cover
Contact Name
Ainil Fithri Pulungan
Contact Email
ainilfithri240@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
umnaw.farmasainkes@gmail.com
Editorial Address
Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah Jl. Garu II A No. 93, Harjosari I, Kec. Medan Amplas, Kota Medan Sumatera Utara 20147
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
FARMASAINKES
ISSN : -     EISSN : 2807114X     DOI : -
Core Subject : Health, Science,
Jurnal FARMASAINKES: Jurnal Farmasi, Sains, dan Kesehatan dengan Nomor E-ISSN: 2807-114X (online) adalah jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Fakultas Farmasi Universitas Muslim Nusantara (UMN) Al-Washliyah Medan sejak Agustus 2021, dengan Edisi Pertama Volume 1 Nomor 1, Agustus 2021. Jurnal FARMASAINKES terbit 2 kali setahun, setiap bulan Februari dan Agustus. Jurnal FARMASAINKES menerima artikel berupa hasil penelitian dan karya ilmiah dalam bidang Ilmu Farmasi, Sains dan Kesehatan. Jurnal FARMASAINKES adalah Jurnal Penelitian Ilmu Farmasi, Sains dan Kesehatan yang merupakan Jurnal Akses Terbuka Nasional dan Internasional, menyediakan Platform untuk melaporkan inovasi, teknologi, inisiatif, dan penerapan pengetahuan ilmiah untuk semua aspek penelitian farmasi, sains, kedokteran, klinis dan ilmu kesehatan terkait. Ruang Lingkup Jurnal FARMASAINKES meliputi aspek ilmu Farmasi, Sains dan Kesehatan: Ilmu Farmasi, Farmasi-Biologi, Farmasi-Kimia, Farmasi-Fisika, Farmakognosi, Mikrobiologi Farmasi, Penelitian Produk Alami, Pengiriman Obat Baru, Biofarmaseutika, Farmakokinetik Hewan dan Manusia, Kimia Biofisik, Kimia Farmasi Obat, Komputasi dan Desain Obat Molekuler, Pemodelan Molekuler, termasuk Desain Obat dan Strategi Prodrug, Analisis Farmasi, Biokimia, Praktek Farmasi, Teknologi Farmasi, Biologi Sel dan Molekuler, Farmasi Klinis dan Rumah Sakit, Farmakodinamik, Farmakogenomik, Imunologi, Farmakovigilans, Farmakologi Hewan Percobaan, Toksikologi, Molekuler (Genetik), Biokimia dan Seluler Farmakologi, dan Bioteknologi minat Farmasi. Juga aspek Medis, Klinis dan Ilmu Kesehatan, Anatomi & Fisiologi, Kedokteran Forensik, Genetika, Biologi Molekuler, Mikrobiologi dan Patologi, Praktik Klinis, Kedokteran Translasional, Kemajuan Medis dan Kesehatan, Kesehatan Global, Kebijakan, Kesehatan Perilaku, Ginekologi, THT, Kebidanan, Ortopedi, Oftalmologi, Pediatri, Bedah, Pengobatan Komunitas dan Kesehatan Masyarakat.
Articles 52 Documents
FORMULASI DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI SEDIAAN GEL EKSTRAK ETANOL HERBA RUMPUT BAMBU (Lopatherum gracile Brongn) TERHADAP BAKTERI Propionibacterium acnes Khoyrill Muttiin; Minda Sari Lubis
FARMASAINKES: JURNAL FARMASI, SAINS, dan KESEHATAN Vol. 1 No. 1 (2021): FARMASAINKES: JURNAL FARMASI, SAINS, dan KESEHATAN
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (388.642 KB) | DOI: 10.32696/fjfsk.v1i1.811

Abstract

Propionibacterium acnes adalah bakteri anaerob gram positif yang merupakan bakteri paling dominan pada lesi jerawat. P.acnes berperan dalam patogenesis acne dengan cara memecah komponen sebum yaitu trigliserida menjadi asam lemak bebas yang merupakan mediator pemicu terjadinya inflamasi. Penelitian bertujuan untuk mengetahui apakah ekstrak etanol herba rumput bambu (Lopatherum gracile B) dapat diformulasikan dalam sediaan gel antijerawat dan untuk megetahui apakah ekstrak etanol herba rumput bambu (Lopatherum gracile B) dalam sediaan gel antijerawat dapat menghambat pertumbuhan P. acnes. Ekstrak etanol herba rumput bambu dibuat dengan metode maserasi, kemudian ekstrak tersebut di formulasikan menjadi sediaan gel antijerawat dengan beberapa variasi konsentrasi 0%, 5%, 10%, dan 15%. Sediaan gel antijerawat kemudian diuji stabilitas fisik sediaan dan uji aktifitas antibakteri terhadap P. acnes dengan metode difusi agar. Hasil dari penelitian ini adalah kstrak etanol herba rumput bambu dapat diformulasikan sebagai zat aktif pada sediaan gel antijerawat tanpa merubah standar dari sediaan gel antijerawat. Sediaan gel antijerawat dapat menghambat pertumbuhan bakteri P. acnes dimana hasil uji yang telah dilakukan didapatkan nilai zona hambat sebesar 9,03 mm pada sediaan konsentrasi 5%, zona hambat sebesar 11,23 pada sediaan konsentrasi 10%, dan zona hambat 14,03 pada sediaan konsentrasi 15%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kstrak etanol herba rumput bambu dapat diformulasikan sebagai zat aktif pada sediaan gel antijerawat tanpa merubah standar dari sediaan gel antijerawat, baik pH, organoleptis, homogenitas, daya sebar, iritasi dan viskositas. Dan ekstrak etanol herba rumput bambu dalam sediaan gel antijerawat dapat menghambat pertumbuhan bakteri P. acnes dimana hasil uji yang telah dilakukan didapatkan nilai zona hambat sebesar 9,03 mm pada sediaan konsentrasi 5% termasuk kategori sedang, zona hambat sebesar 11,23 pada sediaan konsentrasi 10% termasuk kategori kuat, selanjutnya dengan zona hambat 14,03 pada sediaan konsentrasi 15% termasuk kategori kuat.
PENETAPAN KADAR FLAVONOID TOTAL EKSTRAK ETANOL HERBA RUMPUT BAMBU (Lopatherum gracile Brongn.) DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI VISIBLE Afrida Yeti; Rafita Yuniarti
FARMASAINKES: JURNAL FARMASI, SAINS, dan KESEHATAN Vol. 1 No. 1 (2021): FARMASAINKES: JURNAL FARMASI, SAINS, dan KESEHATAN
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (421.227 KB) | DOI: 10.32696/fjfsk.v1i1.812

Abstract

Penggunaan tumbuhan herba rumput bambu sebagai ramuan obat sangat berkaitan dengan kandungan kimia yang terdapat dalam tumbuhan tersebut terutama zat aktif biologisnya. Senyawa bioaktif yang terdapat dalam tumbuh-tumbuhan biasanya merupakan senyawa metabolit sekunder seperti steroid, flavonoid, alkaloid, saponin, terpenoid dan tannin, tanaman yang mengandung senyawa metabolit sekunder yaitu herba rumput bambu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui senyawa kimia dan nilai flavonoid total ekstrak etanol herba rumput bambu.Tahapan penelitian ini meliputi pengolahan bahan tumbuhan, pembuatan ekstrak etanol, pemeriksaan karakterisasi simplisia, skrining fitokimia dan penetapan kadar flavonoid total ekstrak etanol herba rumput bambu dengan metode spektrofotometri visible. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pada ekstrak etanol herba rumput bambu terdapat kandungan golongan senyawa kimia seperti alkaloid, flavonoid, tanin, saponin dan steroid/triterpenoid dan hasil penentuan kadar flavonoid total pada ekstrak etanol herba rumput bambu sebesar 223.4188 ± 0.6749 mg QE/g.
PENETAPAN KADAR FENOLIK TOTAL EKSTRAK ETANOL DAN FRAKSI ETIL ASETAT HERBA RUMPUT BAMBU (Lopatherum gracile Brongn.) DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI VISIBLE Indri Juliarni; Rafita Yuniarti
FARMASAINKES: JURNAL FARMASI, SAINS, dan KESEHATAN Vol. 1 No. 1 (2021): FARMASAINKES: JURNAL FARMASI, SAINS, dan KESEHATAN
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (263.119 KB) | DOI: 10.32696/fjfsk.v1i1.813

Abstract

Sebagian besar masyarakat Indonesia masih menggunakan obat tradisional dalam pengobatan. Salah satu tumbuhan yang berkhasiat sebagai obat adalah rumput bambu (Lopatherum gracile Brongn.). Tumbuhan rumput bambu berkhasiat mengobati demam, infeksi saluran ke`ncing, kemih berdarah, bisul, perasaan gelisah dan kehausan terus menerus. Bagian tanaman rumput bambu seperti akar, batang dan daun rumput bambu mengandung senyawa kimia diantaranya flavonoid, triterpenoid dan steroid yang berfungsi sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui golongan senyawa yang terdapat didalam ekstrak etanol dan fraksi etil asetat dan untuk mengetahui nilai fenolik total ekstrak etanol dan fraksi etil asetat herba rumput bambu. Tahapan penelitian ini meliputi pengolahan bahan tumbuhan, pembuatan ekstrak etanol dan fraksi etil asetat herba rumput bambu, pemeriksaan karakterisasi, skrining fitokimia dan penetapan kadar fenolik total ekstrak etanol dan fraksi etil etil asetat herba rumput bambu dengan metode spektrofotometri Visible. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol herba rumput bambu mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, saponin, polifenol dan steroid, sedangkan fraksi etil asetat herba rumput bambu menunjukkan adanya senyawa alkaloid, flavonoid, polifenol dan steroid. Hasil penentuan kadar fenolik total pada ekstrak etanol rumput bambu sebesar 116,563 ± 0,1976 mg GAE/g sedangkan kadar fenolik total pada fraksi etil asetat herba rumput bambu sebesar 106,372 ± 0 mg GAE/g. Rata-rata kadar fenolik dari ekstrak etanol herba rumput bambu lebih tinggi dibandingkan dengan fraksi etil asetat herba rumput bambu dikarenakan fenol merupakan senyawa yang bersifat polar sehingga kelarutannya paling tinggi dalam pelarut polar.
POTENSI ANTIOKSIDAN FRAKSI ETIL ASETAT DAN FRAKSI N-HEKSANA EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH ASAM JAWA (Tamarindus indica L.) TERHADAP PENANGKAPAN RADIKAL BEBAS Dini Rahmadani; Haris Munandar Nasution
FARMASAINKES: JURNAL FARMASI, SAINS, dan KESEHATAN Vol. 1 No. 1 (2021): FARMASAINKES: JURNAL FARMASI, SAINS, dan KESEHATAN
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (656.432 KB) | DOI: 10.32696/fjfsk.v1i1.814

Abstract

Pendahuluan: Kulit buah asam jawa (Tamarindus indica L.) merupakan salah satu limbah dari buah-buahan yang tidak dimanfaatkan, padahal disisi lain mengandung vitamin C dan metabolit sekunder yaitu flavonoid, tanin, alkaloid, saponin, steroid/triterpenoid dan glikosida yang sangat berpotensi sebagai antioksidan. Tujuan: Untuk mengetahui aktivitas antioksidan fraksi etil asetat dan fraksi n-heksana ekstrak etanol kulit buah asam jawa terhadap penangkapan radikal bebas. Metode: Skrining fitokimia dilakukan terhadap simplisia dan ekstrak etanol kulit buah asam jawa. Aktivitas antioksidan dilakukan menggunakan metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) sebagai radikal bebas. Aktivitas antioksidan dinilai dari pengukuran inhibisi absorbansi DPPH sebelum dan setelah penambahan bahan uji pada berbagai konsentrasi larutan uji sampel yaitu 60 µg/ml; 50 µg/ml; 40 µg/ml; 30 µg/ml; 20 µg/ml, diukur menggunakan spektrofotometri sinar tampak pada panjang gelombang 515 nm absorbansi 0,726 dan dari data yang diperoleh dihitung nilai IC50. Hasil: Simplisia dan ekstrak etanol kulit buah asam jawa mengandung senyawa golongan alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, steroid/triterpenoid dan glikosida. Fraksi etil asetat kulit buah asam jawa mempunyai aktivitas antioksidan kategori sangat kuat mempunyai nilai IC50 48,13 µg/ml lebih kuat dibandingkan dengan fraksi n-heksana kategori kuat mempunyai nilai IC50 53,03 µg/ml. Kesimpulan: Kulit buah asam jawa mengandung senyawa golongan tanin dan flavonoid yang memiliki aktivitas sebagai antioksidan. Aktivitas antioksidan terhadap penangkapan radikal bebas fraksi etil asetat lebih baik dibandingkan dengan fraksi n-heksana.
AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK METANOL KULIT BUAH SUKUN (Artocarpus altilis (Parkinson) Fosberg) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli Fajar Sidik; D. Elysa Putri Mambang
FARMASAINKES: JURNAL FARMASI, SAINS, dan KESEHATAN Vol. 1 No. 1 (2021): FARMASAINKES: JURNAL FARMASI, SAINS, dan KESEHATAN
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (376.936 KB) | DOI: 10.32696/fjfsk.v1i1.815

Abstract

Infeksi merupakan keadaan dimana masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh, yang dapat berkembang biak dan menyebabkan penyakit, salah satunya adalah bakteri. Salah satu penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri adalah diare. Diare disebabkan oleh bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus, yang masih menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat. Pengobatan yang umum digunakan untuk penyakit infeksi adalah antibiotik, sehingga hanya dalam 4 tahun kemudian telah timbul problem resistensi dengan segala akibat yang sangat merugikan. Salah satu tanaman yang dipercaya dapat dijadikan obat adalah sukun (Artocarpus altilis (Parkinson) Fosberg) yaitu tanaman herbal yang memiliki banyak manfaat salah satunya sebagai antibakteri. Tujuan dilakukan penelitian ini untuk mengetahui metabolit sekunder dan aktivitas antibakteri dari ekstrak kulit buah sukun terhadap S. aureus dan E. coli dengan konsentrasi 50 mg/mL, 75 mg/mL, dan 100 mg/mL dengan kontrol positif kloramfenikol dan kontrol negatif DMSO. Pengujian daya hambat antibakteri dengan metode difusi agar (Kirby Bauer). Metodenelitian ini adalah eksperimental. Pembuatan ekstrak menggunakan metode maserasi menggunakan pelarut metanol. Data yang diperoleh dari pengukuran diameter daya hambat dianalisis secara statistik menggunakan metode uji Anova, kemudian dilanjutkan uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak metanol kulit buah sukun mengandung senyawa metabolit sekunder alkaloid, flavonoid dan tanin. Hasil pengukuran daya hambat terhadap S. aureus dan E. coli dilihat dari daerah bening menunjukkan konsentrasi 100 mg/mL dengan daya hambat kuat, konsentrasi 75 mg/mL dengan daya hambat kategori sedang, dan konsentrasi 50 mg/mL dengan daya hambat kategori lemah. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak metanol kulit buah sukun (Artocarpus alitilis (Parkinson) Fosberg) mengandung metabolit sekunder yaitu flavonoid, yang bertindak sebagai antibakteri. Aktivitas antibakteri ekstrak metanol kulit buah sukun tertinggi diperoleh pada konsentrasi 100 mg/mL yaitu dengan zona hambata sebesar 11,95 mm pada S. aureus dan 10,23 mm pada E. coli, yang keduanya dapat dikategorikan memiliki daya hambat yang kuat.
AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK METANOL DAUN TENGGEK BURUNG (Melicope ptelefolia (Champ. Ex Benth.) T.G.Hartley) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli Anggi Silvana; D. Elysa Putri Mambang
FARMASAINKES: JURNAL FARMASI, SAINS, dan KESEHATAN Vol. 1 No. 1 (2021): FARMASAINKES: JURNAL FARMASI, SAINS, dan KESEHATAN
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (351.413 KB) | DOI: 10.32696/fjfsk.v1i1.816

Abstract

Daun tenggek burung memiliki aktivitas antibakteri dan fungisida. Secara farmakologis, ekstrak tumbuhan dilaporkan memiliki sifat antimikroba dan sitotoksik, serta kaya akan antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan ekstrak metanol daun tenggek burung dalam menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Metode penelitian ini adalah eksperimental meliputi pembuatan ekstrak metanol daun tenggek burung dengan metode maserasi, skrining fitokimia dan uji aktivitas ekstrak metanol daun tenggek burung terhadap S. aureus dan E. coli dengan menggunakan konsentrasi 10 mg/mL; 20 mg/mL; 30 mg/mL; kontrol negatif (DMSO) dan Kontrol positif (kloramfenikol). Pengujian daya hambat antibakteri dengan metode difusi agar menggunakan metode Kirby Bauer. Data yang diperoleh dari pengukuran diameter zona hambat dianalisis secara statistik menggunakan metode uji Anova, kemudian dilanjutkan uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak metanol daun tenggek burung mengandung senyawa golongan flavonoid, tanin, alkaloid dan saponin. Uji aktivitas antibakteri pada bakteri S. aureus menunjukkan daya hambat 9,08 mm pada konsentrasi 10 mg/mL, 13,28 mm pada konsentrasi 20 mg/mL dan 16,31 mm pada konsentrasi 30 mg/mL. Uji aktivitas pada bakteri E. coli menunjukkan daya hambat 9,28 mm pada konsentrasi 10 mg/mL, 14,64 mm pada konsentrasi 20 mg/mL dan 17,46 mm pada konsentrasi 30 mg/mL. Dapat disimpulkan bahwa ekstrak metanol daun tenggek burung memiliki aktivitas antibakteri terhadap S. aureus dan E. coli dilihat dari daya hambat pada konsentrasi 20 mg/mL dan konsentrasi 30 mg/mL masuk kategori kuat dan pada konsentrasi 10 mg/mL masuk kategori sedang.
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI FORMULASI SEDIAAN PASTA GIGI GEL EKSTRAK DAUN SALAM (Syzygium polyanthum (Wight) Walp) TERHADAP Streptococcus mutans Hendri Gunawan; Yayuk Putri Rahayu
FARMASAINKES: JURNAL FARMASI, SAINS, dan KESEHATAN Vol. 1 No. 1 (2021): FARMASAINKES: JURNAL FARMASI, SAINS, dan KESEHATAN
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (717.4 KB) | DOI: 10.32696/fjfsk.v1i1.817

Abstract

Bakteri Streptococcus mutans merupakan bakteri kariogenik yang banyak ditemukan dalam rongga mulut manusia sebagai penyebab penyakit karies pada gigi. Daun salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp) adalah salah satu tanaman yang diketahui memiliki senyawa antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk membuat formulasi sediaan pasta gigi gel ekstrak daun salam dalam berbagai konsentrasi, dan untuk mengetahui aktivitas antibakterinya terhadap S. mutans. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan variabel bebas konsentrasi ekstrak daun salam yaitu F1 (2,5%), F2 (5%), dan F3 (7,5%) dan variabel terikat yaitu uji aktivitas antibakteri formulasi sediaan pasta gigi gel ekstrak daun salam terhadap bakteri S. mutans. Pengujian mutu fisikokimia sediaan pasta gigi gel ekstrak daun salam meliputi uji organoleptis, uji homogenitas, uji pH, uji daya sebar, dan uji tinggi busa. Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi agar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa formulasi sediaan pasta gigi gel ekstrak daun salam pada semua konsentrasi F1 (2,5%), F2 (5%), dan F3 (7,5%) memiliki mutu karakteristik yang sesuai dengan syarat sediaan pasta gigi gel yaitu memiliki bentuk semi padat, warna coklat tua, aroma khas daun salam, homogen, pH yang sesuai, daya sebar yang memenuhi syarat mutu, dan tinggi busa yang disukai. Sediaan pasta gigi gel ekstrak daun salam pada semua formulasi memiliki aktivitas atibakteri terhadap bakteri S. mutans dengan nilai daya hambat sebesar 12,6 mm (F1=2,5%); 14,3 mm (F2=5%); dan 16,1 mm (F3=7,5%). Semakin besar konsentrasi ekstrak maka daya hambat yang diperoleh semakin besar. Daya hambat terbesar diperoleh pada sediaan pasta gigi gel F3 dengan konsentrasi ekstrak 7,5%. Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa ekstrak daun salam dapat diformulasikan menjadi sediaan pasta gigi gel dan memenuhi syarat mutu fisikokimia pasta gigi gel, serta memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri S. mutans.
UJI Aktivitas Antikolesterol Ekstrak Etanol Daun Tekelan (Chromolaena odorata (L.) R. King & H. Rob) Pada Tikus Jantan Putih (Rattus norvegicus) Ade Juliandi Siregar; D. Elysa Putri Mambang
FARMASAINKES: JURNAL FARMASI, SAINS, dan KESEHATAN Vol. 1 No. 1 (2021): FARMASAINKES: JURNAL FARMASI, SAINS, dan KESEHATAN
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (708.52 KB) | DOI: 10.32696/fjfsk.v1i1.818

Abstract

Tekelan (Chromolaena odorata (L.) R. King & H. Rob) merupakan salah satu tumbuhan yang termasuk famili Asteraceae yang mana ekstrak daun tekelan telah diteliti dapat menurunkan kadar kolesterol. Kandungan kimia dari ekstrak daun tekelan seperti tanin, flavonoid, saponin dan steroid diduga membantu mempercepat penyembuhan kolesterol. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji efek antikolesterol dari ekstrak etanol daun tekelan (EEDT) pada tikus putih jantan yang diinduksi menggunakan telur puyuh. EEDT dibuat dengan metode maserasi. EEDT dibuat dalam bentuk ekstrak dengan dosis 50; 100; 200 mg. Uji aktivitas penyembuhan kolesterol dari EEDT dilakukan terhadap tikus putih jantan, yang sebelumnya telah diinduksi dengan telur puyuh secara oral dan tikus yang diinduksi digunting bagian ekor untuk pengambilan darah sebelum dan setelah induksi sama. Hewan uji yang digunakan 25 ekor dan dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu kelompok hewan uji kontrol positif (Simvastatin 10 mg), uji kontrol negatif (CMC 0,5%), ekstrak EEDT dengan dosis 50; 100; 200 mg. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan alat pengukur kadar kolesterol, dan diukur setiap 60 menit, dan dihitung persentase penurunan kadar kolesterol. Kemudian dilakukan analisis statistik dengan uji ANOVA menggunakan Statistical Program Service Solution (SPSS). Hasil evaluasi menunjukkan EEDT, baik terhadap pemeriksan homogenitas dengan nilai 0,512 > 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak EEDT mempunyai efek penyembuhan kolesterol pada tikus putih jantan yang telah diinduksi dengan telur puyuh. Hasil statistik menunjukkan kelompok hewan uji dengan pemberian ekstrak EEDT pada dosis 50; 100; 200 mg berturut-turut sembuh setelah pemberiaan ekstrak EEDT dengan jangka waktu yang berbeda, dan berbeda signifikan terhadap kelompok hewan uji dengan pemberian kontrol positif dan kontrol negatif. Penyembuhan tercepat terjadi pada kelompok hewan uji dengan pemberian ekstrak EEDT dosis 200 mg. Dapat disimpulkan bahwa ekstrak EEDT mempunyai aktivitas penyembuhan kolesterol pada tikus putih jantan dan penyembuhan tercepat terjadi pada kelompok hewan uji dengan pemberian dosis 200 mg.
UJI AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN TEKELAN (Chromolaena odorata (L.) R. King & H. Rob) PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus) Ririn Situngkir; D. Elysa Putri Mambang
FARMASAINKES: JURNAL FARMASI, SAINS, dan KESEHATAN Vol. 1 No. 1 (2021): FARMASAINKES: JURNAL FARMASI, SAINS, dan KESEHATAN
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (613.289 KB) | DOI: 10.32696/fjfsk.v1i1.819

Abstract

Tekelan (Chromolaena odorata (L.)R. King & H. Rob)merupakan salah satu tumbuhan yang termasuk famili Asteraceae.Kandungan kimia dari ekstrak etil asetat daun tekelan yaitu alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, steroid/triterpenoid yang diduga dapat menyembuhkan radang atau inflamasi.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji aktivitas antiinflamasi dari ekstrak etil asetat daun tekelan pada tikus putih jantan. Metode penelitian ini dilakukan dengan cara maserasi. Uji aktivitas penyembuhan radang dari EEADT dilakukan terhadap tikus putih jantan yang diinduksi dengan karagenan 1 % secara intraplantar. Hewan uji digunakan 25 ekor dan dibagi 5 kelompok, yaitu kelompok kontrol negatif (Na.CMC 0,5 %), uji kontrol positif (Natrium diklofenak 25mg/KgBB), EEADT masing-masing dengan dosis 50mg/KgBB,100mg/KgBB, 200mg/KgBB kemudian diukur radang dengan menggunakan alat plestimometer dengan pengamatan adanya penurunan radang dilakukan setiap 60 menit selama 360 menit atau 6 jam. Di hitung persentase penurunan radang diperoleh dilakukan analisis statistik dengan uji ANOVA menggunakan SPSS (Statistical Program Service Solution). Hasil statistik menunjukkan kelompok hewan uji dengan pemberian EEADT pada dosis 50mg/KgBB, 100mg/KgBB, 200mg/KgBB berturut turut sembuh. Hasil ANOVA menunjukkan (P<0,05) berarti terdapat perbedaan setiap perlakuan. Dapat disimpulkan bahwa EEADT mempunyai aktivitas penyembuhan inflamasi tercepat tejadi pada kelompok hewan uji dosis 200mg/KgBB.
FORMULASI FOOT SPRAY EKSTRAK DAUN JERUK PURUT (Citrus hystrix D.C.) SEBAGAI PENGHILANG BAU KAKI SERTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI Rima Marwarni; Gabena Indrayani Dalimunthe
FARMASAINKES: JURNAL FARMASI, SAINS, dan KESEHATAN Vol. 1 No. 2 (2022): FARMASAINKES: JURNAL FARMASI, SAINS, dan KESEHATAN
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (486.767 KB) | DOI: 10.32696/fjfsk.v1i2.1103

Abstract

Kaki adalah salah satu bagian tubuh yang lebih banyak memproduksi keringat, hal ini disebabkan karena bagian tersebut sering ditutupi dengan penggunaan kaos kaki dan sepatu. Keadaan kaki yang sering tertutup dapat menyebabkan kaki berkeringat dan lembab sehingga menimbulkan bau. Bau kaki dapat timbul akibat kelenjar keringat yang berlebihan bercampur dengan bakteri. Salah satu bakteri penyebab bau kaki adalah Staphylococcus epidermidis. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan sediaan foot spray dari ekstrak daun jeruk purut serta mengetahui aktivitas antibakteri Staphylococcus epidermidis. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental. Sampel yang digunakan yaitu daun jeruk purut yang memiliki aktivitas antibakteri karena mengandung bahan aktif seperti flavonoid. Daun jeruk purut diekstraksi dengan cara maserasi dan selanjutnya diformulasikan dalam bentuk sediaan foot spray dengan konsentrasi ekstrak 20%, 25% dan 30%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa evaluasi sediaan foot spray memenuhi parameter uji stabilitas, meliputi pengamatan organoleptis dan pH, sedangkan untuk hedonic test yang paling disukai panelis yaitu formula I dengan konsentrasi 20% dan untuk uji iritasi menunjukkan tidak ada formula yang mengiritasi kulit. Pengujian aktivitas antibakteri pada semua formula menunjukkan aktvitas antibakteri dalam kategori kuat dengan diameter zona hambat berturut-turut formula 1 dengan konsentrasi 20% sebesar 12,45 mm, formula 2 dengan konsentrasi 25% sebesar 13,65 mm, dan formula 3 dengan konsentrasi 30% sebesar 14,30 mm. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa ekstrak daun jeruk dapat diformulasikan dalam sediaan foot spray dan semua sediaan foot spray memiliki stabilitas yang baik serta memiliki aktivitas antibakteri Staphylococccus epidermidis