cover
Contact Name
Uung G. Saputro
Contact Email
uunggondosaputro@gmail.com
Phone
+6281319446699
Journal Mail Official
nyanadassana@sekha.kemenag.go.id
Editorial Address
Jl. Ir. Soekarno No. 311 Batu, 65322, Jawa Timur
Location
Kota batu,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Nyanadassana: Jurnal Penelitian Pendidikan, Sosial, dan Keagamaan
ISSN : -     EISSN : 29643562     DOI : https://doi.org/10.59291/jnd.v2i2.36
NYANADASSANA: Jurnal Pendidikan, Sosial, dan Keagamaan. Jurnal ini berfokus pada penelitian lapangan pendidikan, pemberdayaan masyarakat, dan ekonomi sosial-keagamaan. Jurnal ini juga bertujuan untuk menjembatani kesenjangan antara pendekatan tekstual dan kontekstual terhadap pendidikan, sosial, dan ekonomi; dan memecahkan masalah sosial-keagamaan. Jadi, NYANADASSA mengundang persinggungan beberapa disiplin ilmu dan sarjana termasuk humaniora dan ilmu sosial.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 28 Documents
Efikasi Diri Mahasiswa STAB Kertarajasa dalam Dhammadesanā menggunakan Bahasa Pāli Nanik Suminarni; Windi Wijaya; Endri Sugandra
Jounal Nyanadassana Vol 1 No 2 (2022)
Publisher : STAB Kertarajasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59291/jnd.v1i2.18

Abstract

Efikasi diri ialah sebuah keyakinan diri seseorang mengenai kemampuan dirinya dalam melakukan tugas atau tindakan yang diperlukan guna mencapai hasil tertentu. Efikasi diri sangat berperan penting dalam memengaruhi individu ketika melakukan tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan. Ketika dhammadesana, mahasiswa STAB Kertarajasa samanera atthasilani sangat memerlukan sebuah efikasi diri yang tinggi pada tugasnya tersebut. Apalagi dhammadesana tidak terlepas dari bahasa kitab suci yaitu bahasa Pāli, sehingga perlu adanya penggunaan bahasa Pāli seperti contohnya pengutipan dari sutta-sutta, syair-syair dhammapada dan lain sebagainya. Efikasi diri dalam dhammadesana dapat didukung oleh faktor-faktor diantaranya yaitu penguasaan materi, memiliki pengalaman dalam berdhammadesana, serta mengikuti Public Speaking Traning. Efikasi diri seseorang dapat tumbuh melalui proses dari pengaruh faktor internal maupun faktor eksternal individu. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan teknik pengambilan sampel menggunakanpurposive sampling.
In the Peaceful Mind and Self Obstinance Mother and Child Story in Muslim and Buddhist Polygamy Families Latifah; Ary Budiyanto
Jounal Nyanadassana Vol 1 No 2 (2022)
Publisher : STAB Kertarajasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59291/jnd.v1i2.19

Abstract

Tradition and religion are often, on the one hand, used to legitimize conditions that are difficult for women, but on the other hand also offer values ​​that elevate women's dignity and position, including in the case of polygamy. Throughout history many have spoken of the various negative consequences economically, psychologically, and socially experienced by children and wives in polygamous families. But in general the narrative positions women as victims so that it does not provide a perspective of empowered women who have the power to manage their family conflicts by showing the quality of their leadership in the family and community. With content analysis, this paper examines women's biographical novels from two different religious and social backgrounds. With content analysis, this paper examines women's biographical novels from two different religious and social backgrounds. First, a collection of stories Menunggu Papa: Kisah Gadis Kecil yang Akhirnya Berdamai dengan Dirinya, which is a collection of inspiring stories based on the autobiography of Yanah Sucintani, which tells the inner journey of a child from a Chinese-Buddhist family whose father practices polygamy. Second, the novel titled Athirah by Alberthiene Endah, which is a biography of Jusuf Kalla, which tells the story of the mother's leadership in a polygamous family set in the Muslim-Bugis-Makassar society. This study has important meaning in encouraging a positive image of women as whole human beings, developing personally and contributing to society. This positive role needs to be raised more especially as a counter culture of women's representation in the world of entertainment and popular culture which widely accommodates the female stereotype. Both of these inspirational stories teach that indeed the financial independence of a polygamous mother is the initial way to be able to rule over herself and her children, but it requires persistent spirituality to be able to establish themselves as wives and mothers and lay the foundation of mentality for their children.
The Role of Media in the Dynamics of Relationship between Muslims and Buddhism in the Post-Conflict in Tanjung Balai City, North Sumatra Province Muhammad Jailani Irwansyah
Jounal Nyanadassana Vol 1 No 2 (2022)
Publisher : STAB Kertarajasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59291/jnd.v1i2.20

Abstract

Still fresh in mind, the violent conflict that took place in Tanjung Balai in July 2016. The violent conflict was mentioned in various mass media because of a protest of a Tionghoa woman to her neighbor about the call to prayer from the mosque in front of her house grew louder. After the open conflict in Tanjung Balai, the media has a very important role in building positive relations or also dividing the community in negative relationships between religious communities, reporting in print and online media has always been a reference for people who believe in the truth of the news. The article, believed to be the work of journalism, was then copied and distributed by some people through social media; WhatsApp, Facebook, etc. Then the writer tries to analyze the role of the media through its reporting in building relations between Muslims and Buddhists in Tanjung Balai after the open conflict in July 2016. This analysis uses a media framing approach. In analyzing the role of the media, the three media play more a role of a mirror of events in society and the world, implying a faithful reflection and the role of the window of events and experience. The role of filters is played more in the interests of the media, not in the interests of peace and relations between Islam and Buddhism going forward. For this reason, it is important to do mass media literacy and social media aimed at improving media skills that must be mastered by the community, improving lives and improving the lives of individuals who are mostly exposed to various kinds of information.
Upaya Meningkatkan Kepercayaan Diri Pemuda Buddhis Kecamatan Pesanggaran dan Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi, dengan Metode Living Values Education Kadek Yudi Murdana; Rakyan Paranimmita Sappurisa Kamanitra; Herman
Jounal Nyanadassana Vol 1 No 1 (2022)
Publisher : STAB Kertarajasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59291/jnd.v1i1.21

Abstract

Percaya diri menjadi modal dasar untuk pengembangan aktualisasi diri, dimana pada usia remaja kebutuhan aktualisasi diri sangat tinggi yaitu untuk menunjukkan kemampuan dan mengembangkan potensi bakat yang dimiliki. Penelitan ini menggunakan metode quasi experimental, dengan jenis one group pre-test-post test design. Berdasarkan hasil uji di Kecamatan Gambiran, didapat bahwa pengujian perbedaan hasil pretest dan posttest menghasilkan nilai signifikasni sebesar 0,068. Hal ini diketahui bahwa nilai signifikan > alpha sebesar 0,05, sehingga dapat dinyatakan bahwa hasil pretes dan posttest tingkat kepercayaan diri adalah tidak berbeda secara signifikan. Nilai pretes dan postest tingkat kepercayaan diri di Kecamatan Gambiran adalah sama saja. Sedangkan di Kecamatan Pesanggaran, didapat bahwa pengujian perbedaan hasil pretest dan posttest menghasilkan nilai signifikasni sebesar 0,012. Hal ini diketahui bahwa nilai signifikan < alpha sebesar 0,05, sehingga dapat dinyatakan bahwa hasil pretes dan posttest tingkat kepercayaan diri adalah berbeda secara signifikan. Ditinjau dari rata rata, rata-rata posttest kepercayaan diri sebesar 3,2166, sedangkan rata-rata pretes kepercayaan diri sebesar 3,0309. Hal ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata kepercayaan diri meningkat. Secara kolektif, didapat bahwa pengujian perbedaan hasil pretest dan posttest menghasilkan nilai signifikasni sebesar 0,002. Hal ini diketahui bahwa nilai signifikan < alpha sebesar 0,05, sehingga dapat dinyatakan bahwa hasil pretes dan posttest tingkat kepercayaan diri adalah berbeda secara signifikan. Ditinjau dari rata-rata, rata-rata postest kepercayaan diri sebesar 3,1869, sedangkan rata-rata pretes kepercayaan diri sebesar 3,0273. Hal ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata kepercayaan diri meningkat.
Kontribusi Metta Dan Karuna Bagi Anak Dalam Berbakti Kepada Orang Tua Alfina Mudita Rahmasari; Annatasya Wandami Gotami; Putri Margareta; Yunita Cintiawati; Uung Gondo Saputro
Jounal Nyanadassana Vol 2 No 1 (2023)
Publisher : STAB Kertarajasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59291/jnd.v2i1.22

Abstract

Cinta kasih dalam Buddhism adalah metta, dan ini berkaitan dengan memperdalam rasa bakti seseorang terhadap orang tuanya. Seorang anak muda yang mempraktikkan Metta menolak segala bentuk agresi, bahaya, dan kebencian. Sebaliknya, miliki kepribadian yang hangat, baik hati dan pengertian, dan selalu menginginkan kesenangan dan kesejahteraan orang lain. Ketika orang tua menggunakan keahliannya untuk mendidik anak-anaknya tentang pengabdian, seorang anak akan mengembangkan sikap ini. Memahami nilai dan keuntungan yang datang dari seseorang dalam berbagai cara dapat dianggap sebagai pengabdian. Pengetahuan duniawi dan kebijaksanaan yang terdapat dalam Buddha Dhamma adalah dua kategori di mana kebijaksanaan dipisahkan. Penulis penelitian ini menggunakan metode penelitian kepustakaan (library research). Hasil penelitian adalah, metta atau sikap penuh kasih adalah pola pikir yang menginginkan kesejahteraan dan kepuasan orang tua. Sementara karuna yang mengacu pada kasih sayang seorang anak kepada orang tuanya, terikat erat dengan contoh perilaku yang diberikan oleh orang. Tanpa bimbingan dan kasih sayang orang tua, seorang anak akan mengalami kesulitan emosional dan rumahnya akan menjadi tempat yang tidak bersahabat baginya untuk tinggal, yang akan mengurangi perasaan berbakti kepada orang tuanya.
Penerapan Hukum Kamma Dalam Meningkatkan Moralitas Remaja Dikehidupan Bermasyarakat Tedi Willia Nando; Alta Defano Gautama; Jefri Mauruntu
Jounal Nyanadassana Vol 2 No 1 (2023)
Publisher : STAB Kertarajasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59291/jnd.v2i1.23

Abstract

This journal explores the use of literature-based research techniques to examine how the law of kamma can be used to increase adolescent morality in communal life. The purpose of this research is to determine how the Buddhist notion of kamma law can be used to increase the morality of youth in their social interactions. This research method involved gathering information from primary and secondary sources relating to the ideas of the law of kamma and youth morality. The findings show that through increasing positive values, avoiding negative values, and developing strong and enduring characters, the idea of the law of kamma can be applied to increase the morality of youth. Research shows that using the notion of the law of kamma can be a useful substitute for increasing youth morality in communal life.
Hak Asasi Manusia; Studi Komparatif antara Orientasi Kebebasan Manusia Perspektif Buddhisme dan Islam Syamsul Hadi Untung; Mohammad Djaya Aji Bima Sakti
Jounal Nyanadassana Vol 2 No 1 (2023)
Publisher : STAB Kertarajasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59291/jnd.v2i1.24

Abstract

Human Rights is a discourse that has several orientations on issues around humanity. One of the elements in the formulation and ratification of human rights in this law is to guarantee that every individual has freedom of will and action in their lives. However, the desired orientation of freedom in this formulation experiences several problems, including confusion in understanding the meaning of freedom itself, many of the world's scientists provide a variety of different perspectives on the meaning of the discourse. In addition, the aridity of religious elements is also felt in the formulation of human rights, so it is necessary to understand aspects of human freedom from several perspectives, such as Islam and Buddhism, two religions that have a concept of humanity and a philosophy of several elements related to this concept. Islam and Buddhism have two concepts related to the freedom orientation above, Insan Kaamil in Islam and Bodhisattva in Buddhism. These two things will be observed with a theological approach and comparative method so that basic conclusions will be obtained on the concept of man and freedom in the two religions and an analysis of the relationship between the concepts of freedom in Islam and Buddhism.
Pengaruh Metode Pembelajaran Variatif Terhadap Spiritual Quotient (SQ) Siswa Sekolah Dasar Tika; Wina Dhamayanti
Jounal Nyanadassana Vol 2 No 1 (2023)
Publisher : STAB Kertarajasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59291/jnd.v2i1.25

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memahami penyebab kurangnya Spiritual Quotient (SQ) serta dampak dari penerapan metode meditasi Buddhis dan penggunaan cerita Jātaka. Metode survei digunakan sebagai desain penelitian, melibatkan wawancara dengan dua informan dan penyebaran angket kepada 36 siswa kelas IV, V, dan VI. Data dari wawancara dan angket dianalisis dengan skala Likert dan uji-t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kurangnya SQ siswa disebabkan oleh faktor-faktor seperti kurangnya pengendalian diri, kebosanan, pembelajaran yang pasif, serta metode pembelajaran yang monoton di Sekolah Minggu Buddhis. Analisis terhadap metode meditasi Buddhis dan cerita Jātaka terhadap aspek spiritual siswa menunjukkan bahwa metode meditasi Buddhis cenderung lebih tinggi dalam menyesuaikan diri, disiplin, kejujuran, dan aspek religiusitas dengan skor tertinggi pada beberapa item penilaian. Penilaian kontinum menunjukkan bahwa baik metode meditasi maupun cerita Jātaka tergolong pada kategori "sangat mampu". Selanjutnya, terlihat pengaruh yang signifikan antara metode meditasi Buddhis dan cerita Jātaka terhadap peningkatan Spiritual Quotient (SQ) siswa, dengan nilai yang menonjol pada beberapa aspek penilaian. Diharapkan penerapan metode meditasi Buddhis dan cerita Jātaka dapat memberikan semangat baru bagi siswa dalam proses pembelajaran di Sekolah Minggu Buddhis serta mendorong peningkatan Spiritual Quotient (SQ) mereka.
Pengembangan Produksi Roti Jaya Bakery Homemade Di Dusun Jeding Alfina Mudita Rahmasari; Annatasya Wandami Gotami; Yunita Cintiawati; Herman
Jounal Nyanadassana Vol 2 No 1 (2023)
Publisher : STAB Kertarajasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59291/jnd.v2i1.28

Abstract

Industri roti Indonesia berkembang pesat, dari toko roti rumahan hingga toko ritel, dan waralaba internasional bersaing ketat untuk mendapatkan pelanggan. Di Indonesia, roti merupakan makanan olahan yang umum dikonsumsi. Roti Boy adalah salah satu merek roti yang lebih terkenal di penggunaan umum. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian triangulasi melalui instrumen penelitian, seperti wawancara, observasi, dan dokumentasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membantu UMKM dalam negeri sebagai perusahaan yang bergerak di bidang industri makanan khususnya produksi roti dan kue agar dapat bersaing dengan produsen barang tersebut. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa pengembangan penggunaan bahan produksi roti Boy dan pengemasan produk. Namun, UMKM Jaya Bakery belum menggunakan bahan roti dan pengemasan yang memiliki standar premium. Hambatan yang dialami UMKM Jaya Bakery dalam pembuatan roti salah satunya adalah suhu cuaca yang sulit diprediksi. Jika suhunya tidak ideal, produk jadi tidak akan terasa seperti yang diinginkan pelanggan. Sang Buddha menekankan bahwa salah satu cara untuk terbebas dari kesengsaraan hidup adalah dengan mengikuti empat kebenaran mulia (cattari ariya saccani) dan menjalani kehidupan yang benar (samma ajiva). Penghidupan benar disarankan sebagai jalan (magga) yang harus dikembangkan dalam sistematika Empat Kebenaran Mulia (S. 421-422). Saran dari peneliti untuk UMKM Jaya Bakery, membuat kemasan tambahan dalam berbagai ukuran untuk mengakomodasi varietas roti atau nomor pesanan yang berbeda, agar dapat menarik minat konsumen serta menjaga kualitas rasa produk.
The Concept of Beauty Implied in Nikāya Amba Pali; Jayanti Endarini; Dipa Paramita Dewi; Widiyono; Tri Saputra Medhacitto; Wasiman Dhammamitto
Jounal Nyanadassana Vol 2 No 1 (2023)
Publisher : STAB Kertarajasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59291/jnd.v2i1.29

Abstract

This Tipitaka study is motivated by the many perceptions of the notion and understanding of beauty, giving rise to various beauty standards that make people attached and compete to achieve the set beauty standards. The purpose of this study is to analyze how the concept of beauty in general is and how the concept of beauty is in the Buddhist Dhamma. implied in the nikāya. Analysis of beauty in the Buddha Dhamma is found in several suttas in the nikāya. The concept of beauty is not only limited to one meaning but rather to the breadth of the diversity of concepts and understandings. The research method used is literature by collecting library materials that are coherent with the object of discussion. The collected data will be processed by: a) editing, namely re-checking the data obtained; b) organizing, namely organizing the data obtained; and c) discovery of research results, namely conducting further analysis of the results of organizing data. In addition, the writing team also used a synthesizer checklist consisting of an introduction, continuation, and ending synthetic; by considering the elements of text, context, and discourse. After carrying out these methods, the writing team will analyze the data that has been obtained so as to produce a scientific work. The results of this study show that the current beauty standards are influenced by local culture and the role of the mass media. The role of the standard of beauty is what makes people obsessed with wanting to achieve it. Meanwhile, the Buddhist view of beauty is divided into two, namely, outer beauty and inner beauty and Buddhism is not a religion that is anti-beauty. However, the Buddha taught not to be attached to the beauty that exists Keywords: Beauty, Culture, Mass Media, Buddhism about Beauty.

Page 2 of 3 | Total Record : 28