cover
Contact Name
M. Zaenuri S Hidayat
Contact Email
zaenuri4n6@gmail.com
Phone
+628156976270
Journal Mail Official
pdfiindonesia@gmail.com
Editorial Address
Medical Faculty, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto Jl. Dr. Gumbreg, Medical Street, Mersi, Purwokerto Central Java 53122 Telp. (0281) 622022, Fax. (0281) 624990
Location
Kab. banyumas,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Forensik dan Medikolegal Indonesia
ISSN : 26562391     EISSN : 3032310X     DOI : https://doi.org/10.20884/jfmi
Core Subject : Health,
Indonesian Forensic and Medical Journal is an official scientific media and professional organization of the Indonesian Forensic Doctors Association (PDFI) which is twice edition a year (June & December). This journal contains the results of research, literature reviews, case reports, case studies and other scientific results in the Forensic Medicine and Medicolegal Science Field. The editorial board accepts submissions of manuscripts for publication, from academics of Forensic Medicine and Medicolegal, Professionals and other academic communities who fulfill the published requirements in accordance with the guidelines of writing, and have been reviewed by partners
Articles 53 Documents
CARBON MONOXIDE POISONING: LITERATURE REVIEW Gina Levina
Jurnal Forensik dan Medikolegal Indonesia Vol 5 No 1 (2024): Jurnal Forensik dan Medikolegal Indonesia (In Progress)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/jfmi.v5i1.4081

Abstract

Carbon monoxide (CO) is known as a colorless, odorless, tasteless, and non irritating gas. CO produced from burning gasoline, wood, charcoal, propane, or other fuels. CO competes with oxygen to bind with Hb, forming COHb and leads to shifting the oxyhemoglobin dissociation curve to the left, reducing oxygen-carrying capacity, and oxygen release into the peripheral tissue. Tissue hypoxia due to CO induces vascular permeability and increased interstitial fluid accumulation with decreased circulating blood volume affecting multiple organs. Three clinical sequences consisted of symptoms consistent with CO poisoning, recent history of CO exposure, and elevated HbCO levels should be present in diagnosing CO poisoning. The current mainstay of CO poisoning treatment is high flow, normobaric (NBO) oxygen therapy administered as soon as possible.
An Overview of Dead on Arrival Patients at RSUP Hasan Sadikin Bandung Year 2014-2018 Mia Yulia Fitriyanti
Jurnal Forensik dan Medikolegal Indonesia Vol 2 No 1 (2020): Jurnal Forensik dan Medikolegal Indonesia
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/jfmi.v2i1.4195

Abstract

ABSTRAK Latar belakang: Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran pasien DOA yang datang ke IGD RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung selama 5 tahun. Metode: Penelitian ini menggunakan metode Deskriptif Retrospektif dengan sampel rekam medis pasien DOA yang diperiksa di IGD RSUP Dr. Hasan Sadikin pada tahun 2014-2018. Hasil: Berdasarkan penelitian ini dapat diketahui gambaran pasien DOA di IGD RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung pada tahun 2014-2018, dengan jumlah pasien DOA 611 pasien (0,31%) dari total kunjungan pasien IGD sejumlah 192.883 pasien. Jumlah pasien DOA tertinggi sebanyak 172 pasien (28,15%) terjadi pada tahun 2015, sedangkan jumlah terendah sebanyak 83 pasien (13,58%) terjadi pada tahun 2017. Pasien DOA laki-laki 63,34%, perempuan 36,66%. Pasien DOA terbanyak pada usia 46 – 65 th (36,5%), paling sedikit pada usia 6 – 11 th (1,15%). Riwayat penyakit tersering adalah dengan riwayat penyakit kardiovaskular (25, 96%). Kasus DOA dengan kematian wajar 85,11% sedangkan kasus kematian tidak wajar 14,89% dengan kasus terbanyak Kecelakaan Lalu Lintas (62,64%). Diskusi: Pasien DOA dengan riwayat penyakit kardiovaskular merupakan kasus terbanyak, oleh sebab itu dapat dilakukan upaya pencegahan dengan penanganan yang tepat pada pasien sebelum dibawa ke rumah sakit, sehingga dapat menurunkan angka kematian. Kesimpulan: Analisa kasus DOA sangat penting dilakukan agar dapat dilakukan penanganan yang tepat untuk menangani pasien, sehingga dapat mencegah terjadinya DOA.
PERBEDAAN GAMBARAN HISTOPATOLOGI OTAK DAN GINJAL TIKUS WISTAR DENGAN PENINGKATAN KADAR UREUM DAN KREATININ SETELAH PEMBERIAN CIPERMETRIN BERBAGAI DOSIS SELAMA 30 HARI Yudhitya Meglan Haryanto
Jurnal Forensik dan Medikolegal Indonesia Vol 2 No 1 (2020): Jurnal Forensik dan Medikolegal Indonesia
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/jfmi.v2i1.4199

Abstract

Pendahuluan : Penggunaan insektisida modern secara substansial telah meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial penduduk di negara berkembang karena dihasilkan peningkatan produksi pangan dan pengendalian penyakit yang ditularkan melalui vektor dalam aspek kesehatan masyarakat. Cipermetrin merupakan insektisida yang termasuk dalam golongan piretroid sintetik. Senyawa ini pertama kali dipasarkan pada tahun 1977. Cipermetrin dapat menjadi suatu polutan udara dan memberikan efek samping yang tidak diharapkan terhadap kesehatan organisme non-target, serta menyebabkan adanya kelainan akut atau kronik. Cipermetrin merupakan senyawa beracun bagi sistem saraf. Tujuan : Untuk mengetahui perbedaan gambaran histopatologi kerusakan otak dan ginjal tikus wistar dengan peningkatan kadar ureum kreatinin terhadap cipermetrin dalam dosis oral selama 30 hari. Materi dan Metode : Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan tikus wistar sebagai obyek percobaan. Keluaran (outcome) yang dinilai adalah terdapat perbedaan gambaran histopatologi kerusakan otak dan ginjal tikus wistar dengan peningkatan kadar ureum kreatinin terhadap cipermetrin dalam dosis oral selama 30 hari. Tikus yang diguanakan sebanyak 30 ekor. Dan dibagi menjadi 3 dosis masing-masing kelompok terdiri dari 10 ekor tikus Wistar. Kelompok 1 dengan 0 dosis, kelompok kedua 5 mg/kgbb/hari, kelompok ketiga 20 mg/kgbb/hari. Hasil : Dalam penelitian ini, pada pembacaan slides perlapangan pandang histolopatologi otak dan ginjal menunjukkan kelompok kontrol memperlihatkan adanya kerusakan sel berupa kongesti, pada kelompok perlakuan pertama memperlihatkan adanya kerusakan sel berupa kongesti dan edema lebih banyak, pada kelompok perlakuan kedua memperlihatkan kerusakan sel berupa kongesti dan edema yang semakin banyak dan adanya nekrosis, sementara pada pemeriksaan laboratorium ureum kreatinin menunjukkan kelompok kontrol memperlihatkan tidak adanya kerusakan glomerulus dan tubulus, pada kelompok perlakuan pertama memperlihatkan adanya kerusakan glomerulus dan tubulus lebih banyak, pada kelompok perlakuan kedua memperlihatkan kerusakan glomerulus dan tubulus. Kesimpulan : Terdapat perubahan gambaran histopatologis sel otak dan ginjal, serta nilai ureum kreatinin tikus wistar setelah diberi paparan oral cipermetrin, kerusakan sel otak berupa kongesti, edema dan nekrosis neuron, tampak juga peningkatan nilai ureum kreatinin.
PENGARUH PEMBUSUKAN TERHADAP DETEKSI METHANOL PADA LAMBUNG TIKUS WISTAR (RATTUS NOVERGICUS) JANTAN Ariyanto Wibowo
Jurnal Forensik dan Medikolegal Indonesia Vol 2 No 1 (2020): Jurnal Forensik dan Medikolegal Indonesia
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/jfmi.v2i1.4200

Abstract

Latar Belakang: Deteksi alkohol postmortem akan lebih sulit jika tubuh mengalami pembusukan, karena proses pembusukan sangat mungkin mempengaruhi kadar alkohol. Di Indonesia prevalensi kematian akibat penyalahgunaan alkohol cukup tinggi, mereka biasanya menggunakan metanol karena lebih murah dan menyebabkan efek lain daripada alkohol biasa. Terkadang otopsi tidak dapat dilakukan segera karena berbagai faktor, sampai tubuh membusuk. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah metanol masih dapat dideteksi dalam tubuh yang membusuk. Metode: Dalam penelitian ini, 27 tikus jantan (Rattus novergicus) diberi metanol dosis mematikan menggunakan tabung pengisi. Setelah kematian, tubuh ditempatkan pada suhu kamar (20-25 ° C) kemudian dilakukan otopsi pada hari pertama, hari ketiga dan hari kelima dimana dekomposisi telah terjadi. Pada otopsi kami mengambil jus lambung dan mendeteksi metanol secara kualitatif dengan K2Cr2O7, methanol normalnya tidak ada dalam tubuh meskipun proses penguraian telah terjadi. Hasil: Semua cairan lambung yang diuji menggunakan K2Cr2O7 pada seluruh sampel menunjukkan perubahan warna dari kuning menjadi hijau Diskusi: Dalam kasus keracunan metanol, metanol masih dapat dideteksi hingga hari kelima karena lambung menjadi kurang mudah terurai sehingga spesimen di dalamnya menjadi lebih tahan lama. Ini karena metanol dimetabolisme menjadi formaldehid. Formaldehyde adalah penghambat mikroorganisme yang membusuk, keberadaan senyawa ini memperlambat degradasi jaringan di sekitarnya Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa metanol masih dapat dideteksi secara kualitatif dalam jus lambung sampai hari kelima pascamortem meskipun tubuh telah membusuk.
ELECTRONIC MEDICAL RECORD, A MEDICAL SERVICE CHALLENGE IN 4.0 ERA AND ITS LEGAL ASPECT Beta Ahlam Gizela
Jurnal Forensik dan Medikolegal Indonesia Vol 2 No 1 (2020): Jurnal Forensik dan Medikolegal Indonesia
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/jfmi.v2i1.4201

Abstract

Background: All people need health services. As a concequences of that, we found great number of patients queue in public healh services. To reduce the patients queue, technology implemented. Electronic medical record is one of technology aplication that able to solve the problem of queueing. Indonesia has no special regulation on electronic medical record. Considering that background, author try to explore problems in implementation of electronic medical record, 1) is the electronic medical record valid as an evidence in litigation process (ethics and law) and 2) is electronic medical record able to provide information needed in patient management. Objective: Justification proofing of ethicolegal judgement in technology implementation of medical record documentation. Methods: This research uses mixed methods design: Quantitative method leading to in-depth ethically reflective method after coherent qualitative result. Populations of the research are outpatients, and the subject of this research are health workers of hospital that use electronic medical record. Results: Electronic medical record used is “computerized” or “automated” medical record. There are some paperless documents, combining with conventional record in implementation. There is significant difference on accessability and completeness between electronic medical record and conventional medical record. Electronic medical record able to improve the service quality, in beneficence and non-maleficence principle. There is no significant difference on legal quality between electronic medical record and conventional medical record. Implementation of automated medical record is an inter phase, before a hospital successfully implement fully electronic medical record. Conclusion: Automated medical record able to improove quality of medical record, based on beneficence and non-maleficence ethics principle. It’s needed further investigation to conclude autonomy and justice principle nowadays.
Pengendalian Infeksi Covid-19 pada Pengelolaan Kasus Meninggal di Luar Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) Beta Ahlam Gizela
Jurnal Forensik dan Medikolegal Indonesia Vol 2 No 2 (2020): Jurnal Forensik dan Medikolegal Indonesia
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/jfmi.v2i2.4526

Abstract

Tujuan: Artikel ini bertujuan merumuskan pemecahan masalah risiko penyebaran Covid-19 pada pengelolaan kasus meninggal di luar Fasyankes.Metode: Artikel ini disusun berdasarkan penelitian kualitatif.Hasil: Kasus meninggal di luar Fasyankes dapat disebabkan oleh berbagai penyakit. Tingginya jumlah kasus reaktif tes antigen Covid-19 dari hasil sampling pemudik menggambarkantingginya kemungkinan keberadaan virus dalam tubuh pasien yang meninggal oleh sebab bukanCovid-19. Pengelolaan kasus meninggal di luar Fasyankes dilakukan secara sukarela olehmasyarakat tanpa standar minimal keamanan terkait pengendalian infeksi. Standarisasipengendalian infeksi dan penanganan limbah pada pengelolaan kasus meninggal di luar Fasyankesmenjadi bagian penting dalam upaya menekan penularan Covid-19 di dalam komunitas.Penanganan limbah dilakukan dengan memperhatikan jarak aman terhadap pemukiman dan risikoperembesan air tanah ke sumber air warga.Kesimpulan: Pengendalian infeksi Covid-19 pada pengelolaan kasus meninggal di luarFasyankes dapat dilakukan dengan penyediaan tempat khusus pengelolaan jenazah di sekitarpemakaman dan pelaksanaannya dalam pantauan relawan terlatih.
Data Genetik dari Empat Lokus Short Tandem Repeat (STR): TPOX, D3S1358, D7S820, dan CFS1PO pada Populasi Indonesia Busyra Busyra
Jurnal Forensik dan Medikolegal Indonesia Vol 2 No 2 (2020): Jurnal Forensik dan Medikolegal Indonesia
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/jfmi.v2i2.4527

Abstract

Tujuan: Mengetahui frekuensi alel dan parameter forensik dari empat lokus TPOX, D3S1358, D7S820, dan CFS1PO short tandem repeat (STR) pada populasi Indonesia Metode: Data didapatkan dari rekam medis pasien uji paternitas di RSUP Dr. Sardjito/Departemen Forensik dan Medikolegal, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta sepanjang tahun 2010-2019. Didapatkan sejumlah 102 individu yang tidak berhubungan darah. Frekuensi alel dan parameter forensik dihitung menggunakan perangkat lunak Power Stats, sedangkan Hardy-Weinberg equilibrium (HWE) dihitung dengan perangkat lunak Genepop. Parameter forensik adalah matching probability/probability of identity (PI), power of discrimination (PD), polymorphism information content (PIC), power of exclusion (PE), dan typical paternity index (TPI). Hasil: Lokus TPOX memiliki PI 0,249, PD 0,751, PIC 0,55, PE 0,288, TPI 1,24, frekuensi alel homozigot 40,2% dan heterozigot 59,8%. Lokus D3S1358 memiliki PI 0,126, PD 0,874, PIC 0,70, PE 0,535, TPI 2,13, frekuensi alel homozigot 23,5% dan heterozigot 76,5%. Lokus D7S820 memiliki PI 0,097, PD 0,903, PIC 0,72, PE 0,451, TPI 1,75, frekuensi alel homozigot 28,6% dan heterozigot 71,4%. Lokus CFS1PO memiliki PI 0,122, PD 0,878, PIC 0,68, PE 0,467, TPI 1,81, frekuensi alel homozigot 27,6% dan heterozigot 72,4%. Nilai p dari uji probabilitas Hardy-Weinberg adalah 0,0038, 0,3625, 0,3642, dan 0,3320 berturut-turut untuk TPOX, D3S1358, D7S820, dan CFS1PO. Kesimpulan: Lokus D7S820 adalah yang paling informatif dari keempat lokus yang diperiksa, sedangkan lokus TPOX memiliki kemampuan membedakan yang paling kecil. Selain TPOX, ketiga lokus D3S1358, D7S820, dan CFS1PO sesuai dengan Hardy-Weinberg equilibrium.
Pengenalan Wajah Dengan Menggunakan Smartphone : Sistematik Review Herratri Wikan Nur Agusti
Jurnal Forensik dan Medikolegal Indonesia Vol 2 No 2 (2020): Jurnal Forensik dan Medikolegal Indonesia
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/jfmi.v2i2.4528

Abstract

Latar Belakang : Pengenalan biometrik pada individu yang berdasarkan pada ciri perilaku dan ciri biologis individu tersebut saat ini menjadi topik yang tren. Biometrik sudah banyak digunakan terutama di bidang forensik dan hukum yang berhubungan dengan kontrol perbatasan, penipuan finansial, dan keamanan cyber. Salah satu pengenalan biometrik yang sedang popular adalah pengenalan wajah. Smartphone dapat digunakan sebagai salah satu media dalam mengenali wajah seseorang. Tujuan penelitian adalah mengetahui akurasi dari berbagai sistem pengenalan wajah dengan menggunakan aplikasi di smartphone. Metode penelitian : Database literatur yang digunakan adalah crossref dan google scholar dengan aplikasi publish or perish pada tahun 2018-2020. Kata kunci yang digunakan adalah face recognition, facial recognition, dan smartphone. Kriteria eksklusi yaitu jurnal berbayar, abstrak saja, konferensi, komentar, editorial, laporan kasus, letter, chapter buku. Hasil : Total jurnal pencarian berjumlah 400 buah dengan index h1 sebanyak 10 buah dan jurnal terduplikat 21 buah, Topik yang dianalisis cukup komplek seperti sensor dan sistem aplikasi yang digunakan oleh peneliti serta kesulitan dan keterbatasan dari penelitian. Kesimpulan : akurasi pengenalan wajah dengan menggunakan smartphone bergantung pada sensor, sistem aplikasi yang digunakan untuk mengenali, algoritma dan data set pada smartphone.
Reliabilitas Rugae Palatal Untuk Identifikasi Manusia Pada Jenis Kelamin, Transgender, Populasi Kaukasoid, Mongoloid, Negroid, dan Golongan Darah - Tinjauan Pustaka Sistematis Muhammad Yusuf Arrozhi
Jurnal Forensik dan Medikolegal Indonesia Vol 2 No 2 (2020): Jurnal Forensik dan Medikolegal Indonesia
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/jfmi.v2i2.4530

Abstract

Latar belakang: Palatal rugae atau rugae palatal berbentuk irregular dan asimetris, bersifat unik dan individual yang berada dalam rongga mulut sehingga lebih terlindungi dari trauma. Tujuan: Untuk meninjau pustaka secara sistematis pola rugae palatal dalam membantu identifikasi manusia dari jenis kelamin, transgender, populasi kaukasoid, negroid, mongoloid, dan golongan darah individu. Metode: Tinjauan sistematis dirancang menurut Item Pelaporan Pilihan Untuk Tinjauan Sistematis. Sepuluh database elektronik dicari sebagai sumber informasi utama. Hasil: Pencarian sistematis menghasilkan 375 penelitian, hingga dipilih sebanyak 18 penelitian untuk dianalisis. Rugae palatal melalui analisis statistik secara signifikan dapat mengidentifikasi jenis kelamin, transgender, populasi kaukasoid, negroid, dangolongan darah namun tidak signifikan dalam mengidentifikasi populasi mongoloid. Kesimpulan: Rugoscopy adalah pembacaan rugae palatal untuk menegakkan identitas seseorang, sehingga dapat mencocokkan data antemortem dan postmortem rugae palatal individu. Mayoritas rugae palatal dianalisis menggunakan klasifikasi Thomas dan Konze. Rugae palatal bersifat unik, namun hanya dapat digunakan sebagai metode tambahan atau alternatif dalam identifikasi manusia. Tidak signifikan pada penelitian rugae palatal populasi mongoloid karena tidak terdapat penelitian yang membandingkan antara populasi mongoloid dengan populasi lain.
Strategi Pembelajaran Ilmu Kedokteran Forensik pada Tahap Akademik Program Studi Pendidikan Kedokteran Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada Melalui Modul “Transportation Injury” Blok Elektif yudha Nurhantari
Jurnal Forensik dan Medikolegal Indonesia Vol 2 No 2 (2020): Jurnal Forensik dan Medikolegal Indonesia
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/jfmi.v2i2.4531

Abstract

Tujuan: Mencari strategi untuk memberikan pembelajaran materi Ilmu Kedokteran Forensik yang menjadi terbatas penyampaiannya dalam tahap akademik. Sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan di program studi Pendidikan Kedokteran FK-KMK, hanya sebagian kecil dari materi kedokteran forensik yang termasuk dalam blok-blok yang ada. Sebagian besar materi diberikan pada tahap profesi. Hal ini menjadikan beban bagi kami saat rotasi klinik, karena terbatasnya priorknowledge mahasiswa. Metode: mengusulkan suatu modul tentang kedokteran forensik yang menarik untuk ditawarkan sebagai salah satu modul dalam blok elektif pada tahun ke-4. Pendanaan penyusunan modul diperoleh melalui hibah pembelajaran yang ditawarkan bagi dosen FK-KMK UGM. Hasil : telah disusun modul berjudul “Transportation Injury” yang ditawarkan pada semester genap tahun 2020. Seluruh kuota penuh dipilih oleh mahasiswa baik kelas reguler maupuh internasional. Modul ini juga menghadirkan narasumber Professor Yasuhiro Ueno, Ph.D, dari Departemen of Kegal Medicine, Faculty of Medicine, Kobe University Japan, sebagai mitra kerjasama. Kesimpulan: Keterbatasan materi ilmu kedokteran Forensik pada tahap akademik Program Studi Pendidikan Kedokteran dapat dilakukan dengan melakukan inovasi menarik melalui penyusunan modul pada blok elektif.