cover
Contact Name
Tri Mei Khasana
Contact Email
trimeikh@gmail.com
Phone
+6289686000300
Journal Mail Official
medika.respati@respati.ac.id
Editorial Address
Universitas Respati Yogyakarta Kampus 2 Jl. Raya Tajem KM.1,5, Maguwoharjo, Depok, Kenayan, Wedomartani, Kec. Ngemplak, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55282
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Medika Respati : Jurnal Ilmiah Kesehatan
ISSN : 19073887     EISSN : 26851156     DOI : 10.35842/mr.vxxixx.xxx
Core Subject : Health,
Medika Respati : Jurnal Ilmiah Kesehatan welcome submission in the area of health sciences and practices. Focus and Scope: Medicine Nursing Midwifery Public Health Nutrition Physiotherapy Health technology The manuscript must be Original Article
Articles 308 Documents
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN RUPTUR PERINEUM DI PUSKESMAS MERGANGSAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2014 Puspito Panggih Rahayu
Medika Respati : Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 11, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (581.787 KB) | DOI: 10.35842/mr.v11i2.161

Abstract

Latar belakang : Ruptur perineum adalah perlukaan jalan lahir terjadi pada saat kelahiran bayi, baik menggunakan alat maupun tidak menggunakan alat. Berdasarkan data WHO tahun 2009 terjadi 2.7 juta kasus ruptur perineum pada ibu bersalin. Dari survei awal yang dilakukan peneliti, jumlah kejadian ruptur perineum dari tahun 2013 ke tahun 2014 mengalami kenaikan sebesar 35,4%. Tujuan penelitian : diketahui faktor yang  berhubungan  dengan kejadian ruptur perineum.Metode penelitian : penelitian ini menggunakan metode survei analitik dengan pendekatancross sectional. Variabel independen umur, paritas, jenis persalinan, presentasi janin. Populasi dan sampel adalah seluruh ibu bersalin di Puskesmas Mergangsan Kota Yogyakarta pada tahun 2014 sejumlah 401 responden. Penelitian ini menggunakan data sekunder. Analisis data yang dilakukan adalah univariat dan bivariat.Hasil : analisis membuktikan presentase ibu bersalin mengalami ruptur perineum sebanyak 92%. Berdasarkan analisis variabel independen yang berhubungan dengan ruptur perineum adalah paritas. Variabel yang tidak berhubungan adalah umur, jenis persalinan dan presentasi janin. Saran penulis dalam penelitian ini adalah tenaga kesehatan meningkatkan konseling jarak kehamilan yang aman, mengaktifkan kelas ibu hamil, konseling KB, melakukan pendokumentasian dengan lengkap dan memperhatikan faktor lain yang memungkinkan terjadinya ruptur perineum seperti posisi ibu saat mengejan dan faktor penolong mengajarkan ibu cara mengejan yang benar, posisi bokong yang baik saat keluarnya bayi dan menyokong perineum dengan benar saat memimpin persalinan yang juga memiliki pengaruh terhadap kejadian ruptur perineum.   Kata Kunci: ruptur perineum, paritas
PENGETAHUAN, PENDIDIKAN DAN STATUS EKONOMI BERHUBUNGAN DENGAN KETAATAN KONTROL GULA DARAH PADA PENDERITA DM DI RSUP DR SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN Mohamad Judha
Medika Respati : Jurnal Ilmiah Kesehatan 2017: Suplemen Medika Respati Februari 2017 Volume 12
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (457.543 KB) | DOI: 10.35842/mr.v0i0.32

Abstract

Latar Belakang: Organisasi Dunia (WHO) memperkirakan 194 juta jiwa atau 5,1 % dari 3,8 milyar penduduk dunia usia 20-79 tahun menderita DM dan pada tahun 2025 diperkirakan meningkat menjadi 333 juta jiwa. Diperkirakan pada tahun 2020 nanti akan ada sejumlah 178 juta penduduk berusia diatas 20 tahun dan dengan asumsi prevalensi DM sebesar 4,6% akan didapatkan 8,2 juta penderita DM Ketaatan penderita dalam kontrol gula darah dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya pengetahuan, pendidikan dan status ekonomi.  Metode: Penelitian analitik dengan pendekatan cross sectiona, dengan menggunakan accidental sampling  sebanyak 50 orang, analisis Chi-Square , α=0,05.Hasil: Tingkat pengetahuan respondensedang  sebanyak 50%, tingkat pendidikan kategori rendah sebanyak  62% dan status ekonomi kategori sedang sebanyak 54%. Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan ketaatan kontrol gula darah pada penderita DM (p value =0,005). Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan ketaatan kontrol gula darah pada penderita DM (p value= 0,035). Terdapat hubungan yang signifikan antara status ekonomi dengan ketaatan kontrol gula darah pada penderita DM (p value =0,013). Kesimpulan: Tingkat pengetahuan, pendidikan, dan status ekonomiBerhubungan dengan ketaatan kontrol gula darah pada penderita DM di RSUP Soeradji Tirtonegoro Klaten. Kata Kunci: Pengetahuan, pendidikan, status ekonomi, ketaatan kontrol gula darah                                                            AbstractBackground: The World Organization (WHO) estimates that 194 million people or 5.1% of the 3.8 billion people aged 20-79 years suffering from diabetes and by 2025 is expected to increase to 333 million. It is estimated that by 2020 there will be some 178 million people over the age of 20 years and assuming a prevalence of diabetes of 4.6% will be obtained 8.2 million patients with diabetes mellitus Obedience in blood sugar control is influenced by various factors such as knowledge, education and economic status. Method: The study was cross sectiona analytic approach, using accidental sampling as many as 50 people, Chi-Square analysis, α = 0.05. Results: The knowledge level of respondents was 50%, lower education level categories as much as 62% and economic status categories were as much as 54%. There is a significant relationship between the level of knowledge with adherence to blood sugar control in patients with DM (p value = 0.005). There is a significant correlation between level of education and adherence to blood sugar control in patients with DM (p value = 0.035). There is a significant correlation between economic status by adherence to blood sugar control in patients with DM (p value = 0.013). Conclusion: The level of knowledge, education, and economic status Dealing with adherence to blood sugar control in patients with DM at Dr Soeradji Tirtonegoro Klaten. Keywords: Knowledge, education, economic status, adherence to blood sugar control
HUBUNGAN ANTENATALCARE DENGAN STUNTING PADA ANAK USIA 24-59 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEDANGSARI II KABUPATEN GUNUNGKIDUL RR Viantika Kusumasari; Fitri Dian Kurniati; Dian Nur Adkhana Sari
Medika Respati : Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 16, No 4 (2021)
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (925.819 KB) | DOI: 10.35842/mr.v16i4.341

Abstract

Relationship between Antenatal care and Stunting in Children aged 24-59 Months in the Working Area ofGedangsari II Health Center, Gunungkidul RegencyBackground: Gunungkidul has the highest rate of stunting among other DIY districts. Children/under five with stunting are likely suffering from reduced brain growth and cognitive function. Antenatal care/ANC is one among other factors causing stunting. Routine ANC visitearly pregnancy risks associated with nutritional problems. Objectives: :  This study aims to find the relationship between ANC and stunting on children aged 24-59 months in Puskesmas Gedangsari II Gunungkidul. Methods: This study was analytical survey research using case control approach. The sample in this study were mothers and their children aged 24-59 months who belong to inclusive and exclusive criteria. The sample were selected using purposive sampling, resulting in 22 respondents for case group and 22 respondents for control group. The instruments used in this study were microtoise and KIA book. The data for this study was analyzed using chi square.  Results: The chi square testing showed that p-value = 0.09, meaning that there is no relationship between ANC and stunting. Conclusion: There is no relationship between ANC and stunting on children aged 24-59 months in Puskesmas Gedangsari II Gunungkidul. 
TERAPI NAFAS DALAM DAN KONSUMSI PISANG AMBON EFEKTIF MENURUNKAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA Cornelia DY. Nekada, Wayan Suwande, Christin Wiyani
Medika Respati : Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 13, No 3 (2018)
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (645.597 KB) | DOI: 10.35842/mr.v13i3.188

Abstract

Latar Belakang: Penyakit degeneratif menjadi masalah besar pada lansia. Salah satu penyakit degeneratif adalah hipertensi. Penatalaksanaan hipertensi selama ini dilakukan secara farmakologis. Penatalaksanaan nonfarmakologis dapat dilakukan dengan menggunakan terapi komplementer seperti pemberian pisang ambon ataupun relaksasi napas dalam. Napas dalam mampu meningkatkan sirkulasi oksigen. Kandungan kalium pada pisang juga bermanfaat untuk sirkulasi tubuhTujuan Penelitian: Mengetahui efektivitas terapi relaksasi nafas dalam atau pisang ambon terhadap tekanan darah pada lansia hipertensi di BPSTW Budhi Luhur Kasongan Bantul.Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, metode yang digunakan quasi experimental desaign dengan rancangan pre and post test without control. Pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling dengan 18 orang responden. Teknik pengambilan data dengan cara mengukur tekanan darah menggunakan sphygmomanometer digital. Analisa data dengan menggunakan Paired T-Test, Wilcoxon dan Independent T-Test.Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan pemberian terapi napas dalam terhadap tekanan darah sistol (nilai p: 0.008), diastole (nilai p: 0.002), ada perbedaan pemberian pisang ambon terhadap tekanan darah sistole (nilai p: 0.000), diastole (nilai p: 0.001), tidak ada perbedaan yang signifikan antara relaksasi napas dalam ataupun pisang ambon terhadap tekanan darah sistolik (nilai p: 0,573), diastolik (nilai p: 0,835)Kesimpulan: Pemberian terapi napas dalam dan pisang ambon memiliki pengaruh dalam penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik Kata Kunci: hipertensi, napas dalam, pisang ambon, tekanan darah_________________________________1,2,3Dosen Prodi S1 Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Respati Yogyakarta.
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN METODE PROBLEM BASED INSTRUCTION PADA MATA KULIAH KOMUNIKASI DAN KONSELING MAHASISWA PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN SEMESTER II UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA Soepri Tjahjono Moedji Widodo
Medika Respati : Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 9, No 4 (2014)
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (521.655 KB) | DOI: 10.35842/mr.v9i4.48

Abstract

Proses pembelajaran yang dilakukan merupakan aktivitas transformasi pengetahuan, sikap dan keterampilan. Pembelajaran yang dilakukan harus lebih berpusat pada siswa, sehingga siswa ikut terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran dan mendapatkan hasil belajar yang optimal. Indikator hasil belajar kognitif biasa disebut sebagai prestasi belajar (out put) peserta didik. Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen yang menggunakan desain Static Group Comparasion. Sampel dalam penelitian ini dipilih secara proposional random sampling. Populasi penelitian berjumlah 210 orang dan sampelnya adalah mahasiswa kelas A.92 (kelas kontrol) yang diberikan Pembelajaran Metode Problem Based Instruction dan mahasiswa kelas A.95 (kelas eksperimen) menggunakan metode ceramah. Pada akhir pembelajaran kedua kelas dievaluasi dengan soal post test kemudian dilakukan editing, scoring, coding, transfering, tabulating. Metode pengujian hipotesis yang digunakan adalah independent sample t-test (uji-t) Hasil Penelitian : Hasil post test didapatkan nilai tertinggi dan terendah dari kelas eksperimen secara berturut-turut adalah 85 dan 65 dengan mean/rata-rata 75, modus (nilai yang sering muncul) 73 sebanyak 20 mahasiswa serta standar deviasi 16.76542, sedangkan untuk kelas kontrol secara berturut-turut adalah 77 dan 53 dengan rata-rata nilai 65, modus 52 sebanyak 18 mahasiswa serta standar deviasi 10,13516.  Hasil uji hipotesis menggunakan α = 0,05 dan df = 60 didapat tα/2=2,000 dan tα = 1,67. Karena thitung = 0,314 < tα/2 = 2,000 maka Ho diterima artinya terdapat perbedaan signifikan pada efektivitas pembelajaran Komunikasi dan Konseling dengan menggunakan Pembelajaran Metode Problem Based Instruction ditinjau dari hasil belajar mahasiswa dan karena thitung=0,284< tα= 1,67 maka Ho diterima, artinya pembelajaran Komunikasi dan Konseling pada pokok bahasan Mendengar Aktif dengan menggunakan Pembelajaran Metode Problem Based Instruction lebih efektif daripada pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah.Kesimpulan : Pendekatan Pembelajaran Metode Problem Based Instruction memiliki nilai rata-rata lebih tinggi daripada pendekatan metode ceramah. Ada perbedaan keefektivitasan antara pendekatan Pembelajaran Metode Problem Based Instruction dan ceramah.   Kata Kunci : Pembelajaran Metode Problem Based Instruction, ceramah
PENGARUH KELAS EDUKASI MP-ASI 4 BINTANG TERHADAP ASUPAN PROTEIN DAN KERAGAMAN PANGAN PADA BALITA USIA 6-59 BULAN Delima Citra Dewi Gunawan; Vio Nita; Novi Indrayan; Farida Arintasari; Septriana Septriana; Intan Ariani
Medika Respati : Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 17, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (143.18 KB) | DOI: 10.35842/mr.v17i2.751

Abstract

Background : Nutrition education is a process that can influence people's decisions to improve a child's diet, a balanced diet and diet to meet adequate intake according to a child's need. Objective: To determine effect of education class about 4 star MP-ASI on protein intake and food diversity. Methods : Quasi experiment research design with a pre-post test two group design. The research location in Bokoharjo village, with the number of respondents are 15 children in each group. Data analysis was used the McNemar test. Results : Typical protein intake prior to education in both groups were 80% good and 20% sufficient category. After intervention, protein intake in control groups is 80% more and 20% sufficient. Whereas the case group is 93.3% over and 6.7% sufficient. Food diversity before the education given to kontrol groups was 80% in a good and 20% in sufficient category. Whereas the case group is 53.3% good and 46.7% sufficient. After education,food diversity in the control group was 66.7%in a good and 33.3% in sufficient category. Whereas the case group was 80% good and 20% sufficient category. Protein intake in control groups  p-value= 0.453 and for control groups has p-value= 0.063. Food diversity in control groups acquired p-value= 0.625 and for case groups p-value= 0.019. Conclusion : There was an effect of education class about 4 star MP-ASI on food diversity but not on protein intake. Keywords: Education class; Protein intake; Food diversity.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN NYERI TULANG BELAKANG PADA MAHASISWA KEPERAWATAN Siti Fadlilah, Deden Iwan Setiawan
Medika Respati : Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 14, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (557.996 KB) | DOI: 10.35842/mr.v14i1.210

Abstract

 Nyeri tulang belakang merupakan salah satu ganguan tulang belakang. Faktor resiko positif yang menyebabkan nyeri tulang belakang adalah bertambahnya usia, kebugaran yang buruk, kondisi kesehatan yang jelek, masalah psikologik dan psikososial, jenis pekerjaan, serta posisi tubuh atau sikap tubuh yang tidak benar pada saat duduk, tidur, maupun berdiri. Sering kali pengetahuan mengenai sikap tubuh yang benar terabaikan begitu saja. Hal ini menjadi pertanda buruk karena banyak orang menjadi tidak perduli tentang sikap tubuh yang benar, sehingga tidak sedikit orang yang mengalami nyeri tulang belakang.Penelitian untuk mengetahui hubungan usia, jenis kelamin, dan tingkat pengetahuan tentang sikap tubuh dengan kejadian nyeri tulang belakang pada mahasiswa keperawatan. Jenis penelitian kuantitatif menggunakan pendekatan deskriptik korelasional. Populasi adalah mahasiswa keperawatan di suatu universitas di Yogyakarta berjumlah 270 mahasiswa. Sampel berjumlah 65 mahasiswa, diambil menggunakan probability propotional to size (PPS) sampling. Uji statistik menggunakan Chi Square. Sebagian besar mahasiswa berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 33 responden (50,8%), berusia 22 tahun yaitu sebanyak 39 responden (60,0%), mempunyai tingkat pengetahuan tentang sikap tubuh kategori cukup yaitu 37 responden (56,9%), dan mengalami kejadian nyeri tulang belakang yaitu sejumlah 45 responden (69,8%). Hasil analisis hubungan jenis kelamin dengan kejadian nyeri diperoleh p-value sebesar 0,852. Hasil analisis usia dengan kejadian nyeri diperoleh p-value sebesar 0,138. Hasil analisis hubungan pengetahuan tentang sikap tubuh dengan kejadian nyeri diperoleh p-value sebesar 0,003. Tidak ada hubungan antara jenis kelamin dan usia dengan kejadian nyeri tulang belakang pada mahasiswa keperawatan angkatan 2011 Universitas Respati Yogyakarta. Ada hubungan tingkat pengetahuan tentang sikap tubuh dengan kejadian nyeri tulang belakang mahasiswa keperawatan angkatan 2011 Universitas Respati Yogyakarta.Kata Kunci: usia, jenis kelamin, tingkat pengetahuan tentang sikap tubuh, kejadian nyeri tulang belakang.
HUBUNGAN PERILAKU BERMAIN VIDEO GAME ONLINE DENGAN KETAJAMAN VISUS MATA ANAK USIA SEKOLAH Donny Firdaus, Muflih, Endang Lestiawati
Medika Respati : Jurnal Ilmiah Kesehatan 2017: Suplemen Medika Respati Februari 2017 Volume 12
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (250.845 KB) | DOI: 10.35842/mr.v0i0.66

Abstract

Latar Bekakang: Seiring dengan perkembangannya teknologi pada saat ini sangat mendorong bertambahnya angka kejadian penurunan ketajaman penyakit mata. Anak yang sering bermain game online di depan monitor komputer atau tablet yang berlebihan dapat mengakibatkan penurunan ketajaman mata. Gangguan ketajaman Visus disebabkan oleh berbagai faktor kebiasaan antara lain membaca yang terlalu dekat,dan radiasi cahaya yang berlebihan yang diterima oleh mata, sehingga menyebabkan kelelahan pada mata. Tujuan: mengetahui hubungan perilaku bermain video game online dengan ketajaman  visus mata anak usia sekolah. Metode: Jenis penelitian analitik kuantitatif dengan pendekatan Cross sectional. Teknik sampling dengan observasi langsung dengan teknik accidental sampling. Sampel penelitian ini adalah sebanyak 31 responden. Intrumen yang digunakan adalah kuesioner untuk mengukur perilaku bermain game dan kartu Snellen untuk mengukur ketajaman visus mata. Analisis data hipotesis menggunakan uji chi square. Hasil: Gambaran ketajaman penglihatan anak usia sekolah yang bermain video game sebagian besar normal (71%). Gambaran perilaku bermain video game online pada anak usia sekolah  sebagian besar adalah reguler gamers (58,1%). Hasil uji chi square diperoleh p-value sebesar 0,026 < 0,05. Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan perilaku bermain video game online dengan ketajaman visus mata pada anak usia sekolah di warung internet Babarsari Caturtunggal Depok Sleman Yogyakarta. Kata Kunci: perilaku siswa, ketajaman penglihatan, visus mata, game online
HEMATOKRIT DAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN KONSUMSI OKSIGEN MAKSIMAL (VO2MAKS) PADA ATLET REMAJA Rini Wuri Astuti
Medika Respati : Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 14, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (552.703 KB) | DOI: 10.35842/mr.v14i2.250

Abstract

Latar Belakang: Kapasitas fisiologi dan latihan yang menggunakan aktivitas aerobik yang tinggi pada akhirnya akan menunjukkan konsumsi oksigen secara maksimum (VO2 maks) yang merupakan indikator untuk menentukan kebugaran atlet dalam upaya mencapai kesuksesan.1 Kebugaran dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu latihan yang intensif dan teratur, faktor genetik, dan asupan gizi yang cukup.2 Badan Tim Nasional PSSI mengemukakan bahwa atlet sepak bola profesional Indonesia sering mengalami penurunan daya tahan pada babak kedua khususnya mulai menit ke-60. Dokter Tim Nasional Indonesia juga menyatakan bahwa untuk keseluruhan tim U-16 dan U-19, ditemukan rata-rata nilai hemogoblin kurang lebih 80 % berada di bawah standar atlet. VO2 maks dipengaruhi indikator hematologi seperti hemoglobin (Hb) dan hematokrit (Hct), yang berperan dalam mentransfer oksigen pada jaringan yang aktif. Fungsi hemoglobin dalam tubuh tergantung kemampuannya bergabung dengan oksigen dalam paru-paru, kemudian melepas oksigen dalam jaringan kapiler. Hematokrit adalah porsi dari total volume darah yang dibentuk oleh sel darah merah.3 Oleh karena itu perubahan indikator biokimia Hb dan Hct ini berpengaruh pada performa fisik atlet.Tujuan: Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan hematokrit (Hct) dan kadar Hemoglobin (Hb)  dengan konsumsi oksigen maksimum (VO2 maks) pada atlet remaja.Metode Penelitian: Desain penelitian cross-sectional dengan sampel dipilih secara simple random sampling. Data Kadar hemoglobin dan hematokrit diperoleh dengan menggunakan alat pengukur digital (pengambilan darah melalui pembuluh perifer), sedangkan konsumsi oksigen maksimum (VO2 maks) dengan pengukuran metode Multi Stage Fitness Test. Analisa bivariat dengan uji non parametrik Spearman Correlation dengan tingkat kepercayaan 95% dan Cochran's Mantel-Haenszel.Hasil: Tidak ada hubungan bermakna hematokrit (Hct) dengan konsumsi oksigen maksimum (VO2 maks) pada atlet remaja p= 0,485,  r = 0,080 (p>0,05). Ada hubungan bermakna kadar Hemoglobin (Hb) dengan konsumsi oksigen maksimum (VO2 maks) pada atlet remaja p= 0,002, r =0,323 (p<0,05). Ada pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan Hmt dengan tingkatan vo2maks p= 0,036 (p<0,05). Ada pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan hemoglobin dengan tingkatan  VO2maks p= 0,004 (p<0,05). Tidak ada pengaruh jenis cabang olahraga terhadap hubungan Hmt dengan VO2maks p=0,613(p>0,05). Ada pengaruh cabang olahraga terhadap hubungan kadar Hb dengan VO2maks p= 0,005 (p<0,05)Kata Kunci: Hematokrit (Hct), kadar Hemoglobin (Hb), Konsumsi Oksigen Maksimum (VO2 maks), Atlet Remaja
ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BINTUHAN KABUPATEN KAUR Violita Siska Mutiara
Medika Respati : Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 12, No 4 (2017)
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (263.409 KB) | DOI: 10.35842/mr.v12i4.84

Abstract

Makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau minuman minuman yang mengandung gizi, diberikan kepada bayi atau anak untuk memenuhi kebutuhan gizinya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian makanan pendamping ASI pada bayi usia 6-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Bintuhan Kabupaten Kaur. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel yang akan dijadikan sebagai responden yaitu ibu yang memiliki bayi pada usia 6-12 bulan. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan accidental sampling yaitu pengambilan sampel secara kebetulan atau tidak sengaja yang bertemu dengan peneliti di puskesmas, posyandu, atau daerah pemukiman di sekitarnya, yaitu sebanyak 54 responden. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukan dari 54 orang responden terdapat (1) 53,7 % yang berpendidikan menengah; (2) 46,3 % ibu yang memiliki pengetahuan kurang; (3) 63,0 % ibu yang mendapatkan dukungan suami; (4) 51,9 % pemberian MP-ASI kurang baik; (5) Ada hubungan pendidikan ibu dengan pemberian makanan pendamping ASI pada bayi usia 6-12 bulan, dengan kategori hubungan sedang; (6) Ada hubungan pengetahuan ibu dengan pemberian makanan pendamping ASI pada bayi usia 6- 12 bulan, dengan kategori hubungan sedang; (7) Ada hubungan dukungan suami dengan pemberian makanan pendamping ASI pada bayi usia 6-12 bulan, dengan kategori hubungan sedang. Diharapkan kepada tenaga kesehatan di Puskesmas Bintuhan agar dapat memberikan pendidikan kesehatan pada ibu dan keluarga tentang pemberian makanan pendamping ASI, yaitu tentang menu sehari-hari, higiene dan cara pengolahan makanan, tahapan pemberian makanan pendamping ASI sesuai umur, serta tentang gizi seimbang. Kata Kunci : Makanan pendamping ASI, pendidikan, dukungan suami, pengetahuan.

Page 5 of 31 | Total Record : 308