cover
Contact Name
Herin Setianingsih
Contact Email
herin.setianingsih@hangtuah.ac.id
Phone
+6282257037541
Journal Mail Official
putra.abdullah@hangtuah.ac.id
Editorial Address
Jl. Gadung no. 1 Komplek Barat RSAL dr. Ramelan Surabaya 60111 Jawa Timur
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Surabaya Biomedical Journal
Published by Universitas Hang Tuah
ISSN : -     EISSN : 2808649X     DOI : https://doi.org/10.30649/sbj.v1i1
Core Subject : Health, Science,
The scope of the journal includes: - marine medicine - hyperbaric medicine - general medicine - dentistry - nursing - related health sciences - pharmacy
Articles 64 Documents
Hubungan Antara Ukuran LiLA Ibu saat Hamil Trimeseter Ketiga dengan Kejadian Stunting Anak Usia Dibawah Dua Tahun di Puskesmas Pitu Santika Danubrata
Surabaya Biomedical Journal Vol 2 No 2 (2023): Januari
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/sbj.v2i2.53

Abstract

tidak sesuai dengan usia. Sejumlah 27,67% anak Indonesia didiagnosis stunting pada tahun 2019. Stunting menyebabkan perawakan pendek dan perkembangan kognitif terganggu yang dapat memberikan dampak jangka panjang. Stunting dipengaruhi banyak faktor, salah satunya adalah status nutrisi ibu pada saat hamil yang diukur menggunakan lingkar lengan atas (LiLA). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui korelasi antara ukuran LiLA ibu pada saat hamil trimester ketiga dengan kejadian stunting pada anak usia dibawah dua tahun. Penelitian dilaksanakan di Puskesmas Pitu, Ngawi bulan Juni-Oktober 2022 menggunakan desain analitik observasional studi kasus-kontrol. Teknik pengambilan sampel dengan purposive-sampling. Data berasal dari buku Kesehatan Ibu dan Anak dan kuisioner sebagai pelengkap. Uji koefisien korelasi menunjukan nilai signifikansi (p) = 0,035, yang berarti terdapat hubungan antara ukuran LiLA ibu saat hamil trimester ketiga dengan kejadian stunting anak usia dibawah dua tahun. Nilai koefisien korelasi (r) = 0,255 menunjukan korelasi positif dengan kekuatan lemah. Anak dibawah dua tahun yang terlahir dari ibu dengan ukuran LiLA < 23,5 cm pada saat kehamilan trimester ketiga memiliki peningkatan risiko sebanyak 3,15 kali terhadap kejadian stunting (OR 3,151, 95% CI [1,061-9,357]). Terdapat hubungan lemah LiLA ibu pada saat hamil trimester ketiga dengan kejadian stunting pada anak usia bawah dua tahun (baduta) di wilayah kerja Puskesmas Pitu Ngawi tahun 2022. Berdasarkan kuisioner yang dibagikan, terdapat dugaan kejadian stunting juga dipengaruhi oleh faktor lain, seperti diare berkepanjangan, riwayat pemberian ASI, riwayat pemberian MP-ASI, riwayat pelayanan antenatal terpadu, riwayat sanitasi dan riwayat ketersediaan pangan anak.
Demam Berdarah Dengue dengan Perdarahan Spontan Muhammad Anas; Aty Firsiyanti; Yusian Eri Fitria; Hassita Nadia Silkviana; Putri Naula Abbas; Alshafiera Azayyana M.S; Moch Frando G.E; Ulaa Haniifah
Surabaya Biomedical Journal Vol 3 No 1 (2023): September 2023
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/sbj.v3i1.54

Abstract

Abstrak Pendahuluan: Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) merupakan salah satu infeksi yang sering terjadi di negara tropis utamanya Indonesia dan banyak menyebabkan kematian. DHF merupakan bagian dari Infeksi Virus Dengue yang mmkiliki klasifikasi lain. Tanda klinis DHF adalah demam tinggi, penurunan trombosit dan leukosit, bisa atau tidak ditemukan adanya perdarahan spontan. Laporan Kasus: Pasien anak laki – laki usia 15 tahun rujukan dari PKU Sumberaji dengan keluhan demam, keringat dingin, BAB lembek, mimisan, mual muntah dan nyeri kepala. Pembahasan: Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) merupakan salah satu bagian dari Infeksi Virus Dengue yang disebabkan oleh virus DEN 1-4, vectornya adalah nyamuk Aedes Aegypti. Manifestasi klinis dapat berbeda – beda tiap klasifikasinya, kesamaan hanya ada di keluhan demam tinggi. Klasifikasi lain bisa berupa Undifferentiated Fever, Dengue Fever, DHF grade 1-IV, Dengue Shock Syndrome. Klasifikasi ini juga digunakan untuk menentukan terapi dan prognosis penyakit Kata kunci: Demam, Dengue Fever, Infeksi Virus Dengue, Dengue Hemorrhagic Fever. Abstract Introduction: Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is an infection that often occurs in tropical countries, especially Indonesia and causes many deaths. DHF is part of Dengue Virus Infection which has another classification. Clinical signs of DHF are high fever, decreased platelets and leukocytes, spontaneous bleeding may or may not be found. Case Report: A 15-year-old male patient referred from PKU Sumberaji with complaints of fever, cold sweat, loose bowel movements, nosebleeds, nausea, vomiting and headaches. Discussion: Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is a part of Dengue Virus Infection caused by the DEN 1-4 virus, the vector of which is the Aedes Aegypti mosquito. Clinical manifestations can be different for each classification, similarities are only in complaints of high fever. Another classification can be Undifferentiated Fever, Dengue Fever, DHF grade 1-IV, Dengue Shock Syndrome. This classification is also used to determine therapy and disease prognosis Keyword: Fever, Dengue Fever, Dengue Virus Infection, Dengue Hemorrhagic Fever
Hubungan Antara Kadar HbA1c Pada Pasien Diabetes Melitus Dengan Kejadian Preeklamsia Kevin Raffelino Sugianto
Surabaya Biomedical Journal Vol 2 No 2 (2023): Januari
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/sbj.v2i2.55

Abstract

Abstrak Latar belakang: Diabetes melitus adalah kondisi yang ditandai dengan hiperglikemia sebagai akibat dari kerusakan sel β pankreas, resistensi insulin atau kombinasi. Diabetes melitus harus dikendalikan dengan kontrol glikemik yang dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan hemoglobin terglikosilasi (HbA1c) sehingga dengan meningkatnya kadar HbA1c ≥ 6,5 dapat menjadi parameter dan mendiagnosis bahwa pasien tersebut menderita diabetes melitus. Diabetes melitus dapat menyebabkan kerusakan mikrovaskular maupun makrovaskular. Salah satu resiko utama dari kerusakan mikrovaskular adalah penyakit preeklamsia pada ibu hamil. Tujuan: Penelitian ini dibuat untuk mengetahui hubungan antara kadar HbA1c pada pasien diabetes melitus dengan kejadian preeklamsia. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain studi literatur (literature review). Artikel yang digunakan merupakan artikel yang terindeks SJR (Scimago Journal Rank), SINTA (Science and Technology Index), dan Scopus yang dipublikasikan dengan rentang tahun 2017-2022. Hasil: Dari penelitian jurnal literature review terdapat 10 laporan penelitian yang dapat digunakan untuk menjawab rumusan masalah penelitian ini. Didapatkan sebanyak 10 laporan penelitian yang menyatakan bahwa meningkatnya kadar HbA1c pada pasien diabetes dapat menjadi parameter kontrol glikemik (HbA1c ≥ 6,5; HbA1c < 6,5). Jika kadar HbA1c ≥ 6,5, maka pasien akan di diagnosis menderita diabetes melitus dan meningkatkan resiko terkena penyakit preeklamsia akibat kerusakan dari mikrovaskular yang disebabkan oleh diabetes melitus. Kesimpulan kejadian preeklamsia akan meningkat karena adanya peningkatan kadar HbA1c ≥ 6,5 pada ibu hamil yang menderita diabetes melitus. Kata kunci : HbA1c; diabetes melitus; preeklamsia
Perbedaan Manifestasi Klinis Kejang Demam Pada Anak Anemia dengan Tanpa Anemia di RSPAL dr. Ramelan Surabaya Tahun 2019-2022 Delia -
Surabaya Biomedical Journal Vol 2 No 2 (2023): Januari
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/sbj.v2i2.56

Abstract

Study aims: Febrile seizures are the most common neurological disorder in children. The incidence of febrile seizures is related to the incidence of epilepsy at 2-4% in the future and the probability of recurrence is about 30% and 50% after the first and second febrile seizures, respectively. Several recent studies have suggested that febrile seizures are more common in children with anemia. Anemia patients who experience febrile seizures can cause more severe clinical manifestations. Where 40.5% of the incidence of anemia in Indonesia occurs in children under the age of 5 years. Therefore, this study is conducted to determine the differences of the clinical manifestations of febrile seizures with and without anemia in children at RSPAL Dr. Ramelan Surabaya on 2019-2022. Methods: This study was an observational analytic study with a cross-sectional study approach and qualitative methods from secondary medical record data of infants and children aged 6 months-5 years at RSPAL Dr. Ramelan Surabaya for the period May 2019-May 2022. The number of samples in this study was 82 samples. Results: The characteristics of the sample which experiences the most febrile seizures occurres between the ages of 6-18 months, the gender of male with a temperature >38°C and manifestations in the form of simple febrile seizures. In addition, the results of the fisher exact test with a significance level of 5% shows p = 0.96 which means there is no difference in the clinical manifestations of febrile seizures in anemic and non-anemic children. Conclusion: The conclusion of this study is that based on the classification of febrile seizures, the most common clinical manifestations that occur in children with anemia and without anemia are simple febrile seizures. So that there is no difference in the clinical manifestations of febrile seizures in anemic children and without anemia.
HUBUNGAN ANTARA PARITAS DENGAN KEJADIAN RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN PERVAGINAM DI RSPAL DR. RAMELAN PERIODE JANUARI 2019 – JULI 2022 Ni Ketut Alit Darmayanti Darmayanti
Surabaya Biomedical Journal Vol 2 No 2 (2023): Januari
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/sbj.v2i2.58

Abstract

Abstrak Latar belakang : Ruptur perineum merupakan salah satu komplikasi yang sering terjadi pada persalinan pervaginam dan menyebabkan rasa tidak nyaman disertai nyeri yang cukup lama setelah melahirkan. Nyeri perineum yang lama dapat membatasi seorang wanita untuk melakukan aktivitas pasca persalinan. Ruptur perineum dapat terjadi secara spontan maupun iatrogenik (episiotomi atau penggunaan alat bantuan saat melahirkan). Beberapa komplikasi dari ruptur perineum adalah perdarahan, pemulihan postpartum yang lama, kontak ibu-anak yang tertunda, dan nyeri perineum. Paritas dan episiotomi merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan terjadinya ruptur perineum. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara paritas dengan kejadian ruptur perineum pada persalinan pervaginam di RSPAL Dr. Ramelan periode Januari 2019 – Juli 2022. Metode : Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan desain cross sectional. Data sekunder yang berasal dari rekam medis RSPAL Dr. Ramelan diambil dengan teknik purposive sampling dan data dianalisis secara statistik dengan uji korelasi Kendall’s tau-b. Hasil :Hasil penelitian ini menggunakan uji korelasi Kendall’s tau-b, didapatkan signifikansi p=0,609, nilai yang diperoleh lebih dari nilai α (α = 0,05) artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara paritas dengan kejadian ruptur perineum sedangkan pada hubungan antara episiotomi dengan ruptur perineum didapatkan signifikansi p=0,992, nilai yang diperoleh lebih dari nilai α (α = 0,05) artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara episiotomi dengan kejadian ruptur perineum. Kesimpulan : Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara paritas dan episiotomi dengan kejadian ruptur perineum pada persalinan pervaginam.
HUBUNGAN ANTARA VOLUME PERDARAHAN DAN JUMLAH LEUKOSIT DENGAN FUNCTIONAL OUTCOME PASIEN PERDARAHAN INTRASEREBRAL (PIS) DI RSPAL DR. RAMELAN SURABAYA Evane Jovanie Zeeva
Surabaya Biomedical Journal Vol 2 No 2 (2023): Januari
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/sbj.v2i2.61

Abstract

Abstrak Latar Belakang: Perdarahan Intraserebral (PIS) adalah kumpulan darah dalam parenkim otak atau sistem ventrikel dan bukan karena trauma. Ruptur pembuluh darah kecil dan microaneurysm pada perforasi pembuluh darah merupakan penyebab PIS. Volume perdarahan dan jumlah leukosit merupakan determinan penting untuk functional outcome. Pasien sembuh seringkali memiliki defisit neurologis persisten yang mengganggu aktivitas dan fungsi kesehariannya. Prediktor klinis untuk defisit neurologis dinilai dengan National Institutes of Health Stroke Scale (NIHSS). Tujuan: Penelitian bertujuan mengetahui hubungan antara volume perdarahan dan jumlah leukosit dengan functional outcome PIS di RSPAL dr. Ramelan Surabaya. Metode: Penelitian berupa analitik observasional dengan desain cross-sectional. Menggunakan metode retrospektif dengan data kuantitatif berupa data sekunder rekam medis pasien rawat inap. Penelitian dilakukan di RSPAL dr. Ramelan Surabaya pada Juni 2021 sampai Juni 2022. Data berasal dari CT scan kepala untuk mengetahui volume pendarahan, hasil laboratorium pemeriksaan darah lengkap untuk mengetahui jumlah leukosit, dan tabel NIHSS untuk mengetahui functional outcome pasien. Hasil: Penelitian dilakukan pada 50 pasien PIS yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil uji korelasi antara volume perdarahan dan functional outcome pasien menunjukkan ada hubungan yang signifikan dengan nilai signifikansi (p) = 0,02 < α (0,05). Hasil uji korelasi antara jumlah leukosit dan functional outcome pasien menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan dengan nilai signifikansi (p) = 0,798 > α (0,05). Kesimpulan: Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan signifikan antara volume perdarahan dengan functional outcome pasien PIS di RSPAL dr. Ramelan Surabaya. Tidak ada hubungan signifikan antara jumlah leukosit dengan functional outcome pasien PIS di RSPAL dr. Ramelan Surabaya. Kata kunci: volume perdarahan, jumlah leukosit, Perdarahan Intraserebral (PIS), functional outcome, nilai NIHSS.
Studi Literatur Prognosis Pasien COVID-19 dengan Komplikasi Stroke Sofia Devi Anjani
Surabaya Biomedical Journal Vol 3 No 1 (2023): September 2023
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/sbj.v3i1.71

Abstract

Tujuan Penelitian: COVID-19 telah menjadi ancaman kesehatan global sejak ditemukannya pasien yang pertama kali terpapar pada Desember 2019 di Wuhan, Cina. Salah satu komplikasi serius neurologis terkait COVID-19 adalah stroke. Penelitian ini bertujuan untuk membahas prognosis pada pasien COVID-19 dengan komplikasi stroke. Metode: Penelitian studi literatur ini menggunakan 20 artikel dengan kriteria inklusi artikel jurnal internasional terindeks Scimago yang dipublikasian pada tahun 2018 hingga 2022. Artikel pada penelitian ini diambil melalui Google Scholar, PubMed, dan ScienceDirect. Hasil: Subtipe stroke tersering pada pasien COVID-19 adalah stroke iskemik dan diikuti oleh stroke hemoragik. Insiden kumulatif pasien COVID-19 dengan stroke iskemik menunjukkan perawatan di ICU yang lebih tinggi dibandingkan pasien COVID-19 dengan stroke hemoragik yang lebih jarang ditemukan diantara pasien rawat inap tetapi memiliki angka kematian yang lebih tinggi Kesimpulan: Stroke hemoragik pada pasien COVID-19 mengindikasikan prognosis yang lebih buruk dengan angka kematian yang tinggi dibandingkan dengan stroke iskemik pada pasien COVID-19 yang memiliki prognosis yang lebih baik dengan angka pasien pulih yang lebih banyak.
EFEKTIVITAS DAN EFEK SAMPING PENGGUNAAN IUD PASCA PLASENTA DI RSPAL DR. RAMELAN PERIODE JANUARI 2019 – DESEMBER 2021 Anisha Farah Suroso
Surabaya Biomedical Journal Vol 3 No 1 (2023): September 2023
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/sbj.v3i1.82

Abstract

Background : In 2020 Indonesia has experienced an increase in population which has become a problem in Indonesia. In preventing the population explosion, the government established a program, named Family Planning (KB). In the family planning program, there is a contraceptive method, named the Intra Uterine Device (IUD). Post-placental IUD contraception is a safe, easy dan effective contraceptive for inserting a long-term intrauterine contraceptive device (IUD) with convenience in use, dan ease dan lower side effects. Study aims : To determine the effectiveness dan side effects of using a post-placental IUD at Dr Ramelan Hospital for the period January 2019 – December 2021. Methods : The research design was a descriptive research design using quantitative methods. Researchers used secondary data in the form of electronic medical records (SIMRS) with a total sample of 88 people. The data examined included age, parity, duration of use of the post-placental IUD, the effectiveness of the post-placental IUD, the side effects of the post-placental IUD such as: pain, menstrual disorders, bleeding, dan IUD removal. Results : From a total sample of 88 people, the effectiveness of the post-placental IUD was 96.6%, dan the side effects that occurred were frequent pain in 26 people (29.5%), menstrual disorders in 33 people (37.5%) ), bleeding disorders in 21 people (23.9%), dan removing the IUD in 31 people (35.2%). Conclusion : The effectiveness of the post-placental IUD is 96.6%, dan the side effects that occur during post-placental IUD users are pain, menstrual disorders, bleeding, dan IUD removal.
KARAKTERISTIK DAN PERJALANAN DERMATITIS ATOPIK DENGAN RIWAYAT ASMA BRONKIAL Anisa Dwi Abelia
Surabaya Biomedical Journal Vol 3 No 1 (2023): September 2023
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/sbj.v3i1.85

Abstract

Atopic dermatitis is a chronic inflammatory skin disease that begins primarily in childhood with a mixed natural history. atopic dermatitis has increased over the past 30 years. It is currently estimated that 10-20% of children and 1-3% of adults in developed countries are affected by atopic dermatitis. Knowing the characteristics and course of atopic dermatitis with a history of bronchial asthma based on: Gender, age, history of atopy, signs and symptoms, location of lesions and disease course and development including disease onset. This research method uses literature study. Where this research contains explanations, elaboration of theories, findings, and search results regarding topics written from books, journals, articles and research reports. Researcher questions and topics are matched with specific keywords for research. These keywords are then used to search for articles on Google Scholar, PubMed, and Science Direct. These articles are then sorted and categorized into PRISMA diagrams. Then proceed with filtering and indexing articles on Scimago or SINTA. It was found that 15 of these indexing results were found in Scimago or SINTA. Characteristics of atopic dermatitis with a history of bronchial asthma found the majority to occur in women. The onset begins in childhood, gets better in adolescence and then gets worse in adulthood. The characteristic lesions of atopic dermatitis, in which one reported dry and itchy skin to erythema, skin peeling, skin thickening, secretions, hyperpigmentation, and lichenification. There is an increase in IgE and pro-Th2 cytokine levels, based on the therapy the majority indicate the use of corticosteroids. Keywords : atopic dermatitis, asthma bronchiale, allergy
HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASA TUBUH DENGAN TINGGI SKOR WESTERN ONTARIO AND MCMASTER UNIVERSITY OSTEOARTHRITIS INDEX PADA PASIEN OSTEOARTHRITIS LUTUT DI RSPAL DR. RAMELAN SURABAYA
Surabaya Biomedical Journal Vol 2 No 3 (2023): Mei
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/sbj.v2i3.92

Abstract

IMT (Indeks Masa Tubuh) adalah suatu indeks statistik yang menggunakan berat dan tinggi badan seseorang untuk memberikan estimasi pengukuran lemak tubuh seseorang. Nilai IMT ≥ 30 menunjukkan seseorang tersebut mengalami obesitas. Obesitas merupakan salah satu faktor risiko osteoarthritis lutut, dimana untuk menilai tingkat keparahan osteoarthritis lutut salah satunya menggunakan penilaian tinggi skor WOMAC (Western Ontario and McMaster University Osteoarthritis Index). WOMAC adalah pengukuran yang digunakan untuk menilai pasien dengan osteoarthritis pada ekstremitas bawah. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara indeks masa tubuh dengan tinggi skor WOMAC pada pasien osteoarthritis lutut di RSPAL Dr. Ramelan Surabaya. Penelitian ini termasuk kedalam jenis penelitian analitik observasional dengan desain penelitian menggunakan cross sectional study. Data yang diperoleh dari pengisian kuesioner WOMAC dilakukan pada 29 pasien osteoarthritis lutut di RSPAL Dr. Ramelan Surabaya. Pemilihan sampel menggunakan total sampling. Berdasarkan hasil uji korelasi Spearman didapatkan hasil signifikansi antara indeks masa tubuh dengan tinggi skor WOMAC sebesar (p=0,182). Artinya variabel indeks masa tubuh tidak berhubungan dengan tinggi skor WOMAC. Tidak ada hubungan antara indeks masa tubuh dengan tinggi skor WOMAC pada pasien osteoarthritis lutut di RSPAL Dr. Ramelan Surabaya.