cover
Contact Name
Johny S. Tasirin
Contact Email
jtasirin@unsrat.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
silvarum@unsrat.ac.id
Editorial Address
Jalan Kampus UNSRAT, Manado 95115
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
Silvarum
ISSN : -     EISSN : 29626390     DOI : -
Core Subject : Agriculture, Social,
Silvarum adalah jurnal yang memuat artikel-artikel ilmiah tentang hasil penelitian dan tinjauan tentang ilmu kehutanan, pelestarian sumber daya hutan dan rehabilitasi hutan termasuk topik-topik lain yang terkait hutan dan kehutanan. Jurnal ini diterbitkan secara online dengan bentuk cetakan setahun sekali. Sirvarum terbit pertama kali pada tahun 2022 bulan April. Silvarum diturunkan dari istilah latin untuk hutan.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 36 Documents
Struktur dan Komposisi Kupu-Kupu dan Tumbuhan Pakan Imago di Air Terjun Rayow dan Rok-Rok Desa Kembes, Kabupaten Minahasa Suprianus Zega; Hard N. Pollo; Roni Koneri
Silvarum Vol. 1 No. 1 (2022): Silvarum
Publisher : Fakultas Pertanian, Universits Sam Ratulangi, Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (39.742 KB) | DOI: 10.35791/sil.v1i1.41284

Abstract

Alih fungsi lahan disekitar air terjun menimbulkan ancaman yang serius bagi habitat kupu-kupu, yang mengalihfungsikan hutan menjadi lahan perkebunan. Tujuan Penelitian ini untuk menganalisis struktur dan komposisi spesies kupu-kupu, menginventarisasi tumbuhan pakan imago dan mengukur faktor abiotik di Air Terjun Rayow dan Rok-Rok. Penelitian menggunakan Metode Transek dan Metode Titik dengan Atraktan. Jalur pengamatan sepanjang 400 m dengan lebar 10 m ke kiri dan ke kanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi spesies kupu-kupu yang diperoleh berjumlah 53 spesies, 43 spesies di Air Terjun Rayow dan 40 spesies di Air Terjun Rok-Rok. Kupu-Kupu yang tertarik dengan Atraktan di Air Terjun Rayow terdapat 6 spesies dan Air Terjun Rok-Rok tidak ditemukan. Faktor abiotik yang diukur yaitu, elevasi, temperatur udara, kelembaban udara, intensitas cahaya, kecepatan angin, temperatur air, lebar sungai, kedalaman air, kecepatan air, dan kekeruhan air. Tumbuhan pakan imago di Air Terjun Rayow terdapat 4 spesies yaitu, Chromolaena odorata, Lantana camara, Stachytarpheta cayennensis dan Melanthera biflora, sedangkan tumbuhan pakan imago di Air Terjun Rok-Rok terdapat 6 spesies yaitu, Mikania cordata, Lantana camara, Stachytarpheta indica, Hyptis capitata, Pueraria phaseoloides dan Melochia umbellata.
Peran Masyarakat Kelurahan Batuputih Bawah dan Kelurahan Batuputih Atas terhadap Perlindungan Hutan dan Lahan dari Kebakaran di Kecamatan Ranowulu Kota Bitung Sulawesi Utara Serly Lumabi; Semuel P. Ratag; Josephus I. Kalangi
Silvarum Vol. 1 No. 1 (2022): Silvarum
Publisher : Fakultas Pertanian, Universits Sam Ratulangi, Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (66.906 KB) | DOI: 10.35791/sil.v1i1.41301

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peran serta masyarakat Kelurahan Batuputih Bawah dan Batuputih Atas Kecamatan Ranowulu dalam upaya pengendalian kebakaran hutan dan lahan. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2021, menggunakan metode wawancara dengan instrumen kuesioner. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif, data disajikan dalam bentuk diagram dan tabulasi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, Peran Masyarakat Kelurahan Batuputih Terhadap Perlindungan Hutan dan Lahan dari Kebakaran Kecamatan Ranowulu, Kota Bitung mencakup tiga hal yakni (1) pencegahan yaitu mengikuti kegiatan penyuluhan/sosialisasi terkait kebakaran hutan, tidak membuang puntung rokok dengan sembarangan, mematikan kembali api yang digunakan saat pembukaan lahan, kegiatan patroli dan monitoring, pemasangan papan peringatan/larangan kawasan rawan kebakaran, dan sanksi pidana bagi mereka yang melanggar; (2) Pemadaman yaitu turut serta saat pemadaman kebakaran hutan; dan (3) Penanganan pasca kebakaran yaitu mengikuti kegiatan.
Keanekaragaman Jenis Herpetofauna di Suaka Margasatwa Manembo-Nembo Chornelius Ranteta’dung; Johny S. Tasirin; Hard N. Pollo
Silvarum Vol. 1 No. 1 (2022): Silvarum
Publisher : Fakultas Pertanian, Universits Sam Ratulangi, Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (131.583 KB) | DOI: 10.35791/sil.v1i1.41302

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan dan menganalisis keanekaragaman jenis herpetofauna pada tiga tipe tutupan lahan di Suaka Margasatwa Manembo-nembo. Penelitian ini dilakukan pada kawasan hutan Suaka Margasatwa Manembo-nembo menggunakan metode jalur transek yang dikombinasikan dengan metode visual encounter survey (VES) pada bulan april 2021. Keanekaragaman jenis herpetofauna yang ada di Suaka Margasatwa Manembo-nembo memiliki 16 jenis. Terdapat 12 jenis pada hutan primer, 14 jenis pada hutan sekunder dan 15 jenis pada kebun campuran. Keanekaragaman jenis herpetofauna pada hutan primer 1.97, hutan sekunder 2.25, dan kebun campuran 2.55. Tingkat kemerataan jenis herpetofauna pada hutan primer 0.79, hutan sekunder 0.85 dan kebun campuran 0.94.
Analisis Potensi Kayu Pertukangan pada Hutan Rakyat di Desa Rumoong Atas, Sulawesi Utara Nobertus Tibarang; Fabiola B. Saroinsong; Hengki D. Walangitan
Silvarum Vol. 1 No. 1 (2022): Silvarum
Publisher : Fakultas Pertanian, Universits Sam Ratulangi, Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (219.666 KB) | DOI: 10.35791/sil.v1i1.41303

Abstract

Hutan rakyat merupakan salah satu alternatif untuk rehabilitasi lahan dan untuk memenuhi kebutuhan kayu pertukangan di Masyarakat. Pasokan kayu untuk pembuatan rumah panggung di Sulawesi Utara saat ini paling banyak berasal dari hutan rakyat. Sebagai salah satu pemasok kayu maka perlu diketahui Potensi kayu pertukangan pada hutan rakyat dengan tujuan untuk pengelolaan hutan rakyat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi kayu pertukangan dan pola hutan rakyat di desa Rumoong Atas Kecamatan Tareran Kabupaten Minahasa Selatan. Metode yang digunakan adalah survei jalur berplot (line plot sampling) dengan petak ukur pengamatan berukuran 40 m x 25 m, jumlah petak ukur sebanyak 31 unit sampel dan diletakkan pada 3 jalur pengamatan. Hasil penelitian menunjukkan nilai pendugaan rata-rata hutan rakyat per hektar yaitu 35,3 ± 4,5 m3/ha dan potensi pendungaan rata-rata hutan rakyat per petak ukur yaitu 3,5 ± 0,5 m3. Jenis yang paling dominan di hutan rakyat yaitu Cempaka Putih (Magnolia tsiampacca) dengan nilai potensi keseluruhan sebesar 71,6 m3 dan Durian (Durio zibethinus) dengan nilai potensi keseluruhan sebesar 16,5 m3. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan pola hutan rakyat di Desa Rumoong Atas didominasi pola hutan rakyat agroforestri 71%, pola hutan rakyat campuran 16%, dan pola hutan rakyat monokultur 13%.
Persepsi dan Partisipasi Masyarakat terhadap Jasa Ekosistem Hutan di Tahura Gunung Tumpa H.V. Worang Sheren J. Patendan; Hard N. Pollo; Reynold P. Kainde
Silvarum Vol. 1 No. 1 (2022): Silvarum
Publisher : Fakultas Pertanian, Universits Sam Ratulangi, Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (105.157 KB) | DOI: 10.35791/sil.v1i1.41304

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi, partisipasi dan tingkat partisipasi masyarakat terhadap jasa ekosistem hutan di Tahura Gunung Tumpa H.V. Worang. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling (sampel bertujuan) melalui penetapan kategori profil responden dengan teknik wawancara langsung melalui kuesioner yang diajukan kepada 90 responden. Selanjutnya, analisis persepsi dan partisipasi masyarakat menggunakan Skala Likert sedangkan analisis tingkat partisipasi menggunakan uji deskriptif persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penilaian persepsi masyarakat terhadap jasa ekosistem hutan yang tertinggi terdapat pada kualitas udara 821 (sempurna) dan keindahan panorama 823 (sempurna) sedangkan penilaian terendah diperoleh pada ketersediaan serat dengan nilai 338 (kurang). Partisipasi tertinggi masyarakat diperoleh nilai 400 (sangat baik) yang merupakan masyarakat pelaku dalam pemanfaatan jasa ekosistem sedangkan nilai 144 (sangat kurang) diperoleh dari kecilnya jumlah nilai untuk keikutsertaan masyarakat dalam kegiatan monitoring terhadap bibit yang ditanam. Selanjutnya, tingkat partisipasi layak diperoleh kelurahan Molas dengan persentase 66.87%, tingkat partisipasi cukup layak diperoleh kelurahan Meras dengan persentase 61.28% dan Tongkaina dengan persentase 61.18%.
Peran Masyarakat terhadap Upaya Pelestarian Kawasan Hutan Bron di Desa Warembungan, Sulawesi Utara Brando G. Ngelo; Hard N. Pollo; Semuel P. Ratag
Silvarum Vol. 1 No. 1 (2022): Silvarum
Publisher : Fakultas Pertanian, Universits Sam Ratulangi, Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (64.488 KB) | DOI: 10.35791/sil.v1i1.41311

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran serta masalah dalam Pelestarian Kawasan Hutan Bron Desa Warembungan, Kecamatan Pineleng, Sulawesi Utara. Kriteria responden adalah petani, sopir-petani, tokoh agama, tokoh masyarakat, tenaga pendidik, mahasiswa, aparat desa, pemuda gereja, pekerjaan lainnya. Setiap kriteria diwakili 3 orang dari sebanyak 30 responden masyarakat asli Desa Warembungan.  Variabel yang diamati ialah peran masyarakat terhadap pelestarian Kawasan Hutan Bron serta persepsi masyarakat terhadap pelestarian Kawasan Hutan Bron.  Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa peran masyarakat dalam pelestarian Kawasan Hutan Bron masih cukup baik yang didasari dengan hasil observasi dan wawancara, serta untuk persepsi masyarakat dalam pelestarian Kawasan Hutan Bron kurang baik juga didasari oleh observasi dan wawancara langsung dengan responden di Desa Warembungan.
Potensi Pariwisata Alam Terbuka di Gunung Soputan Jordy Y. Ransa; Martina A. Langi; Hard N. Pollo
Silvarum Vol. 1 No. 2 (2022): Silvarum
Publisher : Fakultas Pertanian, Universits Sam Ratulangi, Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (804.517 KB) | DOI: 10.35791/sil.v1i2.41312

Abstract

Gunung Soputan dengan ketinggian 1.784 mdpl, memiliki ciri hamparan padang pasir dan hutan-hutan pinus, serta memiliki banyak potensi pariwisata lainnya. Tujuan dilaksanakannya penelitian ini untuk mempelajari persepsi masyarakat mengenai potensi pariwisata alam terbuka di Gunung Soputan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode fotografi dan wawancara. Penelitian ini mengambil 5 gambar pada 5 spot yang berada di Gunung Soputan, kemudian dibuat kuesioner yang berhubungan dengan hasil foto lalu diberikan ke masyarakat. Potensi pariwisata fotografi yang mendapatkan penilaian tertinggi adalah vegetasi hutan pinus, kemudian vegetasi rerumputan, kaki gunung, puncak gunung, dan daratan berpasir. Objek foto untuk kategori keindahan alam dengan nilai tertinggi adalah vegetasi rerumputan, diikuti vegetasi hutan pinus, kaki gunung, puncak gunung, daratan berpasir. Dan objek foto dengan daya tarik tertinggi berdasarkan penilaian adalah vegetasi rerumputan, lalu vegetasi hutan pinus. kaki gunung, puncak gunung, dan daratan berpasir.
Identifikasi Strata Tajuk Agrisilvikultur di Desa Warembungan Gusnayanti Rante; Semuel P. Ratag; Euis F.S. Pangemanan
Silvarum Vol. 1 No. 2 (2022): Silvarum
Publisher : Fakultas Pertanian, Universits Sam Ratulangi, Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (43.539 KB) | DOI: 10.35791/sil.v1i2.41313

Abstract

Agrisilvikultur merupakan sistem agroforestry yang mengkombinasikan antara tanaman kehutanan dan tanaman pertanian. Sistem agrisilvikultur di desa Warembungan memiliki pola tanam acak dan teratur yang membentuk suatu sistem mirip hutan, pada hutan alamiah memiliki lima strata tajuk yang digolongkan berdasarkan tinggi tegakan yaitu stratum A (> 30 m) stratum B (>20-30 m) stratum C (>4-20 m) stratum D (>1-4) dan stratum E (< 1 m). Identifikasi strata tajuk agrisilvikultur sendiri perlu dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui perbedaan komposisi tiap stratum, sebagai sumber data untuk studi lanjut yang berkaitan dengan agrisilvikultur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan yang terfokus pada jenis tanaman, jumlah tanaman, tinggi tanaman dan luas lahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa didapati 55 jenis yang terdiri dari 11 jenis tanaman kehutanan dan 44 jenis tanaman pertanian. Jenis tanaman kehutanan yang paling banyak ditemukan pada petak sampel yaitu gamal (Gliricidia sepium) berjumlah 981 pohon dan jenis tanaman pertanian paling banyak yaitu daun nasi berjumlah 1479  rumpun, terdapat pada 4 stratum dalam 30 petak sampel. Stratum C dengan jenis tanaman terbanyak (33 jenis) dan stratum B paling sedikit (11 jenis). Kerapatan tiap stratum dipengaruhi oleh jumlah tanaman dan luas petak lahan. Kerapatan paling tinggi pada petak sampel A3 dalam stratum E (1644,74). Kerapatan paling rendah pada petak sampel A25 dalam stratum D (2,71).
Keanekaragaman Jenis Burung di Pulau Manado Tua Meilin S. Sidabutar; Johny S. Tasirin; Wawan Nurmawan
Silvarum Vol. 1 No. 2 (2022): Silvarum
Publisher : Fakultas Pertanian, Universits Sam Ratulangi, Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (279.695 KB) | DOI: 10.35791/sil.v1i2.41314

Abstract

Pulau Manado Tua adalah salah satu pulau di Kota Manado yang termasuk dalam Taman Nasional Bunaken. Pulau Manado Tua memiliki panjang garis pantai 12 km dengan ketinggian 0-869 m dari permukaan laut dan memiliki keanekaragaman jenis fauna dan flora yang relatif tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman jenis burung yang ada di Pulau Manado Tua sebagai data dan informasi untuk merencanakan strategi konservasi untuk melindungi komunitas burung dan habitatnya. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2022 dengan menggunakan metode point count. Hasil penelitian menunjukkan kekayaan jenis burung di Manado Tua mencapai 41 jenis dari 17 famili. Kekayaan jenis tertinggi di puncak gunung (21 jenis) dan diikuti aspek utara (19), selatan (18), barat (18) dan timur (15). Indeks Shannon-Wiener adalah 2.76 dan indeks kemerataan 0.74. Kesamaan komunitas rata-rata satu sama lainnya yang tertinggi dimiliki aspek timur dan aspek utara. Jenis burung yang memiliki indeks nilai penting paling tinggi adalah gagak hutan (Corvus enca), walet sapi (Collocalia esculenta), pergam laut (Ducula bicolor), cabai panggul kelabu (Dicaeum celebicum), dan burung-madu kelapa (Anthreptes malacensis).
Persepsi Masyarakat terhadap Program Kebun Bibit Rakyat di Desa Pontak Satu, Sulawesi Utara Herdiana Para’pak; Marthen T. Lasut; Semuel P. Ratag
Silvarum Vol. 1 No. 2 (2022): Silvarum
Publisher : Fakultas Pertanian, Universits Sam Ratulangi, Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (111.482 KB) | DOI: 10.35791/sil.v1i2.41315

Abstract

Kebun Bibit Rakyat yang adalah kegiatan pembuatan bibit tanaman hutan penghasil kayu dan hasil hutan bukan kayu (HHBK), yang dikelola oleh perhutanan sosial yang pembiayaannya bersumber dari dana pemerintah dan dipergunakan untuk penanaman sebagai bagian dari pemberdayaan masyarakat pada kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui persepsi masyarakat dan faktor yang mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap program Kebun Bibit Rakyat di Desa Pontak Satu, Kecamatan Ranoyapo, Kabupaten Minahasa Selatan.  Metode penelitian yang digunakan yaitu wawancara menggunakan kuesioner. Pentuan sampel menggunakan teknik purposive sampling terhadap 42 responden. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi masyarakat terhadap program Kebun Bibit Rakyat termasuk dalam kategori baik (skor keseluruhan 1.421 atau 75,19%). Hal ini didukung dengan manfaat yang dirasakan atau didapatkan oleh masyarakat Desa Pontak Satu meliputi menambah pendapatan (ekonomi), adanya lapangan pekerjaan, mendapatkan bibit, mengurangi terjadinya bencana alam (banjir dan tanah longsor) dan mata air tetap lestari. Faktor yang mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap program Kebun Bibit Rakyat terdapat 2 faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor Internal yaitu umur, tingkat pendidikan dan pekerjaan sedangkan untuk faktor eksternal yaitu kurangnya sosialisasi atau penyuluhan kepada masyarakat, kurangnya tenaga penyuluh dari pihak kehutanan, dan jarak lokasi Kebun Bibit Rakyat.

Page 1 of 4 | Total Record : 36