cover
Contact Name
Rio Era Deka
Contact Email
riopascaunisma@gmail.com
Phone
+6282198932510
Journal Mail Official
magisterkenotariatan193@gmail.com
Editorial Address
Jl. Mayjen Haryono 193 Malang 65144
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
International Significance of Notary
ISSN : -     EISSN : 30253993     DOI : https://doi.org/10.33474/SIGN.v7i3
Core Subject : Social,
International Significance of Notary is an open access and peer-reviewed journal that aims to offer an international academic platform for cross-border legal research in several notary laws, particularly in developing and emerging countries. These may include but are not limited to various fields such as notarial, civil law, criminal law, constitutional and administrative law, customary institution law, religious jurisprudence law, international regime law, legal pluralism governance, and another section related to contemporary issues in legal scholarship.
Arjuna Subject : Ilmu Sosial - Hukum
Articles 53 Documents
PERANAN NOTARIS/PPAT DALAM PELAKSANAAN PENDAFTARAN TANAH UNTUK PERTAMA KALI SECARA SPORADIK PADA TANAH YANG BELUM BERSERTIFIKAT Musyafa Alif Abdi
International Significance of Notary Vol 2, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.2020/ison.v2i1.10335

Abstract

 Pendaftaran tanah secara sporadik merupakan kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali mengenai satu atau beberapa objek pendaftaran tanah dalam wilayah atau bagian wilayah suatu desa/kelurahan secara individual atau massal. Dalam kegiatan pendaftaran tanah secara sporadik, pemohon pendaftaran tanah baik yang bersifat individual (perseorangan) maupun massal (kolektif).Kata Kunci : Pendaftaran Tanah, SporadikLand registration sportively was an activity for land registration for the fisrt time it hit one or several objects listing the internal soil the region or section of a villageindividually or en masse. In land registration activities sporyounger, individual and mass (collective) land registration applicant.Keyword : Land Registration, Sporyounger
PENDAPAT HAKIM PENGADILAN AGAMA MAGETAN TERHADAP PUTUSAN MK NOMOR 46/PUU-VIII/2010 TERKAIT HAK KEPERDATAAN ANAK LUAR KAWIN sri rahayu wilujeng
International Significance of Notary Vol 2, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.2020/ison.v2i2.11446

Abstract

ABSTRACTAll ijudges iof ithe iMagetan iReligious iCourt iagreed iregarding ithe ifull icivil irights ireceived iby ichildren ifrom isirri imarriages ithat iwere ilegal iaccording ito ireligion, iincluding iinheritance irights, ilineage irights, iguardianship irights iand ilivelihood irights. iAs ifor ithe icivil irights iof ichildren iresulting ifrom iadultery, ithe iMagetan iReligious iCourt ijudges iargue ithat ithe ichild idoes inot iget iIslamic icivil irights ibut ionly igets igeneral icivil irights iin ithe iform iof ieducation iand iliving iexpenses. iThe iConstitutional iCourt iin iits ilegal iconsideration iof ithe ilegal iprovisions iof iArticle i43 iparagraph i(1) iUUUP ino. i1 iof i1974 idecided ithat ithe iprovisions icontained iin iarticle i43 iparagraph i(1) iUUUP ino. i1 iof i1974 iis iconsidered iunfair ibecause ithe iaim iis ito iprovide iprotection ifor ichildren iwho iare iborn, ithe ilaw imust iprovide ifair iconsideration iand ilegal icertainty ifor ichildren iborn iand ithe irights ithat iexist iin ithem, ialthough ithe ivalidity iof ithe imarriage iof itheir iparents iis istill idisputed. iTherefore ithe iConstitutional iCourt idecided ito igive ithe iresponsibility ialso ito ithe ibiological ifather. iWith ilegal iconsiderations, ithe ichild iout iof iwedlock iis iborn iinto ithis iworld ibecause iof ithe iact iof isexual iintercourse ibetween ithe imother iand ibiological ifather itogether iand inot iat ithe iwill iof ithe ichild.Keywords: iOpinions, iCivil iRights iand iDecisions ABSTRAKSemua ihakim iPengadilan iAgama iMagetan isepakat iterkait idengan ihak ikeperdataan ipenuh iyang iditerima ioleh ianak ihasil inikah isirri iyang isah imenurut iagama imeliputi ihak ikewarisan ihak inasab ihak iperwalian idan ihak inafkah. iSedangkan iuntuk ihak ikeperdataan ianak ihasil iperzinaan ipara ihakim iPengadilan iAgama iMagetan iberpendapat ibahwa ianak itersebut itidak imendapatkan ihak ikeperdataan iislam imelainkan ihanya imendapatkan ihak ikeperdataan iumum iberupa ibiaya ipendidikan idan inafkah. iMahkamah iKonstitusi idalam ipertimbangan ihukumnya iterhadap iketentuan ihukum iPasal i43 iayat i(1) iUUP iNo. i1 iTahun i1974 imemutuskan ibahwa iketentuan iyang iterdapat idalam ipasal i43 iayat i(1) iUUP iNo. i1 iTahun i1974 itersebut idipandang itidak iadil ikarena itujuannya imerupakan iuntuk imemberikan iperlindungan iterhadap ianak iyang idilahirkan imaka ihukum iharus imemberikan ipertimbangan idan ikepastian ihukum iyang iadil iterhadap ianak iyang idilahirkan idan ihak-hak iyang iada ipadanya, imeskipun ikeabsahan iperkawinan iorangtuanya imasih idipersengketakan. iOleh ikarena iitu iMahkamah iKonstitusi imemutuskan iuntuk imemberikan itanggung ijawab ijuga ikepada iayah ibiologisnya. iDengan ipertimbangan ihukum ianak iluar ikawin itersebut ilahir ike idunia iini ikarena iperbuatan ihubungan ibadan iantara iibu idan iayah ibiologisnya itersebut isecara ibersama-sama idan ibukan iatas ikemauan idari ianak itersebut.Kata iKunci i: iPendapat, iHak ikeperdataan idan iPutusan 
PERALIHAN STATUS KEPEMILIKAN TANAH WARISAN MENJADI TANAH PALABA PURA DALAM MASYARAKAT HUKUM ADAT BALI DALAM TINJAUAN HUKUM AGRARIA Syukron Zam Zami
International Significance of Notary Vol 2, No 2.2 (2021)
Publisher : Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.2020/ison.v2i2.2.12306

Abstract

 Penelitian tentang “Peralihan Status Kepemilikan Tanah Warisan Menjadi Tanah Palaba Pura dalam Masyarakat Hukum Adat Bali” (Studi Kasus di Desa Bungaya Kangin, Karangasem, Bali) ini bertujuan untuk mendiskripsikan dan menganalisis: (1) bagaimana status ahli waris yang beralih agama terhadaptanah warisan yang beralih menjadi tanah pelaba pura dalam masyarakat hukumadat di Desa Adat Bungaya Kangin; dan (2) bagaimana proses beralihnya kepemilikan tanahwarisan yang menjadi tanah pelaba pura dalam masyarakat hukum adat di DesaAdat Bungaya Kangin.Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum empiris,yang menggunakan sumber data premier dan sekunder. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan studi dokumen. Teknik pengolahandan analisis data dilakukan secara diskriptif melalui tiga tahapan, yakni tahap reduksi data, displaydata, dan verifikasi data.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Status ahli waris yangberalih agama (dari Hindu ke agama lain) menurut hukum adat di Desa Adat Bungaya Kangin akan menghilangkan kedudukannya sebagai ahli waristanah pelaba pura, statusnya disamakan dengan orang yangmeninggalkan tanggung jawab keluarga dan oleh karena itu ia tidak berhakatas harta warisan. (2) Proses kepemilikan tanah warisan menjadi tanah pelaba pura dalam masyarakat hukum adat Bali di Bungaya Kangin dilakukan dalam keadaan dan dengan cara sebagai berikut: (a) dalam pewarisan tidak ada ahli waris pengganti; (b) ahli warisyang telah beralih agama tidak dapat lagi dikatakan sebagai seorang ahli waris; (c)harta warisan yang menjadi sengketa merupakan tanah ayahan desayang dikuasai oleh Banjar Adat Bungaya Kangin selaku pengemong dan pengempon Pura Khayangan Banjar secaraturun temurun; (d) diadakan parumansecara sporadik terhadap tanah yang dijadikan Pelaba Pura. Kata Kunci: Peralihan, Tanah Warisan; Tanah Pelaba Pura, Hukum Adat Bali.             Kata kunci : Peralihan, Tanah Warisan, Tanah Palaba pura, Hukum Adat Bali  The research "Transition of Inheritance Land Ownership Status to Palaba Pura Land in the Balinese Customary Law Community" (Case Study in Bungaya Kangin Village, Karangasem, Bali) aims to describe and analyze: (1) What is the status of heirs who change religion on inherited lands become Pelaba Pura land in the customary law community in the Bungaya Kangin Traditional Village; and (2) how is the process of transferring ownership rights over the inherited land to Pelaba Pura land in the customary law community in the Bungaya Kangin Customary Village.The type of research used is empirical legal research, which uses primary and secondary data sources. Data collection techniques were carried out through interviews and document studies. Data processing and analysis techniques are carried out descriptively through three stages, namely the data reduction stage, data display, and data verification.The results of this study indicate that: (1) The status of heirs who change religion (from Hinduism to another religion) according to customary law in the Bungaya Kangin Traditional Village will eliminate their position as heirs of the pelaba pura land, their status is equated with those who leave family responsibilities and therefore he is not entitled to the inheritance. (2) The process of ownership of inherited land to become a pelaba pura land in the Balinese customary law community in Bungaya Kangin is carried out in the following circumstances and in the following manner: (a) in inheritance there is no substitute heir; (b) the heir who has changed religion can no longer be said to be an heir; (c) the inheritance in dispute is the village father's land which is controlled by the Banjar Adat Bungaya Kangin as the custodian and owner of the Banjar Temple Khayangan for generations; (d) Paruman is held sporadically on the land used as Pelaba Pura. Keywords: transition, Inheritance Land; Pelaba Pura Land, Balinese Customary Law 
PRINSIP KEHATI-HATIAN NOTARIS DALAM MEMBUAT AKTA SEBAGAI BENTUK PERLINDUNGAN HUKUM DARI TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG Surya Adi Nugraha
International Significance of Notary Vol 2, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.2020/ison.v2i2.11244

Abstract

Penelitian ini membahas tentang prinsip kehati-hatian notaris dalam membuat akta sebagai bentuk perlindungan hukum dari tindak pidana pencucian uang yang mempunyai tujuan untuk mengetahui bentuk dari prinsip kehati-hatian notaris agar terhindar dari tindak pidana pencucian uang, serta untuk mengetahui akibat hukum notaris yang terlibat pidana pencucian uang. Penelitian ini merupakan penelitian yang berjenis normatif (normative legal research),  yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mengkaji peraturan perundang-undangan yang berlaku atau diterapkan terhadap suatu masalah hukum tertentu. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa : bentuk dari prinsip kehati-hatian notaris dalam pembuatan akta adalah notaris haris teliti, memverifikasi dan memvalidasi data, tidak terburu-buru, dan memenuhi persyaratan-persyaratan teknis dalam pembuatan akta. Kaitannya dengan Tindak Pidana Pencucian Uang, prinsip kehati-hatian yang dapat dilakukan oleh notaris adalah notaris bisa melapor ke Pusat Pelaporan dan Analisa Transaksi Keuangan (PPATK) jika pihak penghadap terindikasi atau dicurigai melakukan Transaksi Keuangan Mencurigakan (TKM). Jika notaris tidak menerapkan prinsip kehati-hatian dapat menimbulkan akibat hukum. Apabila notaris secara tidak sadar namun terlibat sebagai pelaku yang turut serta membantu dalam melakukan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) dapat dikenakan pasal 3 UU TPPU, dan jika notaris itu sebenarnya sudah mengetahui adanya indikasi Tindak Pidana Pencucian Uang tapi tetap membuatkan akta bagi kliennya maka dikenakan pasal 5 UU TPPU. Kata Kunci :    Prinsip kehati-hatian Notaris, Perlindungan Hukum, Tindak Pidana Pencucian Uang.
ANALISIS YURIDIS TERHADAP PERBEDAAN HARGA TRANSAKSI JUAL BELI TANAH ANTARA HARGA YANG SEBENARNYA DENGAN HARGA YANG TERCANTUM DIDALAM AKTA JUAL BELI Muhammad Amin Abdul Mujib Al Fathoni
International Significance of Notary Vol 2, No 2.2 (2021)
Publisher : Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.2020/ison.v2i2.2.12300

Abstract

            Pemerintah daerah sebagai pemungut pajak dapat melakukan validasi Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) ini. Pemerintah Daerah memiliki kewenangan untuk melakukan penelitian, perhitungan dan penelitian lapangan terkait objek jual beli tersebut. Proses validasi Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) ini dapat mempegaruhi harga transaksi jual beli karena dianggap harga transaksi yang disepakati masih terlalu rendah dari harga pasar. Akan tetapi, pemerintah dalam hal ini tidak memperhatikan harga transaksi yang sebenarnya, dari hal inilah timbul beberapa permasalahan terkait penentuan harga jual beli dikarenakan harga transaksi jua beli tanah tersebut sangat berpengaruh pada besarnya nilai pajak pada Surat Setoran Pajak (SSP) maupun Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) yang nantinya disetorkan kepada negara melalui pemerintah daerah dan kantor pajak pratama..            Metode penelitian yang digunakan adalah yuridis empiris dengan menggunakan sumber bahan hukum primer dan sekunder. Metode pengumpulan bahan hukum menggunakan wawancara kepada narasumber.            Adapun rumusan masalah yang diambil dalam penelitian ini: pertama, Bagaimana ketentuan pencantuman harga jual beli tanah dalam akta jual beli tanah yang dibuat oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT)?  kedua, Bagaimanakah perlindungan hukum bagi Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) dalam akta jual beli tanah yang dibuatnya apabila ada perbedaan harga antara harga yang tercantum didalam Akta Jual Beli (AJB) dengan harga yang sebenarnya?, ketiga, Apakah akibat hukum dari pencantuman harga didalam akta jual beli tanah yang tidak sesuai dengan  sebenarnya dalam sektor perpajakan?              Kesimpulan yang bisa diambil dari penelitian ini adalah Ketentuan pencantuman harga jual beli pada akta jual beli adalah sebagai berikut Apabila harga transaksi yang diajukan sebagai dasar perhitungan Pajak Penghasilan (PPH) dan Pajak Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan  (BPHTB) dibawah dari Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) maka perhitungan penentuan nilai yang digunakan sebagai dasar perhitungan pajak panghasilan (PPH) dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah (BPHTB) adalah harga yang tercantum dalam Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) sebagaimana tercantum dalam pasal 87  ayat (3) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 55 tahun 2016. Kata kunci : Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan (BPHTB) The local government as a tax collector can validate the Land and Buildings Acquisition Duty (BPHTB). Local Government has the authority to conduct research, calculation and field research related to the object of sale and purchase. The validation process of Land and Buildings Acquisition Duty (BPHTB) can affect the price of the sale and purchase transaction because it is considered that the agreed transaction price is still too low from the market price. However, the government in this case does not pay attention to the actual transaction price, from this matter there are some problems related to the determination of the sale and purchase price because the transaction price of the land is very influential on the amount of tax on the Tax Deposit Letter (SSP) and Land and Buildings Acquisition Duty (BPHTB) which will be deposited to the state through the local government and primary tax office.---------------------------The research method used is juridical empirical using primary and secondary legal material sources. The method of collecting legal materials using interviews to sources..------------------------------------------------------------------------- The formulation of the problem taken in this study: first, How is the provision for the inclusion of the sale and purchase price of land in the deed of sale and purchase of land made by the Land Deed Office (PPAT)?  second, What is the legal protection for the Land Deed Office (PPAT) in the deed of sale and purchase of land that it makes if there is a price difference between the price listed in the Sale and Purchase Act (AJB) and the actual price?, third, What are the legal consequences of the inclusion of prices in the deed of sale and purchase of land that is not in accordance with the actual in the tax sector?.----------------------------The conclusion that can be taken from this study is the Provision for the inclusion of the sale and purchase price on the deed of sale and purchase is as follows If the transaction price submitted as the basis for calculating Income Tax (PPH) and Tax on Acquisition of Land and Building Rights (BPHTB) below the Selling Value of Tax Object (NJOP) then the calculation of the determination of the value used as the basis for the calculation of income tax (PPH) and Land Acquisition Duty (BPHTB) is the price listed in the Selling Value of Tax Object (NJOP) as stated in article 87 paragraph (3) of Government Regulation of the Republic of Indonesia number 55 of 2016. Keywords: Land and Buildings Acquisition Duty (BPHTB).
PENERAPAN PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA NOMOR 17 TAHUN 2018 TENTANG PENDAFTARAN PERSEKUTUAN KOMANDITER (CV), PERSEKUTUAN FIRMA, DAN PERSEKUTUAN PERDATA DALAM MENJAMIN KEPASTIAN DAN PERLINDUNGAN HUKUM Muhammad Azhary Bahta
International Significance of Notary Vol 2, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.2020/ison.v2i1.9556

Abstract

 Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 17 Tahun 2018 mengatur bahwa pendaftaran Persekutuan Komanditer (CV), Persekutuan Firma, Persekutuan Perdata diajukan melalui Sistem Administrasi Badan Usaha (SABU). Maka Permenkumham tersebut telah mengesampingkan ketentuan Pasal 23  Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD), sehingga proses pendaftaran akta pendirian CV, Firma, dan Persekutuan Perdata tidak perlu diajukan lagi ke pengadilan negeri.Mengingat bahwa penelitian ini menggunakan jenis penelitian hukum dengan metode pendekatan yuridis empiris yaitu penelitian hukum yang berarti penelitian terhadap peraturan yang mengatur tentang pengangkatan anak dikaitkan dengan kenyataan. Sedangkan jenis data yang digunakan dalam skripsi ini menggunakan jenis data yang bersifat kualitatif.Dengan diberlakukannya Permenkumham No. 17 Tahun 2018 ini maka pendaftaran CV menjadi lebih mudah dan lebih teratur. Dalam rangka percepatan dan peningkatan penanaman modal dan berusaha, perlu menerapkan pelayanan Perizinan Berusaha terintegrasi secara elektronik, maka yang harus dipenuhi dalam penerapan aturan tersebut adalah bagainmana mempercepat dan memudahkan proses pendaftaran prsekutuan. Hal yang sejauh ini sering terjadi sejak penerapan sistem pendaftaran yang terintegrasi melalui SABU adalah server yang down karena banyak yang mengakses, dan biasanya, kejadian tersebut terjadi lantaran kapasitas server yang tidak diperbaharui.Kata Kunci: Peraturan Menteri Hukum dan Ham Nomor 17 Tahun 2018, Pendaftaran, Persekutuan, SABU Regulation of the Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia Number 17 of 2018 regulates the registration of limited partnership (CV), firm association, civil partnership filed through the Sistem Administrasi Badan Usaha (SABU). So the Regulation has overridden the provisions of Article 23 of the Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD), so that the registration process for the deed of establishment of CV, Firma, and Civil Alliance does not need to be submitted again to the district court.Keyword: Regulation of the Minister of Law and Human Rights Number 17 of 2018, Registration, Partnership, SABU
ANALISIS YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN RUPS SECARA CYBER NOTARY (E-RUPS) DALAM PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN Ismatul Izzat
International Significance of Notary Vol 2, No 1.2 (2021)
Publisher : Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.2020/ison.v2i1.2.10910

Abstract

 Dalam hal RUPS yang sudah dilakukan secara cyber notary yakni e-RUPS yang sudah diatur dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia Nomor 15/Pojk.04/2020 tentang Rencana dan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka Sistem Penyelenggaraan RUPS Secara Elektronik. Yang dalam Pasal 1 angka (5) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia Nomor 15/Pojk.04/2020 tentang Rencana dan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka Sistem Penyelenggaraan RUPS Secara Elektronik yang selanjutnya disebut e-RUPS adalah sistem atau sarana elektronik yang digunakan untuk mendukung penyediaan informasi, pelaksanaan, dan pelaporan RUPS Perusahaan Terbuka.Melakukan kajian permasalahan tentang Bagaimana prinsip kehati-hatian Notaris dalam melaksanakan E-RUPS sebagaimana diatur dalam Otoritas Jasa Keuangan dan tentang Bagaimana RUPS secara cyber notary (e-RUPS) sebagaimana diatur dalam peraturan Otoritas Jasa Keuangan.Penelitian ini menggunakan jenis penelitian yuridis normatif, dengan metode pendekatan perundang-undangan dan konseptual, serta dengan bahan hukum penelitian yang meliputi bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tertier.Hasil penelitian menunjukkan Notaris   harus dibantu dan bekerjasama dengan pihak ketiga sebagai Penyelenggara Sertifikat Elektronik/ Certificate Authority. Pihak ketiga ini diberi kepercayaan dengan kewenangan menjaga dan mengamankan kontrak elektronik, dengan cara memberikan dan mengaudit Sertifikasi Elektronik. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan telah mengakomodasi perkembangan teknologi telematika dalam pembuatan Risalah RUPS dalam bentuk akta autentik yang tujuannnya untuk memberikan kepastian hukum dan kekuatan pembuktian sempurna. Dalam hal RUPS yang sudah dilakukan secara cyber notary yakni e-RUPS yang sudah diatur dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia Nomor 15/Pojk.04/2020 tentang Rencana dan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka Sistem Penyelenggaraan RUPS Secara Elektronik. Yang dalam Pasal 1 angka (5) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia Nomor 15/Pojk.04/2020 tentang Rencana dan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka Sistem Penyelenggaraan RUPS Secara Elektronik. Kata Kunci: RUPS, Cyber Notary. In the case of a GMS that has been conducted in cyber notary, namely e-GMS which has been regulated by the Regulation of the Financial Services Authority of the Republic of Indonesia Number 15 / Pojk.04 / 2020 concerning Plans and Implementation of General Meeting of Shareholders of Public Companies, the Electronic GMS Organizing System. In Article 1 number (5) of the Regulation of the Financial Services Authority of the Republic of Indonesia Number 15 / Pojk.04 / 2020 concerning the Planning and Implementation of the General Meeting of Shareholders of Public Companies, the Electronic GMS Organizing System, hereinafter referred to as e-GMS, is an electronic system or means used. to support the provision of information, implementation and reporting of the General Meeting of Shareholders of Public Companies.Reviewing the problems regarding how the principle of notary prudence in implementing E-GMS as regulated in the Financial Services Authority and about how the GMS is cyber notary (e-GMS) as regulated in the Financial Services Authority regulationsThis research uses normative juridical research, with statutory and conceptual approaches, as well as with research legal materials which include primary legal materials, secondary legal materials and tertiary legal materials.The result of the research shows that the Notary Public must be assisted and collaborated with a third party as an Electronic Certificate Operator. These third parties are entrusted with the authority to safeguard and secure electronic contracts, by providing and auditing Electronic Certifications. The Financial Services Authority Regulation has accommodated the development of telematics technology in the preparation of GMS Minutes in the form of authentic deeds with the aim of providing legal certainty and perfect evidentiary power. In the case of a GMS that has been conducted in cyber notary, namely e-GMS which has been regulated by the Regulation of the Financial Services Authority of the Republic of Indonesia Number 15 / Pojk.04 / 2020 concerning Plans and Implementation of General Meeting of Shareholders of Public Companies, the Electronic GMS Organizing System. In Article 1 number (5) of the Regulation of the Financial Services Authority of the Republic of Indonesia Number 15 / Pojk.04 / 2020 concerning the Planning and Implementation of the General Meeting of Shareholders of Public Companies in the Electronic GMS Organizing System. Keywords: GMS, Cyber Notary.
ANALISIS YURIDIS TERHADAP TINDAKAN HUKUM MEMBUAT LAPORAN POLISI YANG DIDASARKAN PERBUATAN MELAWAN HUKUM Albert Riyadi Suwono
International Significance of Notary Vol 2, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.2020/ison.v2i2.12248

Abstract

Penelitian tentang Analisis Yuridis Terhadap Tindakan Hukum Membuat Laporan Polisi Yang Didasarkan Perbuatan Melawan Hukum, membahas masalah (1) Bagaimana keabsahan tindakan hukum membuat laporan polisi yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum; dan (2) Bagaimana akibat hukum dari laporan polisi yang dibuat dengan didasarkan perbuatan melawan hukum ?Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum yuridis normatif, dengan bahan hukum yang terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier. Analisis bahan hukum dilakukan secara deskriptif kualitatif.Berdasarkan hasil penelitian dapat dismpulkan bahwa (1) keabsahan tindakan hukum membuat laporan polisi yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum dalam kasus diatas, tidak sah dan melawan hukum. Karena terjadi penyidikan ganda, padahal sudah ada Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3) dari Penyidik Polsek Sukomanunggal Polrestabes Surabaya atas penyidikan kasus dengan subyek dan objek yang sama. (2) akibat hukum dari laporan polisi yang dibuat dengan dasar perbuatan melawan hukum, adalah batal demi hukum karena tergugat membuat pengaduan yang tidak sesuai dengan fakta hukum sebenarnya (palsu) yang merugikan penggugat, serta cacat hukum dan haruslah demi hukum dihentikan. Hal ini sesuai dengan Putusan Pengadilan Negeri Surakarta Kelas 1A Khusus Nomor: 3/Pdt.G.S/2020/PN.Skt. Tanggal 12 Maret 2020 Yang Menyatakan Batal Demi Hukum Laporan Polisi Nomor: LP/B/2/1/2017/Jateng/ Ditreskrimsus Tanggal 3 Januari 2017. Kata Kunci: Laporan Polisi, Perbuatan Melawan Hukum 
EFEKTIVITAS PENYELESAIAN NON-LITIGASI TERHADAP PELECEHAN SEKSUAL TERHADAP ANAK DI BAWAH UMUR (STUDI KASUS DI DESA MASAKAMBING) Meliyani Meliyani
International Significance of Notary Vol 1, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.2020/ison.v1i2.8965

Abstract

            Efektivitas penegakan hukum dalam penyelesaian non-litigasi adalah kajian yang berkaitan dengan efektifnya sebuah hukum dalam mengatur perlindungan terhadap masyarakat. Efektivitas hukum adalah suatu kosa kata dalam bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa inggris yaitu “efective” yang berarti berhasil ditaati, mengesahkan, mujarab dan mujur. Dari deretan kata di atas adalah pengaruh hukum terhadap masyarakat, inti dari pengaruh hukum terhadap masyarakat adalah prilaku warga masyarakat yang sesuai dengan hukum yang berlaku. Kalau masyarakat berprilaku sesuai dengan yang diharapkan atau yang dikendaki oleh hukum, maka dapat dikatakan bahwa hukum yang bersangkutan adalah efektif. Pelecehan adalah perilaku pendekatan-pendekatan yang terkait dengan seks yang tak diinginkan, termasuk permintaan dan perilaku lainnya yang secara verbal atau fisik merujuk pada seks. Kasus pelecehan seksual kerap menjadi pembahasan di sekitar lingkungan sosial, sehingga tidak tabu untuk di dengar, dan pelecehan tersebut korbannya kebanyakan adalah perempuan dan anak-anak, Adanya kasus mengenai pelecehan seksual terhadap anak di desa masakambing menjadi latar belakang dari penelitian tesis ini. Desa masakambing adalah desa kecil yang berada di utara kabupaten sumenep, desa masakambing, kecematan masalembu merupakan bagian dari wilayah kabupaten sumenep.            Konstribusi dari penelitian ini di harapkan mampu memberikan pemecahan dari rumusan masalah yang penulis susun, yakni pertama faktor-faktor penyebab terjadinya pelecehan seksual di masakambing, kedua, bagaimana penegakan hukum terhadap pelaku pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur menurut undang-undang perlindungan anak dan penegakan hukum di Desa Masakambing, ketiga, Bagaimana upaya pencegahan terhadap pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur di Desa Masakambing. hal ini di perlukan untuk mengetahui sejauh mana undang-undang menjangkau masyarakat dan bagaimana masyarakat menerapkan hukum di dalamnya.            Masyarakat memilih jalur non-litigasi daripada pada jalur litigasi yang di pandang masyarakat terlalu sulit di jangkau karena akses yang jauh. Untuk itu, peran orang tua di perlukan untuk pengawasan, adanya sosialisasi/seminar mengenai pelecehan seksual dan berbagai macam edukasi mengenai pelecehan seksual, serta masyarakat dan korban kooperatif dalam menegakkan keadilan mengenai tindakan pelecehan seksual terhadap pelaku, sebab, jika di biarkan sebagian masyarakat akan menganggap pelecehan seksual adalah hal yang biasa. Undang- undang nomor 23 tahun 2002 di rubah ke Undang-undang nomor 35 tahun 2014 tentang perlindungan anak dan perpu nomor 1 tahun 2016 tentang perlindungan anak, membahas tentang sanksi bagi pelaku tindak kejahatan seksual, untuk itu perlu  adanya sosilisasi mengenai pentingnya masyarakat memahami isi undang-undang dan kooperatif dalam menegakkan keadilan dan membantu penegak hukum dalam menjalankan tugasnya. Kata kunci: teori efektivitas dan perlindungan hukum, pelecehan seksual, non-litigasi             The effectiveness of law enforcement in non-litigation settlements is a study related to the effectiveness of a law in regulating the protection of the community. The effectiveness of the law is an Indonesian vocabulary derived from the English word "efective" which means successfully obeyed, legitimized, elixir and efficacy. From the above line of words is the influence of the law on the community, the essence of the influence of the law on the community is the behavior of the citizens in accordance with the prevailing law. If the community is concerned as expected or that is followed by the law, then it can be said that the law in question is effective. Harassment is the behavior of approaches related to unwanted sex, including requests and other behaviors that verbally or physically refer to sex. Cases of sexual harassment are often discussed around the social environment, so it is not taboo to hear, and the abuse is mostly women and children, There are cases of child sexual abuse in the village of masakambing being the background of this thesis research. Masakambing village is a small village located in the north of sumenep regency, masakambing village, masalembu kecematan is part of sumenep district area.            The contribution of this study is expected to provide a solution to the formulation of problems that the authors compiled, namely the first factors that cause sexual abuse in the scapegoated period, secondly, how to enforce the law against perpetrators of sexual abuse of minors according to child protection laws and law enforcement in Masakambing Village, third, How to prevent the prevention of sexual abuse of minors in Masakambing Village. this is necessary to know the extent to which the law reaches the community and how the community applies the law in it.            People choose non-litigation paths rather than litigation paths that people find too difficult to reach because of remote access. Therefore, the role of parents is needed for supervision, socialization /seminars on sexual harassment and various kinds of education about sexual harassment, as well as communities and victims cooperative in enforcing justice regarding acts of sexual harassment against perpetrators, because, if left some people will consider sexual harassment is commonplace. Law no. 23 of 2002 was changed to Law number 35 of 2014 on child protection and perpu number 1 of 2016 on child protection, discussed about sanctions for perpetrators of sexual crimes, therefore there needs to be a sosying about the importance of the community understanding the content of the law and cooperative in enforcing justice and assisting law enforcement in carrying out its duties. Keywords: theory of effectiveness and legal protection, sexual harassment, non-litigation 
KEWENANGAN NOTARIS DALAM PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS PENAMAMAN MODAL ASING Julia Risga Happy Putra Pratama
International Significance of Notary Vol 2, No 1.2 (2021)
Publisher : Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.2020/ison.v2i1.2.10641

Abstract

ABSTRAKKewenangan Notaris sebagai pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta otentik memiliki peranan penting dalam.proses pendirian perseroan terbatas penanaman modal asing karena pada proses pendiriannyaketika membuat .tersebut dibuat dihadapan notaris serta pendaftaran akta tersebut dilakukan notaris melalui SISBAKUM dengan demikian dalam proses pendirian perseroan terbatas penanaman modal asing seorang notaris memiliki kewenangan dalam pembuatan akta otentik serta membantu proses pendaftaran akta tersebut. Notaris mempunyai tanggung jawab apabila terjadi kesalahan ketika membuat akta perseroan terbatas penanaman modal asing hanyalah bersifat memperbaiki sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.Kata Kunci : Perseroan Terbatas, Penanaman Modal AsingAbstractThe notary's authority as a public official who is authorized to make authentic deeds has an important role in the process of establishing a foreign investment limited company because in the process of establishing the deed is made before a notary and registration of the deed is carried out by a notary through SISBAKUM thus in the process of establishing a foreign investment limited company a notary has the authority to make authentic deeds as well as assist in the deed registration process. The responsibility of a notary public if there is an error on the process a making  foreign investment limited company deed is only to be corrective in accordance with the prevailing laws and regulationsKeyword: Limited Liabilty Company, foreign investment