cover
Contact Name
Ikhwannur Adha
Contact Email
ikhwannur.adha@upnyk.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jigpangea@upnyk.ac.id
Editorial Address
Jurusan Teknik Geologi Jl. Padjajaran, Sleman, Yogyakarta, Indonesia. 55283
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Jurnal Ilmiah Geologi pangea
ISSN : 2356024X     EISSN : 2987100X     DOI : https://doi.org/10.31315
Jurnal Ilmiah Geologi Pangea (JIG Pangea) is an Indonesian scientific journal published by the Geological Engineering Department, Faculty of Mineral and Technology, UPN "Veteran" Yogyakarta. The journal receives Indonesian or English articles. Those articles are selected and reviewed by our professional editors and peer reviewers. The published article in JIG Pangea covers all geoscience and technology fields including Geology, Geophysics, Petroleum, Mining, and Geography. The subject covers a variety of topics including : geodynamics, sedimentology and stratigraphy, volcanology, engineering geology, environmental geology, hydrogeology, geo-hazard and mitigation, mineral resources, energy resources, medical geology, geo-archaeology, applied geophysics and geodesy.
Articles 185 Documents
Geologi Daerah Jatinegara dan Sekitarnya, Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah Oki Kurniawan; Dani Mardiati; Favian Avila Restiko
Jurnal Ilmiah Geologi PANGEA Vol 10, No 2 (2023): Jurnal Ilmiah Geologi Pangea
Publisher : PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL UPN VETERAN YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jigp.v10i2.11208

Abstract

Abstrak – Daerah penelitian secara administratif termasuk ke Kecamatan Jatinegara, Kecamatan Randudongkal, Kecamatan Moga, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah. Secara geografis daerah penelitian terletak pada koordinat 109° 12' 40” BT sampai 109° 17' 40” BT dan 7° 00' 7” LS sampai 7° 05' 7” LS. Sebagian besar dari daerah penelitian berupa perbukitan yang didominasi oleh batuan-batuan sedimen yang telah mengalami deformasi dan mengalami perlipatan dan penyesaran. Geomorfologi daerah penelitian dapat dibedakan menjadi tiga satuan; yaitu satuan geomorfologi pedataran rendah struktural, satuan geomorfologi perbukitan rendah struktural dan satuan geomorfologi perbukitan tinggi vulkanik. Berdasarkan aspek litostratigrafinya, daerah penelitian ini terbagi menjadi tiga satuan batuan, dengan urutan dari yang berumur paling tua sampai berumur paling muda yaitu satuan batulempung (Tmbl), satuan batupasir (Tmbp) dan satuan breksi vulkanik (Qbv). Dilihat dari hasil penafsiran data DEM dan Landsat, pola kelurusan sungai, dan data lapangan, dapat diketahui struktur geologi yang berkembang pada daerah penelitian yaitu kekar, lipatan dan sesar, dimana terdapat Sesar Mendatar Sinistral Igir Nangka. Sejarah Geologi dimulai pada kala Miosen Tengah dimana terjadi proses sedimentasi menghasilkan satuan batulempung(Tmbl), lalu pada kala Miosen Tengah – Miosen Akhir terjadi proses sedimentasi yang menghasilkan satuan batupasir (Tmbp) yang menindih secara selaras satuan batulempung. Proses tektonik Miosen – Pliosen membentuk lipatan dan sesar berupa Sesar Mendatar Sinistral Igir Nangka. Pada kala plistosen terjadi aktivitas vulkanik yang menyebabkan terendapkannya satuan breksi vulkanik (Qbv). Proses erosi pada daerah penelitian membentuk relief seperti saat ini. Potensi sumberdaya geologi dimanfaatkan oleh penduduk di daerah penelitian yaitu bahan galian berupa penambangan pasir. Sedangkan potensi kebencanaan yang mungkin terjadi di daerah penelitian adalah tanah longsor. Kata Kunci: Pemetaan Geologi, Potensi Geologi, Tegal. Abstract – The administrative research area includes the Jatinegara District, Randudongkal District, Moga District, Tegal Regency, Central Java Province. Geographically, the research area is located at coordinates 109° 12' 40” E to 109° 17' 40” E and 7° 00' 7” S to 7° 05' 7” S. Most of the research area consists of hills dominated by sedimentary rocks that have undergone deformation and folding. The geomorphology of the research area can be divided into three units: the structural lowland geomorphology unit, the structural lowland hill geomorphology unit, and the volcanic highland hill geomorphology unit. Based on lithostratigraphic aspects, the research area is divided into three rock units, in order from the oldest to the youngest: claystone unit (Tmbl), sandstone unit (Tmbp), and volcanic breccia unit (Qbv). From the interpretation of DEM and Landsat data, river patterns, and field data, the geological structures in the research area are identified as faults, folds, and thrust faults, including the Sinistral Strike-slip Fault Igir Nangka. The geological history begins in the Middle Miocene, where sedimentation processes resulted in the claystone unit (Tmbl). Then, in the Middle Miocene to Late Miocene, sedimentation processes led to the sandstone unit (Tmbp), which overlies the claystone unit in a conformable manner. Tectonic processes during the Miocene to Pliocene formed folds and faults, including the Sinistral Strike-slip Fault Igir Nangka. During the Pliocene, volcanic activity deposited the volcanic breccia unit (Qbv). Erosion processes in the research area have shaped the current landscape. The local population utilizes the geological resources in the research area for sand mining. Meanwhile, the potential hazards that may occur in the research area are landslides.  Keywords: Geological Mapping, Geology Potential, Tegal
Analisis Kestabilan Lereng pada Desa Sambirejo, Prambanan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta Ghaly Yana Putra
Jurnal Ilmiah Geologi PANGEA Vol 10, No 2 (2023): Jurnal Ilmiah Geologi Pangea
Publisher : PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL UPN VETERAN YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jigp.v10i2.10063

Abstract

Banyaknya objek wisata pada Daerah Sambirejo merupakan matapencaharian yang sangat menguntungkan bagi masyarakat, tetapi daerah ini memiliki resiko kebencanaan longsor karena banyaknya lereng terjal di sekitar objek wisata. Hal ini dapat membahayakan masyarakat sekaligus wisatawan yang berkunjung ke daerah ini. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis salah satu lereng yang berada di daerah ini untuk mengetahui kualitas dan kestabilannya agar menjadi pertimbangan untuk pembangunan dan startegi mitigasi bencana. Penelitian ini dilakukan pada lereng batuan pada koordinat 446573mE, 9138703mS. Penelitian dilakukan dengan mengakuisisi data menggunakan metode scanline dan pembobotan RMR sehingga didapatkan geometri lereng, nilai, RQD dan RMR yang berikutnya digunakan untuk analisis stereografis dan menghitung nilai SMR. Lereng ini memiliki RQD 99,75%, RMR 85.08%, SMR 67, dan tipe longsoran membajji. Berdasarkan hasil penelitian, kedua lereng memiliki potensi yang kecil untuk terjadi longsor, tetapi diperlukan beberapa upaya mitigasi pada lereng atas tanah, yakni pelandaian lereng dan membangun tembok penahan.
Tinjauan Geologi dan Pemodelan Fasies 3D, Lapangan “Glory”, Formasi Talang Akar, Cekungan Sumatra Selatan Angela Hotmaida Rosalline; M. Ocky Bayu Nugroho; Aga Rizky
Jurnal Ilmiah Geologi PANGEA Vol 10, No 2 (2023): Jurnal Ilmiah Geologi Pangea
Publisher : PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL UPN VETERAN YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jigp.v10i2.11216

Abstract

Abstrak - Cekungan Sumatera Selatan menempati peringkat kedua produksi hidrokarbon di Indonesia setelah Cekungan Kutai jika dihitung dari total produksinya. Cekungan Sumatera Selatan,  terutama pada Formasi Talang Akar merupakan sumber hidrokarbon komersial yang dominan. Namun Cekungan Sumatera Selatan, yang sebagian besar merupakan ladang-ladang tua, memiliki tingkat produksi yang rendah karena faktor pemulihan yang rendah. Akumulasi produksi minyak yang terdapat pada Cekungan Sumatera Selatan  sebesar 2,3 BBO (Billion Barrels of Oil) dari nilai cadangan awal sebesar 3,1 BBO. Optimalisasi produksi dapat dilakukan dengan berbagai cara untuk mendukung eksplorasi dan produksi cadangan hidrokarbon. Kajian analisis fasies dan pengendapan bawah permukaan dapat dijadikan acuan untuk menentukan reservoar mana yang berpotensi untuk melanjutkan pengembangannya. Metode yang digunakan dalam pemodelan fasies menggunakan kombinasi metode Truncated Gaussian Simulasi (TGS) dengan Trend and Sequential Indicator Simulasi (SIS), dan pemodelan dilakukan pada 3 zona reservoar. Analisis fasies dan lingkungan pengendapan pada daerah penelitian membentuk lingkungan pasang surut-muara dengan asosiasi fasies Tidal Sand Bar, Tidal Sand Flat, Sand-Sheet, Tidal Mixed Flat, dan Tidal Mud Flat. Hasil pemodelan menunjukkan sebaran reservoir relatif timur laut-barat daya dengan endapan yang berpotensi sebagai batuan reservoir dan diendapkan pada asosiasi fasies Tidal Sand Bar. Kata kunci: Formasi Talang Akar, Fasies model, Sand-sheet, Tidal Sand Bar, Tidal Sand Flat Abstract - The South Sumatra Basin is ranked second for hydrocarbon production in Indonesia after the Kutai Basin is calculated from its total production. In the South Sumatra Basin, the Talang Akar Formation is the dominant source of commercial hydrocarbons. Still, the South Sumatra Basin, with mostly old fields, has a low production rate from a low recovery factor. In the South Sumatra Basin, accumulated oil production is 2.3 BBO (Billion Barrels of Oil) from the initial reserve value of 3.1 BBO. Production optimization can be done in various ways to support the exploration and production of hydrocarbon reserves. Facies and subsurface deposition analysis studies can be used as a reference to determine which reservoirs have the potential to continue their development. The method used in facies modeling uses a combination method of Truncated Gaussian Simulation (TGS) with Trend and Sequential Indicator Simulation (SIS), and modeling is carried out in 3 reservoir zones. Facies analysis and depositional environment in the study area formed a tide dominate-estuary environment with facies associations Tidal Sand Bar, Tidal Sand Flat, Sand-Sheet, Tidal Mixed Flat, and Tidal Mud Flat. The modeling results show that the distribution of reservoirs is relatively northeast-southwest with deposits that have the potential as reservoir rocks and are deposited in the Tidal Sand Bar facies association. Keywords: Talang Akar Formation, Facies Modelling, Sand-sheet, Tidal Sand Bar, Tidal Sand Flat
Analisis Bibliometrik Perkembangan Penelitian Intrusi Air Laut: Tren dan Pertumbuhan (1972-2023) Adam Raka Ekasara; Daniel Radityo; Thema Arrisaldi; Hasan Tri Atmojo
Jurnal Ilmiah Geologi PANGEA Vol 10, No 2 (2023): Jurnal Ilmiah Geologi Pangea
Publisher : PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL UPN VETERAN YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jigp.v10i2.11163

Abstract

Abstrak – Intrusi air laut merupakan fenomena geologis yang memiliki implikasi signifikan terhadap wilayah pesisir dan sumber daya air tanah. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis bibliometrik tentang penelitian intrusi air laut dan mengungkapkan tren dan temuan penting dalam literatur ilmiah yang terkait. Metodologi penelitian mencakup pengumpulan data hingga analisis dan interpretasi. Data diperoleh melalui identifikasi dan pengumpulan artikel dari sumber data, seperti jurnal ilmiah dan prosiding dengan menggunakan database Scopus. Kriteria seleksi yang jelas diterapkan untuk memilih artikel yang relevan, termasuk pembatasan jenis publikasi, bahasa, dan kriteria topik. Analisis bibliometrik dilakukan dengan menggunakan aplikasi Bibliometrix berbasis R, yang melibatkan analisis jumlah publikasi per tahun, produktivitas penulis, jurnal yang paling sering mempublikasikan penelitian, serta analisis kata kunci dan sitasi. Hasil analisis mengungkapkan pertumbuhan yang signifikan dalam penelitian intrusi air laut selama periode tertentu, dengan tingkat pertumbuhan tahunan sebesar 11,03%.  Hasil analisis mengidentifikasi empat kelompok tema yang relevan untuk arah penelitian dan kolaborasi dalam bidang ini. Kata Kunci: Intrusi air laut, Analisis bibliometrik, Tren penelitian Abstract –Seawater Intrusion is a geological phenomenon with significant implications for coastal regions and groundwater resources. This research aims to conduct a bibliometric analysis of seawater intrusion research and unveil key trends and findings within the relevant academic literature. The research methodology encompasses data collection, analysis, and interpretation. Data is gathered through the identification and collection of articles from sources such as scientific journals and proceedings using the Scopus database. Clear selection criteria are applied to choose pertinent articles, including constraints on publication type, language, and topic criteria. The bibliometric analysis is executed employing the Bibliometrix application based on the R platform. This analysis encompasses the examination of the number of publications per year, author productivity, the most prolific journals in publishing research in this domain, as well as the analysis of keywords and citations. The results of this analysis disclose a substantial growth in seawater intrusion research during a specific period, with an annual growth rate of 11.03%. Furthermore, the analysis identifies four distinct thematic groups that are pertinent to the research direction and collaboration within this field. Keywords: Seawater Intrusion, Bibliometric Analysis, Research Trends
Geologi dan Studi Potensi Batugamping Formasi Sepingtiang Daerah Sukajadi Dan Sekitarnya, Kecamatan Pseksu, Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan Bayu Rahmanto; Alfathony Krisnabudhi; Sutanto Sutanto; Achmad Subandrio
Jurnal Ilmiah Geologi PANGEA Vol 10, No 2 (2023): Jurnal Ilmiah Geologi Pangea
Publisher : PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL UPN VETERAN YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jigp.v10i2.11218

Abstract

Abstrak - Daerah penelitian secara administratif berada di Desa Sukajadi, Kecamatan Pseksu, Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan. Secara geografis daerah penelitian berada pada koordinat 307500 mE – 311500 mE dan 9579000 mN – 9583000 mN UTM (Universal Transverse Mercator WGS 1948 Zona 48 S. Daerah penelitian memiliki luas 20 km2 dengan panjang 5 km dan lebar 4 km yang dibuat dengan skala 1 : 12.500. Geomorfologi daerah penelitian terbagi menjadi enam satuan bentuklahan yaitu : perbukitan karst (K1), perbukitan sesar (S1), lembah homoklin (S2), dataran bergelombang (D1), dataran aluvial (F1) dan tubuh sungai (F2). Stratigrafi daerah penelitian terbagi menjadi enam satuan batuan yaitu: satuan lava andesit Saling (Jura Akhir – Kapur Awal), satuan batugamping Sepingtiang (Kapur Awal), intrusi adamelit (Kapus Akhir), satuan batugamping Baturaja (Miosen Awal), satuan batulempung Airbenakat (Miosen Tengah – Akhir) dan endapaan aluvial (Holosen). Struktur geologi yang berkembang pada daerah penelitian berupa sesar mendatar dan kekar. Sesar pada daerah penelitian terdiri dari Sesar Payang Lintang 1, Sesar Payang Kasap (Sesar Mendatar Kanan), Sesar Payang Lintang 2, Sesar Limau, dan Sesar Sungai Tenang (Sesar Mendatar Kiri). Berdasarkan hasil interpretasi penampang dipole – dipole pada satuan batugamping Sepingtiang diketahui ketebalannya yaitu >284,75 m. Hasil pengujian sifat fisik batuan diketahui dari 5 sampel yang diuji memiliki nilai porositas 0,20 – 2,18 %, dan nilai void ratio 0 – 0,02. Nilai kuat tekan batuan berkisar antara 42,145 – 68,432 Mpa. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan metode profilling diketahui volume total satuan batugamping Sepingtiang yaitu 672.806.166 m3 dan jumlah estimasi cadangan yang ada pada satuan batugamping Sepingtiang adalah sebesar 1.605.988.320 Ton. Kata kunci: Batugamping, Formasi Sepingtiang, Lahat The research area is administratively located in Sukajadi Village, Pseksu District, Lahat Regency, South Sumatra Province. Geographically, the research area is situated at coordinates 307500 mE - 311500 mE and 9579000 mN - 9583000 mN in the UTM (Universal Transverse Mercator) WGS 1948 Zone 48 S. The research area covers an area of 20 km² with dimensions of 5 km in length and 4 km in width, constructed at a scale of 1:12,500. The geomorphology of the research area is divided into six landform units: karst hills (K1), faulted hills (S1), homocline valleys (S2), undulating plains (D1), alluvial plains (F1), and river bodies (F2). The stratigraphy of the research area comprises six rock units: andesitic lava unit of Saling (Late Jurassic - Early Cretaceous), Sepingtiang limestone unit (Early Cretaceous), adamelite intrusion unit (Late Cretaceous), Baturaja limestone unit (Early Miocene), Airbenakat claystone unit (Middle to Late Miocene), and alluvial deposit unit (Holocene). The geological structure prevalent in the research area consists of horizontal and faulted structures. The fault system in the research area includes Payang Lintang 1 Fault, Payang Kasap Fault (Right-lateral fault), Payang Lintang 2 Fault, Limau Fault, and Sungai Tenang Fault (Left-lateral fault). Based on dipole-dipole cross-section interpretation, it is known that the thickness of the Sepingtiang limestone unit is greater than 284.75 meters. The physical properties of the rock samples tested indicate a porosity range of 0.20% to 2.18% and a void ratio range of 0 to 0.02. The compressive strength of the rocks ranges from 42.145 to 68.432 MPa. Based on profiling methods, the total volume of the Sepingtiang limestone unit is determined to be 672,806,166 cubic meters, and the estimated reserve within the Sepingtiang limestone unit is approximately 1,605,988,320 metric tons. Keywords: Limestone, Sepingtiang Formation, Lahat