cover
Contact Name
Eko Pramudya Laksana
Contact Email
publisher@um.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
historiography.journal@um.ac.id
Editorial Address
Gedung A6, Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang Jalan Semarang No. 5, Malang Indonesia
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Historiography
ISSN : -     EISSN : 27984907     DOI : 10.17977
Core Subject : Humanities, Social,
Historiography: Journal of Indonesian History and Education publish original research papers, conceptual articles, review articles and case studies. The whole spectrum of Indonesian history, historical learning and history education, which includes, but is not limited to education systems, institutions, theories, themes, curriculum, educational values, historical heritage, media and sources of historical learning, and other related topics.
Articles 12 Documents
Search results for , issue "Vol 1, No 3 (2021)" : 12 Documents clear
Pengembangan history audio podcast (Histodio) materi peperangan Masa Kerajaan Majapahit untuk Kelas X OTP SMK PGRI 2 Malang Anggyyansyah Yusuf Mustaghfirin; Blasius Suprapta; Ulfatun Nafi'ah
Historiography: Journal of Indonesian History and Education Vol 1, No 3 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (911.736 KB) | DOI: 10.17977/um081v1i32021p378-385

Abstract

This research is motivated by the history learning problems that the researchers got when observing the process of history learning activities in class X SMK PGRI 2 Malang on September 8, 2019. Some of the problems found were the first, many students did not pay attention to the teacher and focused on smartphones- at the time of history learning takes place. The second problem is the lack of innovation in learning media used coupled with the limited number of source books in schools, so students often have to take turns with other classes. The third problem, learning the history of the Majapahit Kingdom material in class X is experiencing obstacles. The Majapahit Kingdom material in history textbooks only discusses chronology in general. There is an opportunity to study the material for the War of the Majapahit Kingdom based on the up-to-date material that has not been widely studied. This study uses the ADDIE procedural model by Tegeh, et al with quantitative & qualitative research instruments, namely validation data from material experts and media experts as well as qualitative instruments in the form of field observations, online questionnaires and interviews. The reason for choosing the ADDIE model is because it allows researchers to evaluate at each stage of the study. The results of the material validation test yield a percentage of 76.9 percent, which means this product is valid for use with revisions. The results of the media validation test obtained a percentage of 95.5 percent with a very valid category used without revision. This study did not conduct trials in schools due to the covid 19 pandemic. Based on these results, it is known that the Histodio media product of war material during the Majapahit Kingdom can be said to be suitable for use as a learning media for history class X OTP at SMK PGRI 2 Malang, especially during the covid 19 pandemic. Suggestions for the next developer is to be able to develop similar media products with different materials. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan pembelajaran sejarah yang didapatkan peneliti saat melakukan pengamatan dalam proses kegiatan pembelajaran sejarah di kelas X SMK PGRI 2 Malang pada tanggal 8 September 2019. Beberapa permasalahan yang ditemukan adalah yang pertama, banyak siswa yang tidak memperhatikan guru dan fokus dengan smartphone-nya pada saat pembelajaran sejarah berlangsung. Permasalahan kedua yaitu kurang adanya inovasi media pembelajaran yang digunakan ditambah dengan jumlah buku sumber yang terbatas di sekolah, sehingga tak jarang siswa harus bergantian dengan kelas lain. Permasalahan ketiga, pembelajaran sejarah materi Kerajaan Majapahit di kelas X mengalami hambatan. Materi Kerajaan Majapahit yang ada di buku teks sejarah hanya membahas kronologi secara umum. Ada peluang untuk mengaji materi Peperangan Masa Kerajaan Majapahit berdasarkan pada keterbaruan materi yang belum banyak dikaji. Penelitian ini menggunakan model prosedural ADDIE oleh Tegeh, dkk dengan instrumen penelitian kuantitatif & kualitatif yaitu data validasi ahli materi dan ahli media serta instrumen kualitatif dalam bentuk hasil observasi lapangan, angket online dan wawancara . Alasan pemilihan model ADDIE karena memungkinkan peneliti melakukan evaluasi pada setiap tahap penelitian. Hasil uji validasi materi menghasilkan persentase sebesar 76.9 persen yang artinya produk ini valid untuk digunakan dengan revisi. Hasil uji validasi media memperoleh hasil persentase 95.5 persen dengan kategori sangat valid digunakan tanpa revisi. Penelitian ini tidak melakukan uji coba di sekolah dikarenakan adanya pandemi covid 19. Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa produk media Histodio materi peperangan masa Kerajaan Majapahit dapat dikatakan layak untuk digunakan sebagai media pembelajaran sejarah kelas X OTP di SMK PGRI 2 Malang terutama pada masa pandemi covid 19. Saran bagi pengembang selanjutnya adalah dapat mengembangkan produk media serupa dengan materi yang berbeda.
Pengaruh penggunaan media meme sejarah terhadap hasil belajar siswa pada pelajaran sejarah di SMAN 51 Jakarta Fikri Pratama Gemilang; Muhammad Fakhruddin; Nurzengky Ibrahim
Historiography: Journal of Indonesian History and Education Vol 1, No 3 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (936.695 KB) | DOI: 10.17977/um081v1i32021p332-342

Abstract

The purpose of this study is to obtain empirical data on whether the use of historical meme learning media affects students' learning outcomes in history subjects at SMAN 51 Jakarta. The research method used is an experimental method with a "real experiment" research design in the form of "pre-experimental-post-experiment control group design". Through the use of Kolmogrov-Smirnov normality test and Fisher homogeneity hypothesis test (F test) it was proven that the data in this study were normal and homogeneous distribution. In addition, hypothetical testing uses T tests in particular non-paired T tests or independent sample T tests. The results showed that based on the test-t the average score of the experimental group before the test was 54.7692, and the average score after the test was 68.4103, resulting in an increase of 13.6411. Also obtained a value of P <0.05 which means that the use of historical learning media affects the influence of student learning, and the value of students in the experimental group has increased significantly. Then after the t-test on the experiment class posttest and control class posttest obtained the average test results of the experimental class is 68.41 while the average results of the experimental class study is 68.41. The experimental class was 54.05 for the control group, inferred that the average academic achievement of the experimental class was 14.16 higher than the control group. The results concluded that the use of historical meme learning media affects students' learning outcomes in the history subjects of SMAN 51 Jakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh data empiris apakah penggunaan media    pembelajaran meme sejarah berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah di SMAN 51 Jakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan desain penelitian “eksperimen nyata” berupa “desain kelompok kontrol pra-eksperimen-pasca-eksperimen”. Melalui penggunaan uji normalitas Kolmogrov-Smirnov dan uji hipotesis homogenitas Fisher (uji F) terbukti bahwa data dalam penelitian ini berdistribusi normal dan homogen. Selain itu, pengujian hipotesis menggunakan uji T khususnya uji T tidak berpasangan atau uji T sampel independen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan uji-t skor rata-rata kelompok eksperimen sebelum tes adalah 54.7692, dan nilai rata-rata setelah tes adalah 68.4103, sehingga mengalami peningkatan sebesar 13.6411. Juga diperoleh nilai P <0,05 yang artinya dapat dikatakan bahwa penggunaan media pembelajaran memetik sejarah berpengaruh terhadap pengaruh belajar siswa, dan nilai siswa pada kelompok eksperimen mengalami peningkatan yang signifikan. Kemudian setelah dilakukan uji-t pada posttest kelas eksperimen dan posttest kelas kontrol didapatkan rata-rata hasil belajar kelas eksperimen adalah 68.41 sedangkan rata-rata hasil belajar kelas eksperimen adalah 68,41. Kelas eksperimen adalah 54.05 untuk kelompok kontrol, disimpulkan bahwa rata-rata prestasi akademik kelas eksperimen lebih tinggi 14.16 daripada kelompok kontrol. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa penggunaan media pembelajaran meme sejarah berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah SMAN 51 Jakarta.  
Hubungan manusia dan lingkungan: analisis isi buku teks sejarah kelas XI SMA kurikulum 2013 Imam Ropi&#039;i
Historiography: Journal of Indonesian History and Education Vol 1, No 3 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (959.649 KB) | DOI: 10.17977/um081v1i32021p259-274

Abstract

Humans and the environment interact and influence each other, but they are still rarely studied in history learning in schools. This article aims to analyze the relationship between humans and the environment narrated in history textbooks for class XI Senior High School Curriculum 2013. This study uses content analysis method with data sources from Indonesian history textbooks and history textbooks (specialization in social sciences) class XI. Historical materials that discuss environmental themes in history textbooks for class XI can be used and developed again as learning materials that are contextual and relevant to current issues. History learning with environmental topics is expected to develop the character of caring for the environment and make history learning more meaningful and useful for students in the present context.Manusia dan lingkungan saling berinteraksi dan mempengaruhi, namun masih jarang dikaji dalam pembelajaran sejarah di sekolah. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis hubungan manusia dan lingkungan yang dinarasikan dalam buku teks sejarah kelas XI SMA Kurikulum 2013. Penelitian ini menggunakan metode analisis isi dengan sumber data buku teks sejarah Indonesia dan buku teks sejarah (peminatan ilmu-ilmu sosial) kelas XI. Materi sejarah yang membahas tema lingkungan dalam buku teks sejarah kelas XI dapat digunakan dan dikembangkan lagi sebagai materi pembelajaran yang kontekstual dan relevan dengan isu terkini. Pembelajaran sejarah yang dengan topik lingkungan diharapkan dapat mengembangkan karakter peduli lingkungan serta menjadikan pembelajaran sejarah menjadi lebih bermakna dan berguna bagi peserta didik dalam konteks kekinian.
Transformasi lembaga medis di Hindia Belanda: potret sejarah kesehatan di Indonesia dalam perspektif politik (1850-1942) Rendy Kurniawan; Rahmawati Agustia
Historiography: Journal of Indonesian History and Education Vol 1, No 3 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (939.501 KB) | DOI: 10.17977/um081v1i32021p246-258

Abstract

This article will portray a journey of the history of health in Indonesia in the Dutch colonialism period within an institutional perspective. The history of medical institute in the Dutch Indies period seems to be interesting to be elaborated within the spectrum of the history of health in Indonesia. This is because the fact that politics also involves to play its roles in the development of the history and dynamics of the medical institute in Indonesia which is initially pioneered by military medical organization known as Militair Geneeskundige Dienst. Then, in the following period, the medical institution in the Dutch Indies get separated into military and public healthcare which popularly known as Burgerlijk Geneeskundige Dienst. Based on these explanations, by applying four methodologies of historical research, they are; 1) Heuristics, 2)Critics, 3)Interpretation, 4) Historiography, this research is going to try to reveal a number of interesting discourses concerning the history of medical institution in the Dutch Indies Colonialism, which involve the transformation of medical institution in the Dutch Indies, policies that concerning with the healthcare and important figures in the history of health in the colonial time.Karya tulis ini akan memotret perjalanan sejarah kesehatan di Indonesia pada masa penjajahan Belanda dalam perspektif kelembagaan. Sejarah lembaga medis pada masa Hindia Belanda nampaknya cukup menarik untuk dibahas dalam spektrum sejarah kesehatan di Indonesia. Hal ini berkaitan erat dengan fakta bahwa politik juga memainkan peranan penting dalam perkembangan sejarah dan dinamika lembaga medis di Indonesia pada masa kolonial yang diawali oleh lembaga kesehatan khusus bagi militer dan dikenal dengan Militair Geneeskundige Dienst. Lalu, dalam perjalanan sejarahnya, lembaga medis pada masa Hindia Belanda terdiferensiasi menjadi lembaga medis militer dan publik atau Burgerlijk Geneeskundige Dienst. Berdasarkan hal tersebut, dengan memanfaatkan empat metodologi sejarah, yaitu; 1) Heuristik, 2) Kritik, 3) Interpretasi dan 4) Historiografi, kajian ini akan coba mengungkap beberapa hal menarik terkait sejarah lembaga medis di masa Hindia Belanda, di antaranya adalah transformasi lembaga medis, kebijakan-kebijakan yang berkaitan erat dengan diskursus kesehatan dan tokoh-tokoh penting dalam sejarah kesehatan pada masa kolonial. 
Menilik diplomasi pendidikan Agama Buddha oleh Kerajaan Sriwijaya dalam Prasasti Nalanda abad ke-9 M Guntur Adi Putra; Yuliati Yuliati
Historiography: Journal of Indonesian History and Education Vol 1, No 3 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1058.456 KB) | DOI: 10.17977/um081v1i32021p343-351

Abstract

This paper is a study that reveals the existence and diplomatic relations between Buddhist religious education established by the Sriwijaya Kingdom and the Pala Kingdom based on the Nalanda Inscription in the 9th century AD. Srivijaya's fame lies not only in its strength as a maritime empire but also in the aspect of religious diplomacy. The Buddhist teachings adopted by the Srivijaya Kingdom were very strong and attracted monks to study in this kingdom. One of the monks who had studied in Sriwijaya was I-Tsing from China. Through this, we can know that Srivijaya was once the center of Buddhism in Southeast Asia. The Srivijaya Kingdom then established diplomatic relations with Nalanda in India to strengthen the skills of its students to learn more about Buddhism. In Nalanda, Maha Vihara Nalanda is also touted as a center for learning Buddhism in Asia. Thus, based on the Nalanda Inscription which was made in the 9th century, it is known that Srivijaya-Nalanda agreed to establish educational cooperation to increase the capacity and spread of Buddhism in Asia. This study uses a literature study with a qualitative approach. In addition, to analyze the content of existing sources, the researcher also uses historical methods consisting of heuristic steps, source criticism, interpretation, and historiography. Tulisan ini merupakan kajian yang mengungkap keberadaan dan hubungan diplomatik antara pendidikan agama Buddha yang dijalin oleh Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Pala berdasarkan Prasasti Nalanda pada abad ke-9 Masehi. Ketenaran Sriwijaya tidak hanya terletak pada kekuatannya sebagai kerajaan maritim tetapi juga dalam aspek diplomasi agama. Ajaran Buddha yang dianut oleh Kerajaan Sriwijaya sangat kuat dan menarik para biksu untuk belajar di kerajaan ini. Salah satu biksu yang pernah belajar di Sriwijaya adalah I-Tsing dari Tiongkok. Melalui ini, kita dapat mengetahui bahwa Sriwijaya pernah menjadi pusat agama Buddha di Asia Tenggara. Kerajaan Sriwijaya kemudian menjalin hubungan diplomatik dengan Nalanda di India untuk memperkuat keterampilan para siswanya untuk belajar lebih banyak tentang agama Buddha. Di Nalanda, Maha Vihara Nalanda juga digadang-gadang sebagai pusat pembelajaran agama Buddha di Asia. Dengan demikian, berdasarkan Prasasti Nalanda yang dibuat pada abad ke-9 diketahui bahwa Sriwijaya-Nalanda sepakat untuk menjalin kerjasama pendidikan untuk meningkatkan kapasitas dan penyebaran agama Buddha di Asia. Penelitian ini menggunakan studi kepustakaan dengan pendekatan kualitatif. Selain itu, untuk menganalisa isi dari sumber yang ada, peneliti juga menggunakan metode sejarah yang terdiri dari langkah heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi.
Cacar di Jawa: dua orde dalam penaklukan pagebluk Zanuar Rivaldi; Shelin Puspa Arum; Royya Zahrotul Mala
Historiography: Journal of Indonesian History and Education Vol 1, No 3 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1064.39 KB) | DOI: 10.17977/um081v1i32021p322-331

Abstract

Smallpox was one of the epidemics that hit Java since the beginning of the Dutch colonial rule and infected almost all of Java in the early 19th century. Smallpox vaccination is the oldest preventive effort to tackle this disease. During the Dutch and British rule, the smallpox epidemic was resolved by the spread of smallpox vaccination efforts in Java. The Organization for implementing vaccination continued to be developed and refined until the beginning of the 20th century. Thanks to this, the Java region was almost free from the smallpox epidemic. Before the Dutch colonial period ended and smallpox only appeared in a few places as a sporadic case. During the independence period, smallpox disease was invaded in the Old Order and New Orders due to irregular vaccination during the Japanese occupation and the war for independence. The adoption of the mass-enacting policy in 1951 succeeded in inhibiting the spread of smallpox outbreaks but left behind pockets of infection in several areas. Efforts to eradicate smallpox in the form of mass vaccination continue to be conducted despite obstacles until finally, the WHO (World Health Organization) declared that Indonesia was free of smallpox on April 25, 1974. The main focus of this study was to explain how the Indonesian government’s policies and economic constraints and impacts especially on the Old Order and New Order in overcoming the smallpox epidemic in Java.Cacar merupakan salah satu epidemi yang melanda Jawa semenjak awal masa pemerintahan kolonial Belanda dan menjangkiti hampir seluruh wilayah Jawa pada awal abad ke-19. Vaksinasi cacar atau pencacaran merupakan upaya preventif tertua untuk menanggulangi penyakit ini. Pada masa pemerintahan Belanda dan Inggris, epidemi cacar dapat terselesaikan dengan adanya upaya pencacaran yang mulai diperluas di Jawa. Organisasi pelaksanaan pencacaran terus dikembangkan dan disempurnakan hingga awal abad ke-20. Berkat hal tersebut wilayah Jawa hampir terbebas dari wabah cacar. Sebelum masa penjajahan Belanda berakhir penyakit cacar hanya timbul di beberapa tempat sebagai kasus sporadik. Pada masa kemerdekaan, penyakit cacar kembali merebak di masa Orde Lama dan Orde Baru akibat vaksinasi yang tidak teratur selama pendudukan Jepang dan perang kemerdekaan. Penerapan kebijakan pencacaran masal di tahun 1951 berhasil menghambat penyebaran wabah cacar namun meninggalkan kantong-kantong infeksi di beberapa daerah. Upaya pemberantasan penyakit cacar berupa vaksinasi masal terus dilakukan meskipun mengalami berbagai kendala hingga akhirnya WHO (World Health Organization) menyatakan bahwa Indonesia bebas cacar pada 25 April 1974. Fokus utama kajian ini berupaya menjelaskan bagaimana kebijakan pemerintah Indonesia berikut juga kendala dan dampak secara ekonomi khususnya pada masa Orde Lama dan Orde Baru dalam mengatasi epidemi penyakit cacar di Jawa.
Dinamika tanah perdikan Desa Drajat Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan Tahun 1475-1995 Mohammad Zaki Muharor; Ahmad Naufal Ridlo; Fatah Riski Alan Nurin
Historiography: Journal of Indonesian History and Education Vol 1, No 3 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1197.463 KB) | DOI: 10.17977/um081v1i32021p275-283

Abstract

Drajat village is a village that was originally status as a fief land, which is an area that is not taxed by the traditional village government which is a legacy of Raden Qosim or better known to the public as Sunan Drajat. This land was given by the Sultan of Demak, namely Raden Patah to Sunan Drajad as a fief land to broadcast Islam in eastern Java. In its dynamics, the fief land had undergone several status changes in the old order era with the agrarian reform program which was later ratified in the 1960 agrarian reform law. This study uses a historical methodology and focuses on the dynamics of the fief land in the village of Drajat, Paciran sub-district, Lamongan district. This paper contains the change in status and ownership of land perdikan drajat in the sultanate, colonial and contemporary eras.Desa Drajat adalah sebuah desa yang semula berstatus sebagai tanah perdikan yaitu kawasan yang tidak di pungut pajak oleh pemerintahan kerajaan tradisional desa yang merupakan peninggalan Raden Qosim atau yang lebih dikenal masyarakat sebagai Sunan Drajat. Tanah ini diberikan oleh Sultan Demak yaitu Raden Patah kepada Sunan Drajad sebagai tanah perdikan untuk menyiarkan agama Islam di Jawa bagian timur. Dalam dinamikanya tanah perdikan sempat mengalami beberapa kali pergantian status di era orde lama dengan program pembaruan agraria yang kemudian disahkan dalam undang-undang pembaruan agraria tahun 1960. penelitian ini menggunakan metodologi sejarah serta berfokus mengenai dinamika tanah perdikan desa drajat kecamatan paciran kabupaten lamongan. Tulisan ini berisi pergantian status dan kepemilikan tanah perdikan drajat pada era kesultanan, kolonial serta kontemporer.
Diplomasi kesehatan: kerjasama indonesia dan amerika serikat dalam menangani wabah pes di boyolali 1968 Iin Zubaidah; Refanda Pratiwi; Muhammad Hilmi Fauzi
Historiography: Journal of Indonesian History and Education Vol 1, No 3 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1048.231 KB) | DOI: 10.17977/um081v1i32021p352-360

Abstract

This paper aims to determine the relationship of 'health diplomacy' between Indonesia and United States when dealing with the bubonic plague in Boyolali 1968. This study used historical research methods consisting of heuristic, source criticism, interpretation and historiography. The data were obtained through literature study of sources in the form of books, archives, and other literatures that are still relevant to the theme raised. The result of this study indicates that the steps taken by the New Order government in dealing with the plague were very different from what has been conducted by Soekarno. If Soekarno insisted on standing on his own feet in overcoming the epidemic and endemic that was happening in Indonesia, Soeharto opened a wide door for US to contribute in handling the bubonic plague in Boyolali 1968. The United States provided helps in the form of medical personnel, vaccines procurement and health equipments. It has concluded that the leadership change from Soekarno to Soeharto showed an own dynamic on the handling system of plague in Indonesia. Health diplomacy between Indonesia and the United States became a milestone in the return of harmony diplomatic relations between the two countries after it got deteriorated in the Old Order era.Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui hubungan “diplomasi kesehatan” antara Indonesia dan Amerika Serikat ketika menangani wabah Pes di Boyolali pada 1968. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri dari heuristik, kritik sumber, interpretasi dan historiografi. Data-data diperoleh melalui studi pustaka terhadap sumber berupa buku-buku, arsip, dan literatur-literatur lain yang masih relevan dengan tema yang diangkat. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa langkah yang diambil pemerintahan Orde Baru dalam menangani wabah amat berbeda dengan apa yang dilakukan oleh Soekarno. Jika Soekarno bersikeras untuk berdiri di atas kaki sendiri dalam mengatasi epidemi dan endemi yang tengah terjadi di Indonesia, Soeharto malah membuka pintu lebar bagi Amerika Serikat untuk ikut andil dalam menagani wabah Pes di Boyolali pada 1968. Amerika Serikat memberikan bantuan berupa tenaga medis, pengadaan vaksin, dan alat-alat kesehatan. Dapat disimpulkan bahwa pergantian kepemimpinan dari Soekarno ke Soeharto memperlihatkan dinamika tersendiri pada sistem penanganan wabah penyakit di Indonesia. Diplomasi kesehatan antara Indonesia dan Amerika Serikat menjadi tonggak kembali harmonisnya hubungan diplomatik kedua negara setelah sempat memburuk di era Orde Lama.
HERO (historical heritage board): inovasi media permainan edukatif berbasis augmented reality guna pengoptimalisasi nilai-nilai sejarah untuk meningkatkan budaya literasi siswa Eka Tia Wardani; Muhammad Syamsuddin; Hesty Nada Pratiwi
Historiography: Journal of Indonesian History and Education Vol 1, No 3 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1003.98 KB) | DOI: 10.17977/um081v1i32021p386-395

Abstract

A report from the World Economy Forum (WEF) states that the Indonesian government urges the importance of anticipating changes in the flow of technology that have an impact on all aspects of life, including economic, political, social, and cultural. Entering this era, the role of literacy culture is very important in life so that it makes the younger generation to learn it from an early age for smooth communication between countries. In addition, the loss of awareness of literacy culture is a threat to the younger generation (Tribun News, 2017). As the next generation of the nation, the author contributes the idea, namely Hero (Historical Heritage Board) as an educational game media designed in such a way by highlighting the resources in every region in Indonesia with a funny and interesting appearance. In addition, HERO is also designed using two combinations of manual and digital. It is said to be manual because it still uses a digital board and because it uses a smartphone to help apply the game. The research method uses research and development (research and development) or RnD in the field of education. The model used is ADDIE which stands for Analyze, Design, Develop, Implement and Evaluate. The design of this media includes the following stages: (1) needs analysis, (2) design, (3) product development, (4) implementation, (5) evaluation. Hero's goal is to improve literacy education, children's imagination power and facilitate learning. Therefore, through HERO, the younger generation of Indonesia can further optimize historical values and be ready to face the post-pandemic with a strong foundation of Indonesian history.Menurut Laporan dari World Economy Forum (WEF) menyatakan bahwa pemerintah Indonesia menghimbau pentingnya mengantisipasi perubahan arus teknologi yang berdampak pada seluruh aspek kehidupan tak terkecuali ekonomi, politik, sosial, serta budaya. Memasuki era ini, peran budaya literasi menjadi sangat penting dalam kehidupan sehingga menjadikan generasi muda untuk mempelajarinya sejak dini demi kelancaran dalam berkomunikasi antar negara. Di samping itu, lunturnya kesadaran budaya literasi menjadi ancaman bagi generasi muda (Tribun News, 2017). Sebagai generasi penerus bangsa penulis memberikan sumbangsih ide yaitu Hero (Historical Heritage Board) sebagai media permainan edukatif dirancang sedemikian rupa dengan menonjolkan sumberdaya di setiap daerah di Indonesia dengan tampilan yang lucu dan menarik. Selain itu, HERO juga didesain dengan menggunakan dua perpaduan antara manual dan digital. Dikatakan manual karena masih menggunakan papan dan digitial karena menggunakan smartphone untuk membantu mengaplikasikan permainannya. Metode penelitian menggunakan penelitian dan pengembangan (research and development) atau RnD dalam bidang pendidikan. Model yang digunakan adalah ADDIE yang merupakan singkatan dari Analyze, Design, Develop, Implement dan Evaluate. Perancangan media ini meliputi tahap: (1) analisis kebutuhan, (2) desain, (3) pengembangan produk, (4) Implementasi, (5) Evaluasi. Tujuan Hero untuk dapat meningkatkan pendidikan literasi, daya imajinasi anak dan mempermudah pembelajaran. Maka dari itu, melalui HERO ini generasi muda Indonesia dapat semakin mengoptimalisasikan nilai-nilai sejarah dan siap menghadapi pasca pandemi dengan fondasi sejarah Indonesia yang kuat.
Dampak penanganan epidemi kolera terhadap kondisi sosial budaya Penduduk Batavia tahun 1900-1920 Eka Nur Ramdhaniah; Putri Indah Sundari; Anisa Wulan Sari
Historiography: Journal of Indonesian History and Education Vol 1, No 3 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (997.87 KB) | DOI: 10.17977/um081v1i32021p284-301

Abstract

The Covid-19 pandemic that occurred globally certainly affected people's lives in various fields such as changes in behavior patterns and social interactions in society. However, health problems basically did not only occur in the present, we can see them until the beginning of the 19th century when there was a cholera epidemic in the Dutch East Indies, including Batavia. The inhabitants of Batavia, especially the natives, at that time lived in densely populated housing areas with poor sanitation and air circulation systems. They were accustomed to using wells and river water for all their needs. In dealing with epidemics such as cholera, they are accustomed to using traditional medicines and even tend to believe in mystical things related to beliefs. The colonial government then made efforts to overcome the spread of cholera, such as the discovery of chemical drugs, building baths and public washing. Based on the explanation above, this study aims to provide an overview of the changes in the lifestyle of the population in Batavia due to the cholera epidemic and the steps taken by the colonial government in 1900-1920. The research is compiled based on the four stages of the historical method using primary and secondary sources from contemporary magazines and newspapers, theses, scientific journals, articles, and other supporting literature. This research is descriptive analytical. The results showed that the previous life of the community and geographical conditions triggered the development of cholera in the Batavia area. Changes in the socio-cultural life pattern of the Batavian population began with the steps taken by the colonial government in dealing with the cholera epidemic in which the population began to recognize modern medicines and vaccinations, and drank water by cooking it first, causing a pattern of changes in the life of the Batavian population.Pandemi covid-19 yang terjadi secara global tentu saja mempengaruhi kehidupan masyarakat di berbagai bidang seperti perubahan pola perilaku dan interaksi sosial di masyarakat. Namun, masalah kesehatan pada dasarnya tidak hanya terjadi di masa sekarang saja, kita dapat menariknya hingga permulaan abad ke-19 ketika terjadi epidemi kolera di Hindia Belanda, termasuk Batavia. Penduduk Batavia khususnya pribumi kala itu tinggal di lingkungan perumahan padat penduduk dengan sistem sanitasi dan sirkulasi udara yang buruk, mereka terbiasa memanfaatkan penggunaan air sumur dan sungai untuk segala keperluannya. Dalam menghadapi wabah penyakit seperti kolera, mereka terbiasa menggunakan obat-obatan tradisional bahkan cenderung mempercayai hal-hal mistis yang berhubungan dengan kepercayaan. Pemerintah kolonial kemudian melakukan upaya penanganan guna memutus penyebaran penyakit kolera, seperti penemuan obat-obatan kimia, pembangunan pemandian dan pencucian umum. Berdasarkan pemaparan diatas, penelitian ini bertujuan memberikan gambaran adanya perubahan pola hidup penduduk di Batavia akibat epidemi kolera dan langkah yang diambil pemerintah kolonial pada tahun 1900-1920. Penelitian disusun berdasarkan empat tahapan metode sejarah dengan menggunakan sumber primer dan sekunder dari majalah dan surat kabar sezaman, skripsi, jurnal ilmiah, artikel, dan literatur pendukung lainya. Penelitian ini bersifat deskriptif analitis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kehidupan masyarakat sebelumnya serta kondisi geografis memicu perkembangan penyakit kolera di wilayah Batavia. Perubahan pola kehidupan sosial budaya penduduk Batavia dimulai dengan adanya langkah-langkah yang diambil pemerintah kolonial dalam menangani epidemi kolera dimana penduduk mulai mengenal obat- obatan modern dan vaksinasi, serta meminum air dengan memasaknya terlebih dahulu hingga menimbulkan pola perubahan kehidupan penduduk Batavia.

Page 1 of 2 | Total Record : 12