cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
jurnalfikom@yahoo.co.id
Editorial Address
Jalan Raya Kaligawe Km.4 Semarang 50112
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Ilmiah Komunikasi Makna
ISSN : 20872461     EISSN : 23374616     DOI : 10.30659/jikm
Core Subject : Education,
Jurnal Ilmiah Komunikasi Makna (E-ISSN: 2337-4616, P-ISSN 2087-2461) is a Scientific Journal published by the Department of Communication Science, Faculty of Language and Communication Science, Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA) Semarang. Jurnal Ilmiah Komunikasi Makna is intended to the national and international scholarly community. The aim of this journal is to publish high-quality articles dedicated to all aspects of the latest outstanding developments in the field of communication. Articles published are the results of research, bringing the new sights (scope) on Cultural Studies, Public Relations, and Media.
Articles 128 Documents
EKSISTENSI BURUH DALAM KOMUNIKASI BIPARTIT (Upaya Membangun Kemitraan Antara Buruh dan Pengusaha Secara Ideal di Kota Kretek) Muhammad Zakki Mubarok
Jurnal Ilmiah Komunikasi Makna Vol 6, No 2 (2016)
Publisher : Program Studi Ilmu Komunikasi FBIK Unissula

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jikm.6.2.127-139

Abstract

Hubungan industrial rentan memunculkan perselisihan, terutama antara pihak pengusaha dan buruh. Hal tersebut dikarenakan adanya perbedaan persepsi di antara kedua belah pihak. Sebelum perselisihan tersebut melabar, maka dibutuhkan komunikasi di tingkat internal perusahaan. Dalam perburuhan komunikasi tersebut biasa disebut dengan perundingan bipartit. Perundingan yang melibatkan pihak pengusaha, bisa manajemen atau yang mewakilinya, dengan pihak buruh, bisa serikat pekerja atau yang mewakilinya. Kudus sebagai kota industri, selama ini tidak terlihat adanya gejolak perselisihan dalam perburuhan yang mengarah kepada tindakan anarkis. Namun demikian bukan berarti lepas dari persilisihan sama sekali. Yang menjadi pertanyaan adalah apakah komunikasi bipartit dengan segala mekanismenya telah betul-betul dijalankan dalam dunia perburuhan di Kudus. Lantas sejauh manakah para buruh memahami peraturan dalam perundingan bipartit. Metode dalam penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi, bertujuan untuk memperoleh gambaran secara utuh mengenai permasalahan-permasalahan yang terjadi di antara pengusaha dan buruh. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa komunikasi di antara pengusaha dan buruh hampir tidak ada kendala kecuali faktor tingkat pendidikan buruh yang rendah. Hal tersebut kemudian dapat menimbulkan hambatan dalam memahami hubungan kondisional, cultural dan fungsional, meskipun sejatinya komunikasi berjalan lancar.Kata Kunci :  komunikasi, perundingan bipartit, hubungan industrial, perselisihan hubungan industrial
Digital Storytelling dan Social Listening : Tren Aktivitas Kehumasan Perguruan Tinggi dalam Pengelolaan Media Sosial Intan Putri Cahyani; Yuliani Widianingsih
Jurnal Ilmiah Komunikasi Makna Vol 8, No 1 (2020): Februari 2020
Publisher : Program Studi Ilmu Komunikasi FBIK Unissula

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jikm.v8i1.9292

Abstract

ABSTRAK Pengelolaan informasi publik yang aktif dan responsif menjadi indikator utama dalam perwujudan good governance yang terkait tata kelola komunikasi. Di era digital, media sosial menduduki posisi teratas menjadi layanan yang paling banyak diakses melalui internet sehingga dimanfaatkan oleh Perguruan Tinggi di Indonesia sebagai PR tools yang bisa dijangkau oleh berbagai stakeholder. Praktik Public Relations telah mengalami perubahan fundamental di era disrupsi sehingga peneliti tertarik untuk meneliti tentang tren pengelolaan kehumasan perguruan tinggi saat ini berupa digital storytelling dan social media listening. Tipe penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan netnografi dan memanfaatkan analytical tools yaitu Keyhole dan Social Blade. Objek penelitian difokuskan pada pengelolaan media sosial Perguruan Tinggi yang pernah mendapatkan penghargaan Anugerah Humas di kategori media sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktisi PR Perguruan Tinggi harus menyadari bahwa manusia memiliki kebutuhan untuk berkomunikasi dan terkoneksi antara satu dengan yang lain melalui cerita. Hadirnya berbagai platform di era digital membuat konten digital storytelling dapat dikemas dalam bentuk beragam seperti foto, video, audio, grafis. Sebagai kategori yang memperoleh engagement tinggi dibandingkan kategori lainnya. Perguruan Tinggi memiliki banyak potensi cerita yang dapat dibangun sekaligus dipertukarkan. Dengan kata lain, Perguruan Tinggi memiliki beragam“earning content” dari praktik Digital storytelling yang dilakukan oleh para audiensnya. Social listening yang setara dengan mendengarkan aktif secara online, memungkinkan Humas Perguruan Tinggi untuk lebih dekat dalam memahami apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan audiens. Hasil dari Social Listening ini lebih lanjut dapat dimanfaatkan PR untuk dasar melakukan Digital storytelling dalam bermedia sosial. Berinvestasi dengan social media analytical tools bisa menjadi langkah strategis bagi Humas dalam supporting system untuk melaksanakan proses PR dan mencapai tujuan utama yaitu membangun dan memelihara reputasi.  
THE TENSION BETWEEN LAW AND POLICY IN IRAQ WAR Abdul Rohman
Jurnal Ilmiah Komunikasi Makna Vol 2, No 1 (2011): Jurnal Ilmiah Komunikasi MAKNA Vol. 2 no. 1, Pebruari 2011
Publisher : Program Studi Ilmu Komunikasi FBIK Unissula

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jikm.2.1.9-12

Abstract

Pertarungan antara kepentingan hukum dan politik dalam perang melawan terror sangat komplek dan ambigu. Dalam perang Irak tarik menarik kepentingan antara Resolusi PBB dan kepentingan politik sangat menarik untuk dicermati. Pada kajian ini pertarungan kepentingan antara penggunaan kekuasaan militer dan konstitusi, Resolusi PBB, U.N. Charter dan War Power Act of 1973 menjadi sangat kentara dalam perang Irak.
IKLAN ANAK PRODUK MAKANAN DAN MINUMAN DI TELEVISI DAN ETIKA MEDIA DALAM PERSPEKTIF KEARIFAN LOKAL Dian Marhaeni K.
Jurnal Ilmiah Komunikasi Makna Vol 3, No 1 (2012): Jurnal Ilmiah Komunikasi Vol. 3 No. 1, Februari – Juli 2012
Publisher : Program Studi Ilmu Komunikasi FBIK Unissula

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jikm.3.1.63-75

Abstract

Children advertising analysis of foods and beverage products in television in the reasearch to penetrated by media ethics and local wisdom. Theoretical framework used is media ethics theory. By using descriptive qualitative paradigm. The study of media texts will be done by frame of references of Jaksa dan Pritchard with fairness, accuracy and objectivity as media ethics theory. The second focus of analysis used by local wisdom of Javanese culture. The results showed that the theme of children advertising in television had not presented ethics media and local wisdom based Javanese culture wisdom. Children advertising of food and beverage to encourage instant foods.
Ruang Publik Alternatif dalam Cyber Space Filosa Gita Sukmono
Jurnal Ilmiah Komunikasi Makna Vol 2, No 2 (2012): Jurnal Komunikasi Makna Vol. 2 No. 2 Agustus 2011 - Januari 2012
Publisher : Program Studi Ilmu Komunikasi FBIK Unissula

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jikm.2.2.132-139

Abstract

Permasalahan ini menarik untuk diamati karena dalam pembahasannya nanti mencoba melihat salah satu fasilitas dari cyber space yaitu weblog, sebagai bentuk ruang publik alternatif yang menawarkan freedom of spech and freedom of interacsion melalui tulisan-tulisan yang terdapat di dalamnya. Meskipun pada akhirnya online citizen journalism dalam bentuk weblog sebagai sebuah ruang publik baru ini banyak kekurangannya, seperti tidak semua masyarakat atau warga negara yang bisa mengakses ruang ini, serta kesannya yang eksklusif karena hanya bisa diakses oleh penjelajah dunia maya. Tetapi minimal online citizen journalism, misalnya dalam bentuk weblog telah menawarkan sebuah ruang yang bebas dari intervensi pihak manapun, sehingga warga negara disana merasakan iklim demokrasi dan kebebasan berkomunikasi.Kata Kunci : Ruang Publik, Weblog dan Online Citizen Journalism 
IDENTITAS DIRI REMAJA MELALUI STATUS SOSIAL FACEBOOK Muna Madrah; Made Dwi Adnjani
Jurnal Ilmiah Komunikasi Makna Vol 4, No 2 (2014): Volume 4 No. 2
Publisher : Program Studi Ilmu Komunikasi FBIK Unissula

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jikm.4.2.181-198

Abstract

Dunia cyber menjadi dunia baru layaknya dalam kehidupan nyata menawarkan hal-hal yang bisa dilakukan pada dunia nyata. Mulai dari chatting, conference, berbelanja sampai mencari jodoh bisa dilakukan di dunia maya ini, bahkan kuliah saat ini bisa dilakukan melalui dunia maya ini. Hanya dengan “click” kita diajak untuk memasuki “ruang” dimana kita bisa mencari apa saja yang kita inginkan, tanpa dibatasi oleh jarak dan waktu yang di sebut oleh Mc Luhan sebagai “Global Village”. Dari berbagai fenomena tersebut di atas, maka menjadi penting untuk meneliti mengenai konstruksi sosial media dan bagaimana identitas diri remaja yang dimunculkan melalui status media sosial facebook. Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat kualitatif dengan menggunakan pendekatan grounded untuk memahami bagaimana remaja mengkonstruksi identitas dirinya melalui statusstatus yang diunggah pada situs sosial media facebook. Penelitian ini difokuskan pada remaja usia 14 –18 tahun karena pada usia ini mereka lebih sering melakukan update status setiap hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perangkat facebook memungkinkan setiap pengguna dan atau pemilik akun di facebook disediakan form atau borang untuk menuliskan profil diri mereka seperti nama, nama kecil, tempat tanggal lahir, pendidikan, hobi, sampai pada kutipan yang disenangi olehnya. Fasilitas facebook tersebut memungkinkan seseorang mengkonstruk dirinya melalui perantaraan teks baik itu dalam pengertian kumpulan kata maupun gambar yang pada akhirnya memberikan kepingan-kepingan gambar bagaimana subyek pemilik akun facebook itu. Implikasi dari penelitian ini adalah Karena identitas diri remaja di facebook cenderung membebaskan dirinya dari pemahaman kesejarahan tentang identitas yang selama ini berlaku di dunia nyata, maka orang tua juga perlu untuk lebih memahami teknologi sehingga memungkinkan untuk melakukan pendampingan dan pemantauan terhadap konstruksi identitas yang dibentuk anak-anaknya.Kata kunci : Konstruksi Sosial, Identitas Diri, Media Sosial
KARAKTERISTIK PRESS RELEASE PRAKTISI PUBLIC RELATIONS HOTEL DI YOGYAKARTA Margaretha Sonya; Nobertus Ribut Santoso
Jurnal Ilmiah Komunikasi Makna Vol 6, No 1 (2015)
Publisher : Program Studi Ilmu Komunikasi FBIK Unissula

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jikm.6.1.60-70

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik press release praktisi public relations hotel di Yogyakarta. Seiring perkembangan IPTEK, industri perhotelan dituntut untuk terus berlomba agar dapat selalu memberikan citra yang positif di mata publiknya melalui aktivitas publisitas. Salah satu aktivitas publisitas yang dimiliki praktisi public relations adalah press release. Maka, baik antara hotel bintang empat dan lima tentu memperlihatkan adanya perbedaan dan persamaan yang dapat menimbulkan adanya karakteristik press release. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analisis isi kuantitatif dengan menganalisis 28 press release yang telah dituliskan oleh praktisi hotel bintang empat (Hotel Grand Quality dan Hotel Sahid Rich) dan lima (Hotel Melia Purosani dan Hotel Eastparc) selama periode November 2015 sampai April 2016 yang dianalisis menggunakan distribusi frekuensi dan tabulasi silang dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian ini menunjukan adanya karakteristik dengan menghasilkan perbedaan dan persamaan pada press release antara hotel bintang empat dan lima.Kata kunci: Karakteristik, press release, public relations, hotel
Model Peningkatan Pemahaman Literasi Media Sosial di Kabupaten Sleman Popi Andiyansari
Jurnal Ilmiah Komunikasi Makna Vol 7, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : Program Studi Ilmu Komunikasi FBIK Unissula

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jikm.7.2.64-78

Abstract

Social media is currenly one of the most used communication media by the community. The number of users of social media is not balanced with an understanding of ethics, danger, and how to counter information wisey. The ITE Law has been implemented since 2012 but does not increase the understanding and limits of users in social media. This study aims to improve public understanding of social media literacy and be able to control potentially unlawful interactions. The research method uses a quantitative approach by measuring the level of understanding of media literacy done twice, namely at the beginning of the study and the end of the study. This research is combine with treatment in the form of : socialization an practical guidance on ethics on social media. The result of this study are in the form of signifivantly increasing understanding of media literacy. The result were also obtained, the respondents did not understand the ethics and laws governing the use of social media.
PEREMPUAN DALAM KONSTRUKSI PEMBERITAAN BENCANA Diah Wulandari
Jurnal Ilmiah Komunikasi Makna Vol 1, No 1 (2010): Jurnal Ilmiah Komunikasi Makna
Publisher : Program Studi Ilmu Komunikasi FBIK Unissula

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jikm.1.1.%p

Abstract

Mass media is one of the agents of socialization are very influential in constructing and reconstructing gender roles. Media not only select the events and determine the source of news, but also plays a role in defining the actors and events. Through the language used, the media can say that the issue of rehabilitation and reconstruction is more important than women's issues that require cooking or sanitary equipment (for example). The media also prefer men to be a disaster news sources than women. Therefore, the media needs to have a sense of gender (gender sensitivity), but it has a sufficient understanding of the disaster. That, in the event of disaster is not just about statistics (total area affected, number of losses, the number of victims, etc.), but the media should be able to see further than that.
KOMODIFIKASI KEMISKINAN OLEH MEDIA TELEVISI As’ad Musthofa
Jurnal Ilmiah Komunikasi Makna Vol 3, No 1 (2012): Jurnal Ilmiah Komunikasi Vol. 3 No. 1, Februari – Juli 2012
Publisher : Program Studi Ilmu Komunikasi FBIK Unissula

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jikm.3.1.1-14

Abstract

The presence of his television special mass media in Indonesia has become an important part in the social life of our society. Television with a wide range of events that the screening had been able to attract viewers. Television not only as a product of the technology per se, but has been transformed into an instrument that enables the widespread distribution of values. We brought in, and often consider the reality of the media as a reality that happens in real life as it represents, as well as reality show. When a reality show with the theme of poverty worked and produced by a production house and television stations, then there is the practice of commodification of poverty. Media have economic interests behind the phenomenon of the proliferation of poverty-themed reality show. How can poverty be a lucrative commodity for the television media industry. Intelligently production house had transformed the lives of people living with poverty being a part of their business, so that anything can be turned into a commodity worth watching alias experience for the commodification and commercialized.Poverty used as a commodity exaggerated or manipulated, added to certain engineering that plot became more melancholy and dramatic so as to public attention. The goal is to get a high rating from the television audience. High rating is commonly embedded in the program, so that the production can keep costs as low as possible and gain as high. The reason for producing program-themed reality show poverty no matter how great the program is able to attract advertisers to advertise their products on the sidelines of the event display. So the production house income benefit greatly from these ads. Thus, we know how a poverty commercialized for the benefit of the television media industry

Page 7 of 13 | Total Record : 128