cover
Contact Name
Supartina Hakim
Contact Email
supartinahakim@poltekkes-mks.ac.id
Phone
+6281355940558
Journal Mail Official
supartinahakim@poltekkes-mks.ac.id
Editorial Address
Jl. Paccerakkang No.82, Paccerakkang, Kec. Biringkanaya, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90241, Indonesia
Location
Kota makassar,
Sulawesi selatan
INDONESIA
Jurnal Media Fisioterapi Poltekkes Kemenkes Makassar
ISSN : 20865937     EISSN : 27157288     DOI : https://doi.org/10.32382/fis.v15i2
Ruang lingkup media fisioterapi adalah jurnal kesehatan yang mengelola artikel kesehatan dalam rumpun ilmu fisioterapi : 1. Fisioterapi Muskuloskeletal 2. Fisioterapi Neuromuskular 3. Fisioterapi Kardiovaskular dan Respirasi 4. Fisioterapi Geriatrik 5. Fisioterapi Pediatrik 6. Fisioterapi Ergonomi dan Kesehatan Kerja 7. Fisioterapi Olahraga, dan 8. Fisioterapi Kesehatan Masyarakat
Articles 25 Documents
PENGARUH MOBILISASI CHESTTERHADAP PENINGKATAN EKSPANSI THORAKS PADA PENYAKIT PARU OBSTRUKTIFKRONIS DI BALAI BESAR KESEHATAN PARUMASYARAKAT MAKASSAR: Different Effects of Eccentric Exercise and Passive Stretching on the Application of Ultrasound to Reduce Pain in Tennis Elbow Type II Patients in the Campus of Physiotherapy Department, Health Polytechnic of Makassar Hafsah Tahir; Siti Muthiah; Muhammad Awal
Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar Vol 13 No 2 (2021): Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar
Publisher : Jurusan Fisioterapi Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/fis.v13i2.18

Abstract

Latar belakang : Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan batuk produktif, dispnea dan terjadinya obstruksi saluran napas sekalipun penyakit ini bersifat kronis serta merupakan gabungan dari emfisema, bronkitis kronik maupun asma, tetapi dalam keadaan tertentu terjadi perburuk an dari fungsi pernapasan. Dalam beberapa keadaan perburukan dari PPOK ini dapat menyebabkan terjadinya kegagalan pernafasan. Metode : Penelitian ini adalah penelitian pra eksperimental dengan desain penelitian pretest - posttest one group design dengan tekn ik purposive sampling , yang bertujuan untuk mengetahui adanya peningkatan ekspansi toraks pada penderita penyakit paru obstruktif kronis, dengan jumlah populasi 16 orang maka diperoleh jumlah sampel sebanyak 15 orang berdasarkan rumus besaran sampel dan me menuhi kriteria inklusi, masing - masing sampel diberikan perlakuan mobilisasi chest . Hasil : Hasil penelitian menunjukkan rerata nilai ekspansi toraks sebelum dilakukan perlakuan adalah pada titik axilla = 0.53, titik costa 4 - 5 = 2.33 dan titik proc. xyph oideus = 4,47 dengan menggunakan alat ukur yaitu pita ukur. Hasil statistik menggunakan Uji Wilcoxon menunjukkan bahwa nilai p untuk ekspansi toraks pada masing - masing titik adalah p = 0.000 lebih kecil dari α = 0.05 (p<α) yang berarti hipotesis kerja dite rima. Kesimpulan : P emberian mobilisasi chest selama 8 kali perlakuan dapat menghasilkan pengaruh yang signifikan terhadap perubahan ekspansi toraks pada penderita penyakit paru obstruktif kronis, dengan kata lain pemberian mobilisasi chest lebih efektif dalam meningkatkan ekspansi toraks pada pender ita penyakit paru obstruktif kronis. Kata Kunci : Mobilisasi Chest , Penyakit Paru Obstruktif Kronis, Ekspansi Toraks
PENGARUH MOTOR RELEARNING PROGRAMME TERHADAP KEMAMPUAN BERJALAN PASIEN HEMIPARESE POST STROKE DI RSUD SALEWANGANG MAROS: The Influence Of The Motor Relearning Program On The Ability To Walk In Hemiparese Post Stroke Patients At Salewangang Maros Hospital intan eddy paridingan
Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar Vol 13 No 2 (2021): Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar
Publisher : Jurusan Fisioterapi Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/fis.v13i2.36

Abstract

Latar Belakang : Stroke merupakan suatu persoalan kesehatan dunia dengan insiden pertahun 0,2 – 2,5 per 1000 populasi. Hemiparese adalah salah satu gangguan kontrol motrik yang muncul pasca stroke. Gangguan motorik ini dikaitkan dengan berkurangnya kecepatan berjalan disertai perubahan dalam waktu berjalan dan jarak tempuh. Pasien hemiparesis cenderung mengambil langkah - langkah pendek yang tidak rata dan menghabiskan waktu yang lebih lama berdiri pada sisi tubuh yang tidak mengalami kelemahan. Metode : Penelitian ini adalah jenis penelitian Pra Experimen dengan desain penelitian pre test- post test one group design, bertujuan untuk mengetahui pengaruh Motor Relearning Programme terhadap kemampuan berjalan pasien hemiparese post stroke di RSUD Salewangang Maros, dengan sampel penelitian adalah 14 orang yang mendapatkan perlakuan Motor Relearning Programme dan menggunakan alat ukur Time Up and Go (TUG) Test. Hasil : Berdasarkan hasil analisis uji wilcoxon, yaitu nilai p = 0,000 pada jarak tempuh 2 meter (p < 0,05), nilai p = 0,001 pada jarak tempuh 8 meter (p < 0,05) dan nilai p = 0,001 pada jarak tempuh 10 meter (p < 0,05), menunjukkan bahwa pemberian Motor Relearning Programme memberikan pengaruh terhadap peningkatan kemampuan berjalan pasien hemipraese post stroke. Kesimpulan : Pemberian intervensi Motor Relearning Programme memberikan pengaruh terhadap peningkatan kemampuan berjalan pasien hemipraese post stroke. Pasien disarankan untuk menerapkan latihan ini sehari-hari untuk meningkatkan kemampuan berjalannya. Kata Kunci : Motor Relearning Programme, Kemampuan berjalan, Stroke
BEDA PENGARUH ANTARA PEMBERIAN CONTRACT RELAX DENGAN HOLD RELAX TERHADAP PENINGKATAN FLEKSIBILITAS OTOT HAMSTRING PADA ATLET SMAN 18 MAKASSAR: Different Effects Between Contract Relax and Hold Relax on Increasing Hamstring Muscle Flexibility In SMAN 18 Makassar Athletes La Ode Muhammad Syarwan; Darwis Durahim
Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar Vol 13 No 2 (2021): Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar
Publisher : Jurusan Fisioterapi Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/fis.v13i2.37

Abstract

Latar belakang : Fleksibilitas adalah kemampuan suatu jaringan atau otot untuk mengalami pemanjangan semaksimal mungkin sehingga tubuh dapat bergerak dengan lingkup gerak sendi yang penuh, tanpa disertai timbulnya rasa nyeri. Penurunan fleksibilitas hamstring dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti pemendekan otot hamstring, cedera akut ataupun kronis pada otot hamstring, menurunnya sendi panggul, aktivitas yang berlebihan, serta pola latihan yang tidak benar. Metode : Penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen dengan metode two group pre test and post test design, bertujuan untuk mengetahui beda pengaruh pada intervensi Contract Relax, dibandingkan dengan Hold Relax terhadap peningkatan fleksibilitas otot Hamstring. Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 18 Makassar, dengan sampel adalah siswa yang sesuai dengan kriteria inklusi. Jumlah sampel adalah 20 orang yang dibagi secara acak kedalam 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan I yang diberikan Contract Relax sebanyak 10 orang dan kelompok perlakuan II yang diberikan Hold Relax sebanyak 10 orang. Hasil : Berdasarkan analisis uji paired sample t-test pada kelompok perlakuan I diperoleh nilai p < 0,05 dengan hasil pre dan post test 0,00 untuk nilai Sit and Reach yang berarti bahwa pemberian Contract Relax dapat menghasilkan peningkatan fleksibilitas otot Hamstring yang signifikan. Sedangkan kelompok perlakuan II juga diperoleh nilai p < 0,05 dengan hasil pre dan post test 0,00 untuk nilai Sit and Reach yang berarti bahwa pemberian Hold Relax dapat menghasilkan peningkatan fleksibilitas otot Hamstring yang signifikan. Kemudian berdasarkan uji Indepentent sample t-test diperoleh nilai p < 0,05 untuk nilai Sit and Reach yang berarti bahwa pemberian Hold Relax lebih efektif secara signifikan dibandingkan dengan pemberian Contract Relax terhadap peningkatan fleksibilitas otot Hamstring. Kesimpulan : Hold Relax lebih baik dibandingkan dengan Contract Relax terhadap peningkatan fleksibilitas otot Hamstring Kata kunci: Contract Relax, Hold Relax, Fleksibilitas Hamstring
BEDA PENGARUH PEMBERIAN TRANSLASI OSILASI DAN THERABAND EXERCISE ATAU HOLD RELAX TERHADAP PENURUNAN NYERI DAN PENINGKATAN RANGE OF MOTION PADA PENDERITA OSTEOARHRITIS KNEE DI RUMAH SAKIT ISLAM FAISAL MAKASSAR: Different Effects of Translational Oscillation and Theraband Exercise or Hold Relax on Reduce Pain and Increased Range of Motion in Knee Osteoarhritis Patients in Faisal Islam Hospital Makassar Mariana Ulfah; Suharto; Tiar Erawan; andi halimah
Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar Vol 13 No 2 (2021): Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar
Publisher : Jurusan Fisioterapi Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/fis.v13i2.38

Abstract

Latar Belakang : Osteoarthritis knee adalah penyakit degenerasi sendi yang menyebabkan kerusakan cartilago pada knee joint yang ditandai dengan hilangnya dan erosi cartilago knee joint serta pertumbuhan osteofit pada tepi sendi knee, menimbulkan kekakuan, nyeri, dan gangguan pergerakan. Metode : Penelitian ini adalah quasi ekspirimen dengan desain pre test post test two group bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh antara pemberian Translasi osilasi dan theraband exercise dengan Translasi osilasi dan hold relax terhadap penurunan nyeri dan peningkatan ROM pada penderita osteoarthritis knee. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar, dengan sampel penderita osteoarthritis knee yang sesuai dengan kriteria insklusi. Jumlah sampel adalah 14 orang yang dibagi secara acak kedalam 2 kelompok yaitu 1 kelompok yang diberikan Translasi osilasi dan theraband exercise sebanyak 7 orang dan kelompok 2 yang diberikan Translasi osilasi dan hold relax sebanyak 7 orang. Alat ukur yang digunakan adalah VAS dan Goniometer. Hasil : Analisis uji paired sample t pada kelompok perlakuan dan kontrol diperolah nilai p= 0,000 <0,05 untuk aktualitas nyeri dan ROM yang berarti ada pengaruh yang signifikan pada kelompok perlakuan dan kontrol terhadap penurunan nyeri dan peningkatan ROM. Hasil uji independent sampel t untuk aktualitas nyeri diperoleh nilai p=0,053> 0,05 dan untuk ROM diperoleh nilai p = 0,365> 0,05 yang berarti bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok sampel. Kesimpulan : Dapat disimpulkan bahwa pemberian Translasi osilasi dan theraband exercise tidak lebih berpengaruh daripada Translasi osilasi dan hold relax terhadap penurunan nyeri dan peningkatan ROM pada penderita Osteoarthritis knee. Kata Kunci : Translasi Osilasi, Theraband Exercise, Hold Relax, Osteoarthritis Knee
BEDA PENGARUH ECCENTRIC EXERCISE DAN PASSIVE STRETCHING PADA PENERAPAN ULTRASOUND TERHADAP PENURUNAN NYERI PENDERITA TENNIS ELBOW TIPE II DI KAMPUS JURUSAN FISIOTERAPI POLTEKKES MAKASSAR: Different Effects of Eccentric Exercise and Passive Stretching on the Application of Ultrasound to Reduce Pain in Tennis Elbow Type II Patients in the Campus of Physiotherapy Department, Health Polytechnic of Makassar Nurul Hikmah; Yonathan Ramba; Arpandjaman
Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar Vol 13 No 2 (2021): Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar
Publisher : Jurusan Fisioterapi Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/fis.v13i2.39

Abstract

Latar Belakang : Tennis Elbow adalah keluhan nyeri pada lengan bawah yang biasanya menjalar ke area dorsum tangan karena peradangan atau degenerasi non spesifik pada otot ekstensor carpi radialis brevis (ECRB) di epikondilus lateral humerus. Hal ini didiagnosis secara klinis oleh sensasi rasa sakit dan nyeri tekan pada epikondilus lateral humerus yang memperparah selama dorsi fleksi pada wrist yang dibatasi. Metode : Jenis penelitian ini adalah quasi experiment dengan ramdomized pre test-post test two group design. Penelitian ini terdiri dari 2 kelompok sampel yaitu kelompok perlakuan 1 yang diberikan inervensi Eccentric Exercise dan Ultrasound dan kelompok perlakuan 2 yang diberikan intervensi Passive Streatching dan Ultrasound. Sampel penelitian ini adalah Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Makassar Jurusan Fisioterapi yang menderita Tennis Elbow Tipe II dengan kriteria inklusi dan eksklusi dalam pengambilan sampel. Hasil : nilai rerata tennis elbow pada kelompok Perlakuan Pertama (Ultrasound dan Eccentric Exercise) yaitu nilai P=0,012 < 0.05 dimana pre test sebesar 6,650±1,046 dan post test sebesar 4,150±0,594 dengan rerata selisih sebesar 4,49±1,035 yang berarti terjadi peningkatan rata-rata Tennis Elbow sebesar 4,49 setelah intervensi (Ultrasound dan Eccentric Exercise). Nilai rerata Tennis Elbow pre test kelompok Perlakuan Dua (Ultrasound dan Pasif Stretching) dengan nilai P=0,022<0,05 dan nilai pre tes sebebesar 4,180±0,925 dan post test sebesar 2,490±1,080 dengan rerata selisih sebesar 2,69±1,178, yang berarti terjadi peningkatan rata-rata Tennis Elbow sebesar 2,69 setelah intervensi (Ultrasound dan Pasif Stretching).Hasil uji mann-withney test yaitu nilai p < 0,05 yang berarti bahwa ada perbedaan rerata yang signifikan antara kelompok perlakuan pertama (Ultrasound dan Eccentrik Exercise) dan kelompok perlakuan kedua (Ultrasound dan Pasif Stretching). Hal ini menunjukkan bahwa Ultrasound dan Eccentrik Exercise lebih efektif secara signifikan dibandingkan dengan Ultrasound dan Pasif Stretching terhadap penurunan VAS pada penderita Tennis Elbow Tipe II. Kesimpulan : Intervensi Ultrasound dan Eccentric Exercise lebih berpengaruh secara signifikan dibandingkan pemberian Ultrasound dan Passive Stretching terhadap Penurunan Nyeri Pada Penderita Tennis Elbow tipe II. Kata Kunci : Ultrasound, Eccentric Exercise, Passive Streching, Tennis Elbow Tipe II
PENGARUH MASSAGE BAYI TERHADAP PENINGKATAN FREKUENSI MENYUSUI DAN BERAT BADAN BAYI PADA USIA 1-6 BULAN: Influence Of Infant Massage On Increasing Breastfeeding Frequency And Baby Weight t 1-6 Months Rasdiana; Yonathan Ramba; Andi Halimah; Tiar Erawan; Siti Nurul Fajriah; Suharto
Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar Vol 14 No 1 (2022): Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar
Publisher : Jurusan Fisioterapi Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/fis.v14i1.40

Abstract

Latar Belakang: Masa bayi adalah masa keemasan sekaligus masa kritis perkembangan, massage dapat mendorong pertumbuhan yang sehat dan memainkan peran penting dalam perkembangan mental, fisik, sistem sirkulasi darah dan kekebalan bayi. Salah satu indikator terpenting dalam menilai pemenuhan nutrisi pada bayi adalah dengan memperhitungkan berat badan. Masa bayi antara usia 0- 12 bulan, merupakan masa emas untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Metode : Penelitian ini adalah penelitian pre experimental dengan desain The One Group Pretest- Posttest Design, merupakan salah satu bentuk penelitian dimana pemilihan subjek penelitian dilakukan secara non-random, dan tidak memiliki control group atau comparison group bertujuan Untuk mengetahui apakah ada pengaruh massage bayi terhadap peningkatan frekuensi menyusui dan berat badan bayi pada usia 1 – 6 bulan di Puskesmas Sudiang Raya Makassar, dengan besar sampel sebanyak 10 orang yang memenuhi kriteria sampel Inklusi dan eksklusi pada kelompok perlakuan. Hasil : Hasil berdistribusi normal sehingga dilakukan uji data dengan uji Paired Sample T- test.Berdasarkan uji t pada frekuensi menyusui diperoleh ASI pre test dan post test sebesar p= 0,589> α= 0,05, dan p= 0,709> α= 0,05 berdistribusi normal dan berat badan pre test dan post test sebesar p= 0,886 > α= 0,05, dan p= 0,959> α= 0,05 berarti berdistribusi normal Berdasarkan analisis tabel diatas diperoleh pre test dan post test frekuensi menyusui dan berat badan bayi dengan nilai p(Sig. 2-tailed) adalah p= 0,000 < α= 0,05 yang berarti bahwa H_1 diterima dan H_0ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara pre test dan post test yang artinya terdapat pengaruh massage bayi terhadap frekuensi menyusui dan berat badan bayi pada usia 1-6 bulan di Puskesmas Sudiang Raya. Kesimpulan: Kesimpulan penelitian ini adalah Peningkatan frekuensi menyusui dan berat badan bayi usia 1-6 bulan sangat signifikan setelah diberikan massage. Kata Kunci: Massage bayi, Frekuensi Menyusui ASI, Berat Badan Bayi
PENGARUH LATIHAN FISIK ZIG-ZAG RUN TERHADAP PERUBAHAN KELINCAHAN PEMAIN FUTSAL GALAXY FC DI SUDIANG MAKASSAR 2021: The Effect of Zig-Zag Run Physical Exercise on Changes in Agility of Galaxy Fc Futsal Players in Sudiang Makassar 2021 Fahrul Islam; Suriani; Hendrik; Darwis Durahim; Muhammad Awal
Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar Vol 14 No 1 (2022): Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar
Publisher : Jurusan Fisioterapi Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/fis.v14i1.41

Abstract

Kelincahan merupakan kemampuan seseorang untuk dapat mengubah arah dengan cepat dan tepat pada waktu bergerak tanpa kehilangan keseimbangan. Kelincahan sangat erat kaitannya dengan keseimbangan, karena atlet perlu untuk mengatur pergeseran dalam tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh latihan fisik zig-zag run terhadap perubahan kelincahan pemain futsal Galaxy Fc Sudiang Makassar. Jenis penelitian yang digunakan adalah pra- experimental dengan menggunakan desain penelitian one-group pretest posttest design dengan variabel independent adalah latihan fisik zig-zag run dan variabel dependent adalah kelincahan. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel 20 orang yang yang diberi perlakuan berupa latihan fisik zig-zag run. Penentuan sampel berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Instrumen atau alat pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Illinois Agility Run. Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan, Februari- Agustus 2021.Hasil penelitian didapatkan ada pengaruh pemberian zig-zag run exercise terhadap perubahan kelincahan pemain Futsal Galaxy Fc Sudiang Makassar, dari niali pre test 18,269 menjadi 15,484 pada post test. Dari uji wilcoxon ada nilai beda rerata sebesar 2,5605 dengan nilai p=0,000 <0,05 yang berarti ada pengaruh yang bermakna pemberian zig-zag run exercise terhadap perubahan kelincahan dengan nilai 2,5605. Dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan kesimpulan ada pengaruh pemberian latihan fisik zig-zag run terhadap perubahan kelincahan pemain futsal Galaxy Fc Sudiang Makassar. Disarankan pemain Futsal Galaxy Fc Sudiang Makassar untuk tetap melakukan metode zig-zag run exercise pada saat latihan untuk meningkatkan level kelincahan. Kata Kunci : Zig-Zag Run Exercise, Kelincahan, Pemain Futsal
PENGARUH PEMBERIAN ABDOMINAL EXERCISE TERHADAP PERUBAHAN NYERI DYSMENORRHEA PRIMER PADA SISWI KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH LIMBUNG: The Effect Of Giving Abdominal Exercise To Changes In Primary Dysmenorrhea Pain In The Eighth Grade Students Of The Muhammadiyah Limbung Junior High School Arpandjaman; Rini Aridha; Siti Muthiah; Anshar
Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar Vol 14 No 1 (2022): Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar
Publisher : Jurusan Fisioterapi Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/fis.v14i1.42

Abstract

Latar belakang: Dysmenorrhea primer merupakan salah satu keluhan ginekologi yang paling umum pada perempuan muda yang dirasakan menyerupai kram di abdomen bagian bawah tanpa adanya gangguan reproduksi wanita dan disertai nyeri hebat dan biasanya juga disertai mual, pusing, bahkan pingsan sehingga mengganggu aktivitas belajar, kehadiran siswa dan kegiatan lain disekolah. Metode: Penelitian ini adalah penelitian pra eksperimental dengan pre test – post test one group design yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian abdominal exercise terhadap perubahan nyeri dysmenorrhea primer. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah Limbung kabupaten Gowa dengan sampel siswi yang mengalami dysmenorrhea primer yang sesuai dengan criteria inklusi. Jumlah sampel berjumlah 26 orang dengan menggunakan rumus pengambilan sampel yaitu slovin yang diberikan intervensi berupa abdominal exercise dan diukur dengan menggunakan Visual Analogue Scale (VAS). Hasil: Hasil uji Wilcoxon diperoleh nilai signifikan 0,000 ( p< 0,05 ) artinya terdapat pengaruh yang bermakna pada pemberian latihan abdominal exercise terhadap perubahan nyeri dysmenorrhea primer. Kesimpulan: Kesimpulan pemberian abdominal exercise memiliki pengaruh yang bermakna terhadap perubahan nyeri pada dysmeneorrhea primer pada siswi SMP. Kata Kunci: Dysmenorrhea primer, abdominal exercise, siswi SMP.
PENGARUH ULTRASOUND DAN INTEGRATED NEUROMUSCULAR INHIBITION TECHNIQUE (INIT) TERHADAP PENURUNAN NYERI MYOFACIAL PAIN SYNDROME MUSCULUS UPPER TRAPEZIUS PADA MAHASISWA JURUSAN FISIOTERAPI: The Effect Of Ultrasound And Integrated Neuromuscular Inhibition Technique (Init) To Reduce Of Myofacial Pain Syndrome Musculus Upper Trapezius Pains For Physiotherapy Department Students Riska Meylita Putri; Virny Dwiya Lestari; Hasbiah; Sudaryanto; Aco Tang
Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar Vol 14 No 1 (2022): Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar
Publisher : Jurusan Fisioterapi Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/fis.v14i1.43

Abstract

Latar Belakang: Myofascial pain syndrome (MPS) adalah kondisi nyeri yang umumnya kronis, tetapi bisa akut. MPS sering dikaitkan dengan myofascial trigger points (MTrPs) pada otot dan jaringan ikat termasuk fasia. MTrP aktif adalah salah satu generator nyeri perifer utama untuk kondisi nyeri muskuloskeletal. Metode: Jenis penelitian ini adalah pra experimen dengan disain penelitian pre test-post test one group design, bertujuan untuk mengetahui pengaruh Ultrasound dan Init (Integrated Neuromuscular Inhibition Technique) terhadap penurunan nyeri pada penederita Myofacial Pain Syndrome Musculus Upper Trapezius pada mahasiswa jurusan Fisioterapi dan menggunakan alat ukur Visual nalog scale (VAS). Hasil: Berdasarkan analisis uji statistik Wilcoxon menunjukkan bahwa terjadi penurunan nyeri yang dapat dilihat dari rerata pre-test 6.069 menjadi rerata post-test 3.263 dan diperoleh hasil p= .000 (p<0,05) yang berarti bahwa pemberian Ultrasound dan Init (Integrated Neuromuscular Inhibition Technique) dapat memberikan pengaruh yang bermakna terhadap penurunan nyeri pada Myofacial Pain Syndrome Musculus Upper Trapezius. Kesimpulan: Kesimpulan penelitian ini yaitu, kepada rekan-rekan fisioterapi di kampus jurusan fisioterapi atau Lahan Praktek agar menggunakan intervensi Ultrasound dan Init (Integrated Neuromuscular Inhibition Technique) sebagai salah satu terapi terpilih untuk penurunan nyeri pada penderita Myofacial Pain Syndrome Musculus Upper Trapezius. Kata Kunci: Ultrasound, Init (Integrated Neuromuscular Inhibition Technique) Nyeri, Myofacial Pain Syndrome Musculus Upper Trapezius.
PERBEDAAN PENGARUH PNF DAN A-AROM EXERCISE TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT PASIEN HEMIPARESIS POST STROKE ISKEMIK: Different Effect Of PNF And A-AROM Exercise On Increased Muscle Strength Of Ischemic Hemiparesis Post Stroke Patients Kristian Timow; Sri Saadiyah; Muh Thahir; rahmat Nugraha; Hasnia Ahmad
Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar Vol 14 No 1 (2022): Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar
Publisher : Jurusan Fisioterapi Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/fis.v14i1.44

Abstract

Latar belakang : Stroke Iskemik merupakan kondisi klinis yang terjadi akibat adanya penyumbatan di pembuluh darah otak sehingga merusak jaringan dibagian tertentu pada otak. Metode : Penelitian quasi eksperimental dengan desain two group pre test – post test, bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh latihan Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF) dan Active-Assistive ROM Exercise terhadap peningkatan kekuatan otot pada pasien hemiparesis post stroke iskemik. Dilaksanakan di Klinik Inggit Medical Centre dengan sampel sebanyak 34 orang yang sesuai dengan kriteria inklusi, di randomisasi kedalam 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan I yang diberikan Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF) dan kelompok perlakuan II yang diberikan Active-Assistive ROM Exercise. Hasil : Analisis uji wilcoxon test diperoleh p = 0,014 untuk AGA dan p = 0,008 untuk AGB pada kelompok perlakuan I, dan p = 0,014 untuk AGA dan p = 0,046 untuk AGB pada kelompok perlakuan II, yang berarti bahwa ada pengaruh yang bermakna Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF) dan Active-Assistive ROM Exercise terhadap peningkatan kekuatan otot. Kemudian, berdasarkan uji Mann-Whitney di peroleh nilai p = 1,000 untuk AGA dan p = 0,279 untuk AGB, yang berarti bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok perlakuan I dan kelompok perlakuan II. Kesimpulan : Latihan Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF) tidak lebih efektif daripada Active-Assistive ROM Exercise dalam menghasilkan peningkatan kekuatan otot pada pasien hemiparesis post stroke iskemik. Kata Kunci : Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF), Active-Assistive ROM Exercise, Hemiparesis, Stroke Iskemik.

Page 1 of 3 | Total Record : 25