cover
Contact Name
Habibi Palippui
Contact Email
habibi@unhas.ac.id
Phone
+628125372161
Journal Mail Official
habibi@unhas.ac.id
Editorial Address
Jl. Dg. Nagdde stp 12 No. 28 Tamalate
Location
Kota makassar,
Sulawesi selatan
INDONESIA
Riset Sains dan Teknologi Kelautan
Published by Universitas Hasanuddin
ISSN : 26231506     EISSN : 29882559     DOI : -
SENSISTEK is a collection of student works in the form of scientific journals from the Department of Marine Engineering, Faculty of Engineering, Hasanuddin University. It aims to answer whether research on marine technology by universities, research institutions and industry can contribute to this issue. This journal is expected to contribute to exchanging information, experiences, and thoughts and strengthen the cooperation network between institutions, institutions and industries nationally. So that scientific communication occurs between students and researchers, industry and education.
Articles 162 Documents
KESADARAN MASYARAKAT KOTA SUNGGUMINASA TENTANG SEMPADAN SUNGAI SESUAI UNDANG-UNDANG NO 1 TAHUN 2014 Putri Sriwahyuni Kasba; Taufiqur Rachman; Chairul Paotonan
SENSISTEK:Riset Sains dan Teknologi Kelautan Volume 1, Nomor 1, Tahun 2018
Publisher : Departemen Teknik Kelautan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sempadan sungai merupakan kawasan lindung tepi sungai yang menjadi satu kesatuan dengan sungai. Sempadansungai melindungi sungai dari gerusan, erosi, dan pencemaran, selain juga memiliki keanekaragaman hayati dan nilaiproperti/keindahan lanskap yang tinggi. Sempadan sungai berfungsi sebagai upaya agar kegiatan perlindungan,penggunaan dan pengendalian atas sumber daya yang ada pada sungai termasuk danau dan waduk dapat dilaksanakansesuai dengan tujuannya. Penetapan garis sempadan sungai bertujuan agar fungsi sungai termasuk danau dan waduktidak terganggu oleh aktivitas yang berkembang di sekitarnya, agar kegiatan pemanfaatan dan upaya peningkatan nilaimanfaat sumber daya yang ada di sungai dapat memberikan hasil secara optimal sekaligus menjaga fungsi sungai danagar daya rusak air terhadap sungai dan lingkungannya dapat dibatasi. Penelitian ini memberikan gambaran tentangseberapa besar kesadaran masyarakat perkotaan tentang sempadan sungai Pengumpulan data yang bekaitan dengansempadan sungai meliputi data atau dokumen yang ada, sisi kehidupan masyarakat dan lokasi yang ditinjau. Kesadaranmasyarakat perkotaan dan implementasi Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 tahun 2011 tentangsempadan sungai masih sangat rendah. Untuk itu diperlukan sosialisasi pemahaman mengenai batas sempadan sungaioleh pemerintah. Dengan adanya daerah sempadan sungai, maka kelestarian sungai akan tetap terjaga sesuai denganfungsi yang diharapkan.
STUDI POTENSI PANAS BUMI DAN TEKNOLOGI MODIFIKASI CUACA ALTERNATIF DI PANTAI PARANG TRITIS YOGYAKARTA Raden Djoko Goenawan
SENSISTEK:Riset Sains dan Teknologi Kelautan Volume 1, Nomor 1, Tahun 2018
Publisher : Departemen Teknik Kelautan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Potensi PLTP (pusat listrik tenaga panas bumi) di Indonesia yang sudah beroperasi berkisar dari 12 MW (Sibayak)hingga 375MW (Gunung Salak). Potensi Panas Bumi di Selatan Yogyakarta yang dekat laut/pantai masih belumdieksploitasi dan dikembangkan menjadi PLTP, namun prospek dijadikan studi alternatif modifikasi cuaca versi geoengineering dengan menguapkan air laut (dimana uap air dan aerosol yang berasal dari garam air laut) berbeda denganPLTP dimana uap air limbahnya tidak mengandung aerosool pembentuk awan. Tanpa Aerosol sebagai CCN (CloudCondensation Nuclei), mustahil akan terbentuk menjadi awan, sekalipun uap air berlimpah dan jenuh di levelkondensasi (Cloud Condensation Level) atau LCL (Lifting Condensation Level). Studi pemanfaatan potensi panasbumi dekat pantai di DIY (Parang Wedang, Parang Kusumo dan Parang Tritis) bisa dijadikan untuk memproduksi uapair dan sekaligus aerosol/ccn, dengan mengidentifikasi potensinya, yang diasumsikan dengan kisaran antara potensiPLTP Sibayak dan Gunung Salak. Untuk menciptakan awan single cumulus dibutuhkan minimal 1juta ton air (106m3), potensi dan pertumbuhan awan single cloud bisa memicu udara dan atmosfir di udara sehingga terjadi awan hujandari awan lainnya ditambah dengan upaya manusia yaitu TMC (Teknologi Modifikasi Cuaca), baik dengan GBG danpenyemaian awan dengan pesawat terbang. Data menunjukan akibat kekeringan dan kebakaran hutan yang terjadisetiap tahun diperkirakan mencapai 3,53 trilyun, bahkan pada tahun 2015 hampir 221 trilyun belum termasuk rusaknyakeanekaragaman hayati, flora dan fauna serta lahan-hutan dan lainnya. Konsep dan aplikasi panas bumi untuk TMCalternatf yang memungkinkan dan cukup prospektif ini kelak bisa direalisasikan sekalipun masih merupakan sebagaistudi awal, dan beberapa mekanisme teknis akan dipaparkan dalam paper dan presentasi yang lebih rinci. Karena,TMC selama ini untuk menciptakan hujan buatan, sebatas menyemai awan yang sudah ada di langit. Supaya bisa turunhujan dari awan tersebut yang ditaburi garam, dalam praktiknya upaya pembuatan hujan buatan menghadapi kendaladan persoalan pelik, yakni tidak adanya awan yang bisa disemai untuk menjadi hujan Kata Kunci: Panas bumi, uap air, pantai, aeosol/ccn, awan, tmc, hujan, studi awal, kekeringan, kerugian
PENANGGULANGAN KERUSAKAN PANTAI TERDAMPAK EROSI DENGAN PEMECAH GELOMBANG AMBANG RENDAH Cahyo Nur Rahmat Nugroho; Agustia A Larasar; Puty P Mathilda; R.Indra Gemilang; Dede M. Sulaiman
SENSISTEK:Riset Sains dan Teknologi Kelautan Volume 1, Nomor 1, Tahun 2018
Publisher : Departemen Teknik Kelautan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keberhasilan penerapan bangunan Pemecah Gelombang Ambang Rendah (PEGAR), di luar syarat batas dan kriteriadesain struktur tersebut, sangat ditentukan oleh tata letak pemasangannya, yang meliputi tata letak vertikal danhorizontal. Tata letak vertikal terkait dengan posisi elevasi puncak struktur PEGAR terhadap permukaan laut, baikuntuk permukaan air laut rata-rata maupun untuk permukaan air laut tertinggi. Tata letak horizontal berkaitan denganpenempatan PEGAR dalam hal jarak optimal dari pantai ke posisi PEGAR, panjang struktur, dan lebar celah antaraPEGAR. Ketiga parameter ini menentukan limpasan dan terperangkapnya sedimen di belakang struktur ambangrendah tersebut. Makalah ini menyajikan ringkasan pengalaman lapangan yang berguna untuk pengembangan PEGARsebagai salah satu metode perlindungan pantai yang effektif. Tujuan pengembangan struktur ambang rendah ini adalahantara lain untuk membuat konsep pedoman pelaksanaan PEGAR sebagai struktur pantai yang disukai yang berlakuuntuk semua jenis bahan yang biasa digunakan dalam struktur perlindungan pantai.
PENGARUH PASANG SURUT AIR LAUT TERHADAP LEBAR SURF ZONE DI PESISIR PANTAI KOTA MAKASSAR Riswal Karamma; Ashury Ashury
SENSISTEK:Riset Sains dan Teknologi Kelautan Volume 1, Nomor 1, Tahun 2018
Publisher : Departemen Teknik Kelautan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Surf zone merupakan daerah yang paling penting di dalam analisis proses pantai, karena di daerah tersebut tinggigelombang sudah tidak stabil lagi akibat adanya energi yang hilang setelah terjadi gelombang pecah sehingga terjaditurbulensi tinggi yang menyebabkan terjadinya proses transpor sedimen. Tujuan dari penelitian ini adalah untukmengetahui lebar surf zone pada saat pasang dan surut di pesisir pantai Kota Makassar mulai dari muara SungaiJeneberang sampai ke muara Sungai Tallo. Teknik analisis data yang digunakan berupa analisis arah dan kecepatanangin, analisis fetch efektif, peramalan gelombang dan analisis gelombang pecah kemudian dilakukan pengukuranterhadap lebar surf zone menggunakan peta batimetri lokasi penelitian. Hasil dari penelitian ini adalah rata-rata lebarsurf zone di lokasi penelitian dipengaruhi oleh pasang surut air laut dimana rata-rata lebar surf zone terlebar terjadipada saat surut dengan lebar 618 meter dan rata-rata lebar surf zone tersempit terjadi pada saat pasang dengan lebar35 meter.
TINJAUAN DEGRADASI LINGKUNGAN PESISIR DAN LAUT KOTA MAKASSAR TERHADAP KEBIJAKAN PENGELOLAAN KAWASAN PESISIR Yuliani Suleman; Chairul Paotonan; Taufiqur Rachman
SENSISTEK:Riset Sains dan Teknologi Kelautan Volume 1, Nomor 1, Tahun 2018
Publisher : Departemen Teknik Kelautan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Makassar merupakan salah satu kota dari 30 kota pantai di Indonesia yang diperkirakan potensial terkena dampakkenaikan muka air laut. Kawasan pesisir Makassar mengalami degradasi daya dukung lingkungan yang cukupsignifikan yang diakibatkan oleh adanya pemanfaatan ruang yang kurang terkendali dari kegiatan pembangunan sertakondisi geomorfologi kawasan pesisir yang rawan terhadap resiko bencana. Kajian ini dilakukan untuk mengetahuifaktor penyebab perubahan/degradasi lingkungan yang terjadi di Kota Makassar dengan acuan data dan informasiyang berkaitan dengan pengimplementasian kebijakan pengelolaan kawasan pesisir. Metode penelitian yangdigunakan berupa memberikan gambaran tentang fenomena tertentu atau aspek kehidupan tertentu dari lokasi danmasyarakat yang ditinjau. Pengumpulan data meliputi data atau dokumen yang telah ada. Penyebab terjadinyadegradasi ekosistem yang paling signifikan adalah kurangnya kemampuan masyarakat untuk dapat menyelesaikanpersoalan lingkungan, kurangnya kapasitas masyarakat untuk memberikan masukan kepada pihak-pihak yangberkepentingan dan berkewajiban mengelola dan melindungi lingkungan, serta kegagalan kebijakan pemerintah untukmenginplementasikan peraturan perundang undangan tentang pengelolahan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecilyang tercantum dalam UU No 1 tahun 2014 yang merupakan hasil perubahan atas UU No 27 tahun 2007. Sebagianbesar dampak kerusakan dirasakan berpengaruh terhadap aktivitas manusia dan lingkungan, seperti rusaknya biotalaut, terancamnya pemukiman dan mata pencaharian nelayan, dan sebagainya. Pemerintah hendaknya dapatbekerjasama dengan masyarakat untuk menyelamatkan pemasalahan degradasi lingkungan pesisir dan laut kotamakassar.
TINJAUAN BATASAN SEMPADAN PANTAI TANJUNG BUNGA SEBAGAI IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO 1 TAHUN 2014 Reskiyanti Reskiyanti; Taufiqur Rachman; Chairul Paotonan
SENSISTEK:Riset Sains dan Teknologi Kelautan Volume 1, Nomor 1, Tahun 2018
Publisher : Departemen Teknik Kelautan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari sekitar 17.500 pulau besar dan kecil dengan panjang garispantai kurang lebih 81.000 km. Daerah pantai merupakan wilayah yang sangat rentan terhadap perubahan, baikperubahan akibat ulah manusia maupun perubahan alam. Desakan kebutuhan ekonomi menyebabkan wilayah pantaiyang seharusnya menjadi wilayah penyangga daratan menjadi tidak dapat mempertahankan fungsinya sehinggakerusakan lingkungan pesisir pun terjadi. Untuk mencegah terjadinya kerusakan pantai lebih jauh diperlukan adanyakawasan sempadan pantai. Kriteria kawasan lindung untuk sempadan pantai menurut Undang-Undang No. 1 Tahun2014 yaitu daratan sepanjang tepian yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik pantai minimal 100meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat. Penelitian ini memaparkan tinjauan inplementasi Undang-UndangNo. 1 Tahun 2014 perihal sempadan pantai yang berada di Pantai Tanjung Bunga Kota Makassar. Implementasiperaturan UU No. 1 tahun 2014 di kawasan tersebut masih sangat lemah. Sempadan pantai dapat melindungi danmenjaga kelestarian fungsi ekosistem dan segenap sumber daya di wilayah pesisir, kehidupan masyarakat di wilayahpesisir dari ancaman bencana alam, alokasi ruang untuk akses publik melewati pantai, dan alokasi ruang untuk saluranair dan limbah
UJI MODEL PEMECAH GELOMBANG RUBBLE MOUND BERBASIS REKAYASA PROFIL LERENG Muhammad Fadly; Muhammad Arsyad Thaha; Farouk Maricar
SENSISTEK:Riset Sains dan Teknologi Kelautan Volume 1, Nomor 1, Tahun 2018
Publisher : Departemen Teknik Kelautan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Batuan pelindung pemecah gelombang rubble mound umumnya direncanakan dengan menggunakan konsep stabilstatis melalui persamaan Hudson, akan tetapi ukuran batuan yang diperoleh sangat besar dan sulit diperolehdilapangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kemiringan struktur (), tinggi gelombang (H),periode gelombang (T), dan kedalaman (d) terhadap pembentukan profil lereng yang stabil pada pemecah gelombangrubble mound yang menggunakan batu pecah berukuran kecil. Penelitian model fisik dengan skala 1:20 dilakukan diLaboratorium Hidrolika dan Teknik Pantai, Jurusan Sipil, Unhas. Model pemecah gelombang sisi miring dengankemiringan 1:1 dan 1:2 dibuat dari batu pecah dengan ukuran batu D50 = 0,33 cm dan D50 = 0,725 cm. Ukuran tersebutdiperkecil rata-rata 5,7 kali dan 3,2 kali dari perhitungan berdasarkan metode Hudson, disimulasikan dalam 2 macamkedalaman (d), dengan 24 macam tinggi dan periode gelombang (Hi & T) dengan jumlah gelombang 2000-4000. Hasilpenelitian menunjukkan lereng pemecah gelombang yang diuji mencapai kondisi stabil dengan profil persamaan y=-y1x³-y2x²+y3x+y4 dan faktor y1, y2, y3 dan y4 memiliki korelasi cukup, kuat dan sangat kuat terhadap bilangan takberdimensi H3 [dDgT2]-1[cot ]-1. Persamaan yang diperoleh dapat digunakan untuk memperkirakan profil lerengpemecah gelombang rubble mound dengan ukuran batuan yang telah diperkecil dalam rentang diameter tertentu.
ANALISIS NUMERIK APLIKASI KOLOM AGREGAT PADA DEPOSIT TANAH LUNAK DI WILAYAH PANTAI Ahmad Aliffathur Rusvan; Abdul Rahman Djamaluddin; Ardy Arsyad
SENSISTEK:Riset Sains dan Teknologi Kelautan Volume 1, Nomor 1, Tahun 2018
Publisher : Departemen Teknik Kelautan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Persoalan utama dalam pembangunan infrastruktur adalah kondisi tanah, hal ini terkait dengan daya dukung yangkecil dan penurunan yang sangat besar. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan alternatif sistem perbaikan padatanah lempung lunak yang dapat meningkatkan daya dukung mereduksi penurunan akibat konsolidasi. Dimanapenelitian ini dilakukan dengan skala penuh dengan perkuatan agregat column dan tanpa perkuatan agregat columnpada tanah dasar dengan pemasangan settlement plate dan pengamatan setiap hari. Hasil dari penelitian ini divalidasidengan metode numerik (Plaxis 2D) dimana dengan perkuatan agregat column mampu mereduksi penurunan 34%dalam waktu 61 hari. Disimpulkan bahwa penggunaan agregat column ini sangat efektif untuk perbaikan tanah lunak.Diharapkan sistem ini dapat diaplikasikan pada proyek-proyek infrastruktur yang memerlukan perbaikan tanah
ANALISIS PENGARUH DIMENSI RANGKAIAN PIPA HORISONTAL TERHADAP TRANSMISI DAN REFLEKSI GELOMBANG PADA PEMECAH GELOMBANG BERPORI A. M. Syamsuri; Dadang A. Suriamiharja; Muhammad Arsyad Thaha; Taufiqur Rachman
SENSISTEK:Riset Sains dan Teknologi Kelautan Volume 1, Nomor 1, Tahun 2018
Publisher : Departemen Teknik Kelautan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu aspek penting dalam pengembangan di bidang maritim adalah pembangunan struktur pelindung pantaisekaligus penjaga kelestarian ekosistem laut. Oleh karena itu, munculah beberapa ide untuk masalah erosi dan abrasidi sepanjang garis pantai Indonesia. Salah satunya struktur peredam gelombang yang sekarang mengalamiperkembangan penelitian adalah pemecah gelombang berpori, pemecah gelombang berpori atau berlubang diharapkanselain meminimalisir refleksi gelombang juga mampu mereduksi gelombang transmisi. Struktur pemecah gelombangtersebut dengan maksud memberi dimensi bidang gesek pada permukaan dinding lubang pipa tersebut yaitumenganalisis parameter dimensi dinding gesek terhadap diameter lubang dan panjang lubang pada model, sehinggadiharapkan mampu lebih efektif dalam mereduksi gelombang yang datang. Jenis penelitian ini adalah penelitianeksperimen di laboratorium, penelitian ini menggunakan model pemecah gelombang dengan memvariasikan diameterdan panjang dinding pada lubang pipa disusun sedemikian rupa sehingga lubang gesek dinding pada model tegak lurusterhadap arah datangnya gelombang, tinggi air, diameter model dan panjang model pemecah gelombang diaturberdasarkan kebutuhan. Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah diameter dan luas dinding gesek pipa mampumereduksi terhadap pengurangan tinggi gelombang dalam bentuk hubungan parameter tak berdimensi, sehinggadiharapkan mampu lebih efektif dalam perlindungan pengamanan pantai.
KAJIAN EKSPERIMENTAL PENGARUH LEBAR CELAH RELATIF PADA HANGING SHEET PILE BREAKWATER AKIBAT GELOMBANG BERATURAN (REGULAR WAVE) Chairul Paotonan; Alif Hidayat Kasim; Sabaruddin Rahman
SENSISTEK:Riset Sains dan Teknologi Kelautan Volume 1, Nomor 1, Tahun 2018
Publisher : Departemen Teknik Kelautan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Breakwater adalah bangunan pantai yang didesain untuk melindungi daerah perairan pelabuhan dari gangguan gelombang. Pemecah gelombang yang saat ini banyak digunakan adalah tipe tumpukan batu, baik batu alam maupun buatan. Kelemahan breakwater tipe tumbukan batu adalah dimensinya yang besar sehingga harga yang dikeluarkan juga sangat mahal. Oleh sebab itu diperlukan alternatif tipe pemecah gelombang baru yang dimensinya lebih kecil dan biaya pembangunannya menjadi lebih sedikit. Salah satu solusi yang dapat diaplikasikan adalah hanging sheet pile breakwater. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Teknologi Kelautan Universitas Hasanuddin dimana parameter penting kaitannya dengan kinerja struktur sheet pile sebagai pemecah gelombang adalah besarnya gelombang transmisi. Hal inilah yang menjadi pokok kajian dalam penelitian ini. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh parameter gelombang (Hi/gT2) dan struktur (b/D) terhadap gelombang transmisi yang dihasilkan oleh respon struktur dalam saluran gelombang (wave flume) yang dilengkapi dengan alat pembangkit gelombang dan alat ukur gelombang. Dalam penelitian ini dilakukan variasi tinggi gelombang (H) sebanyak 5 variasi, periode gelombang (T) sebanyak 5 variasi, dan jarak antar sheet pile (b) sebanyak 3 variasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa nilai Kt akan semakin menurun dengan bertambahnya nilai Hi/gT2. Sehingga semakin kecil nilai b/D maka nilai Kt akan semakin meningkat

Page 1 of 17 | Total Record : 162