cover
Contact Name
Dwi Tamara
Contact Email
admin@iasssf.com
Phone
-
Journal Mail Official
aes@journal-iasssf.com
Editorial Address
Cluster Kukusan No 25 M, Jl. Rw. Pule I, Kukusan, Beji, Depok City, West Java 16425
Location
Kota depok,
Jawa barat
INDONESIA
Applied Environmental Science (AES)
ISSN : -     EISSN : 30250412     DOI : -
Core Subject : Education, Social,
Applied Environmental Science (AES) adalah jurnal ilmiah yang didedikasikan untuk mendukung diskusi dan inovasi di bidang ilmu lingkungan, termasuk praktik dan studi kasus yang bertujuan untuk mewujudkan keberlanjutan lingkungan. AES berkomitmen untuk mempublikasikan jurnal yang tidak hanya kuat secara substansial akademis atau teori namun juga menghasilkan jurnal berisi rekomendasi kebijakan yang aplikatif.
Articles 5 Documents
Briefed on the development and progress of CCUS projects in China, USA, Western Europe, Russia, Norway, India, and Indonesia: a journal review Rudianto Rimbono; Raldi H. Koestoer
Applied Environmental Science Vol. 1 No. 1: (July) 2023
Publisher : Institute for Advanced Science, Social, and Sustainable Future

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61511/aes.v1i1.2023.42

Abstract

The global commitment to manage climate change issues is getting stronger and stronger. Therefore this review is carried out with the objective to obtain recent progress of efforts on emission control and handling through CCUS by various countries around the world. This review is carried out to highlight the development of carbon capture utilization and/or storage (CCUS) in China, the USA, and India, as these countries are known to be the most energy consumption countries. Its campaign to reduce emissions will contribute significantly to the effort of managing the global warming issue. The method used in this study is a literature review on the policies, studies, and projects mainly in China, and several other countries for comparison. The review found that although China is relatively late in doing such activities on climate change, but the progress is significantly faster than the others. The numbers of studies and patents are much higher than other countries, and the central and local governments issued a number of policies to help encourages the industries. The USA is known as one of the leading countries implementing CCS/CCUS and still creating incentive policies. European, Russian, and Indian countries pay serious attention to this effort and implement it while Indonesia as a non-industrial country is catching up.. From this literature research, it can be concluded that the technology for implementing CCUS is still at a high cost so policy and government funding support is needed as well as non-traditional sources of capital source such as green funding, carbon trading, etc.
Kesesuaian kondisi oseanografi dalam mendukung ekosistem terumbu karang di pantai mengiat, Nusa Dua Bali Muhammad Hafidh Soni Rajabson; Rima Rachmayani; Putu Natalia Sarasvati
Applied Environmental Science Vol. 1 No. 1: (July) 2023
Publisher : Institute for Advanced Science, Social, and Sustainable Future

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61511/aes.v1i1.2023.60

Abstract

Karang merupakan salah satu biota yang sangat sensitif terhadap perubahan kualitas air laut, khusunya Suhu Permukaan Laut (SPL). Parameter kualitas air laut meliputi suhu, salinitas, pH, dan Dissolved Oxygen (DO) memiliki peran yang penting bagi biota laut. Kondisi kualitas air yang melebihi ambang batas yang dapat ditolerir oleh karang, diduga dapat menghambat laju pertumbuhan maupun proses resiliensinya. Penelitian ini bertujuan untuk memahami kondisi oseanografi dan kesesuaiannya dalam mendukung ekosistem terumbu karang di Perairan Nusa Dua. Pengukuran kualitas air secara in situ dilakukan pada 14 Juli 2022 di Sektor 5, Coral Garden, dan BTN yang merupakan area ekosistem terumbu karang. Hasil penelitian menunjukkan, nilai sebaran SPL berkisar antara 27.5-28,1°C, salinitas berkisar 30 PSU; pH berkisar 8,01 - 8,18 satuan; DO berkisar 7.2 - 7,4 mg/L; kecerahan berkisar 1.75 – 1.82 m. Kondisi tersebut menunjukkan kualitas air masih sesuai dengan baku mutu air laut khususnya bagi karang, sesuai yang ditetapkan oleh Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia, kecuali untuk parameter salinitas dan suhu yang berada di bawah ambang batas minimum.
Manajemen pemeliharaan induk kepiting bakau (Scylla serrata) di ekowisata mangrove Wanasari, Tuban Putu Natalia Sarasvati; I Gusti Bagus Sila Dharma
Applied Environmental Science Vol. 1 No. 1: (July) 2023
Publisher : Institute for Advanced Science, Social, and Sustainable Future

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61511/aes.v1i1.2023.61

Abstract

Kepiting bakau (Scylla serrata) merupakan salah satu hasil perikanan pantai yang banyak disenangi masyarakat karena rasa dagingnya yang enak, terutama daging kepiting yang sedang bertelur, serta kandungan proteinnya yang tinggi. Ekowisata Mangrove Wanasari, Tuban, Bali sebagai upaya dalam meningkatkan usaha dan kualitas pada ketersediaan kepiting bakau serta untuk mengetahui segala hal yang berkaitan dengan Manajemen Pemeliharaan Induk Kepiting Bakau (Scylla serrata) beserta kendala-kendala yang dihadapi pada kegiatan pemeliharaan induk kepiting bakau. Bidang kerja yang diambil adalah pengamatan dan manajemen pengindukan kepiting bakau (Scylla serrata). Dalam pengamatan tersebut indukan kepiting belum dalam tahap fase kawin dikarenakan pada saat itu memasuki musim hujan yang dimana kepiting cenderung pada fase bertahan hidup. Dikatakan bahwa kepiting bakau (Scylla serrata) memasuki fase kawin pada musim kemarau, sehingga pada waktu PKL dilakukan manajemen pada kolam indukan dan indukan agar tidak mati.
Pengaruh washing jeans terhadap lingkungan sekitar Dine Nurdian; Hertien Koosbandiah Surtikanti
Applied Environmental Science Vol. 1 No. 1: (July) 2023
Publisher : Institute for Advanced Science, Social, and Sustainable Future

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61511/aes.v1i1.2023.141

Abstract

Desa Buninagara Kecamatan Kutawaringin memiliki potensi lokal dalam bidang industri celana jeans. Salah satu proses pembuatan celana jeans adalah pencucian (washing). Kegiatan washing memerlukan campuran berbagai bahan kimia, diantaranya : sodium hypochloric, deterjen, dan softener yang dapat mencemari lingkungan jika digunakan secara tidak tepat. Dalam penelitian ini peneliti menganalisa objek penelitian dengan menjelaskan situasi atau keadaan dengan memaparkan data yang didapat, lalu kemudian dianalisa hingga menghasilkan kesimpulan. Data yang digunakan oleh peneliti menggunakan data sekunder yang berasal dari bahan kajian secara kepustakaan serta menggunakan data primer sebagai bahan kajian permasalahan analisis di lapangan atau data yang diperoleh dari masyarakat untuk menguatkan data sekunder.  Dalam penelitian ini responden merasa keberadaan industri jeans tidak berpengaruh terhadap kesehatan dan keadaan sungai di sekitar, karena masyarakat menilai bahwa lingkungan bisa memperbaiki dirinya sendiri melalui proses alaminya, akan tetapi harus diingat bahwa kemampuan sungai untuk membersihkan diri dari bahan pencemar mempunyai batas-batas tertentu bergantung keadaan sungainya. Jika jumlah bahan pencemar di dalam sungai sedikit, maka proses purifikasi akan berjalan dengan baik, sebaliknya jika jumlah bahan pencemar di dalam sungai sangat besar, melebihi kemampuan sungai untuk melakukan purifikasi, maka proses purifikasi tidak dapat berjalan dengan baik, sehingga pencemaran air akan terjadi.
The electric vehicle transition in Russia and Indonesia Ashurzoda Shahboz; Raldi Hendrotoro Seputro Koestoer
Applied Environmental Science Vol. 1 No. 1: (July) 2023
Publisher : Institute for Advanced Science, Social, and Sustainable Future

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61511/aes.v1i1.2023.153

Abstract

Due to worries about global warming and its effects on the environment, economy, and society, a lot of emphasis has been paid to the switch to electric vehicles (EVs). This essay focuses on the switch to electric vehicles in Indonesia and Russia. Green technology, such as EVs, have been introduced in Indonesia in order to lower carbon dioxide (CO2) emissions and enhance air quality. The study emphasizes the advantages of EVs, including their simplicity and improved comfort when compared to conventional vehicles, as well as their free highway use, parking, and tax incentives. The restricted affordability, ambiguous national policies, and inadequate public infrastructure provide difficulties for Indonesia. However, relative to its enormous auto fleet, Russia has lagged behind in the development of EVs, with just a tiny number of registered electric vehicles. However, the Russian government has approved a plan to increase the infrastructure and production of electric road transport. The strengths, weaknesses, and transitional strategies for EVs are assessed using a case study approach and comparative analysis. In order to encourage the use of EVs, it is stressed the significant of incentive programs and supportive policies, such as tax breaks and regional manufacture.  The study comes to the conclusion that although both nations have made progress in the transition to electric vehicles, more has to be done in terms of policy creation, infrastructure development, and technological improvements in order to hasten the adoption of EVs in Russia and Indonesia.

Page 1 of 1 | Total Record : 5


Filter by Year

2023 2023