cover
Contact Name
Yusran
Contact Email
iqt.fuf@uin-alauddin.ac.id
Phone
+6282136764704
Journal Mail Official
iqt.fuf@uin-alauddin.ac.id
Editorial Address
Jalan H.M.Yasin Limpo No.36, Romang Polong, Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Kode Pos 92118
Location
Kab. gowa,
Sulawesi selatan
INDONESIA
Jurnal Tafsere
ISSN : 23552255     EISSN : 29628474     DOI : -
Core Subject : Religion,
Tafsere is a peer-reviewed journal dedicated to publishing the scholarly study of the Quran from many different perspectives. Particular attention is paid to the works dealing with Quranic Studies, Qur’anic sciences, Living Quran, Quranic Studies across different areas in the world, Methodology of the Quran, and Tafsir studies. Tafsere was published by the Department of Quranic and Tafsir Studies, Faculty of Ushuluddin and Philosophy, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Indonesia.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 125 Documents
IMPLIKASI PEMAHAMAN TAFSIR AL-QUR’AN TERHADAP SIKAP KEBERAGAMAAN Muhsin Mahfudz
Jurnal Tafsere Vol 4 No 2 (2016)
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (873.253 KB)

Abstract

Aktivitas penefsiran al-Qur’an bukan sekedar implementasi metodologi untuk memahami kandungan al-Qur’an, tetapi dalam kenyataannnya, tafsir dapat berimplikasi terhadap sikap keberagamaan seseorang. Artikel ini mendiskusikan bagaimana kecenderungan pemikiran tafsir al-Qur’an terbaca dalam mengekspresikan keberagamaan masyarakat atau kelompok dalam Islam. Setidaknya, kesimpulan dari kajian ini adalah bahwa dari sekian banyak ragam penafsiran terhadap al-Qur’an, akhirnya dapat didudukkan pada dua mainstream yaitu penafsiran yang bersifat Skripturalis (formalistic) danpenafsiran yang bersifat Subtansialis (terbuka). Perbedaan tersebut, mungkin, sulit diidentifikasi pada level wacana karena keduanya merupakan akumulasi kecenderungan seorang penafsir yang mencakup motifasi, latar belakang intelektual dan wawasannya. Meskipun sulit diidentifikasi pada level wacana,sangat mudah dibedakan pada level praktis. Penafsiran Skripturalis umumnya mengekspresikan keberagamaan-nya dengan cara yang kaku dan formalistik, sementara Subtansialis umumnya lebih fleksibel dan esensialis. Sehingga, dalam memperjuangkan ideologinya masing-masing memberi warnayang berbeda 
TAFSIR LIBERATIF FARID ESACK Abduh Wahid
Jurnal Tafsere Vol 4 No 2 (2016)
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (810.585 KB)

Abstract

Tulisan ini mendiskusikan tentang sosok pemikir Islam yang berupaya membumikan al-Qur’an sebagai kitab suci yang mampu menyelesaikan persoalan realitas. Farid Esack adalah salah satu figur sentral menggulirkan rezim apartheid di Afrika Selatan. Semangat perjuangannya terinspirasi dari semangat perjuangan Nabi Muhammad melawan segala bentuk rasialisme, tirani, ketidakadilan dan kapitalisme kaum Quraiys yang didokumentasikan dalam al-Qur’an. Bagi Esack, al-Qur’an adalah teks pembebasan. Peristiwa eksodus (hijrah) Nabi Musa dan kaumnya dalam al-Qur’an merupakan cermin dalam memaknai kembali ajaran-ajaran al-Qur’an. Esack mengelaborasi peristiwa eksodus Nabi Musa seabgai tipikal penindasan yang serupa dengan apa yang dialami oleh kemunitas Afrika Selatan. Hermeneutika liberatif Farid Esack memang patut diapresiasi sebagai model penafsiran yang progresif berpijak pada teologi dan fokus pada kondisi Afrika Selatan yang dikuasai rezim apartheid dan layak dikembangkan dalam konteks negara dunia ketiga yang secara garis besar terjerat dalam kemiskinan dan ketidak-adilan.
TEKNIK INTERPRETASI LINGUISTIK DALAM PENAFSIRAN AL-QUR’AN Azman Arsyad
Jurnal Tafsere Vol 4 No 2 (2016)
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (778.046 KB)

Abstract

Linguistik sangat berhubungan dengan teks, makna kata dan prase, sintaksis pada prase. Secara umum linguistic dan dan tata bahasa sangat berhubungan dengan teks. Dalam dunia Tafsir al-Qur’an, linguistik juga mencakup ilmu Qira’ah, suatu ilmu yang mempelajari jenis dan cara membaca al-Qur’an. Dalam beberapa aspek al-Qur’an memerlukan media metodologis di dalam memahami konsep dan gagasan yang terkandung di dalammnya, maka linguistic pada level ini dipandang sebagai teknik interpretasi yang dapat memudahkan seseorang di dalam menangkap konsep dan gagasan al-Qur’an. Salah satu teknik lingusitik dalam memahami gagasan al-Qur’’an adalah matsal (perumpamaan). Melalui matsal, al-Qur’an mengungkapkan idenya berdasarkan apa yang sudah sangat akrab dengan tradisi awal kedatangan risalah Islam. Bagaikan kehidupan imaji, matsal mampu menjelaskan sesuatu secara jelas di mana jika dengan teknik lain terkadang sangat sulit dipahami dan dimengerti.
QIRĀ’AH RIWAYAT AL-KISĀ’I Rahmi Damis
Jurnal Tafsere Vol 4 No 2 (2016)
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1019.339 KB)

Abstract

Hamzah ibnu Habib al-Zayyat dan al-Kisā’i merupakan salah seorang Imam qirā’at sab’ah yang fasih dan dabit, berasal dari Kufah. Periwayatnya ada dua: Pertama, Abū al-Haris. Ia terpercaya, cerdas, teliti, dabit. siqah dan menguasai bacaan al-Kisā’i. Kedua Al-Dūri. Ia terpercaya dalam qirā’at, konsisten dan akurat, akan tetapi tidak hanya berguru pada al-Kisā’i, melainkan juga kepada yang lain yakni ‘Abū ‘Amr, sehingga bacaannya terkadang berbeda dengan al-Kisā’i. Penerapan qirā’at al-Kisā’i dalam al-Qur’an secara garis besar terlihat pada kaidah umum dan kaidah khusus. Kaidah umum meliputi mim jāma’, ha kināyah, izhār dan idgām serta imālah kubrā. Sedang kaidah khusus meliputi farsy al-huruf.
RELEVANSI KAIDAH BAHASA ARAB DALAM MEMAHAMI AL-QUR'AN Karim Hafid
Jurnal Tafsere Vol 4 No 2 (2016)
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (806.466 KB)

Abstract

Bahasa Arab adalah rumpun bahasa Semit, mereka bertempat tinggal di Semenanjung jazirah Arabiyah. Dan bahasa Arab memiliki kaidah-kaidah tertentu yang berlaku bagi bahasa tersebut. Karena Al-Qur'an diturunkan dalam bahasa Arab, maka untuk memahami arti dan kandungannya dengan baik maka kita dituntut untuk memahami kaidah-kaidah bahasa Arab. Bagaimana relevansi Bahasa Arab dalam memahami al-Qur'an? Itulah yang menjadi focus kajian dalam artikel ini. Dengan menggunakan pendekatan Linguistik dan metode analisis isi (content analysis), artikel ini mencoba membuktikan aksioma bahwa Bahasa Arab merupakan kunci memahami al-Qur'an. Penelitian ini menemukan bahwa kesadaran akan peranan Bahasa Arab dalam al-Qur'an, para ulama berbeda pendapat mengenai syarat-syarat yang harus dipenuhi  seorang mufassir untuk memahami kandungan Al-Qur'an. Ada yang menyebutkan secara rinci dan ada yang hanya menyebutkan garis besarnya saja. Al- Alusy mengatakan tujuh cabang yang harus dimiliki oleh seorang mufassir, sedang al- Suyuthi mengatakan ada limabelas ilmu yang harus dimiliki oleh seorang mufassir, dan yang paling dominan adalah cabang bahasa Arab. Dengan demikian kaidah-kaidah bahasa Arab sangat erat sekali hubungannya dengan ayat-ayat Al-Qur'an, nyaris dapat dipastikan bahwa tanpa kaidah bahasa Arab sangat sulit untuk memahami ayat-ayat Al-Qur'an.
MELACAK ALUR PEMAPARAN DAN FRAGMEN KISAH ASHAB AL-KAHFI DALAM AL-QUR’AN Hilmah Latif
Jurnal Tafsere Vol 4 No 2 (2016)
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1172.607 KB)

Abstract

Al-Qur’an merupakan kitab “super unik” dan tidak menotong dalam memberikan pencerahan kepada manusia seperti halnya kitab-kitab terdahulu. Selain bercerita secara to do point, al-Qur’an juga banyak memberikan pengajaran lewat kisah-kisah yang termaktub dalam al-Qur’an. Salah satu kisah dalam al-Qur’an ialah tentang Ashab al-Kahfi yaang memiliki alur pemaparan tersendiri yang terletak di beberapa ayat dan surah, mulai latar belakang mengapa mereka masuk gua,  keadaan mereka di dalam gua, suasana ketika mereka bangun dari tidur, sikap penduduk kota setelah mengetahui mereka. Kisah Ashab al-Kahfi merupakan cerita yang sarat dengan makna dan pesan keilahian sekaligus sebagai bahan renungan bagi setiap manusia yang masih menjalni proses penghidupan di dunia ini dan memfungsikan akalnya untuk merenungi setiap fragmen yang disajikan oleh al-Qur’an.
MANUSIA DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN Abdul Gaffar
Jurnal Tafsere Vol 4 No 2 (2016)
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (843.156 KB)

Abstract

Semakin mendalami manusia maka semakin tidak tahu karena begitu banyaknya aspek yang harus diperhatikan dalam mengkajinya, sehingga wajar jika muncul sebuah pernyataan (terlepas dari perdebatan apakah hadis atau perkataan sahabat) bahwa orang yang mengetahui akan dirinya berarti dia telah mengetahui Tuhannya.Betapa membingungkannya manusia, hingga bermunculan berbagai teori tentangnya. Di antara teori tersebut adalah teori evolusi yang ditawarkan Charles Darwin yang diyakini benar oleh sekelompok orang. Teori tersebut merupakan hasil penelitian yang membutuhkan pembuktian keabsahan teori tersebut. Teori evolusi yang menyatakan bahwa spesies makhluk hidup terus-menerus berevolusi menjadi spesies lain, namun ketika dibandingkan makhluk hidup dengan fosil-fosil mereka, ditemukan bahwa mereka tidak berubah setelah jutaan tahun lamanya.
MEMBEDAH KITAB TAFSIR AL-BARRU KARYA MUHAMMAD RUSLI MALIK DALAM PERSPEKTIF METODOLOGIS (Sebuah Catatan Pinggir) La Ode Ismail Ahmad
Jurnal Tafsere Vol 4 No 2 (2016)
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (105.464 KB)

Abstract

Secara pribadi, apreseasi yang tinggi terhadap karya Tafsir Al-Barru Juz 1 karena menambah khazanah pengetahuan akan kajian-kajian Alquran. Buku ini layak dibaca tidak hanya khusus orang awam saja, tetapi siapapun yang ingin mencari kebenaran dan makna dari kitab sucinya yang berfungsi sebagai pedoman dalam kehidupan ini.
PROBLEMATIKA TEKNIK INTERPRETASI DALAM PENAFSIRAN: MENGUPAS KONSEP QATH’I-DZANNY Sitti Syakirah Abu Nawas
Jurnal Tafsere Vol 6 No 2 (2018)
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (785.684 KB)

Abstract

Al-Qur'an merupakan teks suci yang secara historis sudah mapan, sementara pemahaman maknanya merupakan produk ijtihad manusia dalam memberikan iterpretasi untuk menemukan maknanya. Karena itu, wajar apabila interpretasi terhadap teks yang termuat dalam al-Qur'an terjadi perbedaan antara seorang penafsir dengan penafsir lainnya. Secara umum dikenal dua teknik interpretasi; yaitu teknik interpretasi tekstual dan teknik interpretasi kontekstual. Kedua teknik interpretasi ini memiliki fokus yang berbeda dalam menganalisis teks al-Qur'an. Teknik interpretasi tekstual lebih terfokus pada teks "apa adanya teks", sedang teknik interpretasi kontekstual selain memperhatikan teks juga mempertimbangkan unsur  konteks yang melingkupi teks tersebut. Dari pengertian di atas, muncul sebuah pertanyaan mengenai ayat-ayat apa saja yang dapat dipahami secara tekstual dan ayat-ayat apa saja yang harus dipahami kontekstual. Jawaban dari pertanyaan ini dapat ditemukan dalam konsep qath'iy-zhanniy
MAKNA DAN FUNGSI TASBIH (Suatu Kajian Tafsir Tematik terhadap Term al-Tasbīḥ dalam al-Qur’an) Aan Parhani
Jurnal Tafsere Vol 6 No 2 (2018)
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (924.064 KB)

Abstract

Tasbih merupakan “kegiatan” utama dalam kehidupan seorang muslim. Bukan sekedar mengucapkan kalimat subhanallah, namun jauh lebih dalam makna tasbih ternyata dapat dilihat dalam berbagai sisi, terutama melihatnya dari persebaran makna dan fungsinya dalam al-Quran. dalam penelitian ini akan menggunakan dan menjelaskan kosakata atau istilah al-tasbīḥ secara khusus.  Adapun makna ragam makna tasbih dalam al-Quran ada lima pemaknaan: al-Shalah, al-zikr,  al-Ibadah, al-du’a, al-istisna. Sedangkan fungsi dari tasbih terdiri dari, bisa Membuat Hati Gembira, Senang, dan Tenang (Tenteram), Mendatangkan Rahmat Allah, Terbebas dari Kegelapan Hidup, dan akan Mendatangkan Pahala di Dunia dan Akhirat, Sebagai Doa,  dan Bisa Mendatangkan Rida Allah swt.

Page 1 of 13 | Total Record : 125