cover
Contact Name
Rony Wirachman
Contact Email
ronywirachman@mail.uinfasbengkulu.ac.id
Phone
+6281908303500
Journal Mail Official
ronywirachman@mail.uinfasbengkulu.ac.id
Editorial Address
https://ejournal.iainbengkulu.ac.id/index.php/nuansa/about/editorialTeam
Location
Kota bengkulu,
Bengkulu
INDONESIA
Nuansa : Jurnal Studi Islam dan Kemasyarakatan
ISSN : 20864493     EISSN : 26849542     DOI : 10.29300/njsik.v16i1.11235
Jurnal Studi Islam dan Kemasyarakatan is a scientific publication media that contains Islamic sciences to support the development of Islamic knowledge. This journal is published two times a year in June and December by Program Pascasarjana IAIN Bengkulu.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 12 Documents
Search results for , issue "Vol 12, No 2 (2019): Desember" : 12 Documents clear
KONSEP HADIS DAN SUNNAH DALAM PERSPEKTIF FAZLUR RAHMAN Suryani Suryani
Nuansa : Jurnal Studi Islam dan Kemasyarakatan Vol 12, No 2 (2019): Desember
Publisher : Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/nuansa.v12i2.2762

Abstract

Konsep Hadis Dan Sunnah Dalam Perspektif Fazlur Rahman. Tulisan ini berusaha mendiskripsikan pemikiran Fazlur Rahman tentang Hadis dan Sunnah. Kajian hadis dan sunnah sebagai sumber kedua agama Islam memang sangatlah menarik untuk diperbincangkan, karena kedua istilah itu seringkali disamakan dalam memahaminya oleh para ulama’. Namun para pemikir Islam kontemporer banyak yang membedakan konsep kedua istilah itu. Fazlur rahaman misalnya, berpendapat bahwa hadis merupakan tradisi verbal, yang memberikan informasi yang mengandung dua bagian, teks (matan) hadis dan mata rantai tranmisis atau isnad-nya. Sedangkan sunnah merupakan teradisi non verbal yang merupakan konsep pengayoman, yang merupakan sebuah petunjuk arah daripada peraturan-peraturan yang telah ditetapkan. Fazlur Rahman membedakan sunnah dengan sunnah normatif atau sunnah edial dan sunnah aktual dan perlu diaktualisasikan dalam kehidupan masa sekarang agar menjadi sunnah yang hidup (living sunnah).
PARADIGMA FIKIH MEDIA ONLINE DALAM MEMBANGUN HARMONI UMAT BERAGAMA DI INDONESIA Moh Dahlan
Nuansa : Jurnal Studi Islam dan Kemasyarakatan Vol 12, No 2 (2019): Desember
Publisher : Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/nuansa.v12i2.2770

Abstract

Pada dekade terakhir ini, wacana fikih berkembang secara masif di media online. Adapun media online memiliki peran yang cukup signifikan dalam mempengaruhi image dan opini masyarakat Muslim. Dengan menggunakan pendekatan library research dan metode analisis deduktif-induktif serta analisis komparatif yang dilengkapi analisis framing, hasil penelitian ini mengemukakan bahwa paradigma fikih eksklsuif lahir dari websiste online yang memiliki ideologi eksklusif, misalnya larangan ucapan selamat Hari Natal pada non-Muslim sebagaimana ditemukan dalam websitewww.nahimunkar.org serta berita yang bernada eksklusif dalam https://www.risalahmujahidin.com, sedangkan paradigma fikih substantif-inklusif lahir dari website NU Online yang memiliki hubungan dengan organisasi Nahdlatul Ulama yang memiliki ideologi inklusif dan moderat dalam menjawab isu-isu aktual di masyarakat Muslim Indonesia, misalnya hadiah dari non-Muslim dan ucapan selamat Hari Natal pada non-Muslim diperbolehkan dalam berita NU Online.
INTERAKSI PEREMPUAN HAID DENGAN ALQURAN: LIVING ALQURAN DENGAN PENDEKATAN FENOMELOGI AGAMA Fardan Mahmudatul Imamah; Binti Isna Aliyah
Nuansa : Jurnal Studi Islam dan Kemasyarakatan Vol 12, No 2 (2019): Desember
Publisher : Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/nuansa.v12i2.2758

Abstract

Interaksi Perempuan Haid Dengan Alquran: Living Alquran Dengan Pendekatan Fenomelogi Agama. Secara umum, perempun haid tidak diperbolehkan untuk membaca dan membawa Alquran. Namun, beberapa pondok pesantren yang fokus pada menghapal Alquran seringkali memberikan keringanan untuk praktik tersebut. Cara perempuan haid berinteraksi dengan Alquran tidak kaku sebagaimana ketentuan hukum Islam. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi bagaimana santri lebih memilih beragam cara untuk berinteraksi dengan Alquran. Penelitian living Quran ini, menunjukkan keragaman interaksi tersebut salah satunya berdasarkan pengalaman pribadi santri. Metode yang digunakan adalah observasi dan wawancara terhadap pengasuh, pengurus dan santri di dua pesantren, yakni Ponpes Putri Walisongo Jombang dan Ponpes Asy Syafa’atiyyah Blitar. Dengan pendekatan fenomenologi agama, data dibagi menjadi tiga bagian, yakni aspek ideational, aspek behavioral, dan aspek material. Aspek ideational menunjukkan segala yang ideal bagi santri berdasarkan transfer pengetahuan dari ustadz maupun pengasuh serta kebiasaan yang sudah ada di pondok pesantren. Aspek behavioral menunjukan keragaman cara santri mengaji meskipun dalam kondisi haid, seperti membaca dengan suara keras, tetap menyetorkan hapalan, atau sebaliknya. Aspek material, Alquran yang digunakan adalah mushaf Alquran Pojok Menara Kudus terjemah Bahasa Indonesia.
PERAN HUMAS DALAM MEMBANGUN CITRA SEKOLAH BERBUDAYA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PALEMBANG (Studi kasus terhadap peran humas dalam membangun citra di MAN 1 Palembang) Saipul Annur; Ulia Audina
Nuansa : Jurnal Studi Islam dan Kemasyarakatan Vol 12, No 2 (2019): Desember
Publisher : Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/nuansa.v12i2.2763

Abstract

Peran Humas Dalam Membangun Citra Sekolah Berbudaya Di Madrasah Aliyah Negeri 1 Palembang (Studi Kasus Terhadap Peran Humas Dalam Membangun Citra Di MAN 1 Palembang). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan tentang peran humas dalam membangun citra sekolah berbudaya di Madrasah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskripsi kualitatif untuk mengetahui peran Humas dalam membangun citra sekolah. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi yang digunakan untuk menghimpun data tentang keadaan peran humas dan lain-lain. Peran humas dalam membangun citra sekolah berbudaya di Madrasah sudah menjalankan peran dan fungsinya dalam katagori cukup baik. Hal tersebut digambarkan dengan kontribusi Waka Humas maupun staf kehumasan dalam perumusan rencana serta pelaksanaan program Humas, peran Humas dalam membangun citra sekolah berbudaya di Madrasah Aliyah Negeri 1 Palembang yaitu adanya dukungan yang tinggi dari pihak pimpinan Madrasah, adanya komunikasi yang baik antar anggota Humas sehingga dapat berbagi informasi mengenai berita-berita yang ada di Madrasah maupun di luar Madrasah. Faktor penghambat peran Humas dalam membangun citra sekolah berbudaya adalah belum maksimalnya sosialisasi dan terbatasnya waktu yang dimiliki pihak Humas karena berperan ganda, selain sebagai Humas juga menjadi guru mata pelajaran.
PEMBAHARUAN HUKUM KELUARGA DI DUNIA ISLAM (Analisis Terhadap Regulasi Poligami dan Keberanjakannya dari fikih) Toha Andiko
Nuansa : Jurnal Studi Islam dan Kemasyarakatan Vol 12, No 2 (2019): Desember
Publisher : Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/nuansa.v12i2.2807

Abstract

Tulisan ini menjelaskan regulasi poligami di lima negara Islam, khususnya tentang sebab-sebab kebolehan dan pelarangannya. Metode yang umum digunakan untuk pembaruan hukum keluarga di lima negara tersebut, tampaknya lebih dominan menggunakan metode extra-doctrinal reform dan sedikit dengan intra-docrinal reform, itupun masing-masing dengan modifikasi dan tekanan yang berbeda-beda. Secara vertikal, keberanjakan hukum keluarga pada kelima negara di atas dari kitab-kitab fikih mazhab cukup tinggi. Yang tertinggi adalah Iran, disusul Malaysia, lalu Somalia, dan terakhir Indonesia. Semakin rinci dan banyak sebab yang disebutkan untuk kebolehan poligami karena keadaan istri, berarti semakin longgar dan besar peluang poligami. Sedangkan Tunisia melarang poligami secara mutlak.
NILAI-NILAI TASAWUF GENERASI MILENIAL Nuraini Nuraini; Nelly Marhayati
Nuansa : Jurnal Studi Islam dan Kemasyarakatan Vol 12, No 2 (2019): Desember
Publisher : Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/nuansa.v12i2.2759

Abstract

Nilai-nilai Tasawuf Generasi Milenial. Tasawuf atau sufi sme merupakan hasil dari peradaban Islam yang keberadaannya sudah ada sejak dulu. Tasawuf seperti mengalami fase Revitalisasi di era generasi millennial ini. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tak diimbangi dengan ajaran agama yang luhur membuat generasi millennial menjadi rakus dan jauh dari Tuhan. Kehadiran Tasawuf semakin bermakna, ketika tasawuf mampu menjadi oase di padang pasir yang tandus dan gersang bagi masyarakat modern yang mengalami krisis spiritual. Tasawuf dalam bentuk tarekat ataupun dalam bentuk yang sudah termodifi kasi akan menjadi solusi yang tepat ataupun obat bagi modernisasi dengan segala dampak dan konsekuensinya. Tasawuf dengan ajaran kerohaniannya dan akhlak mulianya semakin berperan penting dalam kehidupan masyarakat yang mulai terkikis dengan moral yang luhur. Tasawuf yang dulunya diklaim menjadi salah satu penyebab kemunduran Islam, dan ditanggapi dengan sikap yang negatif oleh beberapa tokoh Islam ketika itu, seperti Fazlur Rahman dan Al-Faruqi, kini semakin mendapat tempat di kalangan generasi millennial yang serba modern.
SHALAT TARAWIH BAGI PEREMPUAN DI MASJID ERA 4.0 Zurifah Nurdin
Nuansa : Jurnal Studi Islam dan Kemasyarakatan Vol 12, No 2 (2019): Desember
Publisher : Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/nuansa.v12i2.2764

Abstract

Shalat Tarawih Bagi Perempuan Di Masjid Era 4.0. Pertumbuhan dan perkembangan teknologi dan media yang sangat pesat dan terbuka sekarang ini disebut era 4.0 yang dapat membuat para perempuan terkontaminasi dengan prilaku yang ada, termasuk prilaku perempuan dalam beribadah shalat tarawih berjama’ah di masjid. Di era 4.0 ini perempuan banyak yang berangkat menuju masjid untuk melaksanakan shalat tarawih berjama’ah di masjid membawa hand phone, makanan, bersuara keras, berselfi , memakai wangi-wangian berdandan dan berpakaian yang menimbulkan fi tnah serta perbuatan kriminal lainnya, selesai shalat langsung merespon hand phone sehingga dapat menyebabkan ibadah shalat tarawih yang dilakukan oleh dirinya dan bahkan orang lain tidak nyaman dan aman. Prilaku para perempuan ini jelas melupakan fungsi masjid dan tujuan berangkat ke masjid. Oleh karenanya shalat tarawih di rumah itu lebih afdhal bagi perempuan. Untuk itu dalam melaksanakan shalat tarawih berjama’ah di masjid era 4.0 ini para perempuan harus menyiapkan diri yang dimulai dengan niat yang tulus karena Allah swt semata, atas restu suami/ wali, tidak menimbulkan fi tnah, berpakaian dan berprilaku yang dapat membuat diri sendiri dan orang lain nyaman dan aman dalam melakukan ibadah. Dengan demikian maka perempuan yang melaksanakan ibadah shalat tarawih berjama’ah dimasjid era 4.0 ini mendapatkan nilai ibadah sebagaimana kaum laki-laki.
INTERNALISASI NILAI-NILAI KARAKTER DALAM TRADISI PONDOK PESANTREN Pasmah Chandra
Nuansa : Jurnal Studi Islam dan Kemasyarakatan Vol 12, No 2 (2019): Desember
Publisher : Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/nuansa.v12i2.2760

Abstract

Internalisasi Nilai-Nilai Karakter dalam Tradisi Pondok Pesantren. Tujuan dari artikel ini ialah untuk mengetahui proses internalisasi nilai-nilai karakter dalam tradisi yang ada di pondok Pesantren. Internalisasi nilai karakter tidak hanya dilakukan pada tataran teoritis melainkan juga seacara praktis. Pembentukan karakter harus dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan yang melibatkan aspek “knowledge, feeling, loving, dan acting”. Internalisasi nilai-nilai karakter tersebut harus dilaksanakan seara terpadu selama dua puluh empat (24) jam. Salah satu lembaga yang memiliki tradisi untuk menanamkan nilai karakter tersebut ialah Pondok Pesantren. Adapun bentuk internaslisasi nilai karakter tersebut ialah, melalui nilai fundamental, instrumental dan preaktis di Pondok Pesantren, kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler, serta nilai-nilai keteladanan yang didapatkan langsung melalui sosok kiayi dan ustadz/ustadza yang dijadikan sebagai figur.
REPOSISI PENDIDIKAN KELUARGA BAGI ANAK GENERASI ALFA Rohimin Rohimin
Nuansa : Jurnal Studi Islam dan Kemasyarakatan Vol 12, No 2 (2019): Desember
Publisher : Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/nuansa.v12i2.2765

Abstract

Reposisi Pendidikan Keluarga Bagi Generasi Alfa. Tulisan ini bertujuan melakukan upaya reposisi Pendidikan keluarga bagi anak generasi alfa dan  mencoba menemukan bagaimana konsep dan aplikasi kontruktif dalam mendidik anak generasi Alfa dalam konteks Pendidikan Keluarga menurut al-Quran. Pendekatan penelitian dan analisa data dilakukan dengan pendekatan historis dan deskriftif-filosufis terhadap hasil bacaan yang ditemukan, khususnya terhadap petunjuk utama pesan al-Quran.  Anak generasi alfa secara demografis-sosiologis diasumsikan pada anak yang lahir setelah tahun 2010, generasi yang langsung melek teknolgi serba digital. Orang Tua anak yang lahir dalam rentangan waktu ini sejatinya dituntut siap dan siaga asuh generasi alfa dalam suasan digital. Sifat dan karakeistik generasi alfa bersifat individualistik dan anti sosial. Untuk mendidik anak usia generasi alfa orang tua memang harus betul-betul dapat menyiapkan dirinya secara khusus untuk melakukan pengasuhan dan pendidikan anak yang senada dan seiring dengan era yang sedang mereka hadapi. Pendidikan Keluarga (PK) untuk anak generasi Alfa menurut Al-Quran tidak cukup hanya dengan penghargaan (reward) dan hukuman (fanishment), namun perlu diikuti dengan cinta kasih (mahabbah), tolong-menolong (Ta’awun), Kebersamaan (musawah), dan persaudaraan (muakhkhah). Konsep-konsep ini tidak lagi menjadi konsep sosial kemasyarakatan, tetapi telah menjadi konsep pendidikan dalam keluarga, khususnya bagi anak Generasi Alfa.
AKTUALISASI KURIKULUM KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA: Studi di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta Bengkulu A. Suradi Suradi; Aam Amaliyah
Nuansa : Jurnal Studi Islam dan Kemasyarakatan Vol 12, No 2 (2019): Desember
Publisher : Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/nuansa.v12i2.2761

Abstract

Aktualisasi Kurikulum Kerangka Kualifi kasi Nasional Indonesia:Studi di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta Bengkulu. Penelitian ini untuk mengungkap tentang kesiapan perguruan tinggi keagamaan Islam di Provinsi Bengkulu dalam implementasi kurikulum yang mengacu pada Kerangka Kualifi kasi Nasional Indonesia (KKNI), tenaga pengajarnya, serta sarana dan prasarana. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif menggunakan desain penelitian studi kasus dengan teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data dengan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/ verifi kasi. Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa kesiapan perguruan tinggi keagamaan Islam di Provinsi Bengkulu implementasi kurikulum yang mengacu pada KKNI tergolong belum siap, hal ini dapat di lihat dari beberapa indikator bahwa 1). Steckholder belum pernah mengikuti workshop, pelatihan atau diklat tentang penyusunan kurikulum berbasis KKNI, 2). Belum pernah mendapatkan sosialisasi mengenai kurikulum yang mengacu kepada KKNI, dan 3). Belum mempunyai panduan penyusunan kurikulum tentang KKNI. Kesiapan dosen dalam implementasi kurikulum yang mengacu pada KKNI di perguruan tinggi keagamaan Islam di Provinsi Bengkulu juga tergolong belum siap, hal ini dapat di lihat dari kurangnya pemahaman dosen-dosen tentang kurikulum yang mengacu kepada KKNI, sistem pengajaran yang di sampaikan oleh para dosen masih cenderung secara konvensional. Dari segi sarana dan prasarana dapat di katakan sudah cukup memadai dalam implementasi kurikulum yang mengacu kepada KKNI.

Page 1 of 2 | Total Record : 12