cover
Contact Name
Rony Wirachman
Contact Email
ronywirachman@mail.uinfasbengkulu.ac.id
Phone
+6281908303500
Journal Mail Official
ronywirachman@mail.uinfasbengkulu.ac.id
Editorial Address
https://ejournal.iainbengkulu.ac.id/index.php/nuansa/about/editorialTeam
Location
Kota bengkulu,
Bengkulu
INDONESIA
Nuansa : Jurnal Studi Islam dan Kemasyarakatan
ISSN : 20864493     EISSN : 26849542     DOI : 10.29300/njsik.v16i1.11235
Jurnal Studi Islam dan Kemasyarakatan is a scientific publication media that contains Islamic sciences to support the development of Islamic knowledge. This journal is published two times a year in June and December by Program Pascasarjana IAIN Bengkulu.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 182 Documents
SHALAT TARAWIH BAGI PEREMPUAN DI MASJID ERA 4.0 Zurifah Nurdin
Nuansa : Jurnal Studi Islam dan Kemasyarakatan Vol 12, No 2 (2019): Desember
Publisher : Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/nuansa.v12i2.2764

Abstract

Shalat Tarawih Bagi Perempuan Di Masjid Era 4.0. Pertumbuhan dan perkembangan teknologi dan media yang sangat pesat dan terbuka sekarang ini disebut era 4.0 yang dapat membuat para perempuan terkontaminasi dengan prilaku yang ada, termasuk prilaku perempuan dalam beribadah shalat tarawih berjama’ah di masjid. Di era 4.0 ini perempuan banyak yang berangkat menuju masjid untuk melaksanakan shalat tarawih berjama’ah di masjid membawa hand phone, makanan, bersuara keras, berselfi , memakai wangi-wangian berdandan dan berpakaian yang menimbulkan fi tnah serta perbuatan kriminal lainnya, selesai shalat langsung merespon hand phone sehingga dapat menyebabkan ibadah shalat tarawih yang dilakukan oleh dirinya dan bahkan orang lain tidak nyaman dan aman. Prilaku para perempuan ini jelas melupakan fungsi masjid dan tujuan berangkat ke masjid. Oleh karenanya shalat tarawih di rumah itu lebih afdhal bagi perempuan. Untuk itu dalam melaksanakan shalat tarawih berjama’ah di masjid era 4.0 ini para perempuan harus menyiapkan diri yang dimulai dengan niat yang tulus karena Allah swt semata, atas restu suami/ wali, tidak menimbulkan fi tnah, berpakaian dan berprilaku yang dapat membuat diri sendiri dan orang lain nyaman dan aman dalam melakukan ibadah. Dengan demikian maka perempuan yang melaksanakan ibadah shalat tarawih berjama’ah dimasjid era 4.0 ini mendapatkan nilai ibadah sebagaimana kaum laki-laki.
POLA PENGEMBANGAN DAN EVALUASI KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM H.M. Nasron HK
Nuansa : Jurnal Studi Islam dan Kemasyarakatan Vol 8, No 2 (2015): Desember
Publisher : Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/nuansa.v8i2.397

Abstract

The problem discussed in this paper  is how the Islamic education curriculum development in schools using the curriculum framework development disciplines. Systematically,  this paper  discusses the significance of PAI curriculum, curriculum components, approach to curriculum development, curriculum development base,  steps  in curriculum organization, curriculum organization, competency-based  curriculum. The authors assume that Islamic religious education (PAI) as the subjects need to be developed to respond to the demands and dynamics of the community
PERILAKU KOMUNIKASI ANTARBUDAYA PEDAGANG INDONESIA DALAM INTERAKSI DENGAN PEDAGANG MALAYSIA DI KOMPLEK PASAR SRIAMAN RELAU PULAU PINANG Legita Andini Putri
Nuansa : Jurnal Studi Islam dan Kemasyarakatan Vol 15, No 1 (2022): JUNI
Publisher : Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/njsik.v15i1.6288

Abstract

Penelitian ini akan mengangkat mengenai perilaku komunikasi antarbudaya pedagang Indonesia dalam interaksi dengan pedagang Malaysia di Pasar Sriaman Relau Pulau Pinang Malaysia. Metodelogi yang digunakan adalah denngan metode deskriptif kualitatif dengan Teknik pengumpulan data lewat studi kasus dengan wawancara mendalam sehingga didapatkan informasi yang mendalam. teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori akomodasi komunikasi dari Hogward Giles serta konsep konvergensi, divergensi dan akomodasi berlebihan. Penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa perilaku komunikasi pedagang Indonesia terhadap pedagang Malaysia berjalan harmonis dan baik dengan saling toleransi dan saling memberikan bentuk hubungan timbal balik. sehingga bentuk dari konsep divergensi dan akomodasi berlebihan tidak dapat dilihat dari perilaku hubungan komunikasi dan interaksi pedagang Indonesia dan Malaysia.Kata Kunci : Pasar Sriaman, Pedagang Indonesia-Malaysia, komunikasi antarbudaya, akomodasi komunikasi
METAMORFOSA PENDIDIKAN ISLAM NUSANTARA Suyadi Suyadi
Nuansa : Jurnal Studi Islam dan Kemasyarakatan Vol 8, No 1 (2015): Juni
Publisher : Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/nuansa.v8i1.356

Abstract

Tujuan penulisan artikel ini adalah menawarkan gagasan segar mengenai terjadinya metamorfosa pendidikan Islam di nunsantara. Metamorfosa tersebut terjadi dalam dua aspek pendidikan Islam, yakni kelembagaan dan pembelajaran. Metamorfosa kelemabagaan pendidikan Islam merupakan kajian terhadap dinamika perkembangan pesantren, madrsah sekolah, hingga Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam di Indonesia.Sedangkan metamorfosa pembelajaran terjadi pada tiga ranah, yakni exsperimental science, integrasi ulama dan ilmuwan, serta menggagas manajemen pendidikan Islam yang otentik
Usia Perkawinan dalam UU No 16 Tahun 2019 Perspektif Maslahah Mursalah Iwan Romadhan Sitorus
Nuansa : Jurnal Studi Islam dan Kemasyarakatan Vol 13, No 2 (2020): Desember
Publisher : Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/njsik.v13i2.3946

Abstract

Usia perkawinan yang terdapat dalam Undang-undang No 16 Tahun 2019  atas perubahan Undang-undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan telah memberikan maslahat yang begitu besar di mana yang awalnya 16 tahun bagi perempuan dan 19 tahun bagi laki-laki telah berubah menjadi 19 tahun bagi laki-laki dan 16 tahun perempuan. Hal ini patut diapresiasi dikarenakan perjuangan untuk merevisi undang-undang no 1 tahun 1974 telah disetujui oleh Mahkamah Konstitusi. Ketentuan usia yang ditetapkan oleh Mahkamah Konstitusi 19 tahun bagi pihak laki-laki dinilai mencapai kematangan dalam sikapnya, mampu dalam bertindak, serta bertanggung jawab terhadap perbuatannya. Sedangkan perempuan 19 tahun dinilai sudah dewasa dan mampu untuk menjalankan kehidupan rumah tangga. Jika ditinjau dengan menggunakan teori maslahah mursalah, setidaknya berhubungan dengan empat unsur pokok yang dilindungi agama, sebagai tujuan awal pensyari’atan hukum. Keempat unsur pokok adalah pemeliharaan keturunan, jiwa, akal, dan harta dalam keluarga. Persoalan batas minimal usia untuk menikah ini merupakan wilayah ijtihadiyah sehingga senantiasa terbuka untuk dilakukan perubahan ketika kondisi, masyarakat, waktu dan tempat telah menuntut untuk dilakukannya perubahan tersebut
MEMBANGUN MOTIVASI BERAGAMA MELALUI PENGUATAN MAKNA HIDUP BAGI PEREMPUAN PEKERJA SEKS KOMERSIAL DI KOMPLEKS LOKALISASI LORONG INDAH KABUPATEN PATI JAWA TENGAH Fatma Laili Khoirun Nida
Nuansa : Jurnal Studi Islam dan Kemasyarakatan Vol 12, No 1 (2019): Juni
Publisher : Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/nuansa.v12i1.2112

Abstract

Kehendak untuk hidup bermakna merupakan kebutuhan yang bersifat fundamental bagi seluruh manusia. Terpenuhinya aspek kebermaknaan hidup akan memberi kontribusi bagi kualitas  spiritualnya termasuk dalam dinamika kehidupan beragama. Dalam penelitian ini akan membuktikan bahwa pencapaian makna hidup akan memberi kontribusi pada peningkatan motivasi beragama individu, termasuk pada kelompok individu yang jauh dari nilai-nilai agama dan moralitas seperti perempuan pekerja seks komersial. Subjek dalam penelitian ini adalah perempuan pekerja seks komersial di Kompleks Lokalisasi Lorong Indah Kabupaten Pati Jawa Tengah. Dengan menggunakan  metode observasi, angket dan  interview sebagai bentuk dari pendekatan kualitatif, peneliti membuktikan bahwa konsep motivasi beragama sebagai kebutuhan dasar dan menjadi fi trah setiap manusia juga menjadi kebutuhan subjek. Motivasi beragama menunjukan kondisi lebih baik ketika mereka juga mampu mencapai pemenuhan terhadap kebermaknaan hidup. Proses pencapaian makna hidup ternyata dapat berperan sebagai media untuk mengembangkan motivasi beragama.
PERANAN CAHAYA PEREMPUAN WOMEN’S CRISIS CENTRE (WCC) BENGKULU DALAM MENANGANI KASUS KDRT PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN UU NO. 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KDRT Eli Rahmidiani
Nuansa : Jurnal Studi Islam dan Kemasyarakatan Vol 11, No 2 (2018): Desember
Publisher : Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/nuansa.v11i2.1361

Abstract

The purpose of this study is to find out how the role of women’s women’s crisis center Bengkulu in handling cases of domestic violence in the perspective of Islamic Law and  Law Number twenty  three Year two four About Aboli- tion of Domestic Violence. This type of research is field research (field research) supported by library  research (library research). From  the  result  of this research, it is concluded that  the  role of women’s crisis center Bengkulu women in handling cases  of domestic violence in collaboration with legal aid institutions, medical, police,  and  courts, this  co- operation is called  case-handling network in an effort to reach cases  of domestic violence and  sexual  violence can be handled and  facilitated by victims  such  as safe houses, counseling rooms, to share stories and  facilities  in the form of legal assistance and handling in a familial manner while reducing the number of sexual violence handled by prevention programs. Analysis of Islamic law against domestic violence that in Al-Qur’an Surah  An-Nisa ‘verse thirty-four explains that a husband should not immediately hurt  his wife with a painful blow. Since Islam does not teach such a thing, there have been good and  right rules when the husband is facing such  problems. Although beating the wife is justified in Is- lam, it is hitting that does not hurt the wife and with educational intentions. Analysis of Law Number Twenty-three Years Two Thousand Four  About Abolition of Domestic Violence  is able  to avoid  family violence, when disharmony occurs between husband and wife. More broadly, it is necessary to have fundamental changes in women’s status and attitudes toward both women and men  in society,  the need for continuous and strategic efforts to deconstruct traditional power structures that have been considered legitimate and deconstruct cultural assumptions and religions that strengthen and legitimize violence
UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA NILAI-NILAI AGAMA ISLAM DI SMK NEGERI 05 BENGKULU SELATAN Emy Herawati
Nuansa : Jurnal Studi Islam dan Kemasyarakatan Vol 14, No 1 (2021): Juni
Publisher : Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/njsik.v14i1.5418

Abstract

Abstract. Background in research is islamic values consisting of 3 points that cannot be separated because they depend on each other, namely: The Value of Creed, Sharia Values, and Moral Values. So with this formation will be formed individuals who are Muslims who are noble, obedient to Allah and his apostles, respectful to the mother and love to his fellow mahlik creation of Allah. And PAI teachers are an example for students in the development of these religious value. The formulation of the problem in this study is what are the efforts of Islamic Religious Education teachers in fostering the values of The Creed in SmK Negeri 05 Bengkulu Selatan, what are the efforts of Islamic Religious Education teachers in fostering sharia values in SMK Negeri 05 Bengkulu Selatan, and what are the efforts of Islamic religious education teachers in fostering moral values in SMK Negeri 05 Bengkulu Selatan. The purpose od the research is to analyze what efforts PAI teachers make in fostering sharia values, and to analyze what efforts PAI teachers make in fostering moral values in SmK Negeri o5 Bengkulu Selatan. The data source used is sourced from pai smk negeri 05 teachers, and students of SMK Negeri 05 Bengkulu Selatan.Research data collection tools are observation, interview, documentation. The results of this study are (1) the efforts of PAI teachers in fostering the values of the creed, among others, spiritual flushing every Friday, bedoa before and after learning, reading quranic verses and lqra every meeting at the beginning of Islamic religious learning, extracurricular rohis. (2) Pai teachers' efforts in fostering sharia values include the habituation of dzuhur prayer, requiring that women wear hijab. (3) PAI teachers' efforts in building moral values include the habituation of greetings, habituation of giving good advice, and environmentally friendly refraction.Keywords: Teacher of Islamic Religious Education, Islamic Religious Values
Sufisme versus Islam Puritan (Konstruksi Identitas dan Negosiasi Kelompok Tarekat Naqsybandi Haqqani di Indonesia) Ronggo Utomo Hardyanto
Nuansa : Jurnal Studi Islam dan Kemasyarakatan Vol 13, No 1 (2020): Juni
Publisher : Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/nuansa.v13i1.3335

Abstract

Artikel ini bertujuan bertujuan untuk mengetahui sejarah dan perkembangan Tarekat Naqsybandi Haqqani di Indonesia hingga saat ini, sehingga dapat menguraikan narasi tentang keberadaan kelompok Tarekat Naqsybandi Haqqani dalam mengkonstruksikan identitas keagamaannya sebagai sebuah gerakan Islam baru. Sufisme dan tasawuf merupakan salah satu isu utama yang sering dihadapi oleh kaum tarekat. Ajaran mereka sering dituduh oleh banyak pihak, khususnya datang dari kelompok gerakan pemurnian Islam (puritan). Kelompok puritan ini menganggap ajaran yang dipraktekkan oleh para kaum sufi ini telah menyeleweng dari ketentuan ajaran syariat dan tauhid dalam Islam. Kelompok Tarekat Naqsybandi Haqqani ini dianggap sebagai sebuah masalah yang harus diselesaikan karena ajarannya banyak mengandung kesesatan, bid’ah, khurafat dan lain sebagainya. Fokus pembahasan tulisan ini tertuju pada bagaimana mengungkap taktik dan negosiasi yang digunakan oleh kelompok Naqsybandi Haqqani ini dalam mengkonstruksikan identitas kelompoknya terhadap kelompok Islam puritan pada lingkup diskursus Islam yang kaffah. Artikel ini merupakan hasil penelitian kualitatif yang dilakukan pada kelompok Tarekat Naqsybandi Haqqani di Yogyakarta dengan paradigma cultural studies. Isu penting yang terkait dengan proses konstruksi identitas yang dibentuk oleh kelompok Tarekat Naqsybandi Haqqani tidak terlepas dari pengaruh-pengaruh seperti sosial, budaya, ekonomi, dan politik di dalamnya
Memperkuat Pembinaan Keagamaan Masyarakat Melalui Peran Majelis Ta’lim Di Kota Metro Taqwatul Uliyah
Nuansa : Jurnal Studi Islam dan Kemasyarakatan Vol 16, No 1 (2023): Juni
Publisher : Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/njsik.v16i1.11357

Abstract

The motivation behind this study was to decide the reinforcing of local area strict improvement through the job of the ta'lim gathering in Metro City and to figure out the snags and arrangements in local area strict turn of events. This exploration utilizes a subjective methodology with a subjective illustrative examination type. Information assortment strategies utilizing perception, meetings and documentation. While information examination utilizes information decrease, information show, and check. The consequences of the review show that the job of the ta'lim gathering in local areas of strict improvement is as a spot for expanding strict information, a spot for local area based long lasting schooling, a spot for training that doesn't need expenses, a spot for well disposed relations to be laid out. Endeavors made via overseers of the ta'lim gathering in local areas of strict improvement are as per the following; Completing ordinary and planned recitation exercises, Giving directing to the local area. Obstructions in local area of strict improvement include: Interior variables, debilitated guardians or wiped out assembly and the presence of calamities. Outside factors, the justification behind the gathering's work, the holding of Islamic occasions Tujuan di balik penelitian ini adalah untuk memutuskan memperkuat pembenahan daerah setempat melalui tugas majelis ta'lim di Kota Metro dan untuk mengetahui hambatan dan pengaturan di daerah ketat pergantian peristiwa. Eksplorasi ini menggunakan metodologi subyektif dengan jenis pemeriksaan ilustrasi subyektif. Strategi pemilahan informasi memanfaatkan persepsi, pertemuan dan dokumentasi. Sedangkan pemeriksaan informasi menggunakan penurunan informasi, menampilkan informasi, dan mengecek. Konsekuensi dari kajian tersebut menunjukkan bahwa tugas majelis ta'lim di daerah peningkatan ketat adalah sebagai tempat untuk memperluas informasi yang ketat, tempat untuk pendidikan jangka panjang berbasis daerah, tempat pelatihan yang tidak memerlukan biaya. , tempat untuk menata hubungan yang baik. Upaya-upaya yang dilakukan melalui para pengawas majelis ta'lim di daerah setempat dengan perbaikan yang ketat adalah sebagai berikut; Menyelesaikan latihan pengajian biasa dan terencana, Memberikan pengarahan ke daerah setempat. Hambatan di area lokal perbaikan ketat meliputi: Variabel interior, wali yang lemah atau majelis yang terhapus dan adanya bencana. Faktor luar, justifikasi di balik kerja arisan, diadakannya acara-acara keislaman

Page 10 of 19 | Total Record : 182