lahan Kering Vol. 1 No. 2 (2019): Juni
Publisher : Jurnal Peternakan Lahan Kering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi penerapan teknologi IB pada peternak sapi potong dan untuk mengetahui karakteristik peternak dan faktor-faktor yang mempengaruhi peternak dalam penerapan teknologi IB pada ternak sapi potong di Kabupaten Malaka. Populasi dalam penelitian ini adalah semua peternak dilakukan secara purposive dari 12 Kecamatan di Kabupaten Malaka. Pengumpulan data dilakukan melalui teknik wawancara, observasi, studi mendalam (indepth study) dan mengunakan kuesioner. Data yang dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan uji korelasi spearman.Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang tinggi/kuat (0,807) antara faktor sosial ekonomi peternak kabupaten Malaka dengan adopsi teknologi IB yang diterapkan dan terdapat hubungan yang tinggi (0,805) antara sifat inovasi teknologi IB peternak Kabupaten Malaka dengan adopsi teknologi IB yang diterapkan. Kata kunci: ternak sapi, teknologi inseminasi buatan ABSTRACT The purpose of this research is to identify application IB technology to beef cattle farmers and to evalute the characteristics of farmers and factors influencing farmer in the application of IB technology to beef cattle in Malaka Regency. Population in this research is all farmers conducted by purposive from 12 District in Malaka Regency. Data collection was done through interview technique, observation, indepth study and using questionnaire. The data collected were analyzed using spearman correlation test. The results showed that there was a highly/strong relationship (0.807) between socio-economic factors of the Malaka Regency farmers with the adoption of applied IB technology and a high correlation (0.805) between the technological innovation of IB breeders in Malaka with the adoption of applied IB technology. Keywords: cattle, artificial insemination technology

Page 1 of 2 | Total Record : 18