cover
Contact Name
Eko Fajar Cahyadi
Contact Email
ekofajarcahyadi@ittelkom-pwt.ac.id
Phone
+6285384848666
Journal Mail Official
infotel@ittelkom-pwt.ac.id
Editorial Address
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Institut Teknologi Telkom Purwokerto Jl. D. I. Panjaitan, No. 128, Purwokerto 53147, Indonesia
Location
Kab. banyumas,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal INFOTEL
ISSN : 20853688     EISSN : 24600997     DOI : https://doi.org/10.20895/infotel.v15i2
Jurnal INFOTEL is a scientific journal published by Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) of Institut Teknologi Telkom Purwokerto, Indonesia. Jurnal INFOTEL covers the field of informatics, telecommunication, and electronics. First published in 2009 for a printed version and published online in 2012. The aims of Jurnal INFOTEL are to disseminate research results and to improve the productivity of scientific publications. Jurnal INFOTEL is published quarterly in February, May, August, and November. Starting in 2018, Jurnal INFOTEL uses English as the primary language.
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 5 No 2 (2013): November 2013" : 7 Documents clear
Analisis Kualitas Jaringan 2G Pada Frekuensi 900MHz Dan 1800MHz Di Area Purwokerto Alfin Hikmaturokhman; Wahyu Pamungkas; Muhamad Alwi Sibro Malisi
JURNAL INFOTEL Vol 5 No 2 (2013): November 2013
Publisher : LPPM INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM PURWOKERTO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20895/infotel.v5i2.1

Abstract

Teknologi 2G GSM masih banyak digunakan untuk komunikasi selular pada layanan suara maupun data. Performansi jaringan sangat berpengaruh terhadap layanan komunikasi yang digunakan. Drive test merupakan salah satu metode yang digunakan untuk mengamati performansi jaringan dari sisi penerima. Penelitian ini membahas tentang bagaimana cara pengamatan performasi jaringan dengan metode drive test single site. Parameter yang diamati untuk mengetahui performansi suatu jaringan 2G adalah Rx Level, Rx Qual, SQI dan Throughput. Rx Level yaitu digunakan untuk pengamatan level sinyal penerima dari BTS. Rx Qual digunakan untuk menentukan kualitas sinyal penerima. SQI merupakan nilai indikator dari kualitas layanan suara. Throughput menampilkan nilai pengamatan layanan data hasil download dan upload. Hasil pengamatan dari drive test single site ini memperoleh nilai level sinyal atau Rx Level ? -85 dBm dapat mencapai 80% untuk frekuensi 900 MHz sedangkan pada frekuensi 1800 MHz memperoleh 74,95%, Rx Qual dari range 0-3 memperoleh 26,58% pada frekuensi 900 MHz dan 33,81% pada frekuensi 1800 MHz. Nilai throughput maksimum dapat mencapai target 60 Kbps pada penggunaan download GPRS dan 90 Kbps untuk penggunaan download EDGE, sedangkan nilai throughput upload dapat mencapai 30 Kbps pada GPRS dan 60 Kbps pada EDGE. Nilai maksimum throughput download maupun upload pada jaringan 2G di BTS Teluk masih dalam keadaan normal dengan melihat hasil nilai maksimum throughput berdasarkan Key Performance Indicator (KPI).
Deteksi Iris Berdasarkan Metode Black Hole dan Circle Curve Fitting Danny Kurnianto; Indah Soesanti; Hanung Adi Nugroho
JURNAL INFOTEL Vol 5 No 2 (2013): November 2013
Publisher : LPPM INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM PURWOKERTO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20895/infotel.v5i2.3

Abstract

Sistem pengenalan identitas personal berdasarkan ciri biometrika adalah suatu sistem pengenalan seseorang berdasarkan pada ciri biometrika yang melekat pada orang tersebut. Iris mata merupakan salah satu ciri biometrik yang handal untuk sistem pengenalan identitas personal. Bagian sistem pengenalan identitas personal berdasarkan biometrik iris yang dianggap paling krusial adalah deteksi lokasi iris, karena akurasi deteksi iris berpengaruh pada tingkat akurasi sistem secara keseluruhan. Lokasi iris pada citra mata dibatasi oleh dua buah lingkaran yang memisahkan antara bagian iris dengan pupil dan sklera. Telah banyak metodemetode yang diusulkan oleh para peneliti untuk menghasilkan deteksi lokasi iris dengan akurat dan cepat. Masalah akurasi, kecepatan waktu eksekusi dan ketahanan terhadap noise merupakan bidang penelitian yang menantang pada deteksi iris. Makalah ini menyajikan metode deteksi iris menggunakan metode black hole dan circle curve fitting. Langkah pertama, mencari batas dalam lingkaran iris yang memisahkan antara daerah iris dan pupil. Dengan metode black hole yang bekerja berdasarkan fakta bahwa lokasi pupil merupakan daerah lingkaran yang paling hitam dan memiliki distribusi nilai intensitas yang seragam, maka lokasi pupil dapat ditentukan dengan teknik pengambangan. Batas lingkaran pupil dapat ditentukan dengan circle curve fitting dari parameter lingkaran daerah pupil. Langkah kedua, mencari batas luar lingkaran iris yang memisahkan antara iris dan sklera. Peta tepi citra iris dicari dengan menggunakan deteksi tepi Canny, kemudian diambil satu komponen tepi arah vertikal yang dapat mewakili batas lingkaran luar iris. Dari komponen tepi tersebut, dihitung jari-jari iris yang berpusat di pusat pupil. Dengan jari-jari iris dan pusat iris maka dapat ditentukan batas luar iris menggunakan circle curve fitting
Pengendalian Motor Servo Yang Terintegrasi Dengan Webcam Berbasis Internet Dan Arduino Rinaldy Rinaldy; Risa Farrid Christianti; Didi Supriyadi
JURNAL INFOTEL Vol 5 No 2 (2013): November 2013
Publisher : LPPM INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM PURWOKERTO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20895/infotel.v5i2.4

Abstract

Seperti halnya internet, yang merupakan suatu jaringan global yang dapat mengkomunikasikan satu komputer dengan komputer yang lain, di manapun lokasi komputer tersebut berada, maka dapat diaplikasikan suatu proses pengendalian jarak jauh, dengan menggunakan mikrokontroler, sedemikian hingga objek yang bergerak mencurigakan dapat dimonitor oleh webcam, yang dapat digerakkan secara dinamis oleh pengguna. Hal ini diaplikasikan dalam sistem keamanan di dalam rumah pada saat rumah ditinggal jauh oleh pemiliknya. Untuk menunjang sistem keamanan, perlu adanya pemantauan yang dilakukan demi menghindari kasus pencurian. Pengguna dapat melihat tampilan camera dari software yang terintegrasi dengan webcam, selain itu pengguna dapat mengendalikan pergerakan kamera dengan tombol-tombol yang tersedia pada tampilan website yang berbasis HTML. Dalam penelitian ini alat kendali motor servo dapat bekerja dengan baik, dengan simpangan sudut mendekati 1800
Perancangan Sistem Pintu Gerbang dengan Sensor Radio Frequency Identification (RFID) menggunakan Metode Waterfall Heru Adi Prasetyo; Elisa Usada
JURNAL INFOTEL Vol 5 No 2 (2013): November 2013
Publisher : LPPM INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM PURWOKERTO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20895/infotel.v5i2.5

Abstract

Sistem monitoring pada pintu gerbang merupakan bagian yang penting dalam meningkatkan sistem keamanan. Teknologi yang cocok untuk diaplikasikan dipintu gerbang adalah teknologi RFID (Radio Frequency Identification), karena komunikasi antar tag dengan RFID reader tidak memerlukan kontak langsung, sehingga cocok digunakan pada sistem yang berjalan secara otomatis. Tag RFID dipasang di kendaraan penghuni sebagai kendaraan yang terdaftar di sistem monitoring, sedangkan kendaraan tamu tidak memiliki tag. Model pengembangan perangkat lunak yang dipakai adalah model waterfall, yang terdiri atas analisis kebutuhan sistem, spesifikasi kebutuhan perangkat lunak, desain perangkat lunak (use case, diagram activity, class diagram, danentity relationship diagram), implementasi perangkat lunak (berupa penulisan kode dan implementasi client server), dan pengujian (pengujian alat, pengujian client server, pengujian user requirement, dan pengujian aplikasi). Hasil akhir penelitian ini adalah sistem pintu gerbang yang menggunakan RFID sebagai sensor kendaraan untuk memonitor kendaraan yang keluar masuk. Data kendaraan yang keluar masuk dikelola secara client server dengan antarmuka pengguna berupa aplikasi client server berbasis JAVA
Perbandingan Perhitungan Trafik Jam Sibuk CDMA 2000 1x pada BTS Inner City dan BTS Outer City dengan Mempergunakan Metode ADPH, TCBH, FDMH dan FDMP Eka Wahyudi; Wahyu Pamungkas; Adimawono Basuseno
JURNAL INFOTEL Vol 5 No 2 (2013): November 2013
Publisher : LPPM INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM PURWOKERTO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20895/infotel.v5i2.6

Abstract

Cellular communication system is a wireless communication system where the subscriber can move within a wide network coverage. Code Division Multiple Access (CDMA) is a multiuser access technology that is each user uses a unique code contained in the access channel in the system. Calculation and determination of peak hours can be done by several methods such as: Average Daily Peak Hour (ADPH), Time Consistent Busy Hour (TCBH), Fixed Daily Measurement Hour (FDMH), Fixed Daily Measurement Period (FDMP). The effectiveness of the channel should be determined by occupancy both at inner city territory and outer city territory location. Using design Erlang (Erl) for supply channel at Base Transceiver Station (BTS) that provided, BTS has a design Erlang of 369,83 Erl at inner city and it has a design Erlang of 241,8 Erl at outer city. Peak hour on the inner city occurred at 12:00 to 15:00, whereas the outer city of peak hour occurred at 18:00 to 21:00. Effectiveness value that determined by operator are : <20% = low occupancy (not effective), 21% to 69% = normal occupancy (effective), and > 70% = high occupancy (very effective). In this case occupancy values obtained in each method is between 21% to 69% which means effective
Rancang Bangun Sistem Informasi Penyebaran Penyakit Berbasis GUI Matlab (Studi kasus : Penyakit DBD) Didi Supriyadi
JURNAL INFOTEL Vol 5 No 2 (2013): November 2013
Publisher : LPPM INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM PURWOKERTO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20895/infotel.v5i2.7

Abstract

Penyebaran penyakit bersifat laten dan merupakan permasalahan yang harus diantisipasi pencegahannya sedini mungkin. Salah satu jenis penyakit yang endemis di Indonesia adalah penyakit demam berdarah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk rancang bangun sistem informasi untuk penyebaran penyakit berbasis GUI Matlab. Untuk studi kasusnya adalah penyakit demam berdarah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode ANN Backpropagation untuk mengetahui tingkat penyebaran dengan menggunakan variabel yang mempengaruhi penyebaran penyakit demam berdarah yang digunakan dalam penelitian ini meliputi suhu rata – rata, curah hujan, jumlah hujan (dalam hari), kepadatan penduduk, ketinggian wilayah dan % ABJ. Metode pengembangan sistem yang digunakan pada penelitian ini menggunakan metode skuensial linier. Dalam penelitian ini juga akan dipredikasi tingkat endemisitas dari penyebaran penyakit demam berdarah yang meliputi bebas, potensial, sporadis, dan endemis berdasarkan ada tidaknya kasus demam berdarah dua tahun yang lalu. Dari hasil pengamatan diperoleh hasil bahwa sistem dapat &nbsp;melakukan prediksi dengan baik. Dari hasil pengamatan diperoleh hasil tingkat validasi sistem sebesar 94,12%.
Analisis Parameter Ber Dan C/N Dengan Lnb Combo Pada Teknologi Dvb-S2 Wahyu Pamungkas; Eka Wahyudi; Anugrah Ahmad Fauzi
JURNAL INFOTEL Vol 5 No 2 (2013): November 2013
Publisher : LPPM INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM PURWOKERTO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20895/infotel.v5i2.8

Abstract

Instalasi antena parabola berfungsi untuk memudahkan pada saat pengarahan pointing antena ke satelit yang dituju. Permasalahan yang diketahui yaitu bagaimana perilaku parameter Bit Error Rate (BER) dan Carrier to Noise (C/N) pada LNB Combo yang menggunakan teknologi DVB-S2. Setelah instalasi antena parabola dilakukan dan sukses, maka langkah selanjutnya yaitu melakukan pointing antena. Pointing antena diarahkan pada posisi satelit yang akan dituju. Satelit yang akan dituju yaitu Palapa D menggunakan frekuensi C-Band sedangkan Ku-Band diarahkan pada satelit NSS 6. Setelah pointing selesai dilakukan maka langkah selanjutnya yaitu menghubungkan dengan Digital Video Broadcasting Satellite Second Generation (DVB-S2). DVB-S2 merupakan receiver. Parameter yang diamati yaitu parameter BER dan C/N. Parameter BER merupakan perbandingan dengan jumlah bit yang diterima secara tidak benar dengan jumlah bit informasi yang ditransmisikan pada selang waktu tertentu. Parameter C/N merupakan perbandingan nilai pada carrier yang diterima dengan nilai sinyal noise yang dihasilkan dalam suatu link. Diperlukan juga Low Noise Block (LNB) Combo yang berguna untuk mentransmisikan sinyal ke receiver. LNB yang digunakan merupakan LNB Combo, dimana dua buah frekuensi yakni C-Band dan KU-Band menjadi satu dalam sebuah LNB. Setelah melakukan pengukuran dan melihat hasil pengukuran, dapat disimpulkan bahwa LNB Combo berpengaruh pada sinyal C-Band yang dihasilkan, sinyal C-Band akan mengalami penurunan kualitas, ini dibuktikan dari hasil pengukuran yang telah dilakukan bahwa nilai parameter C/N dan BER pada Ku-Band lebih baik daripada nilai parameter C/N dan BER pada CBand.

Page 1 of 1 | Total Record : 7


Filter by Year

2013 2013