cover
Contact Name
Ahmad Syauqi
Contact Email
sainsalami@unisma.ac.id
Phone
+6288210204258
Journal Mail Official
syauqi.fmipa@unisma.ac.id
Editorial Address
FMIPA Lanti 1 Gedung Usman bin Affan Kompleks Unisma Jl. MT. Haryono 193
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Sains Alami (Known Nature)
ISSN : -     EISSN : 26571692     DOI : https://doi.org/10.33474/j.sa-v6i1.2023
Alami menunjuk kepada material yang ada dalam makhluk hidup (ciptaan). Semua senyawa yang ada dalam tubuh makhluk hidup dan sintesis oleh peristiwa biokimia merupakan produk organik. Proses perubahan menuju mineralisasi oleh mikroorganisme merupakan peristiwa dekomposisi dan dalam hal ini juga terjadi dalam suatu kehidupan. Selanjutnya, biogeokimia; studi proses-proses biologi pada tanah/lahan merupakan suatu perputaran zat dan hal ini sangat penting dalam kehidupan. (Natural refers to the material that exists in living things (creation). All compounds that exist in the body of living things and are synthesized by biochemical events are organic products. The process of change towards mineralization by microorganisms is a decomposition event and in this case also occurs in a life. Furthermore, biogeochemistry; study of biological processes on soil/land is a cycle of matter and this is very important in life).
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol. 6 No. 1 (2023)" : 7 Documents clear
Uji Potensi Ekstrak Buah Maja (Aegle marmelos L.) Sebagai Larvasida Nabati Terhadap Mortalitas Larva Nyamuk Aedes aegypti L. M. azkal umam; Sama' Iradat Tito; Hasan Zayadi
Jurnal SAINS ALAMI (Known Nature) Vol. 6 No. 1 (2023)
Publisher : FMIPA UNISMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/j.sa.v6i1.12815

Abstract

The Aedes aegypti (L) is a vector of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF). To reduce the occurrence of dengue by terminating the mosquito life cycle at the larval stage, its common to use synthetic insecticides but can cause environmental pollution, resistance to mosquitoes and larvae. Therefore, another alternative is needed as a vegetable larvicide, one of which can use Maja fruit extract because it contains secondary metabolites (tannins, alkaloids, saponins and flavonoids). This study aims to test the Maja fruit extract at various concentration levels on the mortality of larvae. This research was carried out in February-March 2021 at Central Laboratorium of Islamic University of Malang, using True Experimental research method with a research design using RAL. Larval samples used were instar III as many as 20 individuals/treatment. This study consists of 1 control group (aquades) and 5 treatment groups consisting of concentrations: 12 mg/ml, 24 mg/ml, 38 mg/ml, 48 mg/ml, 60 mg/ml with 4 repetition and carried out during 24 hours. Data analysis used one way ANOVA and LSD tests to determine the difference between each treatment group, furthermore, for the calculation of the lethal concentration value, Probit Analysis is used. The results showed that the control treatment was significantly different with each treatment of maja fruit extract concentration, the higher concentration, the higher larval mortality. Based on the results of the LC50 value of 48.071 mg/ml (range 45.068 - 50,676 mg/ml) that the 48 mg/ml treatment was effective in increasing the mortality of 50% of larvae Aedes aegypti (L).Keywords: Aedes aegypti L, Aegle maemelos L. DHF, Vegetable larvicideABSTRAKNyamuk Aedes aegypti (L) merupakan vektor dari penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Untuk mengurangi terjadinya DBD perlu dilakukan pemutusan siklus hidup nyamuk pada tahap larva, biasanya menggunakan insektisida sintetik namun dapat menyebabkan pencemaran lingkungan, resistensi terhadap nyamuk dan larva. Maka diperlukan alternatif lain sebagai larvasida nabati salah satunya menggunakan ekstrak buah Maja (Aegle marmelos L.) yang mengandung senyawa metabolit sekunder yaitu tanin, alkaloid saponin dan flavonoid. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji ekstrak buah maja (Aegle marmelos L.) pada berbagai level konsentrasi terhadap mortalitas larva nyamuk Aedes aegypti (L). Penelitian ini dilaksanakan pada Februari-Maret 2021 di Laboratorium Pusat Universitas Islam Malang. Metode penelitian ini adalah True Eksperimental dengan rancangan penelitian menggunakan RAL. Sampel larva yang digunakan adalah instar III sebanyak 20 ekor setiap perlakuan. Penelitian ini yaitu terdiri 1 kelompok kontrol (aquades) dan 5 kelompok perlakuan terdiri dari konsentrasi: 12 mg/ml, 24 mg/ml, 38 mg/ml, 48 mg/ml, 60 mg/ml dengan 4 kali ulangan. Pengamatan dilakukan selama 24 jam. Data dianalisis menggunakan uji one way ANOVA dan LSD untuk mengetahui perbedaan antara setiap kelompok perlakuan selanjutnya untuk perhitungan nilai lethal concentration digunakan Analisis Probit. Hasil penelitian menunjukan perlakuan kontrol berbeda nyata dengan setiap kelompok konsentrasi ekstrak buah maja, semakin tinggi konsentrasi maka semakin tinggi pula mortalitas larva. Berdasarkan hasil nilai LC50 yaitu 48,071 mg/ml (kisaran 45,068 - 50,676 mg/ml) bahwa pada perlakuan 48 mg/ml sudah efektif dalam meningkatkan mortalitas 50% larva Aedes aegypti (L).Kata kunci : Aedes aegypti L, Aegle marmelos L, DBD, Larvasida Nabati.
Estimasi Stok Karbon Di Precet Kawi Forest Wilayah Resort Pemangkuan Hutan Wagir KPH Malang Lastya Adimas; Hasan Zayadi; Hamdani Dwi Prasetyo
Jurnal SAINS ALAMI (Known Nature) Vol. 6 No. 1 (2023)
Publisher : FMIPA UNISMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/j.sa.v6i1.12945

Abstract

  This study aims to determine how much of the Precet Kawi Forest area of the Wagir Forest Pemangkuan Resort Area KPH Malang is able to store carbon reserves. The results of this study can support conservation area management activities in a sustainable and sustainable manner in relation to reducing the impact of global warming. The research was conducted at Precet Kawi Forest, Pemangkuan Hutan Wagir Resort area of KPH Malang. Data processing and determination of specific gravity were carried out at the Central Laboratory of the Islamic University of Malang. Determination of the location of the plot using purposive sampling method with an emphasis on locations with a high level of diversity. Plots were made at 3 locations and coordinates were taken using GPS. The results of this study used two allometric methods, Chave and Istomo, which showed that the potential carbon stock in the protected forest plot area had the highest carbon stock value. In the plot area of Pinus merkusii Jungh et de Vriese has the second highest carbon storage content. Judging from the Swietenia mahagoni plot has the lowest carbon storage compared to the protected forest plot and the Jungh et de Vriese Pinus merkusii plot. further research to determine the carbon content stored underground (Below ground) at the same location. Keywords: Carbon Stock, Carbon Pool, KPH Malang ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kawasan Precet Kawi Forest Wilayah Resort Pemangkuan Hutan Wagir KPH Malang mampu menyimpan candangan karbon. Hasil penelitian ini dapat menunjang kegiatan pengelolaan kawasan konservasi secara berkelanjutan dan lestari dalam kaitannya dengan pengurangan dampak pemanasan global.Penelitian dilakukan di Precet Kawi Forest, wilayah Resort Pemangkuan Hutan wagir KPH Malang. Pengolahan data dan penentuan berat jenis dilakukan di Laboratorium Pusat Universitas Islam Malang. Penentuan lokasi plot menggunakan metode purposive sampling di titik beratkan pada lokasi yang tingkat keragaman yang tinggi. Plot dibuat pada 3 lokasi dan pengambilan koordinat dengan menggunakan GPS. Pada hasil penelitian menggunakan dua metode alometrik Chave(2005) dan Istomo(2006) yang dapat diketahui potensi cadangan karbon pada area plot hutan lindung memiliki nilai cadangan karbon tertinggi. Pada area plot Pinus merkusii Jungh et de Vriese memiliki kandungan simpanan karbon tertinggi kedua. Dilihat dari plot Swietenia mahagoni memiliki simpanan karbon terendah dibandingan plot hutan lindung dan plot Pinus merkusii Jungh et de Vriese. Dalam penelitian ini dilakukan analisis kandungan karbon di atas tanah (Above ground) pada struktur jaringan hidup batang pohon, Saran dari penelitian ini yaitu perlu diadakannya penelitian lebih lanjut untuk mengetahui kandungan karbon yang tersimpan pada bawah tanah (Below ground) pada lokasi yang sama. Kata kunci: Karbon stok, carbon pool, KPH Malang.
Analisis In Silico dan Aktivitas Antioksidan Senyawa Nano Kompleks Pada Daun dan Cabang Bidara (Ziziphus mauritiana Lamk) Kholisatun Nisa; Tintrim Rahayu; Gatra Ervi Jayanti
Jurnal SAINS ALAMI (Known Nature) Vol. 6 No. 1 (2023)
Publisher : FMIPA UNISMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/j.sa.v6i1.13077

Abstract

Bidara (Ziziphus mauritiana Lamk.) is a source of natural antioxidants that contain antioxidant compounds such as flavonoids, carotenoids, phenolic, and ascorbic acid. Antioxidants in this study were in the form of complex compounds without taking any of the compounds (single compounds). In addition to complex compounds, bidara with nano size can play a maximum role in carrying out its function as an antioxidant in the body. This study aims to determine the composition of active compounds that act as antioxidants in leaves, branches, and combinations of bidara leaves through in silico analysis and to determine the effectiveness of antioxidant tests on nano complex compounds of leaves, branches, and combinations of bidara leaves. In silico analysis of active compounds was carried out online using the Dr. website. Duke's Phytochemical and Ethnobotanical Databases, Passonline, Smiles and Stitch. Experimental research using freeze dry so that bidara becomes a nanometer-sized powder. The samples used were leaves, branches and a combination of leaves and branches tested by the 2,2 Diphenyl 1 picrylhydrazyl (DPPH) method. The results of the in silico analysis showed that there are 4 compounds in the bidara plant that act as antioxidants, namely caumarin and rutin in the leaves, batulinic-acid and ceanothic-acid in the branches. The experimental results showed that the antioxidant activity of the three treatments had differences in antioxidant effectiveness. The color change of DPPH indicates the presence of antioxidants, the color of the leaf sample from dark purple to yellow, the color of the branch sample from dark purple to light purple, and the sample of the combination of leaves from dark purple to yellowish cloudy white. The color change indicates that the combination of leaves and branches has high antioxidant activity, then leaves and finally branches. Microscopic observations showed the formation of crystals in the bidara powder. The crystal structure shows an orderly and organized pattern. The active compounds in bidara that act as antioxidants are caumarin, rutin, batulinic-acid, and ceanothic-acid. The combination of leaves and branches has a high antioxidant activity compared to leaves and branches. Keywords: bidara, In silico, complex compound, antioxidant activity ABSTRAK Bidara (Ziziphus mauritiana Lamk.) merupakan sumber antioksidan alami yang memiliki kandungan senyawa antioksidan seperti flavonoid, karotenoid, fenolik, dan asam askorbat. Antioksidan dalam penelitian ini berupa senyawa kompleks tanpa mengambil salah satu senyawanya (senyawa tunggal). Selain senyawa kompleks, bidara dengan ukuran nano dapat berperan maksimal dalam menjalankan fungsinya sebagai antioksidan di dalam tubuh. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui komposisi senyawa aktif yang berperan sebagai antioksidan pada daun, cabang, dan kombinasi daun-cabang bidara melalui analisis in silico serta untuk mengetahui efektivitas dari uji antioksidan pada senyawa nano kompleks daun, cabang, serta kombinasi daun-cabang bidara. Analisis senyawa aktif melalui in silico dilakukan secara online dengan menggunakan website Dr. Duke’s Phytochemical and Ethnobotanical Databases, Passonline, Smiles dan Stitch. Penelitian eksperimental dengan menggunakan freeze dry sehingga bidara menjadi serbuk berukunan nanometer. Sampel yang digunakan adalah daun, cabang dan kombinasi daun-cabang dan diuji dengan metode 2,2 Diphenyl 1 picrylhydrazyl (DPPH). Hasil analisis in silico terdapat 4 senyawa dalam tanaman bidara yang memiliki peran sebagai antioksidan yaitu caumarin dan rutin pada daun, batulinic-acid dan ceanothic-acid pada cabang. Hasil penelitian eksperimantal menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan dari tiga perlakuan memiliki perbedaan efektivitas antioksidan. Perubahan warna DPPH menunjukkan adanya antioksidan, warna pada sampel daun dari ungu pekat menjadi kuning, warna pada sampel cabang dari ungu pekat menjadi ungu muda, dan sampel kombinasi daun-cabang dari ungu pekat menjadi putih keruh kekuningan. Perubahan warna tersebut menunjukkan bahwa kombinasi daun-cabang memiliki aktivitas antioksidan tinggi, kemudian daun dan terakhir cabang. Pada pengamatan mikroskop menunjukkan terbentuknya kristal dalam serbuk bidara, dan berhasilnya proses pembuatan nano kompleks. Struktur kristal menunjukkan pola yang teratur dan terorganisir. Senyawa aktif dalam bidara yang berperan sebagai antioksidan adalah caumarin, rutin, batulinic-acid dan ceanothic-acid. Kombinasi daun-cabang mempunyai aktivitas antioksidan yang tinggi dibandingkan daun dan cabang. Kata kunci: bidara, In silico, senyawa kompleks, aktivitas antioksidan.
Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair Hasil Fermentasi Buah Maja dan Pupuk Organik Cair NASA Terhadap Pertumbuhan Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum) Wardah Kamilia; Saimul Laili; Sama'iradat Tito
Jurnal SAINS ALAMI (Known Nature) Vol. 6 No. 1 (2023)
Publisher : FMIPA UNISMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/j.sa.v6i1.15416

Abstract

  Tomato (Lycopersicum esculentum) is a multipurpose and multifunctional fruit vegetable that can be cultivated in lowland or highland land. One of the factors that greatly affect the yield of tomato plants is fertilization. Liquid organic fertilizer fermented maja fruit is a simple fertilizer extracted from maja fruit, liquid organic fertilizer fermented maja fruit can provide additional organic matter in the form of nutrients needed by plants. NASA liquid organic fertilizer is a liquid organic fertilizer which is an extraordinary invention in the world of agriculture and can provide nutrients to plants. This research was conducted in the garden of Jalan Joyo Suryo, Merjosari, Kec. Lowokwaru, Malang City in June – August 2021. The results showed that the best in the study was the administration of NASA liquid organic fertilizer with a concentration of 20 ml due to the availability of macro and micro nutrients which were more complete and easily absorbed than the liquid organic fertilizer fermented by maja fruit. which also has lower effectiveness at 5ml concentration. Keywords: Maja Fermentation liquid organic fertilizer, NASA liquid organic fertilizer, Tomato ABSTRAK  Tomat (Lycopersicum esculentum) tergolong sayuran buah multiguna dan multifungsi yang dapat dibudidayakan di lahan dataran rendah ataupun lahan dataran tinggi. Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi hasil tanaman tomat adalah pemupukan. Pupuk organik cair hasil fermentasi buah maja merupakan pupuk sederhana yang diekstraksi dari buah maja, pupuk organik cair hasil fermentasi buah maja dapat memberi tambahan bahan organik berupa unsur hara yang diperlukan tanaman. Pupuk organik cair NASA adalah pupuk organik cair yang merupakan penemuan yang luar biasa dalam dunia pertanian serta dapat memenuhi nutrisi pada tanaman. Penelitian ini dilaksanakan di kebun Jalan Joyo Suryo, Merjosari, Kec. Lowokwaru, Kota Malang pada bulan Juni – Agustus 2021. Hasil penelitian menunjukkan yang terbaik dalam penelitian yaitu pada pemberian pupuk organik cair NASA konsentrasi 20ml karena ketersediaan unsur hara makro dan mikro yang lebih lengkap dan mudah terserap dengan baik dibanding pupuk organik cair hasil fermentasi buah maja yang juga memiliki efektivitas lebih rendah dengan konsentrasi 5ml. Kata kunci: POC Maja, POC NASA, Tomat
Kajian Akar Kadaka Sebagai Media Tanam Dengan Pengaruh Variasi Konsentrasi Indole Butyric Acid Terhadap Pertumbuhan Anggrek Dendrobium Cana licullatum Muhammad Sholikhul Hadi; Tintrim Rahayu; Gatra Ervi Jayanti; Dita Agisimanto
Jurnal SAINS ALAMI (Known Nature) Vol. 6 No. 1 (2023)
Publisher : FMIPA UNISMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/j.sa.v6i1.17140

Abstract

Dendrobium is an orchid that many orchid lovers like. Efforts to increase the quantity of orchids in the growth phase can be done in several ways, namely through the regulation of fertilization and the use of appropriate planting media. Planting media from kadaka roots is the right media for the growth of orchid. The addition of nutrients N, P, and K together showed a significant increase in total biomass. In addition to fertilizers, growth regulators substances also affect growth. The plant hormone used in plant cultivation is the auxin hormone. One type of auxin hormone type is Indole Butyric Acid (IBA) which functions to stimulate root formation. This study aimed to study the effect of IBA concentration on the root growth of Dendrobium orchids grown on kadaka root media. Dendrobium orchids seedlings were selected beforehand, planted in kadaka roots, and treated twice a week. The treatment was carried out for two months using IBA concentrations of 0.25, 0.50, 0.75, and 1.0 ml/L. The administration of IBA hormone on the growth of Dendrobium canaliculatum affects the number of new roots, leaf length, and plant height. IBA at 0.25 ml/L was the optimal concentration for the number of new roots. The number of new roots as an indicator of optimal orchid growth in response to IBA hormone administration. Keywords: Kadaka, Indole Butyric Acid (IBA), Orchid, Orchid Growth Abstrak Anggreek merupakan tanaman hias yang banyak peminatnya. Upaya peningkatan kuantitas anggrek pada fase pertumbuhan dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu melalui pengaturan pemupukan serta penggunaan media tanam yang sesuai. Penambahan unsur hara N, P, K secara bersama menunjukkan peningkatan total biomassa yang signifikan. Oleh karna itu pupuk yang diberikan dalam penelitian ini merupakan pupuk merek Mamigrow (21-21-21). Zat Pengatur Tumbuh menyampaikan kontribusi krusial pada global pertanian. galat satu hormon tanaman yang dipergunakan pada pembudidayaan tanaman merupakan hormon auksin. salah satu jenis hormon auksin merupakan hormon Indole Butyric Acid (IBA) yang artinya aneka hormon yang dipergunakan buat merangsang pembentukan akar. Penelitian ini bertujuan buat mengkaji efek konsentrasi IBA rendah terhadap pertumbuhan akar anggrek Dendrobium yang ditanam pada media akar kadaka Tanaman anggrek Dendrodium kultur benih yang dipanen dan diseleksi terlebih dahulu, ditanam di akar kadaka, dan diberi perlakuan dua kali seminggu selama dua bulan menggunakan konsentrasi 0,25, 0,50, 0,75, dan 1,0 ml/L IBA. Pemberian hormon IBA terhadap pertumbuhan anggrek Dendrobium Cana licullatum berpengaruh pada jumlah akar baru, panjang daun dan tinggi tanaman. IBA pada 0,25 ml/L merupakan konsentrasi yang optimal untuk jumlah akar baru. Jumlah akar baru sebagai indikator pertumbuhan anggrek yang optimal terhadap respon pemberian hormon IBA. Kata kunci: Kadaka, Indole Butyric Acid (IBA), Anggrek, Pertumbuhan
Analisis Glukosa Serat Kasar pada Akar dan Daun Eceng Gondok (Eichhornia Crassipes) Hera Yuana; Ahmad Syauqi; Majida Ramadhan
Jurnal SAINS ALAMI (Known Nature) Vol. 6 No. 1 (2023)
Publisher : FMIPA UNISMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/j.sa.v6i1.17451

Abstract

Water hyacinth (Eichhornia crassipes) is a plant that contains natural fibers in which there is lignocellulose consisting of lignin, hemicellulose and cellulose. The hydrolysis process can break cellulose and hemicellulose polymers into their constituent sugar monomers. Glucose can be used as an energy source for ruminants. This study aims to determine the crude fiber content in water hyacinth plants and to study the concentration of glucose hydrolyzate in the crude fiber component of water hyacinth. The research method is descriptive quantitative, namely the analysis of substances with the Weende method procedure and glucose test with acid hydrolysis (HCl). It was repeated 6 times consisting of roots and leaves. The results showed that the content of crude fiber and minerals in the roots was 43.8% and in the leaves was 29.4%. at the root of 12.05 mol/kg glucose. The presence of glucose content in water hyacinth crude fiber has the potential as a source of ruminant feed with proper hydrolysis application for feed. Keywords: Water hyacinth (Eichhornia crassipes), Crude Fiber, Glucose, proximate test and acid hydrolysis ABSTRAK Tumbuhan eceng gondok (Eichhornia crassipes) yang dianggap sebagai gulma perairan, dapat tumbuh dengan cepat dan memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi sehingga dapat mengganggu ekosistem perairan jika jumlahnya tidak terkendali. Perlu adanya upaya pengedalian salah satunya dengan memanfaatkannya menjadi bahan pakan ternak ruminansia. Tumbuhan eceng gondok (Eichhornia crassipes)merupakan tumbuhan yang mengandung serat alam yang didalamnya terdapat lignoselulosa yang terdiri dari lignin, hemiselulosa dan selulosa. Dengan proses hidrolisis dapat memecahkan polimer selulosa dan hemiselulosa menjadi monomer gulapenyusunnya. Glukosa dapat dijadikan sumber energi bagi ternak ruminansia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui untuk mengetahui kandungan serat kasar pada tumbuhan eceng gondok dan untuk mempelajari konsentrasi hidrolisat glukosa pada komponen serat kasar eceng gondok. Metode penelitian adalah deskriptif kuantitatif yaitu analisis zat dengan prosedur metode weende dan uji glukosa dengan hidrolisis asam. Analisis data yaitu statistik deskriptif Dilakukan 6 kali ulangan terdiri atas bagian akar dan daun tanpa pengambilan mineralnya.Data hasil uji menunjukan adanya kandungan  serat kasar dan mineral pada akar yaitu sebesar 43,8 % dan pada daun sebesar 29,4 %. data hasil uji glukosa menunjukan adanya glukosa dalam serat kasar eceng gondok pada daun sebesar 14,70 mol/kg glukosa dan pada akar 12,05 mol/kg glukosa. Hasil penelitian menunjukan adanya kandungan glukosa dari serat kasar eceng gondok yang berpotensi sebagai sumber pakan ruminansia dengan penerapan hidrolisis yang layak untuk pakan. Kata kunci: Eceng gondok (Eichhornia crassipes), Serat Kasar, Glukosa, uji proksimat dan hidrolisis asam
Analisis Keanekaragaman Vegetasi Di Hutan Lindung Resort Pemangkuan Hutan Selorejo Kecamatan Dau Kabupaten Malang M. Tanthowi Qodrir Ridlo; Ari Hayati; Hamdani Dwi Prasetyo
Jurnal SAINS ALAMI (Known Nature) Vol. 6 No. 1 (2023)
Publisher : FMIPA UNISMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/j.sa.v6i1.18453

Abstract

Forest damage has an effect on ecological functions, such as the root system of forest trees will be disturbed, forest floor covering plants cannot increase soil stability, so they are unable to reduce the speed of water flow which causes erosion and flooding. In general, the presence of vegetation in an area has a positive impact, but the effect varies depending on the structure and composition of the vegetation that grows in the area. This study aims to calculate and analyze the structure, composition and diversity of vegetation in the Selorejo RPH protected forest. This research was conducted from March 6 to July 20, 2022 using survey methods and quadratic transects. The results showed that the composition of vegetation in the protected forest of RPH Selorejo contained 4829 individuals from 64 species belonging to 26 families. At the tree level, the highest INP value was found in the Trembesi species (Samanea saman) with an INP of 169.92%. At the pole level, the highest INP value was found in the Kepuh species (Sterculia foetida) with an INP of 141.05%. At the sapling level, the highest INP value is found in the type of Arabica Coffee (Coffea arabica) with an INP of 70.40%. At the seedling level there are only 2 species, namely; Avocado (Persea americana) and Arabica Coffee (Coffea arabia) with an INP of 0.00% each and at the lower plant level The highest INP value was found in the Tekelan (Ageratina riparia Regel) species with an INP of 63.17%. The diversity index in the protected forest of Selorejo RPH for tree and seedling species was categorized as low diversity, while for saplings, poles and understorey species, it was categorized as moderate diversity. Keywords: Forest Damage, Vegetation Analysis, Vegetation Diversity ABSTRAK Kerusakan hutan memberikan pengaruh terhadap fungsi ekologis, seperti sistem perakaran pada pohon hutan akan terganggu, tumbuhan penutup lantai hutan tidak dapat meningkatkan stabilitas tanah, sehingga tidak mampu mengurangi kecepatan aliran air yang menyebabkan erosi dan banjir. Secara umum kehadiran vegetasi pada suatu area memberikan dampak positif, tetapi pengaruhnya bervariasi tergantung pada struktur dan komposisi vegetasi yang tumbuh pada daerah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung dan mengalisis struktur, komposisi dan keanekaragman  vegetasi di hutan lindung RPH  Selorejo. Penelitian ini dilaksanakan pada 6 Maret sampai  20 Juli 2022 dengan menggunakan metode survey dan transek kuadrat. Hasil penelitian menunjukkan Komposisi Vegetasi di hutan lindung RPH Selorejo terdapat 4829 individu dari 64 spesies yang tergolong ke dalam 26 familia. Pada tingkat pohon Nilai INP tertinggi terdapat pada jenis Trembesi (Samanea saman). Pada tingkat tiang nilai INP tertinggi terdapat pada jenis Kepuh (Sterculia foetida) . Pada tingkat pancang Nilai INP tertinggi terdapat pada jenis Kopi Arabika (Coffea arabica). Pada tingkat semai hanya terdapat 2 spesies yaitu ; Persea americana dan Coffea arabica. serta pada tingkat tumbuhan bawah Nilai INP tertinggi terdapat pada jenis Tekelan (Ageratina riparia Regel). Indeks keanekaragaman  di hutan lindung RPH Selorejo pada jenis pohon dan semai dikategorikan keanekaragaman rendah, sedangkan untuk jenis pancang, tiang dan tumbuhan bawah dikategorikan keanekaragaman sedang. Kata kunci: Kerusakan Hutan, Analisis Vegetasi, Keanekaragaman Vegetasi

Page 1 of 1 | Total Record : 7