cover
Contact Name
Juliandry
Contact Email
juliandry.junaidi@gmail.com
Phone
+6285374719647
Journal Mail Official
juliandry.junaidi@gmail.com
Editorial Address
Laboratorium Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas PGRI Sumatera Barat, Kampus, Jalan Gunung Pangilun. Padang
Location
Kota padang,
Sumatera barat
INDONESIA
Jurnal Bakaba : Jurnal Sejarah, Kebudayaan dan Kependidikan
ISSN : 20886808     EISSN : 25979450     DOI : https://doi.org/10.22202/bakaba
Bakaba : Jurnal Sejarah, Kebudayaan dan Kependidika includes articles on the results of research and scientific work with the scope of History,Culture and Education
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 9, No 1 (2021)" : 5 Documents clear
Nilai Kearifan Lokal Dalam Pemberdayaan Perempuan Pada Songket Pandai Sikek Trina Febriani; Wibi Wijaya; Felia Siska
Bakaba Vol 9, No 1 (2021)
Publisher : Laboratorium Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas PGRI Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (960.163 KB) | DOI: 10.22202/bakaba.2021.v9i1.5865

Abstract

This study discusses the value of local wisdom in women's empowerment in Songket Pandai Sikek. Songket woven fabric craftsmen who still use the traditional method have decreased significantly, because there are non-machine looms or ATBMs that can produce songket for a maximum of 4 days, which previously took 40 days, while the purpose of this research is to describe the value of local wisdom. in Women's Empowerment in Songket clever Sikek in Jorong Tanjuang Nagari Pandai Sikek District X Koto Tanah Datar. The theory used is the theory of rational choice by James S. Coleman. Then the research method used a qualitative approach with descriptive type, the informants consisted of 27 people who were determined by purposive sampling. The types of data are primary and secondary data. Data were collected through observation, interviews and document research. Data analysis uses the Miles and Huberman model, namely data collection, data reduction, data presentation and conclusions. The results of this study indicate that local wisdom can be seen from the first: the motifs used in the clever sikek songket weaving process using the theme of the surrounding nature, second: The ability of the craftsmen to be open to various changes is one way to develop the art of Pandai Sikek weaving.
Kerjasama Indonesia dan Malaysia dalam Mengembangkan Pariwisata di Kabupaten Sambas Kalimantan Barat Titik Ummaroh
Bakaba Vol 9, No 1 (2021)
Publisher : Laboratorium Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas PGRI Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (959.277 KB) | DOI: 10.22202/bakaba.2021.v9i1.4502

Abstract

 Kerjasama antar negara didunia juga sangat diperlukan bahkan dapat menjadikan suatu negara semakin lebih baik. Hubungan Internasional antar negara bukan hanya tentang mengenai peredaman konflik. Dalam bidang sosial ekonomi misalnya yang menjadikan banyak negara menjalin kerjasama, salah satunya seperti Indonesia dengan Malaysia. Kabupaten Sambas merupakan suatu tempat yang berada di Provinsi Kalimantan Barat. Karena letak Provinsi Kalimantan Barat dengan Malaysia bagian timur yang cukup dekat maka diharapkan adanya kerjasama dapat lakukan. Indonesia dengan beragam budaya seperti halnya dalam hal pariwisata ,kerjasama yang dibahas meliputi perkembangan wilayah pariwisata serta strategi agar banyaknya turis asing agar singgah di pariwisata Sambas. Serta dengan budaya yang berbeda antara Indonesia dengan Malaysia tentunya dapat menambah ide baru dalam mengembangkan potensi kawasan wisata di Kabupaten Sambas.Kata kunci : Pariwisata, Sosial Ekonomi, Kerjasama Indonesia dan Malaysia
Nagari Adat di Minangkabau Dalam Tinjuan Sejarah Refni Yulia; Livia Ersi
Bakaba Vol 9, No 1 (2021)
Publisher : Laboratorium Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas PGRI Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1001.076 KB) | DOI: 10.22202/bakaba.2021.v9i1.5866

Abstract

Nagari Adat in Minangkabau are autonomous nagari and part of the lowest nagari governance system in West Sumatra. The naming of adat nagari in West Sumatra is more for the sake of tourism, so that some nagari that have tourism potential were developed into adat nagari and promoted on a district and provincial basis. So that the first 4 traditional villages were chosen, namely, the Indudur angari, the Seribu Gadang Nagari, Pariyangan Nagari, and Jawi-Jawi villages. The four nagari have become national tourist destinations and have been visited by domestic and foreign tourists and were recorded in the tourist calendar in West Sumatra. The development of adat nagari ultimately spurred other nagari to develop their potential in their adat and tourism.
Masalah Moro: Sebuah Kajian Perkembangan Kasus Konflik Internal Moro Hingga Kancah Internasional (1946-2019) Nuril Ayni
Bakaba Vol 9, No 1 (2021)
Publisher : Laboratorium Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas PGRI Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1042.726 KB) | DOI: 10.22202/bakaba.2021.v9i1.4509

Abstract

Kasus terorisme dan separatisme sering muncul di beberapa tahun belakangan ini. Hal tersebut karena adanya ketidakpuasan suatu kelompok terhadap ketentuan yang telah diputuskan oleh pemerintah. Sejarah mencatat salah satu negara dengan konflik internal terpanjang yaitu Filipina. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa konflik yang terjadi di moro Filipina dan perkembangannya hingga dimasa sekarang ini. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan sumber kualitatif dari urnal, buku dan juga berita. Di lihat dari sejarah, Masyarakat moro merupakan Muslim Filipina yang mendiami filipina bagian selatan. Terdapat konflik tak terselesaiakan pada daerah ini. Faktor awal penyebabnya yaitu kebijakan pemerintah yang memaksa supaya daerah yang dihuni masyarakat muslim ini meneruskan kebijakan masa kolonial. Seperti yang sudah diketahui kebijakan masa kolonial sangat diskriminatif terhadap kaum muslim. Bahkan setelah kemerdekaan Filipina, masyarakat Moro tidak merasakan kemerdekaan itu. Kemiskinan melanda daerah tersebut begitu pula pendidikan yang sangat minim. Namun dari pendidikan yang minim tersebut ternyata mampu melahirkan tokoh intelektual yang akhirnya membuat sebuah kelompok pemberontak yang bertujuan untuk memisahkan diri dari negara filipina atau gerakan sparatisme. Pemberontakan tersebut terus berlangsung dan melahirkan golongan-golongan kelompok islam lainnya. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah filipina agar dapat berdamai dengan muslim moro. Bahkan dalam kasus terbarunya banyak dari muslim moro yang tergabung dalam ISIS. Pemeintah filipina telah melakukan banyak hubungan diplomasi untuk dapat membantunya dalam menangani konflik internal tersebut. Perkembangan konflik yang panjang tersebut baru terartasi baru-baru ini melalui di tandatanginnya referendum yang akhirnya bisa menguntungkan masyarakat Mindanao untuk dapat mengelola daerah otonominya sendiri.
Petilasan Prabu Brawijaya V di Alas Ketonggo Srigati Ngawi Dian Rahma Nur Afifah
Bakaba Vol 9, No 1 (2021)
Publisher : Laboratorium Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas PGRI Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1055.393 KB) | DOI: 10.22202/bakaba.2021.v9i1.4516

Abstract

Pengaruh mitos Alas Ketonggo Srigati, terhadap masyarakat antara lain : membentuk watak, kepercayaan,dan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk memasuki tempat tersebut juga harus sopan,tidak boleh berkata jorok, jika ingin mengunjungi tempat tersebut harus izin terlebih dahulu untuk mengindari hal-hal yang tidak diinginkan. Bukan hanya itu, Prabu Brawijaya V juga sempat meninggalkan baju kebesarannya ditempat itu. Hal itu, ia lakukan sebelum berangkat ke Gunung Lawu untuk Bertapa. Beberapa pengunjung yang menyukai hal mistis juga sempat melakukan komunikasi dengan makhluk halus atau penunggu Alas Ketonggo Srigati tersebut bahkan juga ada yang sudah melihat wujud mereka. Di Alas Ketonggo Srigati ini dipercaya juga oleh masyarakat sebagai tempat Bung Karno (Presiden RI Pertama) mengasingkan diri untuk berdoa. Pada hari-hari tertentu, situs Bung Karno itu menjadi salah satu jujukan bagi peziarah yang datang. Situs tersebut awalnya hanya berbentu sebuah batu. Karena sering dikunjungi peziarah,warga setempat selanjutnya membangun semacam pendopo yang dipergunakan untuk berkumpul bagi peziarah yang datang. Biasanya pada bulan suro diadakan semacam upacara dari keratin solo. Hingga saat ini masih simpang siur karena tidak ada saksi yang melihat Bung Karno berdoa diarea Srigati tersebut. Pesanggrahan Bung Karno terlihat lebih sederhana. Karena hanya ada lima tonggak yang menompang bilik kecil beratap asbes tanpa dilengkapi dinding, dan ditengahnya ada beberapa batu. Yang pasti di area hutan ini memang memiliki banyak situs atau peninggalan yang menjadi tujuan para peziarah untuk sekedar berdoa.

Page 1 of 1 | Total Record : 5