cover
Contact Name
Amran
Contact Email
amran.sejaro@gmail.com
Phone
+6285216499989
Journal Mail Official
amran.sejaro@gmail.com
Editorial Address
Jl. Lapangan Bola No.34i, RT.4/RW.10, Kb. Jeruk, Kec. Kb. Jeruk, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11450
Location
Kota adm. jakarta barat,
Dki jakarta
INDONESIA
TEMISIEN: Jurnal Teologi, Misi, dan Entrepreneurship
ISSN : 27758842     EISSN : 2775720x     DOI : -
TEMISIEN merupakan jurnal online yang mempublikasi hasil penelitian para dosen, baik di lingkungan Sekolah Tinggi Teologi Injili Indonesia (STTII) Jakarta, maupun institusi lain yang memiliki kajian serupa di bidang Teologi, Misi, dan Entrepreneurship. TEMISIEN dikelola oleh Sekolah Tinggi Teologi Injili Indonesia (STTII) Jakarta, yang terbit dua kali dalam setahun, yakni setiap Maret dan September. TEMISIEN menerima naskah hasil penelitian dari setiap dosen, dengan Focus dan Scope pada bidang: 1. Teologi 2. Misiologi 3. Entrepreneurship Biblikal Naskah yang diserahkan akan diproses dengan menggunakan sistem double-blind review.
Articles 30 Documents
Konstruksi Pokok Pikiran Gereja yang Kuat Dennie Franky Kilapong
TEMISIEN: Jurnal Teologi, Misi, dan Entrepreneurship Vol 1, No 1: Maret 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (414.222 KB)

Abstract

The article entitled "Strong Church's Strong Church Building" will outline the powerful construction that the church must build, so that its subject matter becomes a force in the duties, responsibilities and roles of the church in its testimony in the world. There are five pillars as a strong construction that will be described in this article, where these five pillars will be a church strength that will strengthen the testimony of the church, especially in the secular world today. The five pillars are first, the Bible as the manifestation of the special revelation of the second pillar is Jesus Christ is the culmination of special revelation, the third pillar is the congregation has an urgent need, the fourth pillar is the church must develop consistency Christian education, and the fifth pillar is the church has a long-term goal Long.AbstrakArtikel yang berjudul “Konstruksi Pokok Pikiran Gereja Yang Kuat” ini akan meng-uraikan konstruksi kuat yang harus dibangun oleh gereja, sehingga materi pelajarannya menjadi kekuatan dalam tugas, tanggung jawab dan peran gereja dalam kesaksiannya di dunia. Ada lima pilar sebagai konstruksi yang kuat yang akan diuraikan dalam artikel ini, dimana lima pilar ini akan menjadi satu kekuatan gereja yang akan mengokohkan kesaksian gereja, khususnya di dalam dunia sekuler pada masa kini. Lima pilar itu adalah pertama, Alkitab sebagai manifestasi dari wahyu khusus pilar kedua adalah Yesus Kristus merupakan puncak dari wahyu khusus, pilar ketiga adalah jemaat memiliki kebutuhan yang mendesak, pilar keempat adalah gereja harus mengembangkan konsistensi Pendidikan Kristen, dan pilar kelima adalah gereja memiliki tujuan jangka Panjang
Peranan STT Memperlengkapi Hamba Tuhan di Era Digital Suyadi - Tjhin
TEMISIEN: Jurnal Teologi, Misi, dan Entrepreneurship Vol 2, No 2 (2022): September 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (489.418 KB)

Abstract

Teknologi digital menjadi sebuah kebutuhan primer dan krusial di era ini khususnya selama pandemi covid-19 walau teknologi digital bagaikan buah simalakama yang dapat memberikan efek positif dan juga negatif.  Teknologi digital membuat menjadi efektif, efisien, dan inovatif dalam banyak bidang kehidupan, namun teknologi digital juga menimbulkan permasalahan hubungan dan benturan peradaban.  Pentingnya dan dampaknya teknologi digital tersebut juga mencakup gereja dan hamba Tuhan.  Untuk itu kajian ini mencoba meneliti peranan STT memperlengkapi hamba Tuhan di era digital.  Kajian kualitatif ini menggunakan metode studi pustaka.  Data-data utama buku, jurnal, dan sumber lainnya dikumpulkan, dipelajari, dianalisis, dan dirumuskan sesuai dengan rumusan masalah kajian.  STT di era digital ini perlu memperlengkapi konsep dan kompetensi digitalisasi, norma dan etika digitalisasi, justifikasi dan apologetika digitalisasi untuk mengasah kompetensi maupun karakter hamba Tuhan di era digitalisasi. Hasil penelitian ini dapat ditindaklajuti menjadi subjek mata kuliah tersendiri.
MEREFLEKSIKAN IMAGO DEI DALAM PELAYANAN HAMBA TUHAN DI ERA SOCIETY 5.0 Christianto Christianto; Matouosa Tafonao; Joseph Yahuda; Rikky Nelson; Maria Patricia Tjasmadi
TEMISIEN: Jurnal Teologi, Misi, dan Entrepreneurship Vol 2, No 1 (2022): Maret 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1097.523 KB)

Abstract

The meeting point between the Industry 4.0, society 5.0, and the Covid-19 pandemic has forced churches to surpass conventional time and space. The attempt of adopting and utilizing various virtual means has creatd a wave of virtuangelism to voice the love of Christ. The voices of truth uploaded to the cyberspace has made evangelists feel free and liberated in sharing their thoughts. Unfortunately, virtuangelism is increasingly stained by false rhetoric. Evangelist figures who are supposed to spread good news, spreads hate speech instead or are busy competing for subscribers. Other triggers are the manifestation of the Dunning Kruger effect and the personal wounds of the evangelists. This phenomenon is more prominent in Society 5.0. Through virtual data analysis, the study of the Bible, supported by various theories, it is hoped that this study can pierce through the irrational “Rational Rhetoric” in Society 5.0. This research is highly important so that the future generations believe not in artificial intelligence more than the truth of God. Transformative changes towards the understanding of the will of God is sure to happen if the rational Christian character, in accordance to the Bible, is restored. The Godly Christian rationality, according o the bible, is that all parts of society and church is hoped to have the same vision and mission to rid irrational “Rational Rhetoric” in society 5.0Keywords : Irrational Rational,  virtual space, society 5.0
Efektivitas Gereja Dalam Menuntaskan Amanat Agung Samuel Purdaryanto
TEMISIEN: Jurnal Teologi, Misi, dan Entrepreneurship Vol 1, No 2: September 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (259.278 KB)

Abstract

The church is a collection of believers who have been called from darkness to light to belong to God and to be witnesses in the midst of the world. As God's representative in the world, the church carries out the Great Commission mandated by the Lord Jesus to make all ethnic groups disciples of Christ. The Bible records that the early church or the early birth of the church there was a tremendous multiplication movement. Starting from 120 disciples then 3000 and then there were many people who believed in Christ and became His disciples. However, the situation changed after 313 or after the Edict of Milano, the missionary movement of evangelism was no longer like the era of the early church. The church spends more of its time resolving internal conflicts. These changes are still happening today, and in the end the church has become less effective in completing the Great Commission. The church is still busy in resolving internal conflicts, building elephant churches, not adopting unreach people groups and even not making disciples. The church must adapt in order to be effective in accomplishing the Great Commission. Build a missionary church, send, disciple and multiply. So that the church becomes effective in completing the Great Commission of the Lord Jesus.
Makna Dan Relevansi Penderitaan Salib Kristus Frits Octavianus Tatilu
TEMISIEN: Jurnal Teologi, Misi, dan Entrepreneurship Vol 1, No 1: Maret 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (469.937 KB)

Abstract

The article entitled "The PurposeMeaning of the Passion of the Cross of Christ And Its Relevance" focuses on how the cross has a powerful meaning in the atonement of Christ. With a strong narrative, Matthew reveals the purpose of Christ's suffering on the cross. With his narrative also Matthew shows the purpose of Christ's suffering through the events that took place around the cross in Golgotha. Therefore, the sufferings of Christ have relevance in the life of the believer. In this article, the author describes the relevance of the meaning of Christ's suffering on the cross according to Matthew 27: 45-54. AbstrakArtikel yang berjudul “Makna Penderitaan Salib Kristus Dan Relevansinya” ini berfokus pada bagaimana salib memiliki makna yang kuat di dalam penebusan Kristus. Dengan narasi yang kuat Matius mengungkapkan tujuan penderitaan Kristus di atas kayu salib. Dengan narasinya pula Matius menunjukkan tujuan penderitaan Kristus melalui peristiwa-peristiwa yang terjadi di seputar peristiwa salib di Golgota. Karena itu, penderitaan Kristus memiliki relevansi dalam kehidupan orang percaya. Dalam artikel ini, penulis menguraikan relevansi dari makna penderitaan Kristus di atas kayu salib menurut Matius 27:45-54.
ENTREPRENEURSHIP : MENELISIK PRINSIP “PAY TOGETHER” CHRIS MARANTIKA DALAM UPAYA PENGINJILAN Amran Amran
TEMISIEN: Jurnal Teologi, Misi, dan Entrepreneurship Vol 2, No 2 (2022): September 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (304.993 KB)

Abstract

Penginjilan merupakan tugas orang percaya untuk menggenapi amanat agung Tuhan Yesus. Tugas ini membutuhkan pengorbanan dalam berbagai aspek kehidupan orang percaya. Baik waktu, tenaga maupun materi. Tanpa bermaksud mengesampingkan kuasa Roh Kudus, kelancaran pemberitaan injil juga membutuhkan andil orang percaya yang memiliki sumber dana secara materi. Atas kesadaran inilah maka Chris Marantika almarhum (Pendiri Yayasan Iman Indonesia dan Sekolah Tinggi Teologi Injili Indonesia) mencanangkan sebuah prinsip Pay Together. Prinsip ini mendorong orang percaya menyumbangkan dana untuk pekerjaan misi ini. Seiring berjalannya waktu ditemukan bahwa ide ini memiliki kelemahan yang menyertainya. Yakni, ketergantungan pada dana sumbangan sehingga tidak bisa mandiri, penyimpangan motivasi serta keterlibatan pemberi dana terhadap pekerjaan misi. Masalah ini membuat tujuan amanat agung mengalami kendala dan prinsip Pay Together tidak berjalan sebagaimana mestinya. Oleh sebab itu diperlukan solusi yang dapat menyelesaikan masalah ini. Menggunakan metode kualitatif, penulis mengumpulkan informasi dan menganalisa masalah serta menemukan solusi yang tepat. Hasilnya, entrepreneurship diajukan untuk melengkapi konsep di atas. Dengan demikian konsep Pay Together tidak lagi berdiri sendiri tetapi Bersama-sama dengan entrepreneurship. Gabungan antara keduanya diharapkan dapat mempercepat laju penginjilan sehingga amanat agung dapat tergenapi sebagai kehendak Tuhan kita.
PELAYANAN HYBRID: SUATU PENDEKATAN MODEL PELAYANAN PASTORAL GEREJA BAGI MASALAH LGBTQ Asnita Basir Leman; Hari Sandi Gulo; Santono Sinaga; Ferry Pranoto; Melisa Tulungen; Vranken V.V Erungan
TEMISIEN: Jurnal Teologi, Misi, dan Entrepreneurship Vol 2, No 1 (2022): Maret 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (486.755 KB)

Abstract

Masalah homoseksualitas sudah setua peradaban manusia itu sendiri. Dari masa ke masa dan generasi, telah menjadi persoalan yang di bahas dan diperdebatkan dari semua sisi kehidupan manusia. Dari manuskrip Kitab Suci dan berbagai peninggalan sejarah hingga perbincangan hangat di media sosial dalam cakupan IoT (Internet of Things) era society 5.0. Tinjauan berbagai aspek religiusitas, psikologi, sosiologi, budaya, medis hingga politik selalu marak dengan tanggapan pro dan ataupun kontra. Tulisan ini tidak bermaksud untuk ikut membahas tanggapan hal pro kontra homoseksualitas yang kemudian diakhiri dengan himbauan redaksional ‘seharusnya’ begini ataupun begitu. Penelitian ini bertujuan untuk memberi usulan pendekatan model hybrid pelayanan pastoral bagi masalah LGBTQ (Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender dan Queer) khususnya bagi gereja-gereja dan jejaring pelayanan kristen. Dasar penelitian bersumber dari Alkitab dengan wawasan dunia Kristen, analisis literatur, data laporan dan hasil kuesioner. Model penjangkauan LGBTQ berasal dari konsep konseling online serta ide pelayanan hybrid onsite-online yang menjadi opsi pelayanan gereja-gereja saat ini paska pandemi covid-19.   Kata kunci: pelayanan hybrid, masalah pastoral LGBTQ, konseling online 
Analisis Historis Tentang Nyanyian Hamba Yang Menderita Dalam Yesaya 49:6 Susanto Dwiraharjo
TEMISIEN: Jurnal Teologi, Misi, dan Entrepreneurship Vol 1, No 2: September 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (304.639 KB)

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya fakta tentang banyaknya ragam pemikiran tentang hakekat hamba Tuhan dalam nyanyian hamba Yesaya 49:6 ini. Masing-masing pendapat memiliki dasar argumentasi yang berbeda-beda. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode hermeneutic. Metode ini dinilai sesuai untuk menemukan kebenaran yang sesuai dengan teks asli. Di sini peneliti akan mengumpulkan data dari berbagai sumber, setelah itu dianalisis dan diolah untuk mendapatkan hasil sesuai dengan apa yang diharapkan. Melalui penelitian ini diharapkan nanti akan dihasilkan suatu naskah yang dapat menjawab berbagai kesangsian tentang hakekat tentang hamba Tuhan dalam nyanyian hamba itu. Setelah semuanya ini diungkapan, kebenaran-kebenaran yang telah dipaparkan itu akan disimpulkan dalam suatu karya penelitian, yang juga dapat digunakan sebagai rujukan untuk penelitian selanjutnya, secara khusus berkenaan dengan tema yang sama.
Mujizat: Antara Bahaya Anti Supernaturalis dan Fakta Filosofis Historis Imanuel Sukardi
TEMISIEN: Jurnal Teologi, Misi, dan Entrepreneurship Vol 1, No 1: Maret 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (372.825 KB)

Abstract

The miracle for Christianity is vital, fundamental, and integral. Therefore miracles and Christianity a unity that exists together and collapse together. If the miracle is destroyed, Christianity also collapses cannot be saved. Indirectly rejecting miracles is the same as rejecting Christianity too. Actually, Anti Supernaturalism including Sketipcism and Naturalism is a threat that endangers Christianity because always trying in every way to deny miracles. Therefore it is necessary to observe the group to mapping and overcome. Finally, the author tries to prove philosophically and historically that miracles are factually real that cannot be denied. Everyone is only in the position of acknowledging or rejecting but cannot prove that miracles are not factual historically.  AbstrakMujizat bagi kekristenan bersifat vital, fondamental dan integral. Oleh karena itu mujizat dan kekristenan merupakan kesatuan yang eksis bersama dan runtuh bersama. Jika mujizat berhasil dihancurkan maka kekristenan kolaps tidak selamat. Secara tidak langsung penolakan terhadap mujizat adalah sama halnya penolakan terhadap kekristenan. Paham Anti Supernaturalisme termasuk di dalamnya Skeptisme dan Naturalisme merupakan ancaman yang membahayakan terhadap kekristenan karena selalu berusaha dengan segala cara untuk menyangkal mujizat. Atas dasar situasi itu maka sangat perlu dilakukan observasi terhadap kelompok tersebut untuk tujuan  pemetaan dan membangun perlawanan. Di samping itu penulis juga merasa perlu adanya pembuktian secara filosofis dan historis bahwa mujizat adalah peristiwa faktual yang tidak bisa disangkal. Akhirnya seseorang hanya bisa berada pada posisi  mengakui atau menolak tetapi tidak pernah bisa membuktikan mujizat bukan fakta sejarah.
PELAYANAN PENGGEMBALAAN KEPADA ANGGOTA JEMAAT YANG KEHILANGAN MATA PENCAHARIAN KARENA PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) Janes Sinaga; Deddy Panjaitan; Juita Lusiana Sinambela
TEMISIEN: Jurnal Teologi, Misi, dan Entrepreneurship Vol 2, No 2 (2022): September 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (352.667 KB)

Abstract

Kehilangan pekerjaan (PHK) berdampak negatife pada psikologis, rohani, ekonomi, keharmonisan rumah tangga dan pelayanan gereja. Berdasarkan latar belakang diatas, maka bagaimana penggembalaan seperti apa yang harus dilakukan pendeta kepada anggota yang demikian? Tujuan penelitian ini adalah: Satu, bagaimana memberikan pendampingan, penggembalaan secara rohani, psikologis dan ekonomi kepada anggota yang kena PHK. Dua, bagaimana menolong anggota yang di PHK supaya tetap setia dan kembali bekerja. Tiga, bagaimana meneguhkan iman anggota korban PHK bahwa Tuhan akan menolong dan memberikan pekerjaan yang baru kepada mereka. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Penelitian ini bermanfaat kepada para pendeta, penatua dan kalangan umum, antara lain: Satu, meningkatkan kepekaan sosial dan rohani bahwa masalah PHK masalah serius karena menyangkut hidup seseorang dan gereja. Dua, menjadi bahan untuk menolong menggembalakan mereka yang terkena PHK dan membantu memberikan jalan keluar bagi mereka.

Page 1 of 3 | Total Record : 30