cover
Contact Name
Respati Retno Utami
Contact Email
respatiutami@unesa.ac.id
Phone
+6285736709270
Journal Mail Official
jurnalbaradha@unesa.ac.id
Editorial Address
Jl Lidah Wetan, Lidah wetan, Kecamatan Lakarsantri, Kota Surabaya, Jawa Timur 60213
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
JOB (Jurnal Online Baradha) (e-Journal)
ISSN : -     EISSN : 22525777     DOI : https://doi.org/10.26740/job.v17n1
JOB (Jurnal Online Baradha) is an open access journal published by the Javanese language and Literature Education Study Program, Faculty of Languages and Arts, Universitas Negeri Surabaya. First published issue of Volume 1 No 1 in 2009 with 1 article in it. JOB: Jurnal Online Baradha is published twice a year, namely in June and November. JOB (Jurnal Online Baradha) has an International Standard Serial Number (ISSN) in both print and electronic versions, e-ISSN 2252-5777 (electronic version). Focus and Scope JOB (Jurnal Online Baradha) is a scholarly journal that presents literature, culture and local wisdom, linguistics, and Javanese philology or manuscripts and javanese language teaching, including: Javanese language education Javanese tradition Javanese folklore Javanese art Javanese literary criticism Javanese morphology Javanese semantics Javanese philology
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 20 Documents
Search results for , issue "Vol 18 No 3 (2022)" : 20 Documents clear
Tradisi Menahan Hujan dalam Acara Hajatan di Desa Mulyoagung Kecamatan Singgahan Kabupaten Tuban Titis Nirmala; Sukarman Sukarman
JOB (Jurnal Online Baradha) Vol 18 No 3 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (315.052 KB) | DOI: 10.26740/job.v18n3.p1095-1114

Abstract

Abstrak Tradisi Menahan Hujan dalam acara hajatan merupakan sebuah tradisi yang ada dalam masyarakat Desa Mulyoagung, Kecamatan Singgahan, Kabupaten Tuban. Tradisi Menahan Hujan dilaksanakan masyarakat Desa Mulyoagung ketika menggelar acara hajatan yang tujuannya untuk mencegah turunnya hujan pada saat hajatan berlangsung. Dalam penelitian ini akan menjelaskan tentang bagaimana awal mulanya tradisi ada ditengah masyarakat, kemudian pelaksanaan tradisi, bahan yang dibutuhkan dan maknanya, fungsi tradisi, dan yang terakhir pandangan masyarakat tentang tradisi. Tujuan dari penelitian ini sebagai deskripsi dari bentuk tradisi tersebut dengan menggunakan Teori Folklor. Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu deskriptid kualitatif. Sedangkan sumber data penelitian berupa data primer dan data sekunder. Pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti yaitu wawancara dan mengumpulkan dokumentasi. Pelaksanaan tradisi ini terdapat tiga urutan pelaksanaan yaitu persiapan, pelaksanaan, dan penutupan. Bahan utama yang digunakan atau ubarampe yang dibutuhkan dalam tradisi yaitu pakaian, sesaji, dan pusaka. Fungsi dari tradhisi ini yaitu 1) fungsi untuk ekonomi, 2) fungsi untuk pendidikan, 3) fungsi untuk sosial, 4) fungsi untuk budaya. Hal yang terakhir dibahas dalam penelitian ini mengenai pandangan masyarakat Desa Mulyoagung yang dibagi menjadi tiga yaitu 1) masyarakat yang menerima, 2) masyarakat yang menolak, 3) masyarakat yang netral. Kata Kunci: Tradisi Menahan Hujan, Folklor, Kualitatif
Citra Perempuan dalam Novel Jagade Kanisthan Karya Tulus Setiyadi (Kajian Feminisme) Rosa Ramadhan; Darni Darni
JOB (Jurnal Online Baradha) Vol 18 No 3 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.555 KB) | DOI: 10.26740/job.v18n3.p1077-1094

Abstract

ABSTRAK Novel Jagade Kanisthan karya Tulus Setiyadi merupakan salah satu novel yang membahas tentang citra perempuan. Citra perempuan adalah suatu gambaran tentang perempuan dalam novel yang dijelaskan menggunakan kata, frasa atau kalimat. Seperti penelitian yang akan diteliti ini yaitu tentang citra perempuan dalam novel Jagade Kanisthan. Tujuan dari penelitian ini yaitu (1) bisa mengetahui citra perempuan dari aspek psikis dalam novel Jagade Kanisthan, (2) bisa mengetahui citra perempuan dari aspek keluarga dalam novel Jagade Kanisthan, lan (3) bisa mengetahui citra perempuan dari aspek masyarakat dalam novel Jagade Kanisthan. Teori yang digunakan yaitu teori feminisme , lebih tepatnya feminisme sosialis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian ini yaitu novel Jagade Kanisthan. Sedangkan teknik yang digunakan untuk menganalisis data ada tida tahapan yaitu mereduksi data, menyajikan data, dan menarik kesimpulan. Hasil dari penelitian ini adalah (1) adanya citra perempuan menurut aspek psikis dalam novel Jagade Kanisthan itu ada tiga, yaitu tekad kuat, belas kasihan, dan sikap ramah. Tiga aspek psikis itu ada dalam tokoh Widya dan Ningsih. Ada suatu alasan dan tujuan yang menjadikan tokoh tersebut mempunyai tiga aspek yang telah disebutkan, karena tokoh tersebut sudah pernah mengalami dan merasakan kejadian yang kurang baik dalam hidupnya. (2) adanya citra perempuan menurut aspek keluarga dalam novel Jagade Kanisthan seperti berbakti kepada orang tua dan adanya upaya membantu kebutuhan keluarga. (3) adanya citra perempuan menurut aspek masyarakat dalam novel Jagade Kanisthan yaitu tokoh yang bekerja menjadi pedagang supaya kebutuhan hidupnya tercukupi dan adanya status sosial pada tokoh Ningsih sebagai jandha yang ditinggal mati oleh suaminya dan citra sosial dari Widya yang dicitrakan sebagai anak dari orang tua yang tidak mampu. Kata kunci : citra perempuan, feminisme
Politik dalam Novel Mbah Lurah Karya Bambang Nugroho (Tintingan Sosiologi Sastra) MUKHAMMAD ALI MAKHFUDZ SIDIQ; DARNI DARNI
JOB (Jurnal Online Baradha) Vol 18 No 3 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (297.172 KB) | DOI: 10.26740/job.v18n3.p1058-1076

Abstract

Novel Mbah Lurah karya Bambang Nugroho memiliki tema yang menarik yaitu politik. Kisah yang ditulis sangat sarat dengan politik zaman kolonial Belanda dan Jepang. Tujuan penelitian ini yaitu untuk (1) mendeskripsikan konflik politik yang terjadi dalam novel Mbah Lurah karya Bambang Nugroho dan (2) mendeskripsikan analisis kebijakan publik yang ada dalam novel Mbah Lurah karya Bambang Nugroho. Data yang terdapat dalam novel dianalisis menggunakan teori sosiologi sastra. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif. Sumber data penelitian ini adalah novel Mbah Lurah karya Bambang Nugroho. Data penelitian berwujud kata, frasa, kalimat yang berhubungan dengan konflik politik dan kebijakan publik dalam novel Mbah Lurah. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara membaca kritis novel, memberi tanda pada halaman tertentu, dan mencatat data. Temuan penelitian ini yaitu adanya beberapa konflik politik positif dan konflik negatif. Konflik tersebut mendesak adanya kebijakan tertentu. Kebijakan yang terdapat dalam novel ini diantaranya yaitu kebijakan institusional dan kebijakan rasionalisme. Kata kunci: politik, kebijakan, konflik politik.
Inferioritas Tokoh Utama dalam Novel Guwing Karya Suharmono Kasiyun (Kajian Psikologi Individual Alfred Adler) Yoga Eka Setiawan; Darni Darni
JOB (Jurnal Online Baradha) Vol 18 No 3 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (289.951 KB) | DOI: 10.26740/job.v18n3.p1035-1057

Abstract

ABSTRAKInferioritas adalah perasaan yang tumbuh dari diri pribadi yang merasa lebih lemah dan rendah dari orang lain, hal tersebut disebabkan oleh keadaan tertentu dalam lingkungan masyarakat. Novel Guwing karya Suharmono Kasiyun merupakan novel yang bercerita tentang tokoh utama yang memiliki problem kejiwaan berupa perasaan inferior. Tokoh utama berusaha mengatasi perasaan inferior tersebut dan mencapai superioritas dengan caradorongan dari diri sendiri dan motivasi dari orang lain. Metode yang digunakan dalam artikel ini adalah metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan datanya adalah dengan teknik studi kepustakaan, baca, dan catat. Cara analisis data menggunakan cara reduksi data. Sumber data yang digunakan adalah karya sastra berupa novel. Masalah yang dibahas dalam artikel ini adalah representasi inferioritas tokoh utama, akibat tumbuhnya inferioritas tokoh utama, dan upaya untuk mengatasi inferioritas tokoh utama. Artikel ini menggunakan pendekatan psikologi individual Alfred Adler, karena teori Adler membahas tentang kepribadian dan berfokus pada orang- orang yang lemah dan memiliki kondisi fisik yang kurang sempurna. Salah satu konsep yang dicetuskan Adler adalah superioritas, yakni tujuan individu yang semula mengembangkan perasaan inferior ingin menjadi superior. Representasi inferioritas tokoh utama terbagi menjadi tiga yaitu perasaan minder, frustasi, dan was-was. Penyebab tumbuhnya inferioritas tokoh utama ada tiga yaitu cacat fisik, gaya hidup diabaikan, dan keadaan yang tidak diharapkan. Upaya tokoh utama untuk mengatasi perasaan inferiornya adalah dengan cara mengakhiri hidup dan akrab dengan orang lain. Kata kunci: Inferioritas, Tokoh Utama, Superioritas
Kepercayaan Tradisi Nindhik Anak Lanang Mbarep Urip di Desa Margourip Kecamatan Ngancar Kabupaten Kediri SUGENG PRAYOGO; Yohan Susilo
JOB (Jurnal Online Baradha) Vol 18 No 3 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (541.678 KB) | DOI: 10.26740/job.v18n3.p1015-1034

Abstract

Salah satu tradisi yang masih dipercaya oleh masyarakat adalah Tradisi Nindhik Anak Lanang Mbarep Urip di Desa Margourip, Ngancar, Kediri. Tradisi Nindhik adalah tradisi yang dilakukan oleh masyarakat untuk memberikan perhiasan ditelinga bayi. Tujuan dalam tradisi nindhik merupakan salah satu bentuk rasa syukur manusia kepada Tuhan-Nya jika kita sebagai manusia masih dikaruniai anak, agar anak yang diberikan Tuhan tersebut dapat menjadi anak yang selamat, sehat dan sholeh. Penelitian ini memiliki tujuan untuk 1) Memahami bentuk dari Tradisi Nindhik, 2) Memahami bagaimana tahap pelaksanaan Tradisi Nindhik, 3) Memahami apa saja ubarampe dan maknanya dalam Tradisi Nindhik, 4) memahami fungsi dari Tradisi Nindhik dan, 5) mengetahui bagaimana persepsi masyarakat terhadap kepercayaan mengenai Tradisi Nindhik. Penelitian ini menggunakan konsep folklor setengah lisan dengan metode penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan datanya menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Prosedur analisis data dalam penelitian ini terdiri dari empat tahapan, di antaranya: transkrip data, verifikasi data, identifikasi dan kodifikasi data, dan interpretasi data atau menerka data. Ubarampe didalam tradisi nindik tersebut memiliki makna mendalam yang disimbolkan dalam bentuk makanan dan perbuatan juga tidak lain memiliki fungsi tersendiri dalam melakukan Tradisi Nindhik tersebut. Kata Kunci: Folklor, Kajian Folklor setengah lisan, Tradisi, Tradisi Nindhik.
Tradisi Upacara Adat Karo di Desa Tosari Kecamatan Tosari Kabupaten Pasuruan Putri Adeliya Nur Pangestu; Sukarman Sukarman
JOB (Jurnal Online Baradha) Vol 18 No 3 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (470.955 KB) | DOI: 10.26740/job.v18n3.p1157-1176

Abstract

Tradisi upacara Adat Karo yang dilakukan setiap bulan kedua menurut kalender Tengger ini bertujuan untuk mensucikan diri pribadi, atau biasanya disebut dengan satya yoga. Tradisi upacara Adat Karo ini merupakan upacara Adat yang paling besar setelah Yadnya Kasada. Dalam penelitian ini memiliki rumusan masalah yang membahas mengenai (1) asal usul tradisi upacara Adat Karo, (2) prosesi yang terdapat dalam tradhisi upacara Adat Karo, (3) ubarampe dan makna ubarampe yang ada dalam tradisi tersebut, (4) fungsi tradisi upacara Adat Karo, dan yang terakhir ialah. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan mengenai tradisi upacara Adat Karo dengan menggunakan teori Folklor. Penelitian ini menggunakan metode penelitian berupa metode deskriptif kualitatif. Sumber data yang ada dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer didapatkan dari kegiatan wawancara dan observasi, sedangkan sumber data sekunder dalam penelitian ini didapatkan dari angket dan buku. Tradisi upacara Adat Karo yang dilakukan oleh masyarakat Desa Tosari merupakan wujud masyarakat untuk menghormati para leluhurnya. Tata laku dalam tradisi ini dibagi menjadi 3, diantaranya yaitu (1) persiapan, (2) pelaksanaan, (3) kegiatan penutup. Ubarampe yang digunakan dalam tradisi ini disebut dengan Praskayopan.Tradisi ini berfungsi sebagai, (1) sistem proyeksi, (2) sarana pendidikan, (3) sarana pengendali sosial, dan (4) sarana pengesahan budaya. Kata Kunci: Tradisi, Folklor, Upacara Adat Karo
Mitos Situs Budaya Klampis Ireng Petilasan Eyang Ismaya Desa Gandukepuh Kecamatan Sukorejo Kabupaten Ponorogo (Kajian Folklor) Yoseph Nur Rohman; Yohan Susilo
JOB (Jurnal Online Baradha) Vol 18 No 3 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (505.984 KB) | DOI: 10.26740/job.v18n3.p993-1014

Abstract

Mitos Situs Budaya Klampis Ireng Petilasan Eyang Ismaya merupakan cerita rakyat yang menceritakan adanya kelebihan dan kekuatan supranatural salah satu tempat yang biasa disebut dengan Klampis Ireng di Desa Gandukepuh Kecamatan Sukorejo Kabupaten Ponorogo. Klampis Ireng dipercaya sebagai tempat petilasan Eyang Ismaya atau Semar sehingga masyarakat mempercayai sebagai tempat yang dapat memberikan keberkahan dan manfaat. Penelitian ini membahas mengenai mitos Klampis Ireng termasuk asal mulanya, apa saja mitosnya, bagaimana fungsinya, dan bagaimana persepsi masyarakat terhadap mitos. Penelitian dengan subjek mitos yang termasuk hasil kebudayaan ini dikaji menggunakan kajian folklor serta metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Penelitian ini menggunakan sumber data primer dan sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terciptanya mitos didasari oleh kepercayaan masyarakat terhadap Klampis Ireng yang merupakan tempat persinggahan Eyang Ismaya sehingga mempunyai kelebihan dari segi kekuatan supranatural. Berdasarkan kepercayaan masyarakat maka muncul mitos seperti mitos pusat keraton besar tanah Jawa, mitos pesugihan, mitos ngalap berkah, dan mitos pelarisan. Mitos Klampis Ireng mempunyai fungsi sesuai konsep fungsi Bascom dan ditambah fungsi religi. Persepsi masyarakat terhadap mitos Klampis Ireng tergolong positif karena bisa menerima dan saling menghormati antar sesama walaupun tidak semua percaya terhadap mitos Klampis Ireng. Kata Kunci: Mitos, Mitos Klampis Ireng, Folklor
Tradisi Larung Sesaji dan Tumpengan dalam Acara Mapag Ruwah di Desa Sarangan Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan (Kajian Folklor) Mark Raffaello Philips; Yohan Susilo
JOB (Jurnal Online Baradha) Vol 18 No 3 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (627.151 KB) | DOI: 10.26740/job.v18n3.p1115-1136

Abstract

TLSTS adalah tradisi yang dilakukan setahun sekali pada bulan ruwah oleh masyarakat Desa Sarangan sebagai bentuk syukur atas nikmat Tuhan berupa sandang, pangan, dan papan. Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) mendeskripsikan asal mula TLSTS, (2) mendeskripsikan tahapan selama TLSTS, (3) mendeskripsikan ubarampe dalam TLSTS, (4) mendeskripsikan makna ubarampe dalam TLSTS, (5) mendeskripsikan nilai manfaat dalam TLSTS, (6) mendeskripsikan perubahan dalam TLSTS di Kabupaten Magetan. Konsep dan teori yang terkait dengan fokus penelitian adalah folklor. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatif untuk menggambarkan situasi secara objektif. Data dalam penelitian ini, terdiri dari data lisan dan data benda. Data diperoleh melalui metode dan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan sejarah yang memiliki keterkaitan dengan nenek moyang dan kepercayaan terhadap tradisi. Bentuk dan makna yang terkandung berupa tahapan dan ubarampe. Terdapat nilai fungsi yang terkandung dalam TLSTS. Perubahan TLSTS mewujudkan upaya melestarikan tradisi dengan menyesuaikan zaman yang berkembang, diperkenalkan kepada masyarakat lain khususnya para pemuda, dan pemerintah harus turut serta mendukung dan mendorong pelestarian budaya di Desa Sarangan, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan. Kata Kunci: Larung sesaji, Folklor, Telaga Sarangan.
Penyimpangan Maksim Kesopanan dalam Film Tilik Karya Wahyu Agung Prasetyo (Kajian Pragmatik) Eriko Bagus Mangkudilaga; Surana Surana
JOB (Jurnal Online Baradha) Vol 18 No 3 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (606.757 KB) | DOI: 10.26740/job.v18n3.p1137-1156

Abstract

Bahasa adalah alat yang digunakan oleh manusia untuk sarana berkomunikasi atau melaukan kejadian tutur. Namun terkadang peserta tutur malah mendistorsi terjadinya tuturan dengan maksud tertentu, seperti menyimpang dari prinsip kesantunan. Film “Tilik” menarik untuk dikaji karena dalam tuturan para tokohnya banyak ditemukan bentuk tuturan yang memperhatikan maksim kesopanan dan menyimpang dari maksim kesopanan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan bentuk-bentuk penyimpangan maksim kesopanan yang terjadi dalam film pendek “Tilik” karya Wahyu Agung Prasetyo. Dalam perjalanan studi ini, akan dijabarkan dengan menggunakan pendekatan Pragmatik. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Data penelitian terdiri dari kata, frasa, dan kalimat dalam percakapan para tokoh dalam film “Tilik” yang sesuai dengan topik penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan metode transkrip, dan menggunakan teknik menyimak dan mencatat. Hasil penelitian ini yaitu bentuk-bentuk penyimpangan maksim kesopanan, diantaranya (1) penyimpangan maksimum kebijaksanaan, (2) penyimpangan maksim kedermawanan, (3) penyimpangan maksim pujian, (4) penyimpangan maksim kerendahan hati, (5) penyimpangan kepatutan maksimum, dan (6) penyimpangan maksim simpati. Dari hasil dan pembahasan tersebut, penyimpangan tuturan paling banyak di temukan pada penyimpangan prinsip kesopanan bab maksim pujian. Kata Penting : Maksim Kesopanan, Tilik, Pragmatik.
VARIASI BAHASA DALAM FILM "NYENGKUYUNG" KARYA WAHYU AGUNG PRASETYO Putri Dwi Indriani; Surana Surana
JOB (Jurnal Online Baradha) Vol 18 No 3 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (572.276 KB) | DOI: 10.26740/job.v18n3.p976-992

Abstract

Variasi bahasa merupakan topik utama dalam kajian sosiolinguistik. Variasi bahasa dibagi menjai dua jenis yaitu menurut ragam sosial dan ragam fungsi penutur. Penelitian ini dilakukan untuk memahami penggunaan variasi bahasa dalam film Nyengkuyung karya Wahyu Agung Prasetyo. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji variasi bahasa dan bagaimana terjadinya variasi bahasa dalam dialog film Nyengkuyung Karya Wahyu Agung Prasetyo. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Data penelitian diperoleh dengan menerapkan metode simak, yaitu dengan mengkaji dan memahami data kebahasaan dalam bentuk lisan pada dialog antar tokoh. Teknik yang digunakan adalah teknik simak dan catat. Hasil dari penelitian yang berjudul “Variasi Bahasa dalam Film Nyengkuyung karya Wahyu Agung Prasetyo” adalah: 1) bentuk variasi bahasa; alih kode, campur kode, dan dialek 2) faktor terjadinya variasi bahasa dalam film Nyengkuyung karya Wahyu Agung Prasetyo. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bacaan masyarakat saat akan atau setelah menonton film dan dapat dijakian sebagai salah satu upaya dalam pelestarian bahasa Jawa. Kata Kunci : Alih Kode,Campur Kode, Dialek, Film Nyengkuyung, Variasi basa

Page 1 of 2 | Total Record : 20