Analisis Perancangan Program Feature “Secangkir Kopi Sebait Syukur” Iqbal Iqfani¹ Kurnia² 1,2 Ilmu Komunikasi, STIKOM, Inter Studi1 Iqbaliqfani@gmail.com 2 kurnia.add@gmail.com Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk memahami dan bertujuan untuk memahami dan menganalisis tahapan pada perancangan sebuah karya feature melalui pendekatan objek kajian karya feature “Secangkir Kopi Sebait Syukur”. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dan teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan metode tringulasi yaitu menggabungkan data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara mendalam dengan narasumber, serta data yang terdokumentasi untuk mendapatkan gambaran data yang valid. Informan pada penelitian merupakan informan yang dipilih berdasarkan pengetahuan, pemahaman dan penguasaan objek penelitian yang dalam hal ini melibatkan narasumber yang secara langsung terlibat dalam perancangan program feature “Secangkir Kopi Sebait Syukur” antara lain Produser, Director dan Editor. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam perancangan program feature melibatkan tahapan detail yang melibatkan tahapan pra produksi, produksi dan pasca produksi yang pelaksanaannya harus terintegrasi. Persiapan proses rancangan yang matang serta komunikasi yang efektif pada tahapan evaluasi pasca produksi akan sangat menentukan untuk keberhasilan tayangan feature.Kata Kunci: Analisis Perancangan Program, Program Feature, Produksi Feature Abstract. This study aims to understand and aims to understand and analyze the stages in the design of a feature work through the object study approach of the feature work "Secangkir Kopi Sebait Syukur". This research was conducted with a qualitative approach. This type of research is descriptive and the data collection technique used is the triangulation method, which combines data obtained from observations, in-depth interviews with sources, and documented data to get a valid picture of the data. Informants in the study were informants who were selected based on their knowledge, understanding and mastery of the object of research, which in this case involved resource persons who were directly involved in the design of the feature program " Secangkir Kopi Sebait Syukur " including Producers, Directors and Editors. The results of this study indicate that the feature program design involves detailed stages involving pre-production, production and post-production stages whose implementation must be integrated. Careful preparation of the design process and effective communication at the post-production evaluation stage will be crucial for the success of feature broadcasts.Keywords: Program Design Analysis, Feature Program, Feature Production 1. PendahuluanTeknologi komunikasi modern telah membawa revolusi dalam dunia komunikasi massa, termasuk pada penyiaran televisi yang saat ini dihadapkan pada tantangan untuk dapat mengoptimalkan penyiaran programnya melalui media baru (Kant, 2014). Berkembangnya media komunikasi juga membawa tantangan kreatifitas program dimana pendekatan program menjadi bagian dari perkembangan media penyiaran (Baker, 2011).Televisi merupakan salah astu media penyiaran yang memiliki dampak luas pada kehidupan masyarakat dan menjadi sarana komunikasi penyiaran yang bersifat edukatif, informatif, persuasif, dan menghibur (Triyana, 2021). Namun saat ini siaran TV konvensional harus dihadapkan dengan persaingan siaran media steaming video online yang mendominasi konsep penayangan program (SimilarWeb, 2020). Penyedia layanan televisi cenderung menghadapi penurunan signifikan dalam beberapa tahun terakhir (Tony Maglio, 2017). Digitalisasi media menghadapkan penyiaran televisi pada tantangan untuk tidak hanya dapat memproduksi program bermutu tetapi juga memiliki strategi penyiaran program melalui beragam media broadcasting yang tepat untuk menjangkau audiens (Antv, 2020).Berkembangnya digitalisasi media juga berdampak pada perpindahan sistem penyiaran dari sistem analog ke digital, dengan dukungan kebijakan UU 11/2020 tentang Cipta Kerja pemerintah mendorong digitalisasi pertelevisian di Indonesia (Yuniarto, 2020). Hal ini tentu membuka peluang potesi perkembangan dan keragaman konsep program pada penyiaran televisi di Indonesia. Feature program merupakan salah satu konsep tayangan yang masih banyak digunakan dalam memberikan informasi, inspirasi dan edukasi pada media televisi (Rangga, 2019). Dengan berkembangnya digitalisasi pilihan konsep program featre juga semakin beragam baik dari sisi kosep gagasan programnya hingga konsep penyiaran medianya (Dewi, 2016). Maka dalam merancang program feature yang menarik minat penonton program feature harus dikemas dengan tahapan strategi yang sesuai dengan sudiensnya, mulai dari konsep program, strategi produksi hingga strategi penyiaran pasca produksi ().Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk memahami dan menganalisis tahapan pada perancangan sebuah karya feature melalui pendekatan objek kajian karya feature “Secangkir Kopi Sebait Syukur”. 2. Literatur ReviewProgram Acara TelevisiProgram acara televisi dibagi menjadi dua pilihan, yaitu program berita dan program non berita. Pada Program berita merupakan suatu bentuk laporan yang berupa fakta ataupun kejadian yang terjadi dan memiliki makna berita kemudian ditayangkan melalui suatu media secara periodik. Dalam program berita inipun dibagi menjadi dua bagian yaitu berita keras (hard news) dan berita lunak (Soft news) (Novalia Agung Wardjito Ardoyo, 2018). Berita keras (hard news) yaitu berita yang memiliki unsur permasalahan dan emosional yang berhubungan dengan audiens sedangkan berita lunak (soft news) yaittu berita yang mengaitkan suatu kejadian umum yang bernilai perlu di lingkungan masyarakat dan tidak melibatkan atau berhubungan dengan tokoh masyarakat. Konsep program televisi juga dapat berupa Program Non-Berita yang memiliki banyak jenis, diantaranya yaitu (Maharani, 2009) : Program Talk Show, Program documenter, Program Feature, Program Magazine, Program Sport dan Program Doku-Drama.Program Talk Show adalah program yang menyajikan pembahasan antara komunikator dengan seorang yang merupakan human interest untuk membahas tentang seseorang atau sesuatu yang dapat menarik perhatian masyarakat untuk dibicarakan sehingga membentuk sebuah informasi (Tondo et al., 2016). Sedangkan program documenter yang menyajikan suatu fakta atau kejadian nyata objektif yang berhubungan dengan kehidupan, lingkungan hidup, dan situasi nyata suatu cara hidup makhluk (I. Setiawan et al., 2017).Program Feature yaitu sebuah program yang menjelaskan suatu pokok bahasan, suatu tema, diungkapkan melalui berbagai sudut pandang yang saling berkesinambungan, mengurai, menyoroti secara kritis dan disiapkan dengan berbagai format (Dewi & Adi, 2016). Program magazine mirip dengan feature karna menyajikan suatu pembahasan dari aspek permasalahan bedanya program magazine tidak hanya meyoroti suatu pokok permasalahan tetapi membahas dari beberapa aspek bidang kehidupan. (Bina & Informatika, 2019). Sedangkan program Doku-Drama adalah program video yang diatur kembali untuk suatu kisah yang pernah terjadi dalam bentuk documenter yang didramakan (Berliana et al., 2021). Definisi dan Karakter Program FeatureFeature merupakan suatu rancangan karya yang kreatif untuk menyampaikan informasi dan menyenangkan masyarakat tentang aspek kehidupan yang berkaitan pada mata pencaharian, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dunia wisata, dll (Pujiharto et al., 2021). Program Feature merupakan suatu program yang mengangkat pembahasan secara lengkap dengan menyoroti berbagai format dan kreasi yang memiliki tujuan untuk memberikan hiburan serta informasi edukatif sehingga dapat membuat penonton terinspirasi oleh tayangan dari program tersebut (Dewi & Adi, 2016).Program Feature yang mengambil ketertarikan manusia ataupun yang menarik untuk mengundang rasa simpati dan bermanfaat untuk masyarakat luas. Adapun beberapa karakteristik dari program feature ini yaitu : (Kurniawan, 2017); kretaivitas, variatif, subjektifitas dan oinformatif.Dalam program feature kreatifitas membutuhkan pemikiran dan imajinasi dalam menemukan atau mencari sebuah objek yang kekhasan dan ciri dalam identitas katya feature (Harahap, 2020). Variatif merupakan karakterisktik kemasan program feature, dimana program feature dapat tetap dikemas dengan beragam konsep format sehingga tdk membuat jenuh penonton (RPJMD, 2021). Dalam karya feature subyektifitas merupakan karakter yang mencirikan kekuatan sudut pandang penceritaan serta wawasan yang dapat menggambarkan peristiwa secara jelas dan mendalam agar informasi yang disampaikan lebih detail (Indonesia, 2020). Karakteristik informatif dalam feature memberikan penonton topik dan dan membantu penonton untuk mendapatkan sebuah informasi (Arum Sawitri, 2014). Proses Produksi dalam Feature ProgramDalam produksi siaran televisi, visual menjadi hal yang penting untuk menarik setiap penonton maka dari itu diperlukan komposisi komposisi dari video yang terbaik atau disebut dengan komposisi framing dengan sederhana dapat dimengerti sebagai aturan tata letak subyek pengambilan gambar menggunakan kamera, komposisi pada video membantu visual untuk bisa berkomunikasi dengan penonton secara lebih efisien, powerful dan cepat (Ramadiana Ayu, n.d.).Dalam tahapan pembuatan produksi program feature memerlukan waktu yang tidak sebentar karna mengaitkan ketelitian dalam Menyusun sebuah gambar, penataan suara, dan banyak aspek lainnya. Berikut ini adalah beberapa tahapan produksi dalam program feature antara lain menetapkan gagasan yangd apat bersumber dari pengalaman diri sendiri, dimana ide yang muncul dalam pikiran Ketika seseorang memiliki pengalaman berharga dan hanya orang yang mengalami itu sendiri yang mengetahuinya. Gagasan juga dapat bersumber dari jaringan atau informan, kekuatan dalam jaringan untuk menginformasikan sesuatu yang unik dan dapat memunculkan kejutan yang berharga Ketika seseorang memiliki jaringan dan menjaga hubungan yang baik untuk mendapatkan sumber informasi yang berharga (Fay, 1967).Tahapan berikutnya setelah penetapan gagasan adalah perancangan program feature dengan menyusun rangkaian rencana atau kerangka cerita mulai dari daftar pertanyaan, jadwal, shooting atau peliputan, wawancara, editing, budgeting dan lainnya (Erlina et al., 2016). Membuat struktur rangkaian cerita juga harus ditetapkan pada tahap pra poduksi agar feature dapat tersusun dengan baik dan jelas dan dapat memiliki nilai yang penting dalam alur cerita (Desain et al., 2018).Sebuah karya feature membutuhkan observasi maupun riset mendalam khususnya melibatkan narasumber sebagai sumber informasi untuk mengembangkan suatu cerita yang menarik pada cerita yang digagaskan, dengan adanya narasumber informasi serta keakuratan data dapat memperkuat alur cerita pada feature (A. Setiawan, n.d.).Tahapan berikutnya pada pra produksi feature adalah penetapan shoot list yang berisikan gambaran yang berupa penjabaran tentang sususan atau urutan gambar yang akan direkam oleh kamera seperti titik lokasi, aktifitas keseharian narasumber, ataupun peristiwa yang berkaitan dengan program (Trasuka et al., 2021).Setelah pembuatan shoot list tahapan selanjutnya yaitu menyiapkan jadwal berdasarkan gambar yang disesuaikan dengan mempertimbangkan narasumber Penyusunan Jadwal dan Menyiapkan Perlengkapan; menyiapkan jadwal berdasarkan gambar yang disesuaikan dengan mempertimbangkan narasumber serta Perlengkapan yang harus disiapkan salah satu contohnya adalah kamera, jenis kamera yang akan digunakan, mic wireless, lighting, stabilizer dan dicek Kembali apakah sudah berfungsi dengan baik keseluruhan yang telah disiapkan (Dursun, 2012).Mengambil Gambar; melakukan take gambar untuk melihat hasil gambar yang berkualitas dapat mempergunakan cahaya lampu ataupun cuaca yang bersahabat (Eps et al., n.d.).Menyusun Gambar dan Menuliskan Narasi; penulisan narasi atau naskah feature disesuaikan dengan tema yang telah direncanakan, serta sesuai dengan sudut pandang, hasil wawancara, dan suara pendukung.Penyuntingan program; mengedit dan menyunting hasil visual dan audio yang diproduksi agar selaras dengan gagasan penceritaan programDari tahapan tahapan diatas dapat disimpulkan bahwa tahapan parancangan program feature melibatkan proses pra produksi, produksi dan pasca produksi (Endayani et al., 2019). 3. MetodologiPenelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini merupakan deskriptif dengan teknik pengumpulan sebuah data yang dijalankan adalah menggunakan metode tringulasi yaitu menggabungkan data yang didapat dari sebuah observasi, wawancara mendalam dengan narasumber, serta data yang terdokumentasi untuk mendapatkan gambaran data yang valid. Informan pada penelitian merupakan informan yang dipilih berdasarkan pengetahuan, pemahaman dan penguasaan objek penelitian yang dalam hal ini melibatkan narasumber yang secara langsung terlibat dalam perancangan program feature “Secangkir Kopi Sebait Syukur” antara lain Produser, Director dan Editor.Data diolah melalui transkripsi dan pengkodean (Coding) untuk dapat dianalisis, diintepretasi disimpulkan dan diverifikasi. Adapun teknik konfirmasi data yang digunakan adalah dengan menggunakan metode triangulasi sumber juga triangulasi teori. 4. Hasil dan PembahasanProses produksi dalam feature program yang berjudul “secangkir kopi dan sebait syukur” diawali dengan tahapan awal yaitu adalah penetapan gagasan program. Berawal dari ide produser yang menginginkan pemuda masa kini dapat menciptakan lapangan pekerjaan sehingga bisa berpenghasilan tidak hanya sebagai karyawan dan memotivasi kalangan muda untuk menjadi mental pengusaha. Hal ini dilihat Ketika produser mengetahui pedagang kecil berpenghasilan 3 kali lipat dari umr. Guna mendorong semangat kalangan muda untuk dapat berfikir menciptakan lapangan pekerjaan produser membuat tayangan feature sebagai bentuk acuan motivasi kepada orang orang yang menonton.Tidak mudah untuk melakukan proses pembuatan feature ini, produser membutuhkan persiapan yang matang dengan menyiapkan sebuah konsep, mencari refrrensi dan menerapkan narasumber yang tepat untuk keberlangsungan pembuatan proses feature ini. Adapun beberapa Langkah yang dilakukan produser yaitu pra-produksi ,produksi serta pasca produksi. Pada pra produksi produser menyiapkan dan membuat shootlist. Shoot list berisikan gambaran berupa penjabaran tentang sususan atau susunan gambar yang telah direkam kamera contohnya titik lokasi, aktifitas keseharian narasumber, ataupun peristiwa yang berkaitan dengan program.Jadwal shooting menjadi salah satu hal penting dalam pembuatan feature ini karena produser harus mencocokan jadwal dengan kru ataupun narasumber yang terkait agar proses shooting berjalan dengan lancer dalam pemilihan kru juga termasuk bagian penting dalam keberlangsungan shooting dan yang dibutuhkan selain jadwal ataupun shootlist yaitu tidak lain alat alat yang mendukung seperti kamera,lighting,tripod,clip on,stabilizer dan ini memerlukan biaya produksi yang tidak sedikit, produser menyiapkan dana sebesar 8 juta rupiah untuk membuat feature ini. Dana atau kebutuhan yang diperlukan untuk proses pembuatan feature ini digunakan untuk menyewa alat seperti kamera ataupun lighting serta untuk insentif ataupun kosumsi para kru. Menurut saudara Rizki selaku produser dalam proses pembuatan feature tidak selalu berjalan dengan lancar pada saat berlangsungnya pembuatan produksi feature ini produser memiliki beberapa kendala yaitu salah satuny kendala pada audio seperti kendaraan yang lewat sehingga mengganggu proses syuting karna lokasi yang ditentukan berada di kedai kopi narasumber yang bertempat di pinggir jalan raya selain itu Teknik oencahayaan yang diatur agar pencahayaan dapat terlihat natural. Produser mengungkapkan dalam proses pembuatan feature dibutuhkan komunikasi yang baik karna komunikasi kunci pasca produksi, dibutuhkan kurang lebih waktu 6 hari untuk proses editing pembuatan feature ini dan Teknik editing yang digunakan yaitu raft cut memasukan transisi dan bumper lalu membuat subtitle untuk menyempurnakan hasil dari feature ini. Adapun strategi penyiaran program pada feature “secangkir kopi dan sebait syukur” ini melalui media televisi untuk dapat ditonton dan menginspirasi banyak orang untuk membuka usaha serta menanyakan pendapat dari dampak setelah tayangan ini ditayangkan.Keseluruhan pendekatan strategi ini diharapkan dapat menciptakan pemikiran positive penayangan “secangkir kopi dan sebait syukur”. Saudara risky selaku produser juga menyatakan bahwa penayangan feature ini agar dapat menjadikan contoh untuk kalangan muda agar dapat bertekat untuk menciptakan lapangan pekerjaan sendiri dan tidak menjadikan mental budak karyawan. Apabila program penayangan ini memiliki banyak dampak bagi penonton semoga dapat menginspirasi banyak orang dan tertarik untuk berfikir sama dengan tujuan penayangan ini. 4. Kesimpulanpada hasil penelitian serta bahasan, bisa ditarik kesimpulan berikutini : Produser membuat feature ini untuk memotivasi kalangan muda untuk membuka peluang berbisnis dan lowongan pekerjaan sebanyak banyak serta mengubah mindset bahwasannya dengan membuka usaha kecil kecilan dapat menghasilkan sebuah oendapatan yang lebih dari oenghasilan UMRDengan mengawali usaha kecil kecilan penuh rasa percaya diri dan pikiran yg positif akan menghasilkan sebuah keberhasilan yang dapat mencipakan rasa syukur yang cukup. Dari tayangan feature ini juga dapat memajukan perekonomian perkopian yang bermula dari kopi pinggir jalan menjadi cabang cafe kopi diberbagai tempat. Persiapan proses rancangan yang matang serta komunikasi yang lancar untuk menghasilkan tayangan feature juga sangat dibutuhkan agar dapat berhasil menyampaikan isi tayangan kepada khalayak penonton. DAFTAR PUSTAKAAntv, D. (2020). Penggunaan Dan Pemenuhan Kebutuhan Pemirsa Drama Serial Sebagai Upaya Mempertahankan Tayangan Program Televisi India. 3(2), 300–313.Askurifai, & Zakiah, K. (2015). PELATIHAN PRESENTER Tv CILIK BAGI SISWA SD SE-KECAMATAN CICALENGKA KABUPATEN BAN DUNG DALAM PERSPEKTIF LITERASI MEDIA 1Askurifai,. Prosiding SNaPP201SSosial, Ekonomi, Dan Humaniora.Baker, C. C. (2011). Instilling Creativity in Broadcast Media Design Students: Creative Processes in Applied Video Aesthetics. International Journal of Learning and Media, 3(2). https://doi.org/10.1162/ijlm_a_00071Berliana, R. A., Pamonojati, T. A., Sos, S., & Ds, M. (2021). Produksi Film Dokumenter “ Suara Ludruk ” ( Film Dokumenter mengenai Eksistensi Ludruk di Jawa Timur ) Production of the Documentary Film “ Suara Ludruk ” ( Documentary Film about the Existence of Ludruk in East Java ). 8(2), 1973–1982.Bina, U., & Informatika, S. (2019). PROGRAM TELEVISI MAGAZINE SHOW PENGUSUL. 1–22.Desain, S., Visual, K., Kreatif, F. I., & Telkom, U. (2018). EDITING FEATURES TELEVISI TENTANG BATIK TULIS GARUT EDITING FEATURES TELEVISION ABOUT BATIK TULIS GARUT . 5(3), 935–939.Dewi, D. S., & Adi, A. E. (2016). Perancangan Program Televisi Feature Tentang Produk Ramah Lingkungan Di Bandung. E-Proceeding of Art & Design, 3(3), 415–422.Dursun, P. (2012). No : 37–39.Endayani, H., Satul, A., Abdul, I., Suratno, Belajar, H., Siswa, P., Negeri, S. D. M. P., Madiun, K., Contoh, B., Issa, J., Tabares, I., Objek, P. B. B., Hasil, L., Informasi, T., Aradea, Ade Yuliana, H. H., Pattiserlihun, A., Setiawan, A., Trihandaru, S., Fisika, P. S., … García Reyes, L. E. (2019). PENINGGALAN SEJARAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH DALAM PENANAMAN NILAI-NILA KEBANGSAAN PENDAHULUAN Banyuwangi Merupakan Wilayah Yang Memiliki Beberapa Daerah Yang Berpotensi Memiliki Situs Peninggalan Sejarah Yang Sampai Saat Ini Masih Ada Namun Kondisi, 1(1), 41–57. Eps, D., Rel, G., & Semarang, L. (n.d.). Teknik Pengambilan Gambar Feature Acara Tempoe.Erlina, E., Adi, A. E., Kreatif, F. I., & Telkom, U. (2016). MANAJEMEN PRODUKSI PADA PERANCANGAN FEATURE TELEVISI TENTANG PRODUK RAMAH LINGKUNGAN DI BANDUNG PRODUCTION MANAGEMENT IN FEATURE TELEVISION ABOUT DESIGNING ENVIRONMENTALLY FRIENDLY PRODUCTS IN BANDUNG. 3(3), 730–737.Fay, D. L. (1967). Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952., 34–59.Harahap, E. P. (2020). Pena : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra. 10(2), 50–59.Indonesia, S. (2020). Subjektivitas Penulisan Feature Human Interest. 4,6677.http://journal2.um.ac.id/index.php/basindo/article/view/14738Kant, R. (2014). “Television and Creativity.” May.Kurniawan. (2017). No 87(1,2), 149–200.Maharani, Y. V. (2009). KULIAH KERJA MEDIA 2009 PROSES PELAKSANAAN PROGRAM ACARA “ DUPEN ” ATAU DUNIA PROGRAM DIPLOMA III KOMUNIKASI TERAPAN.Novalia Agung Wardjito Ardoyo. (2018). Pengaruh Program 86 Net Tv Terhadap. Jurnal Pustaka Komunikasi, 1(1), 147–154.Produksi Program Acara Berita. (2014). 1–11.Pujiharto, P., Soleh, R., & Anwar, S. (2021). Pelatihan Penulisan Feature Pengalaman Warga Selama Masa Pandemi di Desa Tamantirto, Kasihan, Bantul. Bakti Budaya, 4(1), 47–56. https://doi.org/10.22146/bakti.v4i1.1284ramadiana ayu. (n.d.).RPJMD. (2021). No. 6.Setiawan, A. (n.d.). Project Pembuatan Majalah “ Katalis ” SUMMARY TUGAS AKHIR Penyusun Nama NIM Ardhi Setiawan.Setiawan, I., Tinggi, S., & Bandung, T. (2017). DOKUMENTER TV : “ UDJO & SAUNG ANGKLUNG ” SEBAGAI MANIFESTASI BUDAYA SUNDA TV DOCUMENTER : “ UDJO & SAUNG ANGKLUNG ” AS MANIFESTATION OF SUNDANESE CULTURE Bagi masyarakat Indonesia dan dunia , nama tokoh musik angklung Jawa Barat . Kiprahnya sanggar Angkl. 1(378), 89–104.SimilarWeb. (2020). Netflix App Ranking and Market Share Stats in Google Play Store.Tondo, H., Rembang, M. R., & Kalangi, J. S. (2016). Analisis semiotika komunikasi pada program acara talkshow sarah sechan di Net. Tv. Media Neliti, 5(4), 1–10.Tony Maglio. (2017). “How much each broadcast net’s TV ratings are down from last year — so far.”Trasuka, A. D. W. I., Komunikasi, J. I., Ilmu, F., Dan, S., Politik, I., & Sriwijaya, U. (2021). MANAJEMEN PRODUKSI PRODUCTION HOUSE MUSI KREATIF INDONESIA DALAM PEMBUATAN VIDEO KLIP BUDI DOREMI “ TOLONG .”Triyana, A. F. P. (2021). Strategi Programming Program Indonesia Pintar SCTV. Inter Script: Journal of Creative Communication, 2(1), 1–14. https://journal.interstudi.edu/index.php/interscript/article/view/437v. M. buyanov. (1967).. Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952.