cover
Contact Name
Muhammad
Contact Email
amalahanif0513@gmail.com
Phone
+6285337341540
Journal Mail Official
jurnaltatsqif@uinmataram.ac.id
Editorial Address
Fakultas Tarbiya dan Keguruan UIN Mataram Jl. Gajah Mada No. 100 Jempong, Mataram, NTB email: jurnaltatsqif@uinmataram.ac.id
Location
Kota mataram,
Nusa tenggara barat
INDONESIA
Jurnal Tatsqif
ISSN : 18295940     EISSN : 25034510     DOI : https://doi.org/10.20414/jtq.v20i2
Core Subject : Education, Social,
Jurnal Tatsqif (e-ISSN: 2503-4510; P-ISSN:1829-2940) is a peer-reviewed and nationally indexed Journal that focuses on ideas and research in Education. It is bi-annually published (June and December) and managed under the auspices of Fakultas Tabiyah dan Keguruan UIN Mataram. The issues covered but not limited to the followings: 1. Learning methods, strategies and model in Education; 2. Educational Development Research on learning activities, materials and media; 3. Action Research; 4. Evaluation and Research in Education; 5. An analysis of concepts and policies in Education.
Articles 87 Documents
PELAKSANAAN PENILAIAN AUTENTIK ASPEK PENGETAHUAN, SIKAP DAN KETERAMPILAN DI SEKOLAH ATAU MADRASAH Wildan Wildan
Jurnal Tatsqif Vol. 15 No. 2 (2017): EVALUASI DAN PENILAIAN PENDIDIKAN
Publisher : Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (674.936 KB) | DOI: 10.20414/jtq.v15i2.3

Abstract

Penilaian merupakan proses yang sistematis, dengan mengumpulkan berbagai informasi, baik berupa data angka maupun deskripsi verbal. Penilaian yang dilakukan guru di sekolah, sekurang-kurangnya dimaksudkan untuk (1) mengetahui penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran dan (2) mengetahui keefektifan proses pembelajaran yang telah berlangsung. Selain itu evaluasi juga dimaksudkan untuk mengetahui dampak penguasaan siswa terhadap perubahan prilaku siswa dalam kehidupan sehari-hari, baik di sekolah maupun di lingkungan sekitarnya. Penilaian yang dilakukan terbatas pada aspek tertentu saja tidak dapat dijadikan sebagai satu-satunya dasar pengambilan keputusan terhadap perkembangan siswa. Oleh karena itu guru memerlukan instrument penilaian yang beragam. Kajian ini menemukan bahwa penilaian autentik lebih bermakna secara signifikan dibandingkan dengan tes pilihan ganda terstandar sekalipun. Penilaian autentik juga diartikan sebagai proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan anak didik melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan atau menunjukkan secara tepat pada tujuan pembelajaran dan kemampuan (kompetensi) telah benar-benar dikuasai dan dicapai.
PENGEMBANGAN MODEL PRAKTIKUM UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN MAHASISWA CALON GURU DALAM PENILAIAN PEMBELAJARAN Habibi Ratu Perwira Negara; Susilahudin Putrawangsa
Jurnal Tatsqif Vol. 15 No. 2 (2017): EVALUASI DAN PENILAIAN PENDIDIKAN
Publisher : Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (732.585 KB) | DOI: 10.20414/jtq.v15i2.4

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan karakteristik dari model praktikum untuk mengembangkan keterampilan mahasiswa calon guru dalam melaksanakan penilaian pembelajaran. Penelitian ini adalah penelitian pengembangan yang mengacu pada model Design Research. Hasil penelitian ini menemukan bahwa model praktikum yang relevan untuk maksud tersebut adalah model praktikum yang mengembangkan keterampilan calon guru (selaku perancang instrumen penilaian) dalam (1) mengembangkan butir soal pilihan ganda, (2) mengembangkan butir soal uraian, dan (3) menganalisis kualitas dari butir soal tersebut baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Ketiga kegiatan praktikum tersebut dirancang dalam suatu bentuk kegiatan pengembangan, yaitu pengembangan butir soal. Dalam rancangan kegiatan pengembangan tersebut, praktikan mengalami tiga tahapan kegiatan, yaitu (1) proses perencanaan (yaitu perumusan butir soal berdasarkan analisis kompetensi dan penyusunannya dalam suatu bentuk instrumen penilaian), (2) validasi instrumen penilaian baik secara kualitatif (validasi isi dan konstruksi) maupun secara kuantitatif (analisis butir), dan (3) perbaikan instrumen penilaian berdasarkan hasil validasi. Dalam model praktikum tersebut mahasiswa dilatih untuk menguasai: (1) keterampilan menerjemahkan kompetensi belajar ke dalam indikator belajar, (2) keterampilan merumuskan indikator soal berdasarkan indikator belajar, (3) keterampilan menyusun soal berdasarkan indikator soal beserta pedoman penskoran yang sesuai, dan (4) keterampilan menyajikan soal dalam suatu bentuk instrumen penilaian yang siap untuk digunakan sebagai alat penilaian. Pemahaman siswa tentang sasaran pembelajaran (kognitif, apektif, dan psikomotorik) dan pemahaman kebahasaan adalah dua faktor yang penting yang mempengaruhi kualitas butir instrumen penilaian yang dirumuskan oleh praktikan.
ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN BAHASA ARAB PADA TINGKAT TSANAWIYAH DI PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM Nurul Hidayatul Amalina; Muhammad Nashirudin
Jurnal Tatsqif Vol. 15 No. 2 (2017): EVALUASI DAN PENILAIAN PENDIDIKAN
Publisher : Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (605.207 KB) | DOI: 10.20414/jtq.v15i2.7

Abstract

The current research intends to describe about the implementation of teaching standard process in Arabic Language subject in Ta’mirul Islam Islamic Boarding School Surakarta consisting of (1) lesson preparation in Arabic Language consisting syllabus and lesson plan, (2) the teaching implementation in Arabic Language, and (3) the inhibit factors in Arabic Language teaching preparation and implementation including their alternative solutions. The current research is a qualitative descriptive. The data are collected through interview, observation, and documentation. Based on data analysis, the current research found that: 1) the syllabus used for language subjects are adapted from Pondok Modern Gontor. Meanwhile, lesson plans for Arabic Language subject are formulated by teachers themselves individually. It is found that the lesson plan formulations are not working optimally. 2) Teaching implementations are conducted standardized enough, such as the number of students, time allocation, textbooks, and teaching process. 3) one of the barrier factors for syllabus formulation is the lack of coordination among teachers about the scope of teaching materials. Teacher motivation and teacher time management are among two factors inhibit lesson plan formulations. Meanwhile, factors that inhibit the implementation of teaching processes such as lack of material review by teachers and monotonous teaching method affecting the attraction of teaching process. The recommended solution to overcome those barriers are making an endeavor to enhance teacher motivation and conducting class supervision.
KEMAMPUAN BERFIKIR FORMAL SISWA SMA DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF FIELD DEPENDENT DAN FIELD INDEPENDENT Nurhardiani Nurhardiani; Muhammad Syawahid
Jurnal Tatsqif Vol. 15 No. 2 (2017): EVALUASI DAN PENILAIAN PENDIDIKAN
Publisher : Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1195.651 KB) | DOI: 10.20414/jtq.v15i2.8

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mendeskrifsikan gaya kognitif field independent dan field dependent siswa SMA ditinjau dari jenis kelamin siswa. Siswa diminta untuk mengerjakan tes GEFT dan soal kemampuan matematika kemudian diwawancarai. Indikator yang digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir formal adalah: (1) mampu memberikan alasan disetiap langkah yang dilakukan hingga memperoleh kesimpulan dengan benar, (2) mampu memberikan alasan disetiap langkah yang dilakukan hingga memperoleh kesimpulan kurang tepat atau terdapat kesalahan, (3) tidak dapat memberikan alasan disetiap langkah yang dilakukan. Dari hasil penelitian, diperoleh dari 66 siswa yang diberikan tes GEFT, terdapat 30 siswa dengan gaya kognitif field independent dan 36 siswa dengan gaya kognitif field dependent. Dari 30 siswa dengan gaya kognitif field independent diperoleh 2 siswa dengan kemampuan berpikir formal sangat baik berarti hanya 7%, 19 siswa dengan kemampuan berpikir formal baik berarti 63%, dan 9 siswa dengan kemampuan berpikir formal cukup baik berarti 30%. Sedangkan yang dari 36 siswa dengan gaya kognitif field dependent diperoleh 6 siswa dengan kemampuan berpikir formal cukup baik artinya 16% dan 30 siswa dengan kemampuan berpikir formal kurang artinya 84%. Kemampuan berpikir formal sangat baik ditunjukkan dengan kemampuan memberikan alasan disetiap langkah yang dilakukan hingga memperoleh kesimpulan yang benar pada dua soal yang diberikan. Kemampuan berpikir formal baik ditunjukkan dengan kemampuan memberikan alasan disetiap langkah yang dilakukan hingga memperoleh kesimpulan kurang tepat atau terdapat kesalahan pada salah satu soal yang diberikan. Kemampuan berpikir formal cukup baik ditunjukkan dengan kemampuan memberikan alasan disetiap langkah yang dilakukan hingga memperoleh kesimpulan kurang tepat atau terdapat kesalahan pada dua soal yang diberikan. Kemampuan berpikir formal kurang baik. ditunjukkan dengan ketidakmampuan siswa dalam memberikan alasan disetiap langkah yang diberikan.
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB STAF SEKOLAH DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING BAGI SISWA Syamsul Hadi
Jurnal Tatsqif Vol. 15 No. 2 (2017): EVALUASI DAN PENILAIAN PENDIDIKAN
Publisher : Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (673.792 KB) | DOI: 10.20414/jtq.v15i2.9

Abstract

Kajian ini adalah telaah mengenai peran dan tanggung jawab Staf Sekolah dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah. Kajian ini adalah kajian pustaka. Hasil dari kajian ini mengungkap bahwa Staf Sekolah memainkan peranan penting dalam kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah. Peran tersebut mencakup peran sebagai informator, organisator, motivator, director, inisiator, transmitter, fasilitator, mediator, dan evaluator. Peran tersebut tidak dapat berjalan sendiri-sendiri, namun merupakan sebuah sistem yang saling melengkapi dalam kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah.
PERAN PENDIDIKAN TARIKAT QADIRIYYAH WA NAQSABANDIYAH: STUDI KASUS DI PONDOK PESANTREN DARUL FALAH PAGUTAN MATARAM Baharudin Baharudin; Nur Latifah
Jurnal Tatsqif Vol. 15 No. 2 (2017): EVALUASI DAN PENILAIAN PENDIDIKAN
Publisher : Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (859.33 KB) | DOI: 10.20414/jtq.v15i2.10

Abstract

Eksistensi tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah di Indonesa telah memainkan peran penting dan strategis di tengah masyarakat. Peran tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah dalam bidang pendidikan tidak terbatas pada aspek ritual dan pembinaan karakter, akhlak mulia, kepribadian hidup bersahaja, tekun beribadah, akan tetapi juga pada aspek solidaritas sosial dan kepekaaan sosial. Penelitian ini mencoba mengungkap peran pendidikan tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah di Pulau Lombok, yaitu setudi kasus di Pondok Pesantren Darul Falah Pagutan Mataram. Hasil penelitian ini mengungkap bahwa peran pendidikan tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah dilakukan dengan pendekatan pendidikan dalam tataran mikro dan makro. Pada tataran mikro, pengembangan pendidikan dilakukan secara personal dan dalam kelompok kecil melalui sederetan ritual seperti baiah, dzikir, khataman, dan manaqib. Sementara dalam tataran makro pengembangan pendidikan dilakukan secara terorganisir dan terstruktur melalui institusi pendidikan dan organisasi tarekat.
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN TES TERTULIS BENTUK URAIAN UNTUK PEMBELAJARAN PAI BERBASIS MASALAH MATERI FIQH Mochamad Zaenal Muttaqin; Kusaeri Kusaeri
Jurnal Tatsqif Vol. 15 No. 1 (2017): MODEL DAN INSTRUMEN PEMBELAJARAN
Publisher : Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1086.89 KB) | DOI: 10.20414/j-tatsqif.v15i1.1154

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk menghasilkan instrumen penilaian tes tertulis bentuk uraian non objektif untuk pembelajaran agama Islam berbasis masalah pada materi Fiqh. Tes tertulis yang dikembangkan didesain dengan mengacu pada Taksonomi Bloom edisi revisi. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang terdiri dari tujuh langkah, yaitu: (1) menyusun spesifikasi tes (2) menulis soal (3) menelaah soal (4) memperbaiki tes (5) melakukan uji coba (6) menganalisis butir soal (7) menafsirkan hasil uji coba. Uji coba instrumen dilakukan di MTSN 4 Sidoarjo, pemilihan subjek coba dilakukan dengan teknik sampel acak sederhana. Pengujian kualitas instrumen menggunakan bantuan software excel. Parameter butir dianalisis menggunakan teknik klasik yang meliputi: tingkat kesulitan dan daya pembeda soal. Validitas isi instrumen diperoleh dari penilaian pakar dengan menggunakan lembar validasi. Reliabilitas tes dianalisis menggunakan persamaan Flanagan. Penelitian ini menghasilkan enam butir soal tes tertulis bentuk uraian non objektif untuk pembelajaran agama Islam berbasis masalah. Hasil validasi menunjukkan bahwa instrumen yang dihasilkansangat valid dengan rata-rata total validitas sebesar 3,6. Butir-butir tes memiliki parameter tingkat kesulitan pada rentang 0,3 – 0,7 dengan indeks kesulitan terrendah adalah 0,53 dan tertinggi adalah 0,70. Daya pembeda berada pada rentang 0,3-0,4 dengan indeks daya pembeda terendah adalah 0,24 dan tertinggi 0,36. Instrumen memiliki reliabilitas yang sangat tinggi yaitu 0,819.
EVALUASI KUALITAS INSTRUMEN PENGUKURAN KINERJA TENAGA PENDIDIK Uswatun Hasanah; Susilahudin Putrawangsa; Raden Fanny Printi Ardi
Jurnal Tatsqif Vol. 15 No. 1 (2017): MODEL DAN INSTRUMEN PEMBELAJARAN
Publisher : Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1262.629 KB) | DOI: 10.20414/j-tatsqif.v15i1.1310

Abstract

The current research is an analysis on the quality of an instrument that is used to measure educator performance at a college in West Nusa Tenggara. The research aims to improve the quality of the instrument. Factor Analysis is used in the study. There are 3 measurement factors in the instrument, those are pedagogic factors (5 indicators), professionalism (11 indicators) and personality (3 indicators). The result shows that: 1) those indicators can be classified into two factors, formal factors and informal factors. Formal factors is institutional and structured, such as the indicators of subject matter delivery, the use of teaching method, the use of relevance example, and the use of learning media and tools. Meanwhile, informal factors is non-institutional, which tends to be emotional relationship or informal relationship, such as educators capability in creating pleasant and friendly classroom; 2) It is found that some indicators need to be removed because they have indicator values less than 0.5, for instance the indicator that ‘lecturers explain the relationship between the subjects being taught and other subjects outside that subjects’ is need to be removed because it has a similar meaning with another indicator that is ‘lectures explain the application of the subject in real life’.
PERBEDAAN TEKNIK CAROUSEL DENGAN TEKNIK EACH ONE TEACH ONE DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA Elfa Rafulta; Adri Nofrianto
Jurnal Tatsqif Vol. 15 No. 1 (2017): MODEL DAN INSTRUMEN PEMBELAJARAN
Publisher : Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1362.342 KB) | DOI: 10.20414/j-tatsqif.v15i1.1315

Abstract

The Students’ mathematics learning outcomes of is still under the expected score. This condition is caused by the lack of students’ anthusiasm, students’ involvement in learning process. Research in applying Carousel Technique and Each One Teach One Technique have resulted a positive effect to students learning outcomes. These models motivate students to express their ideas, works independently and develop their creativity in solving the given problem. This research aims to compare the effectiveness of both technique. The randomized post test only comparison group design is used in the research. The population is all of students of grade 10th of SMAN 5 Pariaman in year 2015/2016. Two classes are chosen as samples. The annava t-test and SPSS software are used to test the hypothesis. Based on the data, is obtained. Since , it means that is rejected. It can be concluded there is significant differences between students’ learning outcome that is taught with applying Carousel Technique and students’ learning outcome Each One Teach One Technique.
EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DAN JIGSAW II DITINJAU DARI KEMAMPUAN SPASIAL SISWA Ahmad Ahmad; Budi Usodo; Riyadi Riyadi
Jurnal Tatsqif Vol. 15 No. 1 (2017): MODEL DAN INSTRUMEN PEMBELAJARAN
Publisher : Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1472.322 KB) | DOI: 10.20414/j-tatsqif.v15i1.1331

Abstract

The objectives of this research were to investigate: (1) which learning model of the Cooperative learning model of the GI type, the Jigsaw IIlearning model, and the direct learning model results in a better learning achievement, (2) which students among the students with the high, moderate, and low spatial abilities have a better learning achievement, (3) in each of the Cooperative learning model of the GI type, the Jigsaw II learning model, and the direct learning which students among the students with the high, moderate, and low spatial abilities have a better learning achievement, and (4) in each of the high, moderate, and low spatial abilities which learning model of the Cooperative learning model of the GI type, the Jigsaw II learning model, and the direct learning model results in a better learning achievement .This research used the quasi experimental research method with the factorial design of 3 3 ?. Its population was all of the students of State Junior Secondary Schools of Karanganyar regency. The samples of the research were taken by using the stratified cluster random samplingtechnique. The samples consisted of 285 students. T he data of the research were gathered through test of spatial ability and test of learning achievement in Mathematics. The proposed hypotheses of the research were analyzed by using the two-way analysis of variance with unbalanced cells. The results of the research are as follows. 1) The cooperative learning model of the GI type results in a better learning achievement than the direct learning model, but results in the same good learning achievement in Mathematics as the Jigsaw II learning model, and the Jigsaw II learning model results in a better learning achievement than the direct learning model. 2). The students with the high spatial ability and those with the moderate spatial ability have a better learning achievement in Mathematics than those with the low spatial ability, but the students with the high spatial ability have the same good learning achievement in Mathematics as those with the moderate spatial ability. (3) in each of the Cooperative learning model of the GI type, the Jigsaw II learning model, and the direct learning, students with the high spatial ability have the same good learning achievement in Mathematics as those with the moderate spatial ability, and both the students with the high spatial ability and those with the moderate spatial ability have a better learning achievement in Mathematics than those with the low spatial ability. 4) in each of the high, moderate, and low spatial abilities, the Cooperative learning model of the GI type and the Jigsaw II learning model result in a better learning achievement in Mathematics than the direct learning model , but the cooperative learning model of the GI type results in the same good learning achievement as the Jigsaw II learning model.