cover
Contact Name
Evy Yunihastuti
Contact Email
redaksi.jurnalpenyakitdalam@ui.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
redaksi.jurnalpenyakitdalam@ui.ac.id
Editorial Address
Departemen Ilmu Penyakit Dalam, FKUI/RSCM Jln Diponegoro No.71, Jakarta. 10430
Location
Kota depok,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Penyakit Dalam Indonesia
Published by Universitas Indonesia
ISSN : 24068969     EISSN : 25490621     DOI : https://doi.org/10.7454/
Core Subject : Health,
Jurnal Penyakit Dalam Indonesia contains the publication of scientific papers that can fulfill the purpose of publishing this journal, which is to disseminate original articles, case reports, evidence-based case reports, and literature reviews in the field of internal medicine for internal medicine and general practitioners throughout Indonesia. Articles should provide new information, attract interest and be able to broaden practitioners insights in the field of internal medicine, as well as provide alternative solutions to problems, diagnosis, therapy, and prevention.
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol. 2, No. 1" : 9 Documents clear
Profil Pasien Kaki Diabetes yang Menjalani Reamputasi di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Tahun 2008 -2012 Sitompul, Yohana; Budiman, Budiman; Soebardi, Suharko; Abdullah, Murdani
Jurnal Penyakit Dalam Indonesia Vol. 2, No. 1
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan. Prevalensi diabetes global diprediksi akan meningkat sebesar dua kali lipat pada tahun 2030 dari 2,8% menjadi 4,4% (berkisar 366 juta) dengan angka komplikasi kaki diabetes berkisar 10%. Ulkus diabetes dan amputasi ekstremitas bawah merupakan komplikasi diabetes yang akan meningkatkan mortalitas dan morbiditas Setelah lima tahun amputasi pertama, 28-51% pasien akan menjalani amputasi kedua. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui proporsi dan profil pasien yang mengalami reamputasi di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo tahun 2008-2012. Metode. Disain studi ini adalah potong lintang dengan 80 subjek pasien kaki diabetes yang dirawat di RSCM tahun 2008 sampai 2012. Dilakukan pencatatan data yang didapat dari rekam medik berupa data demografis (jenis kelamin, rerata usia, pendidikan, pekerjaan, pembiayaan) dan klinis (rerata lama diabetes, hipertensi, merokok, neuropati, Peripheral Artery Disease (PAD), anemia, komorbid dan gagal ginjal kronik). Hasil. Angka amputasi pada kaki diabetes dari tahun 2008-2012 sebanyak 128 subjek (20,3%) pasien dan dari 128 subjek terdapat 80 subjek yang statusnya lengkap dan yang menjalani reamputasi sebanyak 47 subjek (58,7%). Subjek yang menjalani reamputasi lebih sering pada perempuan sebanyak 25 orang (53,2%), dengan rerata usia 58,2 tahun, memiliki pendidikan SMA kebawah 97,8%, menggunakan biaya gakin (72,6%). Lama menderita DM rata-rata 7 tahun, kadar HbA1C ≥ 7% sebesar 46,8%, hipertensi pada 63,8% subyek, merokok sebanyak 14 orang (29,7%), neuropati sebanyak 41 orang (87,2%), PAD sebesar 27,6%,, anemia sebanyak 46 orang (97,8%), kadar albumin rerata 2,5 gr/dl dan terdapat 19 orang (40,45%) dengan eGFR(40,4%). Komorbid yang ada pada subjek yang menjalani reamputasi adalah pneumonia (34%), penyakit arteri koroner (21,2%), penyakit ginjal kronik (17%), stroke (10,6%), keganasan (8,6%) dan gagal jantung kongestif (8,6%) Simpulan. Proporsi reamputasi pada kaki diabetes di RSCM tahun 2008 – 2012 sebesar 58,7%. Angka reamputasi pada kaki diabetes lebih tinggi pada perempuan, usia lebih lanjut, pendidikan SMA kebawah, menggunakan biaya umum dan gakin, kadar HbA1C ≥ 7%, hipertensi, neuropati, PAD, anemia, kadar albumin rendah, dengan eGFRbanyak
Serokonversi Hepatitis C pada Pasien Hemodialisis di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Widhani, Alvina; Lydia, Aida; Gani, Rino A; Setiati, Siti
Jurnal Penyakit Dalam Indonesia Vol. 2, No. 1
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan. Pasien hemodialisis (HD) tergolong kelompok risiko tinggi terinfeksi virus hepatitis C. Penelitian mengenai serokonversi hepatitis C di RS Cipto Mangunkusumo belum pernah dilakukan. Agar transmisi hepatitis C dapat diturunkan, faktor risiko serokonversi hepatitis C penting diketahui. Penelitian ini bertujuan mengetahui proporsi dan faktor risiko serokonversi hepatitis C pada pasien yang menjalani HD di RS Cipto Mangunkusumo. Metode. Penelitian potong lintang terhadap pasien yang menjalani HD di RS Cipto Mangunkusumo pada bulan Juni-Juli 2011. Pemeriksaan anti-HCV menggunakan Roche Elecsys ECLIA, Analisis multivariat menggunakan regresi logistik. Hasil. Pada bulan Juni-Juli 2011 terdapat 135 pasien HD yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Serokonversi mencapai 21,5%. Analisis bivariat menunjukkan hubungan yang bermakna antara lama dialisis (p=0,003) dan jenis kelamin pria (OR 2,43; 95%CI 0,99-5,98; p=0,048) dengan serokonversi hepatitis C. Pasien yang menjalani dialisis >42 bulan (sebelum pemrosesan ulang dialiser menggunakan mesin) lebih banyak yang mengalami serokonversi dibandingkan pasien yang menjalani dialisis ≤42 bulan. Terdapat dua variabel yang marginally statistically significant yaitu HBsAg negatif (p=0,07) dan menggunakan dialiser proses ulang (p=0,07). Pada analisis multivariat, didapatkan jenis kelamin pria (OR 2,91; 95%CI 1,14-7,48; p=0,03) dan lama dialisis (OR 1,02; 95%CI 1-1,03; p=0,007) berhubungan dengan serokonversi hepatitis C. Simpulan. Serokonversi hepatitis C pada pasien yang menjalani HD di RS Cipto Mangunkusumo mencapai 21,5%. Terdapat hubungan signifikan antara jenis kelamin pria dan lama dialisis dengan serokonversi hepatititis C.
Perubahan Status Fungsi Hati, Status Nutrisi, Kadar 3-β-Hidroksi Butiran Darah, dan Keseimbangan Nitrogen pada Pasien Sirosis Hari yang Menjalankan Puasa Ramadhan Abubakar, Azzaki; Hasan, Irsan; Abdullah, Murdani; Shatri, Hamzah
Jurnal Penyakit Dalam Indonesia Vol. 2, No. 1
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan: Prevalensi sirosis cukup tinggi di Indonesia yang mayoritas populasinya adalah muslim. Pada saat menjalani puasa Ramadhan yang merupakan kewajiban umat muslim terjadi berbagai proses metabolik seperti penurunan glikokogenesis, peningkatan glukoneogenesis dan ketogenesis, dapat mempengaruhi keadaan klinis, nutrisi dan bokimiawi pasien sirosis hati yang juga mengalami proses hiperkatabolik. Penelitian tentang pengaruh puasa Ramadhan pada pasien sirosis hati di Indonesia belum pernah dilakukan. Berdasarkan kenyataan diatas perlu diteliti bagaimana perubahan terhadap status nutrisi, status fungsi hati, pembentukan badan keton dan keseimbangan nitrogen pada pasien sirosis hati yang menjalankan puasa Ramadhan. Metode: Penelitian ini merupakan studi pre dan post, yang menilai perubahan pada pasien sirosis hati yang berpuasa Ramadhan: saat Ramadhan dan pasca Ramadhan. Pada subjek penelitian dilakukan pengambilan data-data dasar, anamnesis dasar. Pada minggu ke 4 saat puasa Ramadhan dilakukan pengukuran antropometrik, yaitu timbang berat badan, indeks massa tubuh (IMT), ketebalan triceps skinfold (TSF), dan mid-upper arm circumference (MUAC). Pada subjek juga dilakukan pengambilan darah vena untuk pemeriksaan laboratorium dan pengukuran ekskresi nitrogen urin yang ditampung dalam 24 jam. Pada minggu ke empat pasca Ramadhan subyek dievaluasi kembali dengan prosedur yang sama seperti saat Ramadhan. Hasil: Rerata (SD) indeks massa tubuh saat puasa Ramadhan adalah 25,112 (4,05) kg/m2 dan pasca Ramadhan 25,25 (4,01) kg/m2 (p = 0,438). Didapatkan rerata (SD) midarm muscle circumference (MAMC) saat Ramadhan 25,77 (3,077) cm dan rerata (SD) pasca Ramadhan 25,96 (3,42) cm (p=0,228). Tidak ada perbedaan bermakna secara statistik antara kadar 3-β-hidroksi butiran darah saat puasa Ramadhan dan 4 minggu pasca Ramadhan. Rerata (SD) saat puasa Ramadhan 2,44 (2,93) gram/24 jam, sedangkan rerata (SD) keseimbangan nitrogen pasca Ramadhan 0,51 (3,16) gram/24 jam (p=0,037). Simpulan: Tidak ada perubahan status fungsi hati yang dinilai dengan Skor Child Pugh saat puasa Ramadhan dan pasca Ramadhan. Indeks massa tubuh dan ketebalan TSF membaik pasca Ramadhan. Tidak ada perbedaan kadar 3-β-hidroksi butirat darah saat puasa Ramadhan dan pasca Ramadhan. Terdapat keseimbangan nitrogen yang lebih positif saat puasa Ramadhan dibandingkan pasca Ramadhan.
Hubungan Albumin Serum Awal Perawatan dengan Perbaikan Klinis Infeksi Ulkus Kaki Diabetik di Rumah Sakit di Jakarta Kurniawan, Hendra Dwi; Yunir, Em; Nugroho, Pringgodigdo
Jurnal Penyakit Dalam Indonesia Vol. 2, No. 1
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Ulkus kaki diabetik terinfeksi merupakan kasus DM yang paling banyak dirawat di RS, berhubungan dengan morbiditas, mortalitas, biaya yang tinggi dan bersifat multifaktorial. Salah satu faktor yang berpengaruh adalah albumin. Belum ada penelitian yang secara langsung menghubungkan konsentrasi albumin serum awal perawatan dengan perbaikan klinis infeksi ulkus kaki diabetik. Belum ada batasan mengenai konsentrasi albumin yang dapat mempengaruhi perbaikan klinis infeksi ulkus kaki diabetik. Penelitian ini bertujuan Mendapatkan data mengenai konsentrasi albumin serum awal perawatan dan hubungannya dengan perbaikan klinis infeksi ulkus kaki diabetik. Metode: Penelitian dengan desain kohort prospektif terhadap 71 pasien diabetes dengan ulkus kaki terinfeksi yang dirawat inap di RSUPNCM, RSPADGS atau RSP pada kurun waktu April-Agustus 2014. Diagnosis dan klasifikasi ulkus kaki diabetik terinfeksi menggunakan kriteria IDSA. Data klinis dan albumin serum diambil dalam 24 jam pertama perawatan dan diikuti dalam 21 hari perawatan dengan terapi standar untuk dilihat perbaikan klinis infeksi ulkus kaki diabetik. Perbedaan rerata konsentrasi albumin antara subjek yang mengalami perbaikan klinis infeksi dan yang tidak, diuji dengan uji t tidak berpasangan dengan batas kemaknaan p
Hipoglikemia: Sindrom Paraneoplastik pada Karsinoma Hepatoselular Sutanto, Hari; Aswar, Andra; Soebijanto, N
Jurnal Penyakit Dalam Indonesia Vol. 2, No. 1
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Karsinoma hepatoselular (KHS) merupakan tumor ganas hati primer yang menempati urutan ketiga penyebab mortalitas akibat keganasan di seluruh dunia, karena acapkali terdiagnosis pada stadium lanjut. Tidak jarang manifestasi ekstrahepatik mucul pada KHS di antaranya hipoglikemia yang dapat muncul di akhir perjalanan penyakit ketika terjadi kegagalan fungsi hati; namun juga dapat muncul sebagai gejala awal sebelum ditemukan nodul pada hepar. Hipoglikemia dapat meningkatkan morbiditas, menurunkan kualitas hidup, dan menurunkan kesintasan. Pemahaman mengenai patogenesis, kewaspadaan serta diagnosis dini, dan penanganan yang tepat merupakan kunci tatalaksana utama.
Kolaborasi Tata Laksana dan Pengendalian Tuberkulosis dan Diabetes Melitus Ujainah, Anna
Jurnal Penyakit Dalam Indonesia Vol. 2, No. 1
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada akhir tahun 2014, diabetes mellitus (DM) diperkirakan menjadi kontributor 15% kasus tuberkulosis (TB) di dunia. Ancaman kesehatan akibat TB potensial meningkat seiring dengan peningkatan angka penyandang DM.
Faktor-faktor yang Berkorelasi dengan Status Nutrisi pada Pasien Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD) Yulianti, Mira; Suhardjono, Suhardjono; Kresnawan, Triyani; Harimurti, Kuntjoro
Jurnal Penyakit Dalam Indonesia Vol. 2, No. 1
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan: Perubahan status nutrisi dikaitkan dengan tingginya mortalitas pada kelompok pasien penyakit ginjal tahap akhir (PGTA). Berbagai penelitian menunjukkan tingginya prevalensi malnutrisi pada pasien dialisis kronik, namun hingga saat ini, penelitian lebih banyak dilakukan pada pasien yang menjalani hemodialisis. Dengan latar belakang berkembangnya CAPD di Indonesia, perlu diteliti faktor-faktor yang berkaitan dengan kesintasan pasien CAPD untuk menekan tingginya morbiditas dan mortalitas pada kelompok pasien tersebut, salah satunya adalah faktor nutrisi. Metode: Penelitian ini merupakan studi potong lintang pada kelompok pasien PGTA yang menjalani CAPD yang kontrol ke RSCM dan RS Satelit. Dilakukan pengumpulan data denga wawancara, pemeriksaan fisik, penjelasan mengenai metode pencatatan makanan dengan food record oleh dietisian dengan menggunakan alat bantu food model. Pada saat kontrol berikutnya pasien diminta untuk mengembalikan food record dan menjalani pemeriksaan darah (hsCRP dan AGD vena). Hasil: Sebanyak 33 (75%) subjek penelitian memiliki status nutrisi baik dan 11 (25%) pasien memiliki status nutrisi kurang. Pada analisis bivariat penelitian ini didapatkan korelasi (r=0,433 ; p=0,003) antara hsCRP dan status nutrisi. Simpulan: Faktor yang berkorelasi dengan status nutrisi pada pasien CAPD adalah inflamasi.
Determinan Diagnostik Klinis Defisiensi Vitamin D pada Wanita Berusia Lebih dari 50 Tahun Vera, Vera; Setiati, Siti; Govinda, Arya
Jurnal Penyakit Dalam Indonesia Vol. 2, No. 1
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan: Prevalensi deifisiensi vitamin D pada wanita 50 tahun ke atas di Indonesia cukup tinggi namun pemeriksaan kadar vitamin D serum sangat mahal. Oleh karena itu, diperlukan alat penyaring defisiensi vitamin D yang cukup ekonomis dan sederhana untuk dikerjakan di layanan kesehatan primer. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian diagnostik, menggunakan desain potong lintang (cross-sectional) sehubungan dengan pengambilan data hanya dilakukan sewaktu saja. Penelitian ini dilakukan di Kotamadia Bandung selama Agustus–Oktober 2012. Pada 240 subjek, dilakukan pengumpulan data berupa karakteristik responden, diabetes mellitus, penyakit ginjal kronik, riwayat jatuh, riwayat fraktur setelah menopause, nyeri tulang, skor paparan sinar matahari, skor proteksi sinar matahari, status gizi, kinerja fisik (5 timed chair-stands dan uji sikap tandem), status kesehatan (jumlah dan derajat berat penyakit kronis), kadar vitamin D serum. Untuk pengujian statistik hubungan antara dua variabel kualitatif dikotom dilakukan dengan uji Chi-square dilanjutkan dengan uji multivariat. Hasil: Penelitian ini menemukan hubungan yang bermakna secara statistik antara diabetes mellitus, skor proteksi matahari, kelemaan otot ekstremitas bawah dengan defiisensi vitamin D. Berdasarkan ketiga determinan tersebut, dapat dibuat sistem skoring yang dapat digunakan untuk menyaring kelompok wanita 50 tahun ke atas yang mempunyai probabilitas besar menderita defisiensi vitamin D. Simpulan: Determinan diagnostik defisiensi vitamin D berat yang ditemukan pada penelitian ini meliputi: adanya diabetes melitus, skor proteksi matahari, kelemahan otot tungkai bawah. Sistem skoring untuk menyaring defisiensi vitamin D berat pada wanita berusia 50 tahun ke atas dapat dibuat berdasarkan ketiga determinan tersebut di atas. Bobot untuk masing-masing determinan adalah: 1 untuk diabetes mellitus dan kelemahan otot tungkai bawah serta 2 untuk skor proteksi matahari. Bila penjumlahan dari skor ketiga komponen tersebut ³2, maka subjek tersebut diprediksi menderita defisiensi vitamin D berat.
Tatalaksana Terkini Perlemakan Hati Non Alkoholik Adiwinata, Randy; Kristanto, Andi; Christianty, Finna; Richard, Timoteus; Edbert, Daniel
Jurnal Penyakit Dalam Indonesia Vol. 2, No. 1
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perlemakan Hati Non Alkoholik (Non Alcoholic Fatty Liver Disease/NAFLD) merupakan salah satu penyebab utama dari penyakit hati kronis di negara berkembang. NAFLD dapat berkembang menjadi menjadi penyakit hati yang lebih berat seperti Non Alcoholic Steatohepatis (NASH), sirosis hepatis, dan karsinoma hati. Tatalaksana NAFLD terus berkembang, dan saat ini klinisi dihadapkan dengan berbagai pilihan alternatif baik dari segi nonfarmakoterapi maupun farmakoterapi. Tulisan ini akan membahas berbagai pilihan terapi NAFLD terkini tersebut berdasarkan bukti terbaru.

Page 1 of 1 | Total Record : 9