cover
Contact Name
Supartina Hakim
Contact Email
supartinahakim@poltekkes-mks.ac.id
Phone
+6281355940558
Journal Mail Official
supartinahakim@poltekkes-mks.ac.id
Editorial Address
Jl. Paccerakkang No.82, Paccerakkang, Kec. Biringkanaya, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90241, Indonesia
Location
Kota makassar,
Sulawesi selatan
INDONESIA
Jurnal Media Fisioterapi Poltekkes Kemenkes Makassar
ISSN : 20865937     EISSN : 27157288     DOI : https://doi.org/10.32382/fis.v15i2
Ruang lingkup media fisioterapi adalah jurnal kesehatan yang mengelola artikel kesehatan dalam rumpun ilmu fisioterapi : 1. Fisioterapi Muskuloskeletal 2. Fisioterapi Neuromuskular 3. Fisioterapi Kardiovaskular dan Respirasi 4. Fisioterapi Geriatrik 5. Fisioterapi Pediatrik 6. Fisioterapi Ergonomi dan Kesehatan Kerja 7. Fisioterapi Olahraga, dan 8. Fisioterapi Kesehatan Masyarakat
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 13 No 2 (2021): Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar" : 5 Documents clear
PENGARUH MOBILISASI CHESTTERHADAP PENINGKATAN EKSPANSI THORAKS PADA PENYAKIT PARU OBSTRUKTIFKRONIS DI BALAI BESAR KESEHATAN PARUMASYARAKAT MAKASSAR: Different Effects of Eccentric Exercise and Passive Stretching on the Application of Ultrasound to Reduce Pain in Tennis Elbow Type II Patients in the Campus of Physiotherapy Department, Health Polytechnic of Makassar Hafsah Tahir; Siti Muthiah; Muhammad Awal
Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar Vol 13 No 2 (2021): Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar
Publisher : Jurusan Fisioterapi Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/fis.v13i2.18

Abstract

Latar belakang : Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan batuk produktif, dispnea dan terjadinya obstruksi saluran napas sekalipun penyakit ini bersifat kronis serta merupakan gabungan dari emfisema, bronkitis kronik maupun asma, tetapi dalam keadaan tertentu terjadi perburuk an dari fungsi pernapasan. Dalam beberapa keadaan perburukan dari PPOK ini dapat menyebabkan terjadinya kegagalan pernafasan. Metode : Penelitian ini adalah penelitian pra eksperimental dengan desain penelitian pretest - posttest one group design dengan tekn ik purposive sampling , yang bertujuan untuk mengetahui adanya peningkatan ekspansi toraks pada penderita penyakit paru obstruktif kronis, dengan jumlah populasi 16 orang maka diperoleh jumlah sampel sebanyak 15 orang berdasarkan rumus besaran sampel dan me menuhi kriteria inklusi, masing - masing sampel diberikan perlakuan mobilisasi chest . Hasil : Hasil penelitian menunjukkan rerata nilai ekspansi toraks sebelum dilakukan perlakuan adalah pada titik axilla = 0.53, titik costa 4 - 5 = 2.33 dan titik proc. xyph oideus = 4,47 dengan menggunakan alat ukur yaitu pita ukur. Hasil statistik menggunakan Uji Wilcoxon menunjukkan bahwa nilai p untuk ekspansi toraks pada masing - masing titik adalah p = 0.000 lebih kecil dari α = 0.05 (p<α) yang berarti hipotesis kerja dite rima. Kesimpulan : P emberian mobilisasi chest selama 8 kali perlakuan dapat menghasilkan pengaruh yang signifikan terhadap perubahan ekspansi toraks pada penderita penyakit paru obstruktif kronis, dengan kata lain pemberian mobilisasi chest lebih efektif dalam meningkatkan ekspansi toraks pada pender ita penyakit paru obstruktif kronis. Kata Kunci : Mobilisasi Chest , Penyakit Paru Obstruktif Kronis, Ekspansi Toraks
PENGARUH MOTOR RELEARNING PROGRAMME TERHADAP KEMAMPUAN BERJALAN PASIEN HEMIPARESE POST STROKE DI RSUD SALEWANGANG MAROS: The Influence Of The Motor Relearning Program On The Ability To Walk In Hemiparese Post Stroke Patients At Salewangang Maros Hospital intan eddy paridingan
Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar Vol 13 No 2 (2021): Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar
Publisher : Jurusan Fisioterapi Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/fis.v13i2.36

Abstract

Latar Belakang : Stroke merupakan suatu persoalan kesehatan dunia dengan insiden pertahun 0,2 – 2,5 per 1000 populasi. Hemiparese adalah salah satu gangguan kontrol motrik yang muncul pasca stroke. Gangguan motorik ini dikaitkan dengan berkurangnya kecepatan berjalan disertai perubahan dalam waktu berjalan dan jarak tempuh. Pasien hemiparesis cenderung mengambil langkah - langkah pendek yang tidak rata dan menghabiskan waktu yang lebih lama berdiri pada sisi tubuh yang tidak mengalami kelemahan. Metode : Penelitian ini adalah jenis penelitian Pra Experimen dengan desain penelitian pre test- post test one group design, bertujuan untuk mengetahui pengaruh Motor Relearning Programme terhadap kemampuan berjalan pasien hemiparese post stroke di RSUD Salewangang Maros, dengan sampel penelitian adalah 14 orang yang mendapatkan perlakuan Motor Relearning Programme dan menggunakan alat ukur Time Up and Go (TUG) Test. Hasil : Berdasarkan hasil analisis uji wilcoxon, yaitu nilai p = 0,000 pada jarak tempuh 2 meter (p < 0,05), nilai p = 0,001 pada jarak tempuh 8 meter (p < 0,05) dan nilai p = 0,001 pada jarak tempuh 10 meter (p < 0,05), menunjukkan bahwa pemberian Motor Relearning Programme memberikan pengaruh terhadap peningkatan kemampuan berjalan pasien hemipraese post stroke. Kesimpulan : Pemberian intervensi Motor Relearning Programme memberikan pengaruh terhadap peningkatan kemampuan berjalan pasien hemipraese post stroke. Pasien disarankan untuk menerapkan latihan ini sehari-hari untuk meningkatkan kemampuan berjalannya. Kata Kunci : Motor Relearning Programme, Kemampuan berjalan, Stroke
BEDA PENGARUH ANTARA PEMBERIAN CONTRACT RELAX DENGAN HOLD RELAX TERHADAP PENINGKATAN FLEKSIBILITAS OTOT HAMSTRING PADA ATLET SMAN 18 MAKASSAR: Different Effects Between Contract Relax and Hold Relax on Increasing Hamstring Muscle Flexibility In SMAN 18 Makassar Athletes La Ode Muhammad Syarwan; Darwis Durahim
Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar Vol 13 No 2 (2021): Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar
Publisher : Jurusan Fisioterapi Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/fis.v13i2.37

Abstract

Latar belakang : Fleksibilitas adalah kemampuan suatu jaringan atau otot untuk mengalami pemanjangan semaksimal mungkin sehingga tubuh dapat bergerak dengan lingkup gerak sendi yang penuh, tanpa disertai timbulnya rasa nyeri. Penurunan fleksibilitas hamstring dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti pemendekan otot hamstring, cedera akut ataupun kronis pada otot hamstring, menurunnya sendi panggul, aktivitas yang berlebihan, serta pola latihan yang tidak benar. Metode : Penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen dengan metode two group pre test and post test design, bertujuan untuk mengetahui beda pengaruh pada intervensi Contract Relax, dibandingkan dengan Hold Relax terhadap peningkatan fleksibilitas otot Hamstring. Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 18 Makassar, dengan sampel adalah siswa yang sesuai dengan kriteria inklusi. Jumlah sampel adalah 20 orang yang dibagi secara acak kedalam 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan I yang diberikan Contract Relax sebanyak 10 orang dan kelompok perlakuan II yang diberikan Hold Relax sebanyak 10 orang. Hasil : Berdasarkan analisis uji paired sample t-test pada kelompok perlakuan I diperoleh nilai p < 0,05 dengan hasil pre dan post test 0,00 untuk nilai Sit and Reach yang berarti bahwa pemberian Contract Relax dapat menghasilkan peningkatan fleksibilitas otot Hamstring yang signifikan. Sedangkan kelompok perlakuan II juga diperoleh nilai p < 0,05 dengan hasil pre dan post test 0,00 untuk nilai Sit and Reach yang berarti bahwa pemberian Hold Relax dapat menghasilkan peningkatan fleksibilitas otot Hamstring yang signifikan. Kemudian berdasarkan uji Indepentent sample t-test diperoleh nilai p < 0,05 untuk nilai Sit and Reach yang berarti bahwa pemberian Hold Relax lebih efektif secara signifikan dibandingkan dengan pemberian Contract Relax terhadap peningkatan fleksibilitas otot Hamstring. Kesimpulan : Hold Relax lebih baik dibandingkan dengan Contract Relax terhadap peningkatan fleksibilitas otot Hamstring Kata kunci: Contract Relax, Hold Relax, Fleksibilitas Hamstring
BEDA PENGARUH PEMBERIAN TRANSLASI OSILASI DAN THERABAND EXERCISE ATAU HOLD RELAX TERHADAP PENURUNAN NYERI DAN PENINGKATAN RANGE OF MOTION PADA PENDERITA OSTEOARHRITIS KNEE DI RUMAH SAKIT ISLAM FAISAL MAKASSAR: Different Effects of Translational Oscillation and Theraband Exercise or Hold Relax on Reduce Pain and Increased Range of Motion in Knee Osteoarhritis Patients in Faisal Islam Hospital Makassar Mariana Ulfah; Suharto; Tiar Erawan; andi halimah
Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar Vol 13 No 2 (2021): Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar
Publisher : Jurusan Fisioterapi Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/fis.v13i2.38

Abstract

Latar Belakang : Osteoarthritis knee adalah penyakit degenerasi sendi yang menyebabkan kerusakan cartilago pada knee joint yang ditandai dengan hilangnya dan erosi cartilago knee joint serta pertumbuhan osteofit pada tepi sendi knee, menimbulkan kekakuan, nyeri, dan gangguan pergerakan. Metode : Penelitian ini adalah quasi ekspirimen dengan desain pre test post test two group bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh antara pemberian Translasi osilasi dan theraband exercise dengan Translasi osilasi dan hold relax terhadap penurunan nyeri dan peningkatan ROM pada penderita osteoarthritis knee. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar, dengan sampel penderita osteoarthritis knee yang sesuai dengan kriteria insklusi. Jumlah sampel adalah 14 orang yang dibagi secara acak kedalam 2 kelompok yaitu 1 kelompok yang diberikan Translasi osilasi dan theraband exercise sebanyak 7 orang dan kelompok 2 yang diberikan Translasi osilasi dan hold relax sebanyak 7 orang. Alat ukur yang digunakan adalah VAS dan Goniometer. Hasil : Analisis uji paired sample t pada kelompok perlakuan dan kontrol diperolah nilai p= 0,000 <0,05 untuk aktualitas nyeri dan ROM yang berarti ada pengaruh yang signifikan pada kelompok perlakuan dan kontrol terhadap penurunan nyeri dan peningkatan ROM. Hasil uji independent sampel t untuk aktualitas nyeri diperoleh nilai p=0,053> 0,05 dan untuk ROM diperoleh nilai p = 0,365> 0,05 yang berarti bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok sampel. Kesimpulan : Dapat disimpulkan bahwa pemberian Translasi osilasi dan theraband exercise tidak lebih berpengaruh daripada Translasi osilasi dan hold relax terhadap penurunan nyeri dan peningkatan ROM pada penderita Osteoarthritis knee. Kata Kunci : Translasi Osilasi, Theraband Exercise, Hold Relax, Osteoarthritis Knee
BEDA PENGARUH ECCENTRIC EXERCISE DAN PASSIVE STRETCHING PADA PENERAPAN ULTRASOUND TERHADAP PENURUNAN NYERI PENDERITA TENNIS ELBOW TIPE II DI KAMPUS JURUSAN FISIOTERAPI POLTEKKES MAKASSAR: Different Effects of Eccentric Exercise and Passive Stretching on the Application of Ultrasound to Reduce Pain in Tennis Elbow Type II Patients in the Campus of Physiotherapy Department, Health Polytechnic of Makassar Nurul Hikmah; Yonathan Ramba; Arpandjaman
Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar Vol 13 No 2 (2021): Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar
Publisher : Jurusan Fisioterapi Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/fis.v13i2.39

Abstract

Latar Belakang : Tennis Elbow adalah keluhan nyeri pada lengan bawah yang biasanya menjalar ke area dorsum tangan karena peradangan atau degenerasi non spesifik pada otot ekstensor carpi radialis brevis (ECRB) di epikondilus lateral humerus. Hal ini didiagnosis secara klinis oleh sensasi rasa sakit dan nyeri tekan pada epikondilus lateral humerus yang memperparah selama dorsi fleksi pada wrist yang dibatasi. Metode : Jenis penelitian ini adalah quasi experiment dengan ramdomized pre test-post test two group design. Penelitian ini terdiri dari 2 kelompok sampel yaitu kelompok perlakuan 1 yang diberikan inervensi Eccentric Exercise dan Ultrasound dan kelompok perlakuan 2 yang diberikan intervensi Passive Streatching dan Ultrasound. Sampel penelitian ini adalah Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Makassar Jurusan Fisioterapi yang menderita Tennis Elbow Tipe II dengan kriteria inklusi dan eksklusi dalam pengambilan sampel. Hasil : nilai rerata tennis elbow pada kelompok Perlakuan Pertama (Ultrasound dan Eccentric Exercise) yaitu nilai P=0,012 < 0.05 dimana pre test sebesar 6,650±1,046 dan post test sebesar 4,150±0,594 dengan rerata selisih sebesar 4,49±1,035 yang berarti terjadi peningkatan rata-rata Tennis Elbow sebesar 4,49 setelah intervensi (Ultrasound dan Eccentric Exercise). Nilai rerata Tennis Elbow pre test kelompok Perlakuan Dua (Ultrasound dan Pasif Stretching) dengan nilai P=0,022<0,05 dan nilai pre tes sebebesar 4,180±0,925 dan post test sebesar 2,490±1,080 dengan rerata selisih sebesar 2,69±1,178, yang berarti terjadi peningkatan rata-rata Tennis Elbow sebesar 2,69 setelah intervensi (Ultrasound dan Pasif Stretching).Hasil uji mann-withney test yaitu nilai p < 0,05 yang berarti bahwa ada perbedaan rerata yang signifikan antara kelompok perlakuan pertama (Ultrasound dan Eccentrik Exercise) dan kelompok perlakuan kedua (Ultrasound dan Pasif Stretching). Hal ini menunjukkan bahwa Ultrasound dan Eccentrik Exercise lebih efektif secara signifikan dibandingkan dengan Ultrasound dan Pasif Stretching terhadap penurunan VAS pada penderita Tennis Elbow Tipe II. Kesimpulan : Intervensi Ultrasound dan Eccentric Exercise lebih berpengaruh secara signifikan dibandingkan pemberian Ultrasound dan Passive Stretching terhadap Penurunan Nyeri Pada Penderita Tennis Elbow tipe II. Kata Kunci : Ultrasound, Eccentric Exercise, Passive Streching, Tennis Elbow Tipe II

Page 1 of 1 | Total Record : 5