cover
Contact Name
Suryadi Nasution
Contact Email
suryadinst@stain-madina.ac.id
Phone
+6285265428114
Journal Mail Official
amiruddin@stain-madina.ac.id
Editorial Address
Jl. Prof. Dr. Andi Hakim Nst Komplek Stain, Pidoli Lombang, Kec. Panyabungan, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara 22976, Indonesia
Location
Kab. mandailing natal,
Sumatera utara
INDONESIA
Jurnal Ilmu Alquran dan Tafsir
Jurnal Al-Kauniyah adalah wadah publikasi dalam meningkatkan keilmuan dalam ruang lingkup keilmuan Al quran dan tafsir
Articles 35 Documents
Penafsiran Da'i Dalam Tafsir Al-Azhar Rengga Irfan
Al-Kauniyah Vol. 3 No. 1 (2022): Al-Kauniyah
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir STAIN Mandailing Natal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1173.441 KB) | DOI: 10.56874/alkauniyah.v3i1.876

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk memaparkan bagaimana penafsiran buya Hamka dalam membahas ayat-ayat da'wah yang berbicara seputar da'i dengan menggunakan metode tafsir tematik (maudhu'i). Metode penelitian yang digunakan adalah metodologi kepustakaan (library research) yang bersifat kualitiatif serta memakai metode analisa isi (content analysis) dalam menganalisa ayat-ayat da'wah yang berkaitan dengan da'i tersebut. Adapun hasil penelitian ini adalah pertama, Hamka mengatakan ada sebelas syarat yang harus dimiliki oleh seseorang yang menekuni bidang dakwah. Kemudian, tiga metode dakwah dalam Alquran, yaitu: dakwah dengan kebijaksanaan, dakwah dengan nasehat yang baik dan membantah/mendebat dengan sopan. Kedua, Terdapat beberapa langkah yang dilakukan buya Hamka ketika menafsirkan ayat-ayat seputar da'i, yaitu: Mengambil sumber dari nash dan dalil aqli. Memberikan sub-judul pada tafsirannya. Sedikit memberikan penjelasan makna suku kata dalam ayat. Menerangkan hubungan suatu ayat dengan ayat sebelumnya. Memuat kisah inspiratif. Ketiga, ada enam karakteristik da'i yang muncul pada tafsiran buya Hamka yaitu: Memiliki kesadaran beragama, punya wawasan yang luas, pribadi yang kuat, memiliki budi pekerti yang luhur, tidak mengharapkan imbalan, dan memiliki jiwa persatuan.
Pemikiran Filsafat Semiotika Dalam Pemahaman Charles Sanders Peirce Dan Contohnya Siddik Firmansyah
Al-Kauniyah Vol. 3 No. 2 (2022): Al-Kauniyah
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir STAIN Mandailing Natal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (198.023 KB) | DOI: 10.56874/alkauniyah.v3i2.877

Abstract

In the current modern era, language becomes a dialogue between humans as well as books related to religion with the importance of understanding language with language adapting to the times. The purpose of this research is to offer semiotic language which is analyzed by Charles Sanders Peirce. By using library research (library research). The results of the semiotic study of Charles Sanders Peirce show that the semiotics of language has three categories, namely, firstly the representation of a sign that represents another sign, secondly the explanatory interpretant or interpretation of the first sign, and thirdly the object of a sign that is addressed with the representamen approach (supporters in the interpretation of the sign). ) and interpretants (interpreters of signs) which are then combined into the analysis of modern semiotic language. The implications of semiotics by Charles Sanders Peirce provide a meeting point in today's modern era that can contribute to language analysis.
Nasikh-Mansukh Dalam Al-Qur’an: (Diskursus Penentuan Jumlah Ayat Yang Dinasakh) Khairul Bahri Nasution
Al-Kauniyah Vol. 3 No. 2 (2022): Al-Kauniyah
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir STAIN Mandailing Natal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (772.849 KB) | DOI: 10.56874/alkauniyah.v3i2.950

Abstract

Nasakh besides being a method, it is also part of the conditions for ijtihad for a mujtahid. Nasakh in its definition is interpreted in various ways by scholars, among them there are those who interpret it with al-izalah wal ibthal (removal and cancellation), some with the meaning of an-naql wat-tahwil (transfer and transfer). The controversy over the textual theory does not stop at this definition, it also widens the controversy to the stage of groups who accept and reject the text, even among the recipients of the text there are also polemics, such as their polemic about which verses are alleged to have been translated. In determining the number of verses to be assigned, scholars vary, some mention 214 verses, some say 134 verses, some say 66 verses, up to 5 verses. From their differences, it was found that only two verses were agreed upon by their texts, namely: 1) Q.S. al-Mujadilah: 12, 2) Q.S. al-Muzzammil : 1-3.
Tafsir Atas Poligami Melalui Pendekatan Interdisipliner Widodo Hami
Al-Kauniyah Vol. 3 No. 2 (2022): Al-Kauniyah
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir STAIN Mandailing Natal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (487.77 KB) | DOI: 10.56874/alkauniyah.v3i2.974

Abstract

Penelitian ini membahas tentang poligami dalam berbagai perspektif. Konsep poligami yang menjadi perbincangan hangat di setiap waktu, di sini akan dipaparkan dari berbagai sudut pandang, di antaranya adalah secara historis, tafsir, fiqih, sosiologi dan senagainya. Metodologi yang digunakan dalam riset ini adalah menggunakan metode kualitatif kepustakaan (library research). Pendekatan yang dipakai adalah interdisipliner dengan menggunakan berbagai sudut pandang disiplin ilmu. Adapun hasil dari penelitian ini bahwa poligami jika dilihat dari berbagai sudut pandang akan menghasilkan pemahaman yang luas. Sehingga pembaca akan mengambil sikap secara proporsional dan seimbang dengan melihat situasi, kondisi dan berbagai sudut pandang. Kata kunci: poligami, pendekatan interdispilner
Pendidikan Moderasi Beragama Dalam Konteks Ayat Al-Qur’an Nelmi Hayati
Al-Kauniyah Vol. 3 No. 2 (2022): Al-Kauniyah
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir STAIN Mandailing Natal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (384.093 KB) | DOI: 10.56874/alkauniyah.v3i2.1067

Abstract

This study aims to find verses of the Koran that allude to the study of religious moderation. Religious Moderation is a program launched by the Government by taking into account four indicators which include national commitment, tolerance, non-violence and accommodating local culture. This study was carried out using analytic methods with library research through reading techniques, studying and finding reference relationships with problem solving in research. Finally, this study concludes that religious moderation must be understood by every society as a balanced religious attitude through mutual respect for worship among adherents of other religions. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan ayat al-Qur’an yang menyinggung kajian moderasi beragama. Moderasi Beragama adalah program yang dicanangkan Pemerintah dengan memperhatikan empat indikator yang meliputi komitmen kebangsaan, toleransi, anti-kekerasan dan akomodatif budaya local. Kajian ini ditempuh dengan metode analitik dengan penelitian kepustakaan melalui teknik membaca, mengkaji dan menemukan hubungan referensi terhadap pemecahan masalah pada penelitian. Akhirnya, kajian ini menyimpulkan bahwa moderasi beragama harus dipahami oleh setiap masyarakat sebagai sikap beragama yang seimbang melalui sikap saling menghormati ibadah antar pemeluk agama lain.
Tafsir Terlengkap Pertama Di Indonesia Dari Abad Ke-17 M: Studi Atas Tafsir Turjuman Al-Mustafid Akhdiat Akhdiat
Al-Kauniyah Vol. 3 No. 2 (2022): Al-Kauniyah
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir STAIN Mandailing Natal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (268.715 KB) | DOI: 10.56874/alkauniyah.v3i2.1070

Abstract

Masuknya Islam ke nusantara merupakan awal langkah tafsir Alquran masuk ke Indonesia. Namun dalam perkembangannya berbeda jauh dengan di tempat asalnya. Perkembangannya dimulai dengan penerjemahan sekaligus menjadi tafsir bagi ayat yang ditafsirkan. Dan muncullah sebuah tafsir lengkap 30 juz “Turjumān al-Mustafīd” ditulis seorang ulama nusantara abad ke-17M bernama Abdul Rauf al-Singkili. Kitab ini diprediksi kuat sebagai tafsir terlengkap perdana di Indonesia yang lengkap disusun 30 juz. Karena itu, artikel ini bertujuan untuk menjelaskan dan menganalisa aspek metodologis dari kitab tafsir tersebut. Mengingat kitab tersebut adalah kitab tafsir berbahasa melayu dan menggunakan aksara jawi. Melalui metode kualitatif berbasis library reseacrh dengan pendekatan deskriptif-analitis artikel ini mendapatkan hasil bahwa kitab tersebut ditulis oleh Abdul Rauf al-Singkili ketika beliau menjabat sebagai mufti Kesultanan Aceh, dan tidaklah didapatkan alasan konkret mengenai latar belakang penulisan kitab tafsir ini. Kitab ini ditulis dengan gaya tartīb muṣḥafi dan bersumber bi al-ra`yi serta memakai metode tahlili. Rujukan yang digunakan dalam tafsir ini adalah tafsir al-Baiḍāwi, tafsir Jalalain, tafsir al-Khāzin, tafsir Tsa’labi, Manāfi’ al-Qur`ān dan al-Nihāyah. Adapun kandungannya mencakup tafsir itu sendiri, keutamaan surat, asbabun nuzul, nasikh-mansukh, qiraat, israiliyyat, dan masalah fiqh. Kitab yang menggunakan bahasa Arab-Jawi ini juga memberikan kemudahan kepada pembaca dengan menyertakan kata kunci. Sehingga bagi pembaca dan peneliti sangat bagus apabila memperhatikan kata-kata kunci tersebut. Dan kata kunci itu dihubungkan dengan konten-konten tersebut. di antara kata-kata kunci itu adalah “qishah, kata, kata mufassir, adapun, dan adapun, bermula, ya’ni, tanbih, bayan, dan faedah”.
Prinsip-Prinsip Dasar Hukum Islam Perspektif Al-Quran Nur Saniah Nur Saniah
Al-Kauniyah Vol. 3 No. 2 (2022): Al-Kauniyah
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir STAIN Mandailing Natal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (464.605 KB) | DOI: 10.56874/alkauniyah.v3i2.1077

Abstract

Hakikat agama Islam bertujuan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam, maka hukum Islam dapat diterapkan dalam semua masa, untuk semua bangsa karena di dalamnya terdapat cakupan yang begitu luas dan elastisitas untuk segala zaman dan tempat. Kajian ini memformulasikan prinsip-prinsip dasar hukum Islam perspektif al-Qur’an, penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan atau library research yaitu mencari data-data yang berkaitan dengan penelitian berupa al-Qur’an, kitab-kitab tafsir dan buku-buku, jurnal-jurnal dan dokumen-dokumen yang bertujuan untuk menganalisis ayat-ayat al-Qur’an yang berkaitan dengan prinsip-prinsip dasar hukum Islam. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan analisis deskriptif dan konten analisis. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa konsep prinsip-prinsip dasar hukum Islam dalam memperkuat pernyataan bahwa Islam itu adalah sebuah the way of life untuk seluruh alam. Prinsip sebagai suatu kebenaran universal yang inheren didalam hukum Islam dan menjadi titik tolak pembinaannya; prinsip yang membentuk hukum dan setiap cabang-cabangnya. Beberapa prinsip dasar hukum Islam secara umum antara lain Prinsip tauhid, Prinsip keadilan, Prinsip amar ma’ruf nahi munkar, Prinsip kebebasan, Prinsip kesamaan, Prinsip gotong royong, Prinsip toleransi, Prinsip musyawarah
Antropologi Minang Dalam Perspektif Al-Qur’an: Kajian Sistem Keturunan Materilinial Muhammad Taufiq
Al-Kauniyah Vol. 3 No. 2 (2022): Al-Kauniyah
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir STAIN Mandailing Natal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (362.777 KB) | DOI: 10.56874/alkauniyah.v3i2.1129

Abstract

This research is about matrilineal in the Minangkabau community from the perspective of the Qur'an. This research was made in order to answer the impression of differences in normative values in the Minangkabau custom with the reality found in the Minang community. In the debates of scientists there are those who agree or reject and some even agree with the record of matrilineal norms if they are associated with the Qur'an. The purpose is to find out how the Qur'an views the concept of Matri. The object of this study, anthropological value in the matrilineal concept adopted by the Minang tribe when viewed from the Qur'an. This research is a library reseach or library research. Data sources consist of primary sources such as the tafsir al-Maraghi, Ibn Katsir, Tafsir alMuyassar and Tafsir Hamka. Meanwhile, secondary data from books and journals as well as blogs about Anthropology and Minang culture are related to this research. The conclusion in this study is that the concept of matriarchate in the Minang tribe is not contrary to the universal values brought by the Qur'an and the concept of the Basandi Syarak custom, syarak basandi kitabullah is embodied in Minang society and is in line with the Qur'an.
Keistimewaan Tikrar Al-Qur'an Alwin Tanjung Tanjung
Al-Kauniyah Vol. 3 No. 2 (2022): Al-Kauniyah
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir STAIN Mandailing Natal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (550.508 KB) | DOI: 10.56874/alkauniyah.v3i2.1136

Abstract

This research examines analytically about tikrār or repetition of verses in the Koran. This thesis is an answer to some people who do not like the Koran where they think that the repetition of verses contained in the Koran is something that is not systematic. This research uses a type of qualitative research where the data comes from the library (Library Research) which includes primary and secondary data. Then, the discussion in this study is descriptive-analytical in nature, namely by explaining the concept of tikrār in the Qur'an. The results of this study are: In terms of terminology, it can be concluded that the definition of al-tikrar in the Qur'an is the repetition contained in the Qur'an in the form of recitations, verses, or certain topics such as: stories of the prophets; discussion of heaven and hell; glad tidings and warnings, as well as the repetition of verses or letters, with specific purposes, which is a form of I'jaz al-Qur`an, in terms of style of language and content of meaning. In general, the phenomenon of al-tikrar in the Qur'an is divided into two types, namely repetition of pronunciation and meaning (tikrar al-lafdz wa al-ma'na) and repetition of meaning only, without pronunciation (tikrar al-lafdz duna al- ma'na). The functions of al-tikrar in the Qur'an include li al-taqrir (determination and affirmation) li al-ta`kid (strengthening meaning), li al-ta'zhim (glorifying), li al-tahwil (giving an overview bad and scary).
ANALISI KOMPETENSI PENDIDIK DALAM TAFSIR AL MISHBAH Q.S. AL MUJADILAH AYAT 11 muhammadiqbalhafiz
Al-Kauniyah Vol. 4 No. 1 (2023): Al-Kauniyah
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir STAIN Mandailing Natal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56874/alkauniyah.v4i1.1259

Abstract

Banyaknya permasalahan yang terjadi dalam dunia pendidikan yang berakibat pada tidak tercapainya dari tujuan pendidikan menjadi sesuatu yang harus diperhatikan agar dikaji ulang bagaimana permasalahan dalam dunia pendidikan dapat diatasi. Salah satu faktor yang menjadi pusat perhatian adalah kualitas dari para pendidik. Penelitian ini bertujuan guna menjelaskan bagaimana kompetensi pendidik yang terdapat didalam surah Al Mujadilah ayat 11 berdasarkan penjelasan dari kitab tafsir Al Misbah dengan tujuan agar nantinya para pendidik mampu memiliki kompetensi dalam melakukan tugasnya sebagai pendidik. Pada penelitian ini, peneliti memakai metode kualitatif, yakni para peneliti menyajikan pembahasan didalam jurnal dengan memberikan penjelasan dari berbagai literatur. Jenis penelitian yang dipilih adalah metode Penelitian Perpustakaan. Hasil penelitian ini menjelaskan empat kompetensi pendidik yang harus dimiliki oleh setiap pendidik ketika menjalankan profesinya berdasarkan perspektif Al Qur’an. Kompetensi tersebut dinilai penting dalam memajukan dunia pendidikan agar menciptakan generasi yang memiliki intelektual tinggi dan memiliki karakter yang baik. Sebab sisi baik dari peserta didik akan muncul melalui pendidikan yang diberikan oleh pendidik. Seorang pendidik merupakan tauladan terhadap peserta didiknya, oleh sebab itu untuk mencapai tujuan dari pembelajaran dimulai dari mempersiapkan diri sebagai pendidik yang memiliki kompetensi dalam memberikan ilmu pengetahuan terhadap peserta didiknya.

Page 3 of 4 | Total Record : 35