Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

PELATIHAN SPORT MASSAGE PADA SISWA SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI 1 BULELENG-BALI Prastya, Ade Hindhu; Susila, Gede Hendri Ari; Suastini, Ni Nyoman
JURNAL WIDYA LAKSANA Vol 8, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jwl.v8i2.19058

Abstract

Kegiatan Stimulus Pengabdian Masyarakat (PKMS) dilakukan dalam upaya untuk memberikan pengetahuan tambahan, pemahaman dan keterampilan tentang pijat olahraga kepada siswa di Buleleng 1 Sekolah Luar Biasa (SLB) yang terletak di Jalan Veteran No: 11-A. Singaraja-Bali. Kegiatan dilakukan dengan metode pelatihan, yang memuat diskusi dan praktik. Hasil Kegiatan PKMS ini membuat siswa mengetahui, memahami, dan mampu mempraktikkan 7 teknik pijatan olahraga, (1) Effleurage, (2) Petrissage, (3) Gesekan, (4) Sambil, (5) Tapotemen, (6) Getaran, (7) ) Membelai. Selain itu, pelaksana PKMS berkolaborasi dengan Departemen Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Buleleng dalam upaya menyalurkan siswa SLB Negeri 1 Buleleng untuk mengembangkan pelatihan olahraga. Kata kunci: Pelatihan, Olahraga, Pijat, Siswa, SLB.
PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN SENI BUDAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOW BALL THROWING PADA SISWA SMK Suastini, Ni Nyoman; Suanthara, I Nengah Dwi Endra
Jurnal Pendidikan Seni Rupa Undiksha Vol 12, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpsp.v12i1.46134

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif Snowball Throwing pada mata pelajaran pendidikan agama hindu dan seni budaya kelas XI KEPERAWATAN 1 SMK Negeri 1 Kubutambahan. Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian ini dilaksanakan dengan kolaborasi antara peneliti, guru kelas dan melibatkan partisipasi siswa. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI KEPERAWATAN 1 SMK Negeri 1 Kubutambahan tahun pelajaran 2021/2022, yang berjumlah 36 siswa.. Hasil penelitian pada siklus I meningkat dibandingkan sebelum dilaksanakannya penelitian, yaitu 45,00% siswa telah mencapai standar ketuntasan belajar minimal yaitu 75. Nilai rata-rata kelas setelah penerapan model  pembelajaran kooperatif snowball throwing  mengalami peningkatan angka sebesar 4,35  (nilai  sebelum siklus 70,00 dan nilai siklus I 74,35). Pada siklus II jumlah siswa yang mencapai standar ketuntasan belajar minimal sebanyak 33 siswa atau 92,00%. Nilai rata-rata kelas pada siklus II yaitu 82,05, terjadi peningkatan nilai rata-rata kelas dari siklus I ke siklus II sebesar sebesar 7,70 (nilai siklus I 74,35 dan nilai siklus II 82,05. hal ini terlihat dari peningkatan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama dan Seni Budaya sebesar 10,63% (minat siswa pada siklus I sebesar 71,38% dan minat siswa pada siklus II sebesar 83,00%), peningkatan motivasi belajar siswa sebesar 10,63% (motivasi belajar siswa pada siklus I sebesar 74,50% dan motivasi belajar siswa pada siklus II sebesar 85,13%), peningkatan partisipasi siswa dalam pembelajaran sebesar 36,00% (partisipasi siswa pada siklus I sebesar 52,00% dan partisipasi siswa pada siklus II sebesar 88,00%).
PEMBENTUKAN KARAKTER MELALUI KELAS YOGA PADA IBU-IBU PKK DESA PELAPUAN KECAMATAN BUSUNGBIU I Ketut Agus Artha; Ni Wayan Seriasih; Ni Nyoman Suastini
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 12 No 2 (2021): Widya Genitri: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36417/widyagenitri.v12i2.396

Abstract

Pentingnya pembentukan karakter yaitu menanamkan nilai-nilai dan bersikap yang positif, yang dimiliki oleh individu ataupun seseorang yang bermuara pada tingkah laku, cara berfikir dan pada akhirnya menjadi sifat yang membudaya. Penanaman suatu karakter bukan persoalan yang mudah untuk dilakukan, sehingga dengan suatu pendidikan yang berkarakter seyogyanya akan menjadikan suatu hal yang perlu mendapatkan perhatian. Suatu karakter akan terbentuk bilamana diberikan suatu rangsangan ataupun sentuhan yang bersifat positif baik yang diaplikasikan secara fisik, mental maupun spiritual pada diri seseorang. Adapun jalan keluar ataupun solusi yang diambil dalam menangani permasalahan tersebut yaitu dengan mengadakan bimbingan yang berkaitan dengan materi pembentukan karakter dan mengadakan kelas yoga (pelatihan) pada ibu-ibu PKK di desa pelapuan kecamatan busungbiu dengan tujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu PKK dalam melakukan aktifitas yoga. Kegiatan dilaksanakan melalui bimbingan berupa materi yang disampaikan oleh narasumber berkaitan dengan pendidikan karakter serta mengadakan pelatihan yoga.
PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN SENI BUDAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOW BALL THROWING PADA SISWA SMK Ni Nyoman Suastini; I Nengah Dwi Endra Suanthara
Jurnal Pendidikan Seni Rupa Undiksha Vol. 12 No. 1 (2022)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpsp.v12i1.46134

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif Snowball Throwing pada mata pelajaran pendidikan agama hindu dan seni budaya kelas XI KEPERAWATAN 1 SMK Negeri 1 Kubutambahan. Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian ini dilaksanakan dengan kolaborasi antara peneliti, guru kelas dan melibatkan partisipasi siswa. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI KEPERAWATAN 1 SMK Negeri 1 Kubutambahan tahun pelajaran 2021/2022, yang berjumlah 36 siswa.. Hasil penelitian pada siklus I meningkat dibandingkan sebelum dilaksanakannya penelitian, yaitu 45,00% siswa telah mencapai standar ketuntasan belajar minimal yaitu 75. Nilai rata-rata kelas setelah penerapan model  pembelajaran kooperatif snowball throwing  mengalami peningkatan angka sebesar 4,35  (nilai  sebelum siklus 70,00 dan nilai siklus I 74,35). Pada siklus II jumlah siswa yang mencapai standar ketuntasan belajar minimal sebanyak 33 siswa atau 92,00%. Nilai rata-rata kelas pada siklus II yaitu 82,05, terjadi peningkatan nilai rata-rata kelas dari siklus I ke siklus II sebesar sebesar 7,70 (nilai siklus I 74,35 dan nilai siklus II 82,05. hal ini terlihat dari peningkatan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama dan Seni Budaya sebesar 10,63% (minat siswa pada siklus I sebesar 71,38% dan minat siswa pada siklus II sebesar 83,00%), peningkatan motivasi belajar siswa sebesar 10,63% (motivasi belajar siswa pada siklus I sebesar 74,50% dan motivasi belajar siswa pada siklus II sebesar 85,13%), peningkatan partisipasi siswa dalam pembelajaran sebesar 36,00% (partisipasi siswa pada siklus I sebesar 52,00% dan partisipasi siswa pada siklus II sebesar 88,00%).
PELATIHAN SPORT MASSAGE PADA SISWA SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI 1 BULELENG-BALI Ade Hindhu Prastya; Gede Hendri Ari Susila; Ni Nyoman Suastini
JURNAL WIDYA LAKSANA Vol 8 No 2 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (775.445 KB) | DOI: 10.23887/jwl.v8i2.19058

Abstract

Kegiatan Stimulus Pengabdian Masyarakat (PKMS) dilakukan dalam upaya untuk memberikan pengetahuan tambahan, pemahaman dan keterampilan tentang pijat olahraga kepada siswa di Buleleng 1 Sekolah Luar Biasa (SLB) yang terletak di Jalan Veteran No: 11-A. Singaraja-Bali. Kegiatan dilakukan dengan metode pelatihan, yang memuat diskusi dan praktik. Hasil Kegiatan PKMS ini membuat siswa mengetahui, memahami, dan mampu mempraktikkan 7 teknik pijatan olahraga, (1) Effleurage, (2) Petrissage, (3) Gesekan, (4) Sambil, (5) Tapotemen, (6) Getaran, (7) ) Membelai. Selain itu, pelaksana PKMS berkolaborasi dengan Departemen Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Buleleng dalam upaya menyalurkan siswa SLB Negeri 1 Buleleng untuk mengembangkan pelatihan olahraga. Kata kunci: Pelatihan, Olahraga, Pijat, Siswa, SLB.
TINJAUAN FILOSOFIS, ETIKA DAN RITUAL DALAM UPACARA NGABEN MEKELIN (SWASTA BANGBANG) DI DESA BANYUSERI Ni Nyoman Suastini
Jurnal Widya Sastra Pendidikan Agama Hindu Vol 3 No 1 (2020)
Publisher : STKIP AGAMA HINDU SINGARAJA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (202.897 KB) | DOI: 10.36663/wspah.v3i1.44

Abstract

Upacara ini merupakan salah satu upacara yang unik, dan sangat sederhana baik dari pelaksanaan maupun sarana yang dipergunakan, sehingga bisa dijangkau oleh masyarakat setempat. Berdasarkan latar belakang tersebut, adapun masalah yang ingin diungkapkan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, yaitu: bagaimana filosofis, etika, dan ritual upacara Ngaben Mekelin di desa Banyuseri? Teori yang digunakan untuk membedah permasalahan ini adalah teori sistem religi dan teori simbol, sedangkan metode yang digunakan untuk mengungkap tujuan penelitian ini adalah penentuan informan, pengumpulan data dan analisis data. Filosofis Ngaben Mekelin diambil dari kisah Ramayana yang disertai dengan keyakinan penduduk desa Banyuseri sebagai penganut sekta Waisnawa sehingga pengabenan dilaksanakan secara dikubur dan menggunakan Muncuk Lalang dan Dapdap sebagai simbol orang yang meninggal apabila pada saat meninggal dulunya belum diabenkan. Etika Ngaben Mekelin dilaksanakan dengan dua cara, yaitu: ngaben dengan disertai Sawa dan ngaben yang menggunakan Pengawak. Adapun rangkaian upacara ngaben Mekelin yang ada jenazahnya yaitu: 1. Matur Piuning, 2. Nunas Tirta, 3. Mempersiapkan Bekal, 4. Ngoncang, 5. Pebersihan/ Memandikan Layon, 6. Penguburan/ Pengabenan, 7. Nutugang/ Nelokin, 8. Nyedekang, 9. Ngingkup, 10. Majar-ajar. Sedangkan apabila menggunakan pengawak, ngaben harus diawali dengan upacara Mungkah dan Ngreka, barulah diupacarai seperti upacara pengabenan yang ada jenazahnya. Ritual/ sarana yang digunakan sebagai bekal dalam pengabenan ini yaitu seekor babi jantan yang tidak boleh cacat dan bukan babi putih. Dalam pemakaiannya, babi ini dipotong sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan.
NARASI THEOLOGIS DALAM KIDUNG PANCA YAJŇA Ni Nyoman Suastini
Jurnal Widya Sastra Pendidikan Agama Hindu Vol 3 No 2 (2020)
Publisher : STKIP AGAMA HINDU SINGARAJA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (377.797 KB) | DOI: 10.36663/wspah.v3i2.52

Abstract

Upacara yang berkualitas adalah upacara yang memenuhi tujuh syarat, yaitu: Sradha, Lascarya, Sastra, Daksina, Mantara dan Gita, Anasewa dan Naasmita. Dari ketujuh syarat tersebut salah satunya adalah Mantra dan Gita. Mantra adalah doa-doa yang dilafalkan oleh pemimpin (Manggala) upacara, sedangkan Gita (kidung) dilantunkan oleh seorang atau sekelompok orang yang terhimpun dalam organisasi (sekaa) Pesantian. Kidung (gita) yang dinyanyikan disesuaikan dengan jenis upacara, serta rangkaian (alur) upacara. Kidung Panca Yajnya (Gita) tersebut menguraiakan tentang berbagai manifestasi Tuhan (Hyang Widhi) yang diharapkan berkenan hadir dalam upacara yang diselenggarakan, serta berkenan menerima persembahan umatnya, serta berkenan pula menurunkan berkahnya. Sesuai dengan kitab suci Weda manifestasi Tuhan (Para Dewa) banyak jumlahnya sesuai dengan kemahakuasaan Tuhan. Secara vertikal para Dewa yang menguasai dan menjiwai alam semesta beserta isinya ini disebut Sang Hyang Tiga Sakti, dan secara horizontal yang menguasai Sembilan penjuru mata angin disebut Dewata Nawa Sanga yaitu penguasa sembilan penjuru mata angin yang diumpamakan sebagai ’Bunga Teraratai’ dengan sembilan kelopaknya dan menjadi areal stana Dewa masing masing sesuai dengan sembilan arah penjuru mata angin. Disamping itu juga secara khusus Dewa Siwa dinyatakan sebagai penguasa Tri Bhuwana.
TINJAUAN BENTUK, FUNGSI DAN MAKNA UPACARA MECARU PANYEEB BRAHMA DI DESA BANTIRAN, KECAMATAN PUPUAN, KABUPATEN TABANAN Ni Nyoman Suastini
Jurnal Widya Sastra Pendidikan Agama Hindu Vol 4 No 1 (2021)
Publisher : STKIP AGAMA HINDU SINGARAJA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (563.626 KB) | DOI: 10.36663/wspah.v4i1.205

Abstract

Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian yang berjudul: Tinjauan Bentuk, Fungsi dan Makna Upacara Mecaru Panyeeb Brahma di Desa Bantiran, Kecamatan pupuaan, Kabupaten Tabanan. Dengan tujuan sebagai berikut: 1) untuk mengetahui latar belakang dilaksanakannya Mecaru Panyeeb Brahma, 2) untuk mengetahui tata cara/ etika Mecaru Panyeeb Brahma,3) untuk mengetahui Jenis – jenis upakara yang digunakan dalam pelaksanaan Mecaru Panyeeb Brahma, 4) untuk mengetahui fungsi Mecaru Panyeeb Brahma,5) untuk mengetahui Filosofi Mecaru Panyeeb Brahma. Dalam penelitian ini penulismenggunakan metode antara lain: 1) Metode Penentuan Informan, dalam penentuan informan dipakai teknik purposive sampling dan snowball sampling 2) Metode Pengumpulan Data, digunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi, 3) Metode Analisis Data dengan teknik deskriptif, dan 4)Metode Keabsahan data dengan teknik triangulasi. Dari hasil analisa yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa 1) Latar belakang masyarakat Bantiran melakukan Upacara Mecaru Penyeeb Brahma untuk mengatasi adanya gangguan dari para bhuta kala yang berupa penyakit, hama, dan segala keadaan yangburuk. 2)Tata cara atau etika dalam melaksanakan upacara Mecaru Panyeeb Brahma adalah menggunakan busana adat ke pura, etika berbicara memakai bahasa yang umum digunakan di desa Bantiran yaitu bahasa yang sopan dan dimengerti, tata cara pelaksanaan di awali dengan pemotongan sapi pada siang hari lalu dilanjutkan dengan pelaksanaan Upacara Mecaru Penyeeb Brahma. 3)Jenis – jenis upakaranya yang dipakai di sanggah cucuk: Canang daksina, canang taksu, tipat gong, tegen – tegenan gan gantung – gantungan. Caru karangan terdiri dari sangu apengarangan, lawar pengarangan, jaja apengarangan(cacahan), arepan penganteb. 4) Fungsi pelaksanaan upacara Mecaru Panyeeb Brahma sebagai upaya untuk menciptakan keharmonisan antara manusia dengan para bhuta kala dengan jalan mempersembahkan sesajen berupan banten.5) filosofis dari pelaksanaan Mecaru Panyeeb Brahma adalah cara yang dilakukan masyarakat desa bantiran untuk menetralisir pengaruh panas bumi yang disebabkan oleh para Bhuta kala sehingga masyarakat terhindar dari segala gering (bencana).
Upacara Mesangih Perorangan Sesuai Otonan Di Desa Adat Tigawasa, Kecamatan Banjar, Kabuapten Buleleng I Kadek Ardi Pratama; I Putu Suarnaya; Ni Nyoman Suastini
Prabha Vidya Vol. 2 No. 1 (2022)
Publisher : Prabha Vidya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (414.367 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui prosesi atau tahap-tahap upacara mesangih perorangan sesuai otonan di Desa Tigawasa, untuk mengetahui bentuk, fungsi, makna dari upakara atau banten mesangih perorangan sesuai otonan di Desa Tigawasa. untuk membedah pelaksanaan dari upacara mesangih perorangan sesuai otonan di Desa Tigawasa, landasan teori yang digunakan ialah teori strukturalisme, teori simbol, teori sistem religi, teori sistem ritual, teori komunikasi budaya hindu. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa metode penentuan informan dengan teknik purpusive sampling dan snowball sampling. Metode pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, dokumentasi. Analisis data menggunakan model interaktif Milles dan Huberman. Dari kajian diatas maka dapat dinyatakan mengenai prosesi pelaksanaan upacara mesangih perorangan sesuai otonan di Desa Tigawasa yaitu Nanceb Asagan, Mepiuning, Negteg Baas, Penyajaan, Penapean, Penampahan, Metanding, Mesangih, Ngelebar. dimana bentuk bebantenan yang digunakan memiliki fungsi sebagai sarana persembahan dan makna untuk memohon ijin dan keselamatan dalam pelaksanaan upacara. pelaksanaan upacara mesangih perorangan sesuai otonan di Desa Tigawasa dikaji dengan komunikasi budaya hindu Laswell yang menjadi sumber informasi ialah keluarga inti, Jero Balian, Jero Sangging, Jero Dalang. Isi pesan adalah kegiatan upacara mesangih dengan menggunakan media pesaha atau mantra yang ditujukan kepada leluhur dengan dampak tumbuhnya keyakinan pelaksanaan upacara secara berkelanjutan.
Peran Orang Tua Mengakselerasi Pembelajaran Daring Untuk Menguatkan Mental Spiritual Siswa Kelas V SD Dana Punia Singaraja Luh Asli; Ni Nyoman Suastini; I Nengah Dwi Endra Suanthara; Ida Ayu Ketut Surya Wahyuni
Jurnal Penelitian Agama Hindu Vol 6 No 4 (2022)
Publisher : Jayapangus Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (308.591 KB) | DOI: 10.37329/jpah.v6i4.1702

Abstract

This study aims to examined the form of accelerating the role of parents in online learning during the Covid-19 pandemic and to examined the mental and spiritual impact of the role of fifth graders at Dana Punia Singaraja Elementary School. This research was a mixed research model, namely quantitative and qualitative research, with the research subjects being students of SD Dana Punia Singaraja. The method of determining the sample used was the study population method, which is examining all 17 students. While the data collection methods used were questionnaires, interviews, observation and document recording. Data analysis used quantitative and qualitative descriptive analysis. Based on the results of the analysis obtained the following findings. The role of parents in accelerating online learning contributes very significantly in strengthening students' spiritual mentality. Classically, the role of parents was 85.65%. In detail, it can be seen in each aspect, namely 1) aspects of democratic services by 76.76%, 2) functions of parents (birth, care, education, raising) of 80.82%, 3) control aspects of 85.18%, and 4) attention aspect of 85.65%. Mental spirituality as a result of the role of parents in accelerating online learning classically was 85.06% very good. While the results of each mental spiritual aspect were obtained 1) mental aspects related to the school community amounted to 85.06%, 2) mental aspects related to value alignment of 85.18%, 3) aspects related to the school environment amounted to 76.06 %, 4) aspects related to self-commitment were 76.41%. The results of this study were equipped with suggestions and recommendations.