cover
Contact Name
Unang arifin
Contact Email
bcsps@unisba.ac.id
Phone
+6285211144661
Journal Mail Official
bcsps@unisba.ac.id
Editorial Address
UPT Publikasi Ilmiah, Universitas Islam Bandung. Jl. Tamansari No. 20, Bandung 40116, Indonesia, Tlp: +62 22 420 3368, +62 22 426 3895 ext. 6891
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Bandung Conference Series: Psychology Science
ISSN : -     EISSN : 28282191     DOI : https://doi.org/10.29313/bcsps.v2i3
Bandung Conference Series: Psychology Science (BCSPS) menerbitkan artikel penelitian akademik tentang kajian teoritis dan terapan serta berfokus pada Psikologi dengan ruang lingkup sbb: Broken Home, Budaya Organisasi, Celebrity Worship, Delinkuensi, Dewasa Awal, Disiplin Kerja, Dukungan Sosial, Health belief, Interaksi Parasosial, Kemandirian Anak Usia Dini, Kematangan Karir, Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasi, Obesitas, Parasocial Relationship, Peak Performance, Pendidikan Karakter, Penyesuaian diri, Penyesuaian pernikahan, Pola Asuh, Prestasi Belajar, Psychological Well-Being, Religiusitas, Remaja Akhir, Self Esteem, Self regulation, Ta’aruf. Prosiding ini diterbitkan oleh UPT Publikasi Ilmiah Unisba. Artikel yang dikirimkan ke prosiding ini akan diproses secara online dan menggunakan double blind review minimal oleh dua orang mitra bebestari.
Articles 326 Documents
Pengaruh Dukungan Teman Sebaya terhadap Tingkat Depresi pada Korban Perundungan Erina Altarika Asran
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 1 No. 1 (2021): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (144.713 KB) | DOI: 10.29313/bcsps.v1i1.77

Abstract

Abstract. Bullying is a problem which oftenly can be found at school. Bullying has a negative impact on the victim, both physically or psychologically. Many of the cases cause depression on the victim, which makes it the top three most common problems in Indonesia. Victims of bullying, especially in adolescence, need friends to be able to help them both physically and emotionally in dealing with the problems they are facing. The purpose of this research is to determine the influences of peer support on depression at the victims of bullying in junior high school students in Bandung. The number of samples obtained in this study were 193 people. The measuring instruments used are Zimet’s Multimentional scale of perceived social support, Beck's Depression Inventory, and a bullying questionnaire made by Children's Worlds. This study uses linear regression analysis technique. The results showed that peer support had a significant effect on depression at the victims of bullying on junior high school students in Bandung with a percentage of the effect is 43.4%. Abstrak. Perundungan merupakan permasalahan yang sering dijumpai di lingkungan sekolah. Perundungan memiliki dampak negatif bagi kondisi fisik maupun psikologis korbannya. Banyak dari kasus perundungan yang menyebabkan korbannya depresi, yang menjadikan hal ini sebagai tiga teratas masalah yang paling banyak terjadi di Indonesia. Korban perundungan khususnya di usia remaja membutuhkan temannya untuk dapat membantu korban baik secara fisik maupun emosional dalam menghadapi permasalahan yang sedang ia hadapi. Tujuan dari penelitan ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dukungan teman sebaya terhadap depresi pada korban perundungan siswa SMP di Kota Bandung. Jumlah sampel yang didapat dalam penelitian ini sebanyak 193 orang. Alat ukur yang digunakan adalah alat ukur dukungan teman sebaya dari Zimet, alat ukur depresi Beck’s Depression Inventory¸dan alat ukur perundungan yang dibuat oleh Children’s Worlds. Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linier. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan teman sebaya memiliki pengaruh yang signifikan dengan presentase pengaruh sebesar 43,4% terhadap depresi pada korban perundungan di SMP Kota Bandung.
Hubungan Penerimaan Teknologi Pembelajaran Daring dengan Kinerja Guru Selama Masa Pandemi Covid-19 Rafii Syamsu Hadi; Stephani Raihana Hamdan
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 1 No. 1 (2021): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (228.673 KB) | DOI: 10.29313/bcsps.v1i1.78

Abstract

Abstract. During the current Covid-19 pandemic, there have been changes in education in schools. The government has made several efforts so that education can run as usual and reduce the spread of the Covid-19 virus by implementing an online learning system. The course of education for junior high school students is very important to prepare lessons for high school or vocational school. The results of interviews with several teachers at SMP N 45 and SMPN 49 in Bandung, there are obstacles because many of the taecers are technology savvy so that they have difficulty adapting to distance learning (PJJ) which focuses in using the online learning application. The research method used is Pearson correlation test, with a sample of 100 people. The correlation result has a value of R = 0.566. It can be said that there is a moderate correlation between the variable acceptance of online learning technology and the performance of junior high school teachers in Antapani District, Bandung City. Abstrak. Pada masa pandemi Covid-19 saat ini telah terjadi perubahan dalam pendidikan di sekolah. Pemerintah melakukan beberapa upaya agar pendidikan berjalan seperti biasa dan mengurangi penyebaran virus Covid-19 dengan diterapkan sistem belajar secara daring. Jalannya pendidikan bagi siswa SMP sangat penting untuk mempersiapkan pelajaran ke SMA atau ke sekolah kejuruan. Hasil wawancara kepada beberapa tenaga didik (guru) di SMP N 45 dan 49 kota Bandung, terdapat kendala dikarenakan banyak dari tenaga pendidik yang gagap teknologi sehingga mengalami kesulitan beradaptasi dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang fokus pada penggunaan aplikasi belajar daring tersebut. Metode penelitian yang digunakan yaitu Uji korelasi pearson, dengan sampel sebanyak 100 orang. Hasil korelasi memiliki nilai R= 0,566. Dapat dikatakan bahwa terdapat korelasi yang sedang antara variabel penerimaan teknologi pembelajaran daring dengan kinerja guru SMP Kecamatan Antapani Kota Bandung.
Pengaruh Efikasi Diri terhadap Kesiapan Kerja Lulusan Baru di Kota Bandung pada Masa Pandemi Covid-19 Aldilanur Balqis Prisrilia; Lisa Widawati
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 1 No. 1 (2021): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (268.077 KB) | DOI: 10.29313/bcsps.v1i1.81

Abstract

Abstract. Currently, a lot of research on the internal factors that affect Work Readiness in Indonesia has been carried out. However, studies on internal factors that affect Work Readiness for fresh graduates during the COVID-19 pandemic are still minimal in Indonesia. The purpose of this study was to determine whether there was an effect of self-efficacy on Work Readiness Fresh graduates in Bandung City during the Covid-19 Pandemic. The subjects in this study were 145 fresh graduates in the city of Bandung who had just graduated during the covid-19 pandemic. The measuring instrument used in this study is the GSE from Matthias Jerusalem and Ralf Schwarzer with reliability ranging from 0.47 to 0.75 and the Work Readiness measuring instrument from Caballero which has been adapted into Indonesian by Sinndy Fitriani with a reliability of 0.96. The analysis technique in this study uses simple linear regression analysis with the help of SPSS software. Based on the results of the data analysis, this study shows that self-efficacy has a significant effect on work readiness with a coefficient of determination of 35.5%, while the remaining 64.5% is influenced by other variables not examined in this study. Abstrak. Saat ini penelitian mengenai faktor-faktor internal yang mempengaruhi Work Readiness di Indonesia sudah banyak dilakukan. Namun studi mengenai faktor internal yang mempengaruhi Work Readiness pada fresh graduate di masa pandemi covid-19 masih minim dilakukan di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh self efficacy terhadap Work Readiness Fresh graduate di Kota Bandung Pada Masa Pandemi Covid-19. Subyek dalam penelitian ini adalah 145 fresh graduate di Kota Bandung yang baru lulus pada masa pandemi covid-19. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah GSE dari Matthias Jerusalem dan Ralf Schwarzer dengan reliabilitas berkisar antara 0,47 hingga 0,75 serta alat ukur Work Readiness dari Caballero yang telah diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia oleh Sinndy Fitriani dengan reliabilitas sebesar 0,96. Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier sederhana dengan bantuan software SPSS. Berdasarkan hasil analisis data tersebut, penelitian ini menunjukkan bahwa Self-efficacy berpengaruh signifikan terhadap work readiness dengan koefisien determinasi sebesar 35,5%, sedangkan sisanya sebesar 64,5% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti pada penelitian ini.
Hubungan Loneliness dengan College Belongingness pada Mahasiswa saat Pandemi Covid-19 Najla Rizky Firyal; Eni Nuraeni Nugrahawati
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 1 No. 1 (2021): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (162.086 KB) | DOI: 10.29313/bcsps.v1i1.82

Abstract

Abstract. The Covid-19 pandemic has made the implementation of Distance Learning (PJJ) in Indonesia no exception for students. Establishing relationships is one of the requirements so that the adaptation process of students on campus becomes easier. By fulfilling the needs of students in establishing relationships, it will bring up college belongingness to students. Students with high college belongingness are less likely to experience psychological problems such as loneliness. The purpose of this study was to see the close relationship between loneliness and college belongingness to students in Bandung during the Covid-19 pandemic. The research subjects were 400 students in Bandung. The measuring instrument used in this study is UCLA Loneliness Scale version 3 by D.W. Russel (1996) which was adapted by Distiyan (2020), and the measuring instrument of G. Arslan's College Belongingness Questionnaire (2020) which has been adapted to Indonesian. Based on data analysis using Spearman's rank, it was found that there was a negative relationship between loneliness and college belongingness with a low level of closeness. Abstrak. Pandemi Covid-19 membuat diberlakukannya Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di Indonesia tidak terkecuali pada mahasiswa. Menjalin relasi menjadi salah satu kebutuhan supaya proses adaptasi mahasiswa di kampus menjadi lebih mudah. Dengan terpenuhinya kebutuhan mahasiswa dalam menjalin relasi akan memunculkan college belongingness pada mahasiswa. Mahasiswa dengan college belongingness tinggi akan lebih sedikit untuk mengalami masalah psikologis seperti loneliness. Tujuan penelitian ini untuk melihat keeratan hubungan antara loneliness dengan college belongingness pada mahasiswa di Kota Bandung saat Pandemi Covid-19. Subjek penelitian sebanyak 400 mahasiswa di Kota Bandung. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah UCLA Loneliness Scale version 3 milik D.W. Russel (1996) yang diadaptasi oleh Distiyan (2020), dan alat ukur College Belongingness Questionnaire milik G. Arslan (2020) yang sudah diadaptasi ke Bahasa Indonesia. Berdasarkan analisis data dengan menggunakan rank Spearman, diperoleh hasil terdapat hubungan negatif antara loneliness dengan college belongingness dengan tingkat keeratan yang rendah.
Pengaruh Occupational Self-Efficacy terhadap Work Engagement pada Karyawan Divisi Marketing Bank Syariah Indonesia KCP Suniaraja Bandung Yurfa Auliya Putri; Hendro Prakoso
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 1 No. 1 (2021): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (304.152 KB) | DOI: 10.29313/bcsps.v1i1.84

Abstract

Abstract. Study of occupational self-efficacy on work engagement in marketing division of BSI KCP Suniaraja Bandung was carried out because marketing employees performed the bank’s main function as funding and lending. The reseacrh method used is the causality method with the number of participant is 17 employees of division marketing of BSI KCP Suniaraja Bandung. Occupational Self-Efficacy was measured using OSE Scale from Pethe, et al. and Work Engagement using UWES Scale from Schaufeli & Bakker. The finding shows that 95.5 % marketing division employees have a high level of occupational self-efficacy and 95.5 % have a high level of work engagement. Based on regression results, it was found that occupatonal self-efficacy contributed 69.9% significant effect on work engagement. Abstrak. Penelitian pengaruh occupational self-efficacy terhadap work engagement dilakukan pada karyawan divisi marketing BSI KCP Suniaraja Bandung karena divisi marketing mengemban fungsi utama bank yaitu funding dan lending. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kausalitas dengan jumlah subjek sebanyak 17 karyawan divisi maketing BSI KCP Suniaraja Bandung. Penelitian ini menggunakan skala psikologis dengan alat ukur occupational self-efficacy dari Pethe, dkk dan alat ukur work engagement dari Schaufeli & Bakker. Dari hasil pengukuran yang dilakukan ditemukan bahwa 95.5 % karyawan memiliki tingkat occupational self-efficacy yang tinggi dan 95.5 % karyawan memiliki tingkat work engagement tinggi. Berdasarkan hasil regresi ditemukan bahwa occupational self-efficacy berpengaruh signifikan terhadap work engagement sebesar 69.9 %.
Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Work Family Conflict pada Dosen Wanita Saat Pandemi Covid-19 Putri Pujianti Winarti; Eni N. Nugrahawati
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (149.702 KB) | DOI: 10.29313/bcsps.v2i1.111

Abstract

Abstract. Work-family conflict is a role conflict that exists in individuals caused by pressures between roles that are sometimes conflicting, roles at home and roles at work or the office. This is what many married female lecturers currently experience. In addition to the workload of their profession, female lecturers also have to take care of their families which results in increasing conflicts. Not infrequently in carrying out their work as lecturers they experience conflicts both with superiors, co-workers, and with students. The attitude of being belittled by co-workers, and unwelcome treatments often trigger conflicts in their profession as lecturers. In the household, they often experience conflicts with family members. Conflicts with husbands, and conflicts with children are high enough to trigger an increase in conflict in the pandemic conditions that require female lecturers to adapt to new rules and situations in the field of work. When female lecturers who already have children are preoccupied with a role, it will affect the level of conflict. The purpose of this study was to obtain empirical data regarding the relationship between social support and work family conflict among female lecturers during the Covid-19 pandemic. Hypothesis testing in this study used the Spearman correlation test. The results of the study state that there is a negative relationship between social support and stress levels for female lecturers who have children aged 6-8 years at universities in Bandung City during the Covid-19 Pandemic, which means that the higher the level of social support, the lower the work family conflict and otherwise (r = -0.668; p = 0.000). Abstrak. Konflik pekerjaan keluarga adalah konflik peran yang ada pada individu yang disebabkan oleh tekanan antar peran yang terkadang saling bertentangan, peran saat berada di rumah dan peran saat berada di tempat kerja atau kantor. Hal inilah yang banyak dialami oleh dosen wanita yang sudah menikah saat ini, Disamping beban kerja dari profesinya, dosen wanita juga harus mengurus keluarga mereka yang berakibat bertambahnya konflik yang dialami. Tidak jarang dalam melaksanakan pekerjaan sebagai dosen mereka mengalami konflik-konflik baik dengan atasan, rekan kerja, maupun dengan mahasiswa. Sikap diremehkan rekan kerja, dan perlakuan-perlakuan yang tidak disenangi sangat sering memicu konflik di dalam menjalani profesi mereka sebagai dosen. Dalam rumah tangga juga tak jarang mereka mengalami konflik dengan anggota keluarganya. Konflik dengan suami, dan konflik dengan anak-anak cukup tinggi memicu bertambahnya konflik pada kondisi pandemi yang menuntut dosen wanita untuk beradaptasi dengan aturan dan situasi baru di bidang pekerjaan. Ketika dosen wanita yang sudah memiliki anak disibukkan dengan suatu peran, maka akan mempengaruhi tingkat konfliknya. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan data empiris mengenai hubungan dukungan sosial dengan work family conflict pada dosen wanita selama masa Pandemi Covid-19. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji korelasi Spearman. Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat hubungan negatif antara dukungan sosial dengan tingkat stres pada dosen wanita yang memiliki anak usia 6 – 8 tahun di perguruan tinggi Kota Bandung selama masa Pandemi Covid-19, yang berarti semakin tinggi tingkat dukungan sosial maka semakin rendah work family conflict dan sebaliknya (r = -0,668; p = 0,000).
Pengaruh Work-Family Conflict terhadap Subjective Well-Being pada Single Parent Aqila Dwi Ananda Ramadhani; Anna Rozana
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (361.923 KB) | DOI: 10.29313/bcsps.v2i1.164

Abstract

Abstract. The conflict that is felt by single parents occurs because they are responsible for themselves to fulfill the demands of roles in work and family simultaneously, which are usually carried out by husband and wife so that single parents who work are vulnerable to experience work-family conflict and will have an impact on subjective his well-being. This study aims to determine the effect of work-family conflict on subjective well-being in single parents in the city of Bandung. This research is a non-experimental quantitative research. The subjects in this study were 100 single parents who worked in the city of Bandung. Data analysis used Partial Least Square – Structural Equation Modeling (PLS SEM). The measuring instrument used for work-family conflict is the work-family conflict scale from Carlson, Kacmar, & William (2000) which has been adapted and translated by Indah Soca Kuntari, M.Psi, Psychologist (2015). The measuring instrument used for subjective well-being consists of two measuring instruments, namely, SWLS compiled by Diener, Emmons, Larsen & Griffin (1985) and SPANE compiled by Ed Diener (2009), both of which have been adapted and translated by Ratri (2019). The results showed that there was a negative effect of work-family conflict on cognitive aspects of subjective well-being in single parents by 22.6% (R=.266. R2=.218), negative effect of work-family conflict on positive affect of subjective well. -being in single parent is 18.1% (R=.181. R2=.173) and there is a positive effect of work-family conflict on negative affect in single parent by 21.8% (R=.218. R2=.210 ). Abstrak. Adanya konflik yang dirasakan oleh single parent terjadi karena mereka bertanggung jawab sendiri untuk memenuhi tuntutan peran di dalam pekerjaan dan keluarga secara sekaligus, yang biasanya dijalankan berdua oleh suami dan istri sehingga single parent yang bekerja rentan untuk mengalami work-family conflict dan akan berdampak pada subjective well-being nya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh work-family conflict terhadap subjective well-being pada single parent di Kota Bandung. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non-eksperimental. Subjek dalam penelitian ini adalah 100 orang single parent yang bekerja di Kota Bandung. Analisis data menggunakan Partial Least Square – Structural Equation Modelling (PLS SEM). Alat ukur yang digunakan untuk work-family conflict adalah work-family conflict scale dari Carlson, Kacmar, & William (2000) yang telah diadaptasi dan diterjemahkan oleh Indah Soca Kuntari, M.Psi, Psikolog (2015). Alat ukur yang digunakan untuk subjective well-being terdiri dari dua alat ukur yaitu, SWLS yang disusun oleh Diener, Emmons, Larsen & Griffin (1985) dan SPANE yang disusun oleh Ed Diener (2009), kedua alat ukur tersebut telah diadaptasi dan diterjemahkan oleh Ratri (2019). Hasil penelitian menunjukan bahwa ada pengaruh negatif dari work-family conflict terhadap aspek kognitif subjective well-being pada single parent sebesar 22,6 % (R=.266. R2=.218), pengaruh negatif work-family conflict terhadap afek positif subjective well-being pada single parent sebesar 18,1% (R=.181. R2=.173) dan ada pengaruh positif work-family conflict terhadap afek negatif pada single parent sebesar 21,8% (R=.218. R2=.210).
Studi Deskriptif Mengenai Flourishing pada Penyandang Disabilitas Tunarungu di Perusahaan Parakerja Ainaya Rahmanita; Stephani Raihana Hamdan
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (151.265 KB) | DOI: 10.29313/bcsps.v2i1.220

Abstract

Abstract. Discrimination in the world of work against persons with disabilities that are not in accordance with the provisions of the applicable Constitution to a certain extent makes individuals with disabilities feel alienated, closed, and feel down because of an unsupportive environment that hinders the potential in individuals to be more optimal. This is not in line with the theory developed, namely life experiences that go well and a combination of good feelings and work effectively. This discrimination makes the CEO of the company ParaKerja based on education and creates employment opportunities for people with disabilities to optimize their potential to be achieved in the world of work. The purpose of this study was to obtain an overview of the development of deaf people in the workforce. The method used in this study is a mixed method or mixed research with a total of 12 respondents. Data collection was carried out in two processes, namely using a standard measuring instrument The Perma from Julie Butler & Margaret L. Kern, University of Pennsylvania by Seligman through a form and followed by interviews. The results showed that deaf people in employment companies have a high level of development with a percentage of 58.3% with a total of 7 people, besides that it is known that the highest aspect is positive emotion with a percentage of 75% with a total of 9 people. Abstrak. Maraknya diskriminasi dalam dunia pekerjaan terhadap penyandang disabilitas yang tidak sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Dasar yang berlaku hingga sedikit banyaknya membuat individu disabilitas merasa terasingkan, menutup diri, dan merasa terpuruk karna lingkungan yang tidak mendukung sehingga menghambat perkembangan potensi dalam diri individu untuk menjadi lebih optimal. Hal ini tidak sejalan dengan teori flourishing yaitu pengalaman hidup yang berjalan dengan baik dan kombinasi dari perasaan yang baik dan berfungsi secara efektif. Diskriminasi tersebut membuat Reski Achyana selaku CEO ParaKerja membentuk perusahaan dengan basik Pendidikan dan tuntutan pekerjaan untuk penyandang disabilitas lebih mengoptimalkan potensi yang dimilikinya hingga mencapai kesetaraan dalam dunia kerja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapat gambaran mengenai flourishing pada penyandang disabilitas tunarungu di ParaKerja. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah mix method atau penelitian campuran dengan jumlah 12 responden. Pengumpulan data dilakuakan dengan dua proses yaitu menggunakan alat ukur baku The Perma dari Julie Butler & Margaret L. Kern, University of Pennsylvania oleh Seligman melalui gform dan dilanjutkan wawancara. Hasil menunjukkan bahwa penyandang disabilitas tunarungu di perusahaan parakerja memiliki tingkat flourishing yang tinggi dengan persentase 58,3% dengan jumlah 7 orang, selain itu diketahui bahwa aspek tertinggi yaitu positive emotion dengan persentase 75% dengan jumlah 9 orang.
Konsep Diri Gamers MOBA yang Mengalami IGD Agnia Restu Gunawati; Fanni Putri Diantina
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (410.95 KB) | DOI: 10.29313/bcsps.v2i1.291

Abstract

Abstract. Online games grow rapidly every year. The population of Indonesian gamers is approximately 52 million users, where one of the most popular games is MOBA (multiple online battle arena). Gamers who are too fixated on online games have the opportunity to experience internet gaming disorder (IGD). One of the risk factors for the disorder is self-concept. Moreover, data for this study were collected by following the rule from the Tennessee Self Concept Scale (TSCS) developed by W.H. Fitts (1965) and Game Addiction Scale (GAS) developed by Lemmens et al. (2009). The sample of respondents (n=291) for this study is MOBA gamers in Bandung. The methodological approach taken in this analysis is quantitative causality and analyzes the data using descriptive. The results showed that most of MOBA gamers had a negative self-concept as many as 177 people (60.82%) and experienced moderate addiction as many as 172 people (59.11%). In addition, in this study, MOBA gamers were dominated by male and adolescent gamers, 59.11% and 94.16% respectively Abstrak. Perkembangan game online sangat pesat dan mengalami lonjakan jumlah gamers setiap tahunnya. Pada tahun 2019, gamers di Indonesia mencapai 52 juta orang. MOBA (multiple online battle arena) adalah genre game yang paling diminati. Gamers yang terlalu terpaku pada game online berpeluang mengalami internet gaming disorder (IGD). Salah satu faktor resiko seseorang menjadi IGD adalah konsep diri. Pengumpulan data menggunakan skala Tennessee Self Concept Scale (TSCS) yang dikembangkan W.H. Fitts (1965) dan Game Addiction Scale (GAS) yang dikembangkan Lemmens, et.al (2009). Sampel yang menjadi responden adalah gamers MOBA di Bandung sejumlah 291 orang. Metode pada penelitian ini adalah kuantitatif kausalitas dan analisis data menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukan sebagian besar gamers MOBA memiliki konsep diri yang negatif sebanyak 177 orang (60,82%) dan mengalami adiksi tingkat sedang sebanyak 172 orang (59,11%). Selain itu, pada penelitian ini gamers MOBA didominasi oleh gamers laki-laki dan berusia remaja, masing-masing 59,11% dan 94,16%.
Studi Deskriptif Brunout pada Guru yang Melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh Adnan Bintang; Sita Rositawati
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (356.334 KB) | DOI: 10.29313/bcsps.v2i1.349

Abstract

Abstract. Since the Covid-19 pandemic, the learning process has been carried out using a distance learning system. According to several survey results on teachers who teach with a distance learning system, it shows the occurrence of burnout symptoms in teachers who do distance learning. Burnout is a syndrome of emotional exhaustion, depersonalization, and a decreased sense of achievement and personal accomplishment. This study aims to get an overview of burnout for teachers who carry out distance learning in the city of Bandung, the measurements are carried out using the MBI-ES (Maslach Burnou Inventory-Education Survey) measuring instrument which has been adapted by Aulia Hanifah (2019) Sample: 266 Teachers who do PJJ in Bandung City. Based on the results of the study showed that 82% of subjects experienced high burnout, with the highest aspect being low personal accomplishment, this study showed that a number of 216 respondents (82%) experienced high burnout, based on demographics, it showed that respondents were female, respondents were younger. (17-25 years), S1 education level, non-civil servant status, and teaching at SMP/Tsanawiyyah/equivalent levels show a high level of burnout. Abstrak. Sejak terjadinya pandemi covid-19 proses pembelajaran dilakukan dengan sistem pembelajaran jarak jauh. Menurut beberapa hasil survey pada guru yang mengajar dengan sistem pembelajaran jarak jauh menunjukan terjadinnya gejala-gejala burnout pada guru yang melakukan pembelajaran jarak jauh. Burnout merupakan sebuah sindrom kelelahan secara emosi, depersonalisasi, dan turun nya rasa pencapaian prestasi dan pribadi. Penelitian ini bertujuan mendapatkan gambaran burnout pada guru yang melaksankan pembelajaran jarak jauh di Kota Bandung, pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat ukur MBI-ES (Maslach Burnou Inventory-Education Survey) yang telah diadaprtasi oleh Aulia Hanifah (2019) Sampel: 266 Guru yang melakukan PJJ di Kota Bandung. Berdasarakan hasil penelitian menunjukan bahwa 82% subjek mengalami burnout yang tinggi, dengan aspek tertinggi adalah low personal accomplishment, penelitian ini menunjukan bahwa sejumlah 216 reponden (82%) mengalami burnout yang tinggi, berdasarkan demografi menunjukan bahwa responden berjenis kelamin wanita, responden berusia lebih muda (17-25 tahun), jenjang pendidikan S1, status kepegawayan non PNS, dan mengajar di tempat SMP/Tsanawiyyah/sederajat mnunjukang tingkat burnout yang tinggi.

Page 1 of 33 | Total Record : 326