cover
Contact Name
SYAMSUL BAKHRI
Contact Email
religia@uingusdur.ac.id
Phone
+62285-412575
Journal Mail Official
religia@uingusdur.ac.id
Editorial Address
Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah, UIN K.H.Abdurrahman Wahid Pekalongan Jl. Pahlawan, Rowolaku, Kec. Kajen, Pekalongan, Jawa Tengah, Indonesia. PO.BOX 51161, Telp. (0285) 412575 | Fax. 423418
Location
Kota pekalongan,
Jawa tengah
INDONESIA
Religia : Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman
ISSN : 14111632     EISSN : 25275992     DOI : https://doi.org/10.28918/religia.v23i1
Religia Jurnal Ilmu Ilmu KeIslaman focuses on Islamic studies particularly Living Quran and Hadith. The word Living addresses the implementation of Quran and Hadith in social life. It relates to particular reference to Indonesian culture, diversity, history, philosophy, sociology, and anthropology, Sufism, and ideology. Topics addressed within the journal include but are not limited to Contemporary and Interdisciplinary Quran and Hadith Studies, Thematic Exegesis, Comparative Exegesis, Quranic and Hadith Studies, Methodology and Hermeneutics, Manuscripts and Textual Criticism on the Qur’an and Hadith.
Articles 169 Documents
PANDANGAN ORIENTALIS TERHADAP AL-QUR’AN (“Teori Pengaruh” Al-Qur’an Theodor Nöldeke) Kurdi Kurdi
Religia Vol 14 No 2: Oktober 2011
Publisher : UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28918/religia.v14i2.89

Abstract

Sebagian besar kaum orientalis meyakini bahwa al-Qur’an adalah kitab suci yang dipengaruhi tradisi agamaYahudi dan Kristen. Keterpengaruhan itu meliputi: ajarankeimanan,hukum-moral, dan kisah-kisah para nabi. Tulisanini mengkaji pandangan Theodor Nöldeke, seorang orientalisberkebangsaan Jerman. Nöldeke berpendapat bahwa al-Qur’anadalah kitab suci yang banyak dipengaruhi agama Yahudi danbeberapa dari unsur agama Kristen. Melalui Bible sebagaitolok ukurnya, Nöldeke juga memandang bahwa beberapanama diri, term agama, dan kisah-kisah nabi terdahulu yangdijiplak Muhammad dalam al-Qur’an telah dipahami secarakeliru.
HERMENEUTIKA GADAMER DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMAHAMAN KONTEMPORER AL-QUR’AN Rasyidah Rasyidah
Religia Vol 14 No 2: Oktober 2011
Publisher : UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28918/religia.v14i2.90

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji bagaimanapemikiran hermeneutika Gadamer dan implikasinya terhadappembacaan kontemporer al-Qur’an. Kajian hermeneutiknyaterkait dengan pertanyaan kunci tentang pemahaman teks,yaitu apa dan bagaimana sebenarnya pemahaman tersebut?Dengan ini Gadamer telah mengalihkan corak hermeneutikadari tataran epistemologis –seputar metode- menjadi ontologis.Jejak hermeneutika sebenarnya menunjukkan bahwa sejakSchleiermacher hermeneutika terus berkembang denganberagam variannya, enerobos pemikiran Islam kontemporer dansemakin mendapat celah diantara resistensi sakralitas terhadapteks- teks keagamaan. Corak Gadamer merupakan salah satuyang mempengaruhi pemikiran Islam kontemporer tersebut.Diantara idenya yang mengimplikasi adalah : pertama, terkaitkonsep “kata batin” yang memperkuat diskursus tentang al-Qur’an sebagai mushaf dan al-Qur’an sebagai firman Allah,kedua terkait konsep “makna eksistensial” yang menimbulkankritik internal Islam terhadap sikap sakralitas berlebihanterhadap teks- teks keagamaan, dan yang ketiga terkait “sejarahefektif” yang menimbulkan pemikiran seputar relatifitaspenafsiran al-Qur’an.
PERKEMBANGAN STUDI HADITS KONTEMPORER Arif Chasanul Muna
Religia Vol 14 No 2: Oktober 2011
Publisher : UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28918/religia.v14i2.91

Abstract

Studi hadits selalu mengalami perkembangan danpengembangan yang dinamis dalam setiap fase sejarahnya,sesuai dengan tuntunan dan tantangan zamannya. Tulisan inimencoba memotret dan mendeskripsikan perkembangan studihadits satu abad terakhir di dunia Islam. Dengan pendekatanhistoris-deskriptif, tulisan ini akan memetakan karakter dankecenderungan mutakhir studi hadits di dunia Islam. Ada empatkecenderungan kajian hadits yang dideskripsikan pada tulisanini, yaitu pertama studi manuskrip kitab-kitab hadits; keduastudi polemik seputar hadits; ketiga studi kemukjizatan ilmiahdan kemukjizatan futuristik dalam hadits dan keempatpengembangan kajian takhrij hadits.
AGAMA DAN PSIKOANALISA SIGMUND FREUD Maghfur Ahmad
Religia Vol 14 No 2: Oktober 2011
Publisher : UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28918/religia.v14i2.92

Abstract

Sigmund Freud mengkonstruksi teori agamasecara berbeda dari aliran psikologi behavioristik danhumanistik. Freud mengkaji persoalan kepribadian danagama seseorang dari perspektif psikoanalisa. MenurutFreud, kepribadian manusia dibangun melalui tiga sistem:id, ego, superego. Ketiga sistem itu, berada dalam tigastruktur kepribadian, yaitu alam sadar, alam pra-sadar, danalam tak sadar. Menurut Freud, bagian terbesar dari jiwamanusia berada dalam alam ketidaksadaran, bukan alamsadar. Dan perilaku manusia dikendalikan oleh alam bawahsadar; seperti insting, hasrat, dan libido. Melalui tesis ini,teori agama diproduksi dan dikembangkan sedemikianrupa. Agama bagi Freud adalah dorongan libido yangmuncul dari alam ketidaksadaran tersebut. Sebab itu, Freudpunya keyakinan bahwa agama tidak akan dapat mampuberbicara banyak dalam kehidupan, karena agama adalahsikap kegilaan yang infantil. Freud merekomendasikan agarmanusia meninggalkan agama. Makalah ini secara detailakan mengkaji teori tersebut serta bagaimana Freudmembangun argumentasinya.
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA INSANI (SDI) INSTITUSI BERBASIS SYARI’AH PERSPEKTIF VIRTUAL CAPITAL Kuat Ismanto
Religia Vol 14 No 2: Oktober 2011
Publisher : UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28918/religia.v14i2.93

Abstract

Lembaga-lembaga ekonomi berbasis syari’ah diIndonesia masih memerlukan perbaikan terus-menerussehingga secara maksimal sesuai (compatible) dengan ajaranIslam, terutama terkait dengan Sumber Daya Insani-nya (SDI).Salah satu instrumen yang bisa dikembangkan untukmeningkatkan kualitas SDI-nya adalah membuka danmenerima perkembangan ilmu dan teknologi modern, sepertikonsep virtual capital dalam disiplin ilmu manajemen modern.Virtual capital adalah modal maya perusahaan yang tidakdidasarkan pada modal fisik, semisal Sumber Daya Alam(SDA). Pada saat ini, virtual capital dirujuk sebagai faktorpenyebab kesuksesan yang penting dan karenanya diperlukanpengelolaan yang baik. Wujud virtual capital dalampengelolaan institusi berbasis syariah adalah intellectualcapital, social capital, dan moral capital. Intellectual capitalterkait dengan pengetahuan dan pengalaman manusia terhadapteknologi yang digunakan. Social capital diartikan sebagaijaringan kerjasama yang didasarkan pada rasa saling percaya(trust). Social capital dalam perspektif Islam dikembangkanmelalui jalinan ‘Ukhuwah Islamiyyah’, dan berfungsimengembangkan institusi dalam pemahamannya terhadapjaringan sosial umat Islam. Moral capital adalah modal yangdimiliki SDI institusi syariah yang didasarkan pada ‘ahlak’,yang berwujud prinsip dan etika bisnis (muamalah) dalamIslam.
EXPLORING METHODOLOGICAL ASPECTS OF LINGUISTIC IN THE QURAN AND ITS TAFSIR Ferry Muhammadsyah Siregar
Religia Vol 15 No 1: April 2012
Publisher : UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28918/religia.v15i1.119

Abstract

Tulisan ini menelaah makna bahasa dan teks yang digunakan dalam Al-Qur’an. Dalam mengajarkan Islam, pada dasarnya berdasarkan dua sumber fundamental, yaitu Al-Qur’an dan tradisi Nabi. Bagi muslim, Al-Qur’an adalah Wahyu Ilahi. Al-Qur’an merupakan perkataan dari Tuhan dan kehadiran Ilahi pada ruang dan waktu sejarah. Melalui penyelidikan terhadap interpretasi sejarah berdasarkan aspek linguistik dalam Al-Qur’an, sebuah usaha dilakukan untuk meningkatkan definisi yang jelas mengenai tafsir dan bagaimana Al-Qur’an itu diinterpretasikan dalam sejarah Islam. Berdasarkan pada contoh-contoh tersebut, tulisan ini membahas tentang pendefinisian kembali tafsir dilihat dari bentuk khusus yang berhubungan dengan interpretasi Sarjana Muslim sebagai penterjemah dan aturan mendefinisikan karakteristik budaya berdasarkan tafsir dan termasuk penekanan dalam memahami aspek linguistik dan kemanusiaan, serta tahapan interpretasi yang harus dilakukan. Tulisan ini juga bertujuan untuk mendiskusikan metode interpretif dan hubungan dialektika terhadap teks Al-Qur’an dan konteks linguistik Al-Qur’an
ISRA’ MI’RAJ SEBAGAI MUKJIZAT AKAL (Upaya Memahami Qs. Al-Isra’ ayat 1) Misbakhudin Misbakhudin
Religia Vol 15 No 1: April 2012
Publisher : UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28918/religia.v15i1.120

Abstract

Peristiwa isra’ mi’raj memuncu*lkan banyak teka-teki dari para ulama dan ilmuwan, banyak pula menimbulkan keraguan di kalangan umat Islam sendiri mengenai kevalidannya. Pertanyaan berkisar apakah fisiknya dan ruh (kesadaran) Muhammad SAW sebagai sebuah kesatuan ataukah hanya ruhnya saja yang ‘diperjalan’kan oleh Allah SWT. Kecepatan cahaya yang dinyatakan sebagai kecepatan tertinggi dalam science ternyata tidak cukup untuk dapat melakukan perjalanan sejauh itu dalam waktu yang sangat singkat. Tulisan ini barangkali merupakan sebuah informasi yang mengarah kepada petunjuk baru, meskipun kebenarannya belum dapat dipastikan secara baik, namun paling tidak sedikit menguak tabir isra’ mi’raj. Menggunakan teori the zero Kelvin (nol mutlak) untuk mentakwilkan surat al-Isra’ ayat 1.
MUHAMMAD SEORANG PENUTUR YANG SANTUN (Sebuah Telaah Pragmatik) Muhamad Jaeni
Religia Vol 15 No 1: April 2012
Publisher : UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28918/religia.v15i1.121

Abstract

Muhammad, sebagai orang Arab dan juga manusia utusan Allah tidak lepas dari kapasitanya dia sebagai seorang penutur. Kemampuan bahasa beliau sudah tidak diragukan lagi. Beliau adalah seorang penyampai ajaran-ajaran Allah. Beliau sangat memperhatikan kepada pentingnya penguasaan bahasa yang fashih. Perkataannya selalu penuh kesantunan. Sejak kecil, Nabi sendiri sudah rajin berlatih untuk berbahasa dengan fashih. Beliau termasuk orang yang paling baik dalam berbahasa dibandingkan anak-anak di usianya. Oleh karena itu, Rasulullah pernah berkata; “Ana afshohul ‘Arab Baida annii min Quraisy wa nasya’tu  fi bani sa’di ibni Bakr”. Beliau selalu menggunakan sedikit kata, tetapi sarat  makna. Tuturannya penuh kesiapan dan tidak bersifat spontan dan selalu mengedepankan keindahan dan kasih sayang. Dalam kajian pragmatik terdapat prinsip-prinsip kesantunan, yakni maksim kebijaksanaan, maksim kemurahan, maksim penerimaan, maksim kerendahan hati, maksim kecocokan, dan maksim kesimpatian. Pertuturan Rasulullah senantiasa tidak lepas dari prinsip-prinsip kesantunan tersebut
DAKWAH DAN DIALEKTIKA AKULTURASI BUDAYA Muhammad Harfin Zuhdi
Religia Vol 15 No 1: April 2012
Publisher : UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28918/religia.v15i1.122

Abstract

Dakwah para penyebar Islam awal ke Nusantara telah menunjukkan akomodasi yang kuat terhadap tradisi lokal  masyarakat setempat. Sehingga Islam datang bukan sebagai ancaman, melainkan sahabat yang memainkan peran penting dalam transformasi kebudayaan. Hal ini menunjukkan bahwa karakter Islam Indonesia yang berdialog dengan tradisi masyarakat sesungguhnya dibawa oleh para mubaligh India dalam penyebaran Islam awal di Indonesia yang bersikap akomodatif terhadap tradisi masyarakat atau kultur masyarakat setempat ketimbang mubaligh Arab yang puritan untuk memberantas praktik-praktik lokal masyarakat. Karakter Islam yang dibawa orang-orang India inilah yang diteruskan Walisongo dalam dakwahnya di Jawa. Proses dialog Islam dengan tradisi masyarakat diwujudkan dalam mekanisme proses kultural dalam menghadapi negosiasi lokal. Perpaduan antara Islam dengan tradisi masyarakat ini adalah sebuah kekayaan tafsir lokal agar Islam tidak tampil hampa terhadap realitas yang sesungguhnya. Islam tidak harus dipersepsikan sebagai Islam yang ada di Arab, tetapi Islam mesti berdialog dengan tradisi lokal masyarakat setempat
TERORISME: ANTARA AKSI DAN REAKSI (Gerakan Islam Radikal sebagai Respon terhadap Imperealisme Modern) Imam Mustofa
Religia Vol 15 No 1: April 2012
Publisher : UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28918/religia.v15i1.123

Abstract

Beberapa intelektual dan peneliti menyimpulkan bahwa faktor pemicu terorisme adalah ideologi atau agama. Dalam hal ini gerakan Islam radikal seringkali dituduh sebagai pemicu dan pelaku berbagai aksi teror tersebut. Memang harus diakui, bahwa ideologi agama sedikit banyak berpengaruh terhadap munculnya aksi radikalisme. Teks-teks agama yang ditafsirkan secara atomistik, parsial-monolitik (monolithic-partial) akan menimbulkan pandangan yang sempit dalam beragama. Kebenaran agama menjadi barang komoditi yang dapat dimonopoli. Ayat-ayat suci dijadikan justifikasi untuk melakukan tindakan radikal dan kekerasan dengan alasan untuk menegakkan kalimat Tuhan di muka bumi ini. Aksi radikalisme inilah yang sering mengarah kearah aksi teror. Oleh karena itu perlu ada dialog dalam masalah pemahaman agama.

Page 2 of 17 | Total Record : 169