cover
Contact Name
I Gede Yoga Permana
Contact Email
jurnalprabavidya@gmail.com
Phone
+6287762000182
Journal Mail Official
jurnalprabavidya@gmail.com
Editorial Address
Jalan Pulau Timor Nomor 24 Banyuning, Buleleng, Bali.
Location
Kab. buleleng,
Bali
INDONESIA
Prabha Vidya
ISSN : -     EISSN : 28291964     DOI : https://doi.org/10.36663
Fokus dan ruang lingkup Praba Vidya adalah Ilmu Komunikasi, meliputi kajian media dan jurnalistik, kajian audio broadcasting serta audiovisual, kajian kehumasan, dan kajian periklanan yang beraitan dengan Agama Hindu. Namun tidak menutup untuk kajian-kajian yang berkaitan dengan ilmu komunikasi lainnya seperti desain komunikasi visual, komunikasi pemasaran, komunikasi kesehatan, psikologi komunikasi, dan sosiologi komunikasi.
Articles 23 Documents
Eksistensi Pelinggih Jro Alus Di Desa Tukadmungga, Buleleng, Bali I Ketut Artaya; I Wayan Suwendra
Prabha Vidya Vol. 1 No. 2 (2019)
Publisher : Prabha Vidya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (202.868 KB)

Abstract

Penelitian ini merumuskan tiga permasalahan, yaitu: 1) Bagaimanakah eksistensi Pelinggih Jro Alus terhadap keyakinan umat Hindu, 2) Apa fungsi Pelinggih Jro Alus bagi umat Hindu, 3) Apakah makna dari penggunaan dupa tanpa api dalam pelaksanaan yadnya di Pelinggih Jro Alus ? Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomologis, penentuan subyek penelitian menggunakan teknik snowball sampling, dengan metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara, kepustakaan, dan dokumentasi. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan model analisis data kualitatif yang meliputi langkah-langkah, sebagai berikut: (1) reduksi data, (2) penyajian data, dan (3) verifikasi data. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa: 1) Eksitensi Pelinggih Jro Alus yaitu sebagai tempat persembahyangan pada hari-hari tertentu dan saat piodalan berlangsung. Pelinggih Jro Alus ini juga dipercayai memiliki kekuatan mistis yang kuat dan terkesan loyal terhadap warga masyarakat/ pemedek yang datang untuk meminta pertolongan. 2) Fungsi Pelinggih Jro Alus adalah sebagai Pura Pesanakan dan sebagai Pura Pengenteg Sari bagi para pedagang yang bernaksud agar usahanya tegak atau tidak goyang serta sebagai tempat untuk memohon kemakmuran, kesuburan, dan keselamatan. 3) Makna dari penggunaan dupa tanpa api adalah untuk menjaga hawa-hawa mistis sehingga menimbulkan kestabilan dan kelestarian alam sekitar.
Metode Diskusi Berbasis Bimbingan Cara Belajar Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Hindu Kadek Ayu Oktaviani; I Wayan Gara
Prabha Vidya Vol. 1 No. 2 (2019)
Publisher : Prabha Vidya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (170.359 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktifitas dan prestasi belajar Pendidikan Agama Hindu bagi siswa klas X Multimedia SMK TI Bali Global Singaraja melalui penerapan metode diskusi kelompok yang dikombinasikan dengan bimbingan belajar yang efektif dan efesien.Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yeng terdiri dari dua siklus yang terdiri dari tahap perencanaan,pelaksanaan,observasi,evaluasi,analisis, dan refleksi yang dilakukan disetiap siklus.Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X multimedia SMK TI Bali Global Singaraja pada semester ganjil tahun pelajaran 2020/2021 yang berjumlah 14 orang. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan aktifitas belajar siswa dalam dalam pembelajaran Pendidikan agama Hindu pada siklus I sebesar 57% dan siklus II sebesar 83%,ini sudah melebihi target yang ditentukan yaitu sebesar 80%.Meningkatnya aktifitas belajar siswa tersebut berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Peningkatan prestasi belajar siswa dapat dilihat dari perbandingan hasil evaluasi pada siklus I dan II.Pada siklus I rata-rata kelas (Mean) sebesar 73,92,daya serap(DS)sebesar 73,92 dan ketuntasan belajar (KB) sebesar 50%peningkatan pada siklus II menjadi rata-rata kelas (Mean) 83,92,daya serap(DS) 83,92% dan ketuntasan belajarnya (KB) 100% dari target 80%.Berdasarkan analisis data tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian berhasil dan dapat dihentikan pada siklus II. Dengan demikian penerapan metode Diskusi Kelompok Yang Dikombinasikan Dengan Bimbingan Cara Belajar Yang Efektif Dan Efesien Untuk Meningkatkan Aktifitas Dan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Hindu terhadap prestasi belajar Pendidikan Agama Hindu ternyata dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar pada siswa kelas X Multimedia SMK TI Bali Global Singaraja tahun pelajaran 2020/2021.
Nilai-Nilai Etika Dalam Teks Kidung Jerum Kundangdya dan Penerapannya Dalam Kehidupan Bermasyarakat I Nyoman Sukrawan
Prabha Vidya Vol. 1 No. 2 (2019)
Publisher : Prabha Vidya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (252.469 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan umtuk (1) Mendiskripsikan nilai-nilai etika yang terdapat dalam kidung Jerum Kundangdya di desa Poh bergong kecamatan Buleleng kabupaten Buleleng, (2) Mendiskripsikan pelaksanaan nilai-nilai etika dalam Kidung Jerum Kundangdya di des Poh bergong kecamatan Buleleng kabupaten Buleleng. Penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik Purposive Sampling dan snowboll. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi partisipatif, wawancara mendalam, pencatatan dokumen (dokumentasi). Pengujian keabsahan data menggunakan teknik triangulasi data. Untuk Analisis data dalam penelitian ini menggunakan model Milles dan Huberman. Hasil penelitian ini menemukan (1) nilai-nilai etika pada bait-bait Kidung Jerum Kundangdya yaitu sebagai berikut : nilai etika kesetiaan, nilai etika kejujuran, nilai etika kesopanan, dan nilai etika cinta kasih (2) Penerapannya nilai-nilai etika yang terdapat pada Kidung Jerum Kundangdya yaitu nilai cinta kasih dalam kehidupan berumah tangga. Penerapan nilai etika religius yang terdapat pada Kidung Jerum Kundangdya yaitu memberikan pengaruh pada keyakinan dalam beragama pada masyarakat di desa Poh Bergong. Penerapan nilai etika kesetiaan yang terdapat pada Kidung Jerum Kundangdya diterapakan dalam kehidupan masyarakat di desa Poh Bergong.
Eksistensi Pura Pelawah Kemong di Desa Bulian, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng Luh Made Ayu Widianingsih; Ni Wayan Seriasih
Prabha Vidya Vol. 1 No. 2 (2019)
Publisher : Prabha Vidya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (184.199 KB)

Abstract

Pura Pelawah Kemong keberadaannya diperkirakan berawal saat desa Banyubuah (Bulian sekarang) diserang oleh bajak laut asing (Inggris), sebagian desa dihancurkan, harta kekayaan dirampas, namum pendekar-pendekar Bulian bertahan dengan gigih dan berhasil mengusir mereka (bajak laut) meskipun banyak terjadi korban. Beberapa puluh orang bajak laut yang ditangkap, ditawan di suatu tempat dan satu persatu dari mereka diadu kekuatannya dengan sesama temannya seperti orang mengadu ayam. Itulah pangkal cerita yang menyatakan bahwa di desa Bulian diadakan Tajen Jelema atau petarung manusia. Adapun bentuk pura Pelawah Kemong hanya terdiri satu halaman saja, yang melambangkan Eka Bhuana. Selain memiliki arti panunggalan antara alam bawah dengan alam atas, seperti yang sudah dijelaskan di atas Eka Bhuana juga dapat diartikan sebagai tempat atau halaman tempat suci atau pura yang hanya terdiri dari satu halaman saja. Tidak berisi halaman seperti dalam konsep Tri Mandala, ada jeroan, jaba tengah, jaba sisi. Upacara/piodalan di pura Pelawah Kemong dilaksanakan hari buda wage/ buda cemeng dan juga bersamaan dengan upacara/piodalan di Khayangan Tiga dimana piodalan di pura Pelawah Kemong dibagi menjadi tiga tahap yaitu persiapan,puncak acara, dan penutup.Berdasarkan penjelasan diatas pura Pelawah Kemong memiliki fungsi sebagai tempat melakukan persembahyangan ketika mereka melakukan perjalanan jauh untuk memohon keselamatan selain itu pura Pelawah Kemong berfungsi untuk memperoleh kekuatan.Dari cerita suci tentang keberadaan Pura Pelawah Kemong sekarang tetap dipertahankan eksistensinya oleh masyarakat Bulian dan masyarakat luar Bulian sebagai tempat memuja Tuhan dengan manifestasinya yang diyakini memiliki kekuatan religius dan adi kodrati.
Peran Penyuluh Agama Hindu Dalam Mentrasformasi Nilai-Nilai Agama Hindu Pada Masyarakat Yayasan Dana Punia Made Tuty Asrini
Prabha Vidya Vol. 1 No. 2 (2019)
Publisher : Prabha Vidya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (195.596 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui bagaimana Peran Penyuluh Agama Hindu Dalam Mentrasformasi Nilai-Nilai Agama Hindu Pada Masyarakat Yayasan Dana Punia. Penelitian ini dilakukan dalam bentuk analisis deskriptif kuanlitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, pemlah menggunakan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Berdasarkan wiweka tersebut seorang penyuluh agama Hindu yang baik diharapkan mampu memilah segala hal yang baik untuk dilakukan dan segala hal yang buruk untuk dihindari. Sehingga, peran penyuluh agama Hindu dapa t l ebih optima l di dal am masyarakat. Karakter dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring diterjemahkan sebagai sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain; tabiat; watak. Karakter tersebut terkait dengan moral dan perilaku dalam kehidupan sosial. Terkait dengan pendidikan, karakter pada umumnya terkait dengan teladan dan disiplin yang diajarkan di sekolah maupun oleh orangtua di rumah. Pendidikan karakter cenderung merujuk pada pendidikan dengan metode berbeda yang dapat dikombinasikan dengan pendidikan formal. Berdasarkan hasil tersebut direkomendasikan kepada para guru Agama Hindu agar dapat menggunakan metode ini dalam pembelajaran secara baik dan benar dalam rangka peningkatan kualitas proses dengan hasil belajar siswa.
Eksistensi Pura Gede Sarining Mumbul Desa Adat Buleleng Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng (Kajian Komunikasi Budaya Hindu) Ni Ketut Suryatiningsih
Prabha Vidya Vol. 2 No. 1 (2022)
Publisher : Prabha Vidya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (623.522 KB)

Abstract

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui eksistensi Pura Gede Sarining Mumbul, struktur pura, pelaksanaan piodalan kajian komunikasi budaya Hindu. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yaitu menggambarkan hasil penelitian berdasarkan tujuan penelitian. Peneliti berfungsi sebagai istrumen utama mengumpulkan data dengan wawancara, dokumentasi dan observasi.Teknik pengumpulan data dilakukan secara mendalam terhadap informan yang paling mengetahui data yang dibutuhkan, yaitu pemuka adat, Jro Mangku, serati, pengempon dan tokoh masyarakat. Hasil penelitian adalah berdasarkan awig-awig Desa Adat Buleleng, Pura Gede Sarining Mumbul adalah salah satu Pura Pemaksan Desa yang memiliki ikatan fungsi spiritual dengan Pura Taman. Pura Taman, tempat sumber mata air yang dikeramatkan dan tempat memohon Tirta. Pura Gede Sarining Mumbul, parahyangan tempat mesucian, memohon Tirta Ngenteg Linggih dan Piodalan Ageng. Krama Pura Gede Sarining Mumbul terdiri Krama Wed dan Krama Penyande. Fungsi Pura Gede Sarining Mumbul yaitu fungsi agama, fungsi religi, fungsi moral, fungsi budaya, fungsi sosial dan fungsi estetika. Pura Gede Sarining Mumbul adalah Pelinggih Ida Batara Lingsir sebagai manifestasi Ida Sang Hyang Widhi. Struktur Pura Taman dibagi menjadi dua mandala yaitu jeroan dan jabaan menggunakan sumbu natural kaja-klod dan pelinggih utama mengahadap utara. Pura Gede Sarining Mumbul dibagi menjadi tiga mandala yaitu jeroan, jaba tengah dan jabaan menggunakan sumbu timur-barat. Pelinggih utama menghadap ke barat. Piodalan Pura Gede Sarining Mumbul pada Hari Suci Anggarkasih Prangbakat setiap 210 hari dan terdapat prosesi unik yaitu nedunang banten pesayan dilaksanakan sebelum paruman krama pesaren. Komunikasi sekala dan niskala dengan berbagai simbol pada Piodalan Pura Gede Sarining Mumbul sesuai sradha dan bhakti.
Pura Botoh di Desa Adat Bila Bajang Kecamatan Kubutambahan Kabupaten Buleleng Putu Sariada
Prabha Vidya Vol. 2 No. 1 (2022)
Publisher : Prabha Vidya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (606.565 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini di antaranya untuk mengetahui bentuk struktur bangunan Pura Botoh, fungsi Pura Botoh, Makna Pendidikan Agama Hindu Pada Pura Botoh. Untuk mencapai tujuan itu digunakan beberapa metode kualitatif yang terdiri dari: 1) Metode wawancara (interview), 2) Metode Observasi dan metode pelengkapnya menggunakan metode pencatatan dokumen. Pura Botoh adalah pura yang dikenal sebagai Pura Puseh yaitu sebuah pura atau pura Hindu Bali utara yang terletak di Desa Adat Bila Bajang,Kubutambahan, Buleleng. Jaraknya sekitar 18 km sebelah timur Singaraja. Pura Botoh yang pemahaman orang awam sebagai pura untuk pemujaan dewa judi, namun pada dasarnya pura ini merupakan linggih ida manik angkeran dalam perjalannya menuju gunung tohlangkir (besakih) dalam mencari darimana kekayaan orang tuanya yaitu ida mpu sidhimantra. Adapun fungsi Pura Botoh ini sebagai tempat pemujaan Hyang Widhi dalam segala prabhawanya dan roh suci siddha dewata (roh suci leluhur) pura memiliki 3 (tiga) fungsi yaitu : (1) Sebagai Spiritual center atau pusat rohani sebagai tempat memuja Ida Sang Hyang Widhi Wasa, juga menjadi tempat mengadakan renungan suci dan renungan kerohanian, (2) Sebagai Lambang Sosial yang di antaranya dapat mengembangkan dan membina nilai solidaritas dan nilai kebersamaan di antara tempat, (3) Sebagai pusat budaya karena rasa etika, rasa menghargai dan keindahan akan terus dipupuk oleh aktivitas budaya yang dilakukan dalam kegiatan Upacara di Pura. Berdasarkan penjelasan di atas pura Botoh memiliki Makna sebagai makna Pendidikan Tatwa, Makna Pendidikan Susila, Makna Upakara atau Ritual
Pementasan Tari Tabuh Pada Piodalan Di Pura Desa, Desa Adat Anturan Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng (Kajian Komunikasi Budaya Hindu) I Putu Sutirtadana
Prabha Vidya Vol. 2 No. 1 (2022)
Publisher : Prabha Vidya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (447.715 KB)

Abstract

Tari Gambuh adalah tarian sakral yang masih menjunjung tinggi warisan budaya leluhurnya.Tarian ini disebut sakral karena memiliki taksu penari pada masing-masing tokohnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk; 1) mengetahui asal- usul pekembangan Tari Gambuh; 2) mengetahui bentuk, fungsi, dan makna pementasan Tari Gambuh; 3) mengetahui ritual pada pementasan Tari Gambuh; 4) mengetahui pemahaman penonton pada dialog Tari Gambuh di Pura Desa Adat Anturan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif.Terdapat metode pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah teknik observasi, wawancara, dan sudi dokumen.Hasil penelitian ini adalah; 1) Tari Gambuh berasal dari dua kata yaitu; “gamelan” dan “embuh”. Dimana arti dari kata “embuh” adalah hilang. Jadi Gamelan embuh artinya adalah gamelan yang hilang hanya diiringi suara Kendang Kerumpung dan memiliki Taksu di setiap tokohnya; 2) terlihat bahwa, bentuk pada pementasan Tari Gambuh adalah pemmentasan Tari Gambuh yang terdiri dari tokoh-tokoh yang dipentaskan berdasarkan warisan leluhur masing-masing. Fungsi Tari Gambuh adalah menjaga garis hubungan para penari dengan leluhurnya. Kemudian, makna Tari Gambuh adalah untuk menjaga kelestarian warisan budaya leluhur yang sudah turun-temurun dilakukan hingga saat ini; 3) Para penari Gambuh di Desa Adat Anturan harus melaksanakan ritual mesapsapan/mewinten Saraswati; dan 4) Pemahaman penonton pada dialog Tari Gambuh ini dibantu oleh tokoh Punakawan sebagai tokoh penerjemah dalan tarian sakral ini.
Pupuh Ginada Eda Ngaden Awak Bisa Kajian Bentuk, Fungsi, Makna, Dan Nilai Etika Komunikasi Putu Dewi Handayani
Prabha Vidya Vol. 2 No. 1 (2022)
Publisher : Prabha Vidya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (632.136 KB)

Abstract

Bali adalah pulau yang sangat indah. Sebagian besar penduduk Bali beragama Hindu. Ritual keagamaan yang kental mempengaruhi hampir setiap unsur dan gerak kehidupan masyarakat Bali. Ritual upacara dalam masyarakat Hindu di Bali biasanya didukung oleh beberapa unsur seperti: banten, orang suci atau pandita atau pinandita yang mempunyai wewenang untuk memuput karya. Selain dalam prosesi upacara unsur – unsur dasar, juga di lengkapi oleh nyanyian – nyanyian yang termasuk dalam Panca Gita. Namun rupanya pada zaman sekarang ini nyanyian-nyanyian atau dharmagita itu mulai jarang dinyanyikan, karena pengaruh aktualisasi budaya luar dan modernisasi. Banyak orang yang mengenal dharmagita namun tidak banyak yang mengetahui bentuk, fungsi, makna, dan nilai etika komunikasi yang terkandung dalam Pupuh Ginada Eda Ngaden Awak Bisa. Dalam penelitian karya tulis ilmiah ini metode penulisan yang penulis gunakan adalah penelitian kualitatif studi kepustakaan. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian kualitatif studi kepustakaan, penulis dapat menyimpulkan bahwa: 1) Pupuh Ginada Eda Ngaden Awak Bisa adalah sebuah puisi tradisional yang diikat oleh Guru Wilangan dan Guru Suara(Padalingsa) yang banyaknya pitung carik, yaitu: 8a, 8i, 8a, 8u, 8a, 4i, dan 8a; 2) Fungsi Pupuh Ginada Eda Ngaden Awak Bisa terhadap kehidupan masyarakat meliputi fungsi moralitas (etika), fungsi pendidikan, fungsi estetika, fungsi sosial budaya, dan fungsi hiburan; 3) Makna tersirat dalam Pupuh Ginada Eda Ngaden Awak Bisa adalah makna religius dan makna pada tiap lirik lagunya yang menyatakan: tidak sombong, tekun/disiplin, dan terus belajar, dan 4) Nilai etika komunikasi yang terkandung di dalam Pupuh Ginada Eda Ngaden Awak Bisa adalah tentang tata krama rendah hati, tidak boleh sombong, tidak boleh merasa diri super atau pintar, biarkanlah orang lain yang memberi penilaian. Kesimpulannya di dalam puisi tradisional Pupuh Ginada Eda Ngaden Awak Bisa ini banyak mengandung pesan moral dan petuah yang berguna dalam kehidupan masyarakat. Seperti kita tidak boleh berlaku sombong kepada siapapun karena walaupun kita sudah pintar dalam segala hal masih banyak yang perlu kita pelajari di hidup ini karena ilmu pengetahuan itu terus berkembang.
Upacara Mesangih Perorangan Sesuai Otonan Di Desa Adat Tigawasa, Kecamatan Banjar, Kabuapten Buleleng I Kadek Ardi Pratama; I Putu Suarnaya; Ni Nyoman Suastini
Prabha Vidya Vol. 2 No. 1 (2022)
Publisher : Prabha Vidya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (414.367 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui prosesi atau tahap-tahap upacara mesangih perorangan sesuai otonan di Desa Tigawasa, untuk mengetahui bentuk, fungsi, makna dari upakara atau banten mesangih perorangan sesuai otonan di Desa Tigawasa. untuk membedah pelaksanaan dari upacara mesangih perorangan sesuai otonan di Desa Tigawasa, landasan teori yang digunakan ialah teori strukturalisme, teori simbol, teori sistem religi, teori sistem ritual, teori komunikasi budaya hindu. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa metode penentuan informan dengan teknik purpusive sampling dan snowball sampling. Metode pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, dokumentasi. Analisis data menggunakan model interaktif Milles dan Huberman. Dari kajian diatas maka dapat dinyatakan mengenai prosesi pelaksanaan upacara mesangih perorangan sesuai otonan di Desa Tigawasa yaitu Nanceb Asagan, Mepiuning, Negteg Baas, Penyajaan, Penapean, Penampahan, Metanding, Mesangih, Ngelebar. dimana bentuk bebantenan yang digunakan memiliki fungsi sebagai sarana persembahan dan makna untuk memohon ijin dan keselamatan dalam pelaksanaan upacara. pelaksanaan upacara mesangih perorangan sesuai otonan di Desa Tigawasa dikaji dengan komunikasi budaya hindu Laswell yang menjadi sumber informasi ialah keluarga inti, Jero Balian, Jero Sangging, Jero Dalang. Isi pesan adalah kegiatan upacara mesangih dengan menggunakan media pesaha atau mantra yang ditujukan kepada leluhur dengan dampak tumbuhnya keyakinan pelaksanaan upacara secara berkelanjutan.

Page 1 of 3 | Total Record : 23