cover
Contact Name
Bayu Eka Riarsa Thira
Contact Email
bayu.thira@stikesrespati-tsm.ac.id
Phone
+6281223004727
Journal Mail Official
lppm@stikesrespati-tsm.ac.id
Editorial Address
Jl. Singaparna KM. 11 Cikunir Singaparna Tasikmalaya Jawa Barat 46181
Location
Kab. tasikmalaya,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Kesehatan BIDKEMAS Respati
ISSN : 20879822     EISSN : 29882699     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal Kesehatan BIDKEMAS STIKes Respati Tasikmalaya, terlahir dari motivasi dan inovasi para dosen untuk ikut berkiprah mengembangkan dunia riset dalam bidang kesehatan. Adanya tuntutan informasi yang semakin berkembang maka keberadaan jurnal kesehatan BIDKEMAS ini diharapkan mampu memberikan kontribusi yang berarti bagi lingkungan akademik khususnya bidang kesehatan dan berdaya guna bagi institusi lainnya yang sangat membutuhkan informasi riset dalam lingkup profesi Kebidanan dan Kesehatan Masyarakat. Jurnal Kesehatan BIDKEMAS akan diterbitkan setiap pertengahan tahun (6 bulan sekali) dan memuat hasil riset untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan baik dalam kebidanan maupun kesehatan masyarakat. Keberadaan jurnal BIDKEMAS mendapatkan pengelolaan khusus dari dewan redaksi sehingga setiap terbitan diharapkan mampu mendapatkan penerimaan yang baik dikalangan pengguna.
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol. 5 No. 1 (2014): Februari 2014" : 6 Documents clear
HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN SEBAYA DENGAN PERILAKU MEROKOK REMAJA DI SMAN X TASIKMALAYA TAHUN 2013 Setiawan SH, M.Kes
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 5 No. 1 (2014): Februari 2014
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v5i1.10

Abstract

Riskesdas tahun 2010 melaporkan bahwa rata-rata umur mulai merokok secara nasional adalah 17,6 tahun dengan persentase penduduk yang mulai merokok tiap hari terbanyak pada umur 15-19 tahun. Mayoritas prevalensi penduduk yang merokok adalah perokok yang  memiliki umur 15 tahun ke atas yang merokok tiap hari secara nasional adalah 28,2 persen. Sebagaimana perokok setiap hari, prevalensi perokok kadang-kadang tertinggi pada kelompok umur 15-24 tahun (8,1%) dan cenderung menurun dengan bertambahnya umur (Riskesdas, 2010). Dari berbagai data di atas dapat disimpulkan bahwa pada umumnya usia memulai merokok diawali pada masa remaja.  Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara faktor lingkungan sebaya dengan perilaku merokok pada siswa SMA X di Kabupaten Tasikmalaya tahun 2013. Jenis Penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan desain cross sectional. Populasi adalah seluruh siswa SMA X. Cara pengambilan sampel dengan menggunakan teknik acak stratifikasi (Stratified random sampling). Penentuan strata berdasarkan tingkatan kelas yaitu ;. Jumlah sampel 320 sampel.Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan alat bantu angke/t kuesioner yang diisi langsung oleh responden. Analisis yang dilakukan diawali dengan analisis univariat, kemudian dilanjutkan dengan analisis bivariat menggunakan uji chi square Hasil penelitian didapatkan bahwa  sebagian besar responden penelitian ini tergolong bukan perokok serta 320 orang responden 155 (48,4%) memiliki lingkungan sebaya yang tergolong baik; sedangkan 165 (51,6%) memiliki lingkungan sebaya yang tergolong tidak baik. Hasil analisis hubungan antara lingkungan teman sebaya dengan perilaku merokok diperoleh bahwa ada sebanyak 22 (42,3%) remaja dengan lingkungan teman sebaya baik sebagai perokok, sedangkan di antara remaja dengan lingkungan teman sebaya tidak baik ada 48 (60,8%) perokok. Hasil uji statistik diperoleh nilai  p sama dengan 0,058 maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara lingkungan teman sebaya dengan perilaku merokok pada remaja. Saran yang direkomendasikan adalah optimalisasi orang tua dalam memberikan contoh, kemampuan mengontrol teman sebaya serta berkontribusi langsung dalam pendidikan moral kepada anaknya.
GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SINGAPARNA KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2013 Tupriliany Danefi, SST. M.Kes
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 5 No. 1 (2014): Februari 2014
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v5i1.27

Abstract

Pemenuhan kebutuhan gizi bayi dan balita sangat perlu mendapat perhatian yang serius, Faktor penyebab langsung status gizi kurang pada balita yaitu adanya penyakit infeksi, pola makan yang tidak seimbang. Faktor penyebab tidak langsung diantaranya yaitu rendahn ya pendidikan dan pengetahuan, sikap, jumlah anggota keluarga, pendapatan, pemanfaatan pelayanan kesehatan. Laporan Puskesmas Singaparna pada tahun 2011 kasus gizi buruk sebesar 0,34% mengalami kenaikan pada tahun 2012 sebesar 0,35% sedangkan untuk kasus gizi kurang sebesar 5,25% dari 4855 balita pada tahun 2011 dan pada tahun 2012 gizi kurang sebesar 5,37 % dari 4267 balita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor langsung dan tidak langsung yang mempengaruhi status gizi balita. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif. Populasi dan sampel adalah seluruh ibu yang mempunyai balita usia 12-59 sebanyak 3643 balita. Sampel sebanyak 347 orang diperoleh dengan teknik quota sampling. Instrumen yang digunakan kuesioner dan dianalisis dengan menggunakan univariat. Hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat faktor langsung dan tidak langsung. Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa pola makan balita sebagian besar baik sebesar 83,6% , penyakit infeksi sebagian besar responden tidak memiliki penyakit infeksi sebesar 58,5%, pengetahuan ibu tentang gizi sebagian besar responden berpengetahuan baik yaitu 57,1%, sikap sebagian besar responden dengan sikap positif yaitu 73,5%, Pendidikan sebagian besar responden berpendidikan rendah yaitu 62,2%, Jumlah anggota keluarga sebagain besar keluarga kecil yaitu 57,9%, sebagian besar responden dalam memanfaatan pelayanan kesehatan atau datang ke posyandu yaitu 56,6% , pendapatan keluarga sebagian besar berpendapatan cukup yaitu 58,8%). Disarankan Puskesmas melakukan promosi kesehatan yang bersifat lintas sektoral dengan memberdayagunakan sumber daya yang ada termasuk keluarga dan masyarakat agar berjalan efektif dan efisien.
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN SUAMI TENTANG ALAT KONTRASEPSI PRIA DENGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI DI KECAMATAN SINGAPARNA KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2013 Hapi Apriasih, SST.,M.Kes
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 5 No. 1 (2014): Februari 2014
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v5i1.28

Abstract

Saat ini Indonesia telah mulai melaksanakan pembangunan yang berorientasi pada keadilan dan kesetaraan gender dalam keluarga berencana dan kesehatan reproduksi tetapi persentase penggunaan alat kontrasepsi pria baru sekitar 3,5 persen, sebagian di antaranya berupa vasektomi. Berdasarkan data di Kecamatan Singaparna cakupan penggunaan KB pria masih rendah dibanding penggunaan KB lain yaitu hanya 0,53% (10 orang akseptor MOP dan 35 orang akseptor kondom).Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara pengetahuan suami tentang alat kontrasepsi pria dengan penggunaan kontrasepsi di kecamatan singaparna kabupaten tasikmalaya tahun 2013. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif, jenis penelitian analitik dengan desain case control. Kasus yaitu suami PUS yang menggunakan alat kontrasepsi sebanyak 45 orang dan kontrol yaitu suami PUS yang tidak menggunakan alat kontrasepsi sebanyak 180 orang, Pengumpuan data yang digunakan adalah data primer dengan instrumen penelitian kuesioner. Analisis data yang digunakan adalah univariat, bivariat dengan uji Chi-square. Hasil penelitian dapat diketahui bahwa p value sebesar 0,000 artinya terdapat hubungan antara pengetahuan dengan penggunaan kontrasepsi pria. Suami atau responden yang berpengetahuan baik berpeluang sebesar 21,38 kali lebih besar untuk menggunakan kontrasepsi dibandingkan dengan pria yang berpengetahuan kurang. Kesimpulan penelitian ini adalah faktor pengetahuan memberikan hubungan yang positif terhadap penggunaan alat kontrasepsi pria di Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya tahun 2013 Saran penelitian ini adalah meningkatkan konseling tentang KB pada pasangan suami istri, penambahan jenis alat kontrasepsi pria dan kegiatan yang lebih ditekankan pada praktik.
HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI JANGKA PANJANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMANSARI KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2013 Fenty Agustini, SST, M.Kes
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 5 No. 1 (2014): Februari 2014
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v5i1.29

Abstract

Pemilihan jenis kontrasepsi pada setiap wanita bergantung pada beberapa faktor diantaranya umur, jumlah keluarga yang diinginkan, paritas, pengalaman metode yang lalu, status kesehatan, efektifitas, pertimbangan efek samping dan biaya. Laporan Puskesmas Tamansari tahun 2012 cakupan AKDR sebanyak 5,70%, Implan sebanyak 4,32%, cakupan MOW sebanyak 0,47%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan suami dengan penggunaan kontrasepsi jangka panjang di Wilayah Kerja Puskesmas Tamansari Kota Tasikmalaya Tahun 2013. Metode penelitian ini adalah analitik dan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik proportional random sampling, setelah dilakukan penelitian jumlah sampel sebanyak 372 orang. Data diperoleh menggunakan instrumen dan dianalisis dengan menggunakan univariat dan bivariat Hasil penelitian ini diketahui terdapat hubungan antara dukungan suami dengan pemilihan kontrasepsi jangka panjang dengan (p value 0,002) Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan antara dukungan suami dengan pemilihan kontrasepsi jangka panjang. Pasangan usia subur agar meningkatkan pengetahuan program KB yang akhirnya dapat memilih kontrasepsi sesuai dengan tujuannya.
GAMBARAN PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG RISIKO PERNIKAHAN DINI DI DESA SUKARAME KECAMATAN SUKARAME KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2013 Aam Nursalam, SKM,M.Mkes
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 5 No. 1 (2014): Februari 2014
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v5i1.31

Abstract

Remaja merupakan masa trasisi atau peralihan dari masa kanakkanak ke masa dewasa, yang diawali dengan puberitas. Pada masa ini terjadi berbagai perubahan, baik dari segi fisik, sosial, maupun emosional, yang di awali oleh datangnya haid (perempuan) dan mimpi basah pertama (laki-laki). Berdasarkan survey dan pengambilan data yang dilakukan di Kantor Urusan Agama Kecamatan Sukarame Kabupaten Tasikmalaya periode 2009-2010 tercatat dari 1.037 pasangan menikah, 16% diantaranya pasangan yang menikah dini yaitu sebanyak 165 pasangan. Berdasarkan data dari Puskesmas Sukarame periode 2009 sampai Mei 2010 tercatat sebanyak 120 orang ibu hamil dan bersalin yang usianya kurang dari 20 tahun dan diantaranya mengalami masalah dalam kehamilan yaitu mengalami abortus sebanyak 25%, sedangkan komplikasi persalinannya yaitu ketuban pecah dini 25%, sungsang 5%, Bayi Baru Lahir Rendah 20%, IUFD 5%, perdarahan 15%, dan yang tidak mengalami komplikasi sebanyak 25 %. Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui gambaran pengetahuan orangtua yang mempunyai remaja putri tentang risiko pernikahan dini di Desa Sukarame Kecamatan Sukarame Kabupaten Tasikmalaya tahun 2013. Rancangan penelitian yang digunakan adalah jenis kuantitatif dengan metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama membuat gambaran tentang suatu keadaan secara objektif. Desain penelitian menggunakan metode Survey deskriptif dimana penelitian diarahkan untuk mendeskriftikan atau menguraikan suatau keadaan didalam suatu komunitas atau masyarakat.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh orang tua yang memiliki remaja di Desa Sukarame Kecamatan Sukarame tahun 2013 yaitu 51 orang. Tehnik pengambilan sampling dilakukan secara total sampling. Analisis univariat dilakukan untuk mendeskripsikan frekuensi dari tiap sub variabel dan persentase setiap variabel dalam bentuk tabel dan narasi untuk mendeskripsikan sejauh mana pengetahuan orangtua yang memiliki remaja putri tentang risiko pernikahan dini Hasil penelitian didapatkan Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa pengetahuan responden tentang risiko pernikahan dini frekuensi terbanyak berpengetahuan rendah yaitu sebanyak 24 orang (47,1%), dan frekuensi terkecil berpengetahuan sedang sebanyak 12 orang (23.5%). Rekomendasi penelitian adalah Perlu adanya peningkatan dari orang tua yang mempunyai remaja putri untuk meningkatkan pengetahuannya melalui konseling secara pro aktif kepada tenaga kesehatan atau dengan mengikuti kegiatan penyuluhan yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan.
GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG MASA PUBER DI SDN PENGADILAN KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2013 Dadan Yogaswara, SKM,MKM
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 5 No. 1 (2014): Februari 2014
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v5i1.32

Abstract

Dibeberapa negara maju pubertas terjadi pada usia yang semakin dini, beberapa anak perempuan telah mengalami pubertas pada usia yang baru mencapai 7 tahun. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di SDN Pengadilan didapatkan banyak siswa yang mengalami pubertas dini, khususnya pada siswa kelas VI. Sebanyak 80 persen siswa kelas VI sudah mengalami perubahan pada tubuhnya, khususnya perubahan fisik yang tidak mereka sadari. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja tentang masa puber di SDN pengadilan Kota Tasikmalaya tahun 2013. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif. dengan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah Siswa Kelas VI SDN Pengadilan sebanyak 34 orang, terdiri dari 17 orang putri dan 17 orang putra. Sampel dalam penelitian ini, diambil dengan total sampling yaitu Semua Siswa Kelas VI SDN Pengadilan sebanyak 34 orang. Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Kuesioner. Jenis pertanyaan adalah pertanyaan tertutup. Hasil penelitian didapatkan bahwa pengetahuan remaja tentang pengertian masa puber sebagian besar termasuk dalam kategori baik yaitu 76,47%, tentang perubahan fisik masa puber sebagian besar termasuk dalam kategori baik yaitu 76,47% serta tentang perubahan psikologis masa puber sebagian besar termasuk dalam kategori baik yaitu 55,88% dan pengetahuan remaja tentang masa puber sebagian besar termasuk dalam kategori baik yaitu 58,82%. Rekomendasi penelitian adalah diharapkan penelitian ini dijadikan masukan dan bahan pertimbangan kepada institusi pendidikan untuk memberikan pendidikan dan pengetahuan tentang masa puber pada remaja secara benar dan tepat.

Page 1 of 1 | Total Record : 6