cover
Contact Name
Safni Elivia
Contact Email
safni@iphorr.com
Phone
+6282282204653
Journal Mail Official
mail@iphorr.com
Editorial Address
Jl. Karet, Sumber Rejo, Kec. Kemiling, Kota Bandar Lampung, Lampung 35155
Location
Kota bandar lampung,
Lampung
INDONESIA
JOURNAL OF Qualitative Health Research & Case Studies Reports
ISSN : 28079094     EISSN : 28078489     DOI : 10.56922
Core Subject : Health,
Jurnal penelitian kualitatif di bidang kesehatan berkaitan dengan penjelasan narasi atau cerita di balik suatu fakta atau kejadian. Disamping itu memuat laporan kegiatan penerapan asuhan keperawatan dibidang kesehatan meliputi kegiatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif pada semua tingkat usia. Terbit 2 kali dalam satu tahun bulan Juli dan Desember
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 3 No 1 (2023): Penanganan Kecemasan Pasien Menjelang Operasi" : 5 Documents clear
Pengaruh pemberian edukasi pengetahuan operasi dengan kecemasan preoperasi pasien pada tindakan spinal anestesi Muhamad Agung Prasetia; Sunarsih Sunarsih; Anita Puri; Al Murhan
JOURNAL OF Qualitative Health Research & Case Studies Reports Vol 3 No 1 (2023): Penanganan Kecemasan Pasien Menjelang Operasi
Publisher : Published by: Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/quilt.v3i1.335

Abstract

Background: Surgery and anesthesia are actions that bring stress, because there is a threat to the integrity of one's body and soul. The existence of this stress can cause anxiety conditions for patients. Several studies that have been done say that about 60% -80% of patients who will undergo surgery will experience preoperative and pre-anesthesia anxiety in various levels. Data obtained from the World Health Organization (WHO) shows that the number of patients undergoing surgery has increased significantly from year to year. It was recorded that in 2011 there were 140 million patients in all hospitals in the world, while in 2012 the data increased by 148 million people. Data from the National Tabulation of the Ministry of Health of the Republic of Indonesia in 2016, explains that surgery ranks 11th out of 50 disease patterns in Indonesia with a percentage of 12.8% and it is estimated that 32% of them are major surgery, and 25.1% have mental conditions and 7% experiencing anxiety. Purpose: To find out how the effect of providing surgical knowledge education on preoperative anxiety of patients with spinal anesthesia at Regional General Hospital Dr. H. Abdul Moeloek Lampung Province in 2022. Method: This type of research is quantitative with Quasy Experiment design with Non Equivalent Control Group Design. The sampling technique used is a probability sampling technique, namely purposive sampling. The population in this study were all patients who underwent surgery under spinal anesthesia at Regional General Hospital  Dr. H. Abdul Moeloek. Collecting data using a questionnaire sheet using the Independent T-test. Results: The results of the study were obtained by using a parametric test using an Independent T-test and p-value = (0.000) < (0.05). Conclusion: Researchers hope that knowledge education can be given to preoperative patients not only with spinal anesthesia but for all patients who will undergo surgery to help overcome anxiety.   Keywords: Spinal Anesthesia; Operation Knowledge Education; Preoperative Anxiety.   Pendahuluan: Tindakan pembedahan dan anestesi merupakan tindakan yang mendatangkan stress, karena terdapat ancaman terhadap integritas tubuh dan jiwa seseorang. Adanya stress tersebut dapat menimbulkan suatu kondisi kecemasan terhadap pasien. Beberapa studi yang pernah dilakukan menyatakan bahwa sekitar 60%-80% pasien yang akan menjalani operasi akan mengalami kecemasan pre operasi dan pre anestesi dalam berbagai tingkatan. Data yang diperoleh dari World Health Organization (WHO) jumlah pasien dengan tindakan operasi mencapai angka peningkatan yang sangat signifikan dari tahun ke tahun. Tercatat ditahun 2011 terdapat 140 juta pasien di seluruh rumah sakit di dunia, sedangkan pada tahun 2012 data mengalami peningkatan sebesar 148 juta jiwa. Data Tabulasi Nasional Departemen Kesehatan RI Tahun 2016, menjabarkan bahwa tindakan bedah menempati urutan ke-11 dari 50 pola penyakit di Indonesia dengan persentase 12,8% dan diperkirakan 32% diantaranya merupakan bedah mayor, dan 25,1% mengalami kondisi kejiwaan serta 7% mengalami kecemasan. Tujuan: Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pemberian edukasi pengetahuan operasi terhadap kecemasan preoperasi pasien dengan tindakan spinal anestesi di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung tahun 2022. Metode: Jenis penelitian ini kuantitatif dengan rancangan Quasy Eksperimen dengan rancangan Non Equivalent Control Grup Design. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik probiliy sampling yaitu dengan purposive sampling.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien menjalani tindakan operasi dengan anestesi spinal di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek. Pengumpulan data menggunakan lembar kuisioner dengan menggunakan uji T-Independent. Hasil: Penelitian di dapatkan uji parametik dengan menggunakan uji T-Independent dan didapatkan nilai p-value = (0.000) < α (0.05). Simpulan: Peneliti berharap edukasi pengetahuan dapat diberikan pada pasien preoperasi bukan hanya dengan anestesi spinal tetapi untuk semua pasien yang akan menjalani tindakan operasi untuk membantu mengatasi kecemasan.
Penerapan terapi relaksasi genggam jari dan nafas dalam terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi pada keluarga Lisa Depita Sari; Rahma Elliya; Djunizar Djamaludin
JOURNAL OF Qualitative Health Research & Case Studies Reports Vol 3 No 1 (2023): Penanganan Kecemasan Pasien Menjelang Operasi
Publisher : Published by: Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/quilt.v3i1.341

Abstract

Background: Hypertension is a non-communicable disease, both in the world and in Indonesia, hypertension is still a very serious problem. Hypertension is one of the causes of death in the world or the equivalent of 40 million deaths each year. Hypertension is also the main cause of cardiovascular disease which is known to be the number 1 cause of death in Indonesia and even 1 in 10 causes of death in the world. Hypertension is a condition with blood pressure above 140/90 mmHg. Hypertension is a condition with blood pressure above 140/90 mmHg.Risk factors for hypertension can be age, gender, smoking habits, obesity, stress, exercise habits, coffee consumption, high sodium diet, alcohol consumption. Purpose: To describe comprehensive nursing care using finger grip relaxation therapy and deep breathing to reduce blood pressure in hypertensive patients in families at Villa Pinang Jaya, Kemiling District, Bandar Lampung. Method: The research design uses descriptive research methods in the form of case studies with the Nursing Care approach, which includes assessment, nursing diagnoses, planning, implementation, and evaluation. This study uses a type of quantitative research and queasy experiment method. The research design used a one group pretest - posttest design without a control group where the research design was included in the pre - experimental research. Results: The results of the study for 3 days of intervention showed that finger grip therapy and deep breathing reduced blood pressure by 10-20 mmHg. Conclusion: finger grip therapy intervention and deep breathing for 30 minutes, morning and evening, for 3 consecutive days. Then systolic blood pressure fell 10 mm Hg and diastolic blood pressure fell 20 mm Hg. So finger holding therapy and deep breathing can lower blood pressure.  Keywords: Hypertension; Blood Pressure Drop; Relaxation Therapy; Handheld Finger; Deep Breath  Pendahuluan: Hipertensi adalah salah satu penyakit tidak menular (PTM), Baik di dunia maupun di Indonesia, Hipertensi masih menjadi masalah yang sangat serius. Penyakit Hipertensi menjadi salah satu penyebab kematian di dunia atau setara 40 juta kematian setiap tahunnya. Hipertensi juga menjadi penyebab utama penyakit kardiovaskuler yang diketahui menjadi penyebab kematian nomor 1 di Indonesia bahkan 1 dari 10 penyakit penyebab kematian didunia. Hipertensi adalah suatu keadaan dengan tekanan darah diatas 140/90 mmHg. Hipertensi adalah suatu keadaan dengan tekanan darah diatas 140/90 mmHg. Faktor resiko terjadinya Hipertensi dapat berupa faktor usia, jenis kelamin, kebiasaan merokok, obesitas, stress, kebiassan berolahraga, mengkonsumsi kopi, diet tinggi natrium, konsumsi alkohol. Tujuan: Untuk Menggambarkan asuhan keperawatan komprehensif dengan menggunakan Terapi Relaksasi Genggam Jari Dan Nafas Dalam Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Pada Keluarga Di Villa Pinang Jaya Kecamatan Kemiling Bandar Lampung. Metode: Desain penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dalam bentuk studi kasus dengan pendekatan Asuhan Keperawatan, yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dan metode quasy experiment. Desain penelitian ini menggunakan one group pre test - post test desain tanpa kelompok control dimana desain penelitian ini termasuk dalam penelitian pre – eksperimental. Hasil: Hasil penelitian selama 3 hari Intervensi menunjukkan bahwa terapi genggam  jari dan apa dalam menurunkan tekanan darah adalah 10-20 mmHg. Simpulan: intervensi terapi genggam jari dan pernapasan dalam selama 30 menit, pagi dan sore, selama 3 hari berturut-turut. Kemudian tekanan darah sistolik turun 10 mmHg dan tekanan darah diastolik turun 20 mm Hg. Maka terapi menggenggam jari dan pernapasan dalam bisa menurunkan tekanan darah.
Latihan rentang gerak sendi (ROM) untuk menurunkan nyeri sendi pada pasien dengan asam urat tinggi Aan Nurhasanah; Eka Trismiyana; Teguh Pribadi
JOURNAL OF Qualitative Health Research & Case Studies Reports Vol 3 No 1 (2023): Penanganan Kecemasan Pasien Menjelang Operasi
Publisher : Published by: Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/quilt.v3i1.343

Abstract

Background: Gout Arthritis is a disease that attacks the joints and bone tissue by the accumulation of uric acid crystals, causing inflammation. The prevalence of joint disease in Lampung is 7.2 percent. Besides that, gout is one of the 3 biggest diseases in Adijaya village. Range of Motion (ROM) exercises can be used as non-pharmacological therapy in reducing joint pain. Range Of Motion (ROM) can also be used to improve joint mobility. Purpose: To make a report on family nursing care by implementing Range of Motion Exercises (ROM) for joint pain in clients who have gout in families in Adijaya village, Central Lampung district in 2023. Method: This writing uses the case study method with the Family Nursing Care approach with 2 respondents who are in the working area of ​​Adijaya Village. The instruments used were SOP Range Of Motion (ROM), daily ROM exercise observation sheets, and a Numeric Rating Scale pain gauge. The study was conducted from April 28 to April 30 2023 using the method of implementing range of motion exercises (ROM) for 10-15 minutes to reduce joint pain in gout patients. Results: Pain before the intervention was moderate pain (4-6) compared to pain after the intervention became mild pain (1-3). Conclusion: range of motion exercises (ROM) can reduce pain when ROM is done to minimize pain in gout responders.   Keywords: Gout Arthritis; Pain; Range Of Motion (ROM)   Pendahuluan: Gout Arthritis adalah penyakit yang menyerang persendian dan jaringan tulang oleh penumpukan kristal asam urat sehingga menimbulkan peradangan. Prevalensi penyakit sendi di Lampung sebesar 7,2 persen. Selain itu asam urat merupakan salah satu dari 3 penyakit paling besar di Desa Adijaya. Latihan Rentang Gerak atau Range Of Motion (ROM) dapat digunakan sebagai terapi non farmakologis dalam menurunkan nyeri sendi. Range Of Motion (ROM) juga dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan mobilitas sendi. Tujuan: Untuk membuat laporan asuhan keperawatan keluarga dengan penerapan Latihan Rentang Gerak (ROM) terhadap nyeri sendi pada klien yang memiliki Asam Urat di keluarga di Desa Adijaya kabupaten Lampung Tengah tahun 2023. Metode: Penulisan ini menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan Asuhan Keperawatan Keluarga dengan 2 responden yang berada diwilayah kerja Desa Adijaya. Instrumen yang digunakan yakni SOP Range Of Motion (ROM), lembar observasi latihan harian ROM, dan alat ukur nyeri Numeric Rating Scale. Penelitian dilakukan pada 28 April hingga 30 April 2023 dengan metode penerapan latihan rentang gerak (ROM) 10-15 menit untuk menurunkan nyeri sendi pada pasien asam urat. Hasil: Nyeri sebelum dilakukan intervensi nyeri sedang (4-6) dibandingkan dengan nyeri setelah dilakukan intervensi menjadi nyeri ringan (1-3). Simpulan: latihan rentang gerak (ROM) dapat menurunkan nyeri saat dilakukan ROM dapat dilakukan untuk meminimalisir terjadi nyeri pada responden asam urat.
Analisis asuhan keperawatan pada penderita diabetes mellitus dengan intervensi keperawatan terapi senam kaki di lapas perempuan kelas II-A Bandar Lampung Mentari Permata Sari; Rika Yulendasari; Andoko Andoko
JOURNAL OF Qualitative Health Research & Case Studies Reports Vol 3 No 1 (2023): Penanganan Kecemasan Pasien Menjelang Operasi
Publisher : Published by: Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/quilt.v3i1.352

Abstract

Background: Diabetes mellitus (DM) is a world health problem. Data from the World Health Organization (WHO) in 2020 states that the number of diabetes mellitus patients has affected more than 500 million people, this number is expected to increase to 642 million (55%). In Indonesia, DM is the third largest case of death at 6.7% after stroke and CHD. DM control can be done with physical activity (diabetic foot exercise), because the permeability of the membrane to glucose increases when the muscles contract because muscle contractions have insulin-like properties. Objective: To determine nursing care for people with diabetes mellitus with foot exercise therapy nursing interventions at Class II-A Women's Prison Bandar Lampung. Method: The design of this scientific paper uses a descriptive design. The data collection method in this scientific paper uses interviews, observation and the application of foot exercises to patients managed by Mrs M and Mrs H. Results: It was found that diabetic foot exercise can reduce blood glucose levels where Mrs M with current blood sugar pretest was 320 mg/dl and decreased to 120 mg/dl in the posttest. Whereas in Mrs H with current blood sugar pretest 240 mg/dl decreased to 120 mg/dl in the posttest. Conclusion: Diabetic foot exercise can reduce blood glucose levels. Suggestion: It is hoped that the results of this study can increase the knowledge of people with diabetes mellitus about foot exercises in reducing and controlling blood glucose levels. Keywords: Foot Exercise Therapy; Patients with Diabetes Mellitus; Lowering Blood Glucose Levels Pendahuluan: Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu masalah kesehatan dunia. Data dari World Health Organization (WHO) tahun 2020 menyatakan jumlah pasien diabetes melitus telah menyerang lebih dari 500 juta orang, jumlah ini diperkirakan meningkat menjadi 642 juta (55%). Di Indonesia sendiri DM menjadi kasus kematian terbesar ketiga sebesar 6,7% setelah stroke dan PJK. Pengendalian DM dapat dilakuakan dengan aktivitas fisik (senam kaki DM), karena permeabilitas membran terhadap glukosa meningkat saat otot berkontraksi karena kontraksi otot memiliki sifat seperti insulin. Tujuan: Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes mellitus dengan intervensi keperawatan terapi senam kaki di Lapas Perempuan Kelas II-A Bandar Lampung. Metode: Design karya tulis ilmiah ini menggunakan design deskriptif. Metode penggumpulan data pada karya tulis ilmiah ini menggunakan wawancara, observasi dan penerapan senam kaki pada pasien kelolaan Ny M dan NY H. Hasil: Didapatkan pemberian senam kaki diabetes dapat menurunkan kadar glukosa dalam darah dimana pada Ny M GDS pretest 320 mg/dl dan menurun menjadi 120 mg/dl pada posttest. Sedangkan pada Ny H GDS pretest 240 mg/dl menurun menjadi 120 mg/dl pada posttest. Simpulan: Senam kaki diabetes dapat menurunkan kadar glukosa darah. Saran: Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan penderita diabetes mellitus tentang senam kaki dalam menurunkan serta mengendalikan kadar glukosa darah.
Asuhan keperawatan pada lansia diabetes mellitus tipe II dengan ketidakstabilan kadar glukosa darah Agus Miraj Darajat; Devi Fitri; Asep Aep Indarna
JOURNAL OF Qualitative Health Research & Case Studies Reports Vol 3 No 1 (2023): Penanganan Kecemasan Pasien Menjelang Operasi
Publisher : Published by: Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/quilt.v3i1.369

Abstract

Backgroung: Diabetes Mellitus in Indonesia is ranked 7th out of 10 countries with a total of 10.7 million sufferers. Indonesia is the only country in Southeast Asia on the list, so it can be estimated that Indonesia's contribution to the prevalence of diabetes cases in Southeast Asia. Purpose: Nursing care is a series of interactions with clients and the environment to achieve the goal of fulfilling needs and independence in caring for themselves. Method: Case studies are to explore a problem/phenomenon with detailed boundaries, have in-depth data collection and include various sources of information. This case study was conducted on two patients with type 2 diabetes mellitus with unstable blood sugar levels. Results: Based on the results of the study that patient 1 Mr. A is 77 years old and patient 2 Mrs. R, 77 years old, with a diagnosis of unstable blood glucose levels intervened in the form of setting a 3J diet every day for the management of hyperglycemia, the results showed that the problem was resolved in both patients. There was a temporary decrease in blood glucose in both patients with the following criteria: blood glucose levels improved, marked by decreased GDS values ​​in both patients. Patient 1 Mr.A from 352 mg/dL to 239 mg/dL and Patient 2 Mrs.R, from 241 to 168 mg/dL. The data was obtained after the implementation of diet education by regulating eating patterns with 3J (amount, type, schedule). Conclusion: Patients with type 2 diabetes mellitus with unstable blood sugar levels can implement diet education and hyperglycemia management. Suggestion: Executing nurses can provide comprehensive nursing care and education to every patient with diabetes mellitus. Keywords: Nursing Care; Diabetes Mellitus; Instability of Blood Sugar Levels Pendahuluan: Diabetes Mellitus di Indonesia berada di peringkat ke-7 di antara 10 negara dengan jumlah penderita sebesar 10,7 juta. Indonesia menjadi sațu-satunya negara di Asia Tenggara pada daftar tersebut, sehingga dapat diperkirakan besarnya kontribusi Indonesia terhadap prevalensi kasus diabetes di Asia Tenggara. Tujuan: Asuhan keperawatan merupakan rangkaian interaksi dengan klien dan lingkungan untuk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan dan kemandirian dalam merawat dirinya. Metode: Studi kasus yaitu untuk  mengeksplorasi suatu masalah/fenomena dengan batasan terperinci, memiliki pengambilan data  yang mendalam dan menyertakan berbagai sumber informasi. Studi kasus ini dilakukan pada dua  orang pasien diabetes mellitus tipe 2 dengan ketidakstabilan kadar gula darah. Hasil: Berdasarkan hasil pengkajian bahwa pasien 1 Tn. A berusia 77 tahun dan pasien 2 Ny. R berusia 77 tahun, dengan diagnose ketidakstabilan kadar glukosa darah melakukan intervensi berupa pengaturan pola makan 3J setiap harinya untuk manajemen hiperglikemia, didapatkan hasil bahwa masalah teratasi pada kedua pasien. Terjadi penurunan glukosa darah sewaktupada kedua pasien dengan kriteria hasil : kadar glukosa dalam darah membaik, ditandai dengan nilai GDS pada kedua pasien menurun. Pasien 1 Tn.A dari 352 mg/dL menjadi 239 mg/dL dan Pasien 2 Ny.R , dari 241 menjadi 168 mg/dL. Data tersebut diperoleh setelah dilakukan implementasi berupa edukasi diet dengan mengatur pola makan dengan 3J (Jumlah,Jenis,Jadwal). Simpulan: Pasien diabetes mellitus tipe 2 dengan ketidakstabilan kadar gula darah dapat dilakukan implementasi edukasi diet dan manajemen hiperglikeimia. Saran: Kepada perawat pelaksana dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan edukasi kepada setiap pasien diabetes mellitus.

Page 1 of 1 | Total Record : 5