cover
Contact Name
Yoga Priastomo
Contact Email
yogapriastomo@uny.ac.id
Phone
+62274-586168115
Journal Mail Official
elemen@uny.ac.id
Editorial Address
Program Studi Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Yogyakarta
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Jurnal Elemen Kimia
ISSN : -     EISSN : 3032448     DOI : 10.21831
Jurnal ilmiah yang dikelola oleh Prodi Kimia, Jurusan Pendidikan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta. Jurnal ini menerbitkan artikel hasil penelitian di bidang kimia dan terapannya, dua kali dalam setahun pada April dan Oktober. Ruang lingkup jurnal ini meliputi seluruh bidang kimia dan aplikasinya, termasuk kimia teoritis, studi kimia lingkungan, anorganik, organik, kimia fisika, kimia analitik dan biokimia.
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 7, No 3 (2018): Jurnal Kimia Dasar" : 6 Documents clear
PERBANDINGAN VALIDASI METODE ANALISIS ION BESI SECARA SPEKTROFOTOMETRI SINAR TAMPAK DENGAN PENGOMPLEKS KSCN DAN 1,10-ORTOFENANTROLIN Sari Rosiati Nur Khasanah; Sunarto Sunarto
Jurnal Elemen Kimia Vol 7, No 3 (2018): Jurnal Kimia Dasar
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menentukan validasi mana yang lebih baik dalam pengujianion besi secara spektrofotometri sinar tampak menggunakan pengompleks 1,10-fenantrolin dan tiosianat. GaramMohr sebagai pembuat larutan induk besi(II) metode fenantrolin, hidroksilamin sebagai pereduksi, buffer asetat pH3,5 sebagai pemberi suasana asam dan 1,10-fenantolin sebagai pengompleks. FeCl3.6H2O sebagai pembuat larutaninduk besi(III) metode tiosianat, HCl 1:1 sebagai pemberi suasana asam dan KSCN sebagai pengompleks. Hasilpenelitian menunjukkan persamaan garis regresi metode fenantrolin Y = 0,20438X - 0,06987 dan metode tiosianatY = 0,02647X - 0,03250 dengan nilai (r) 0,99583 dan 0,99086. Berdasarkan perhitungan nilai F, kedua garis regresitersebut linear. Batas deteksi metode fenantrolin dan metode tiosianat masing-masing 0,0061953 ppm dan0,13241777 ppm, batas kuantitasi 0,0230651 ppm dan 0,4413926 ppm, nilai RSD 0,79317% dan 2,35718% serta%recovery 99,84% dan 93,44%. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa metode fenantrolin lebih baik terhadappenentuan kadar besi daripada metode tiosianat.Kata kunci: validasi metode, analisis besi, fenantrolin, tiosianat
VARIASI SUHU DAN RASIO (METANOL/MINYAK) TERHADAP KARAKTER BIODIESEL DARI BIJI NYAMPLUNG (Calophyllum Inophyllum Linn.) Eva Meikareni; Endang Dwi Siswani
Jurnal Elemen Kimia Vol 7, No 3 (2018): Jurnal Kimia Dasar
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKPenelitian bertujuan untuk mengetahui 1) rendemen minyak hasil pengepresan danbiodiesel hasil proses transesterifikasi 2) besarnya massa jenis, viskositas, bilangan asam, kadar air,kalor pembakaran, dan gugus fungsi FTIR biodiesel serta 3) kesesuaian karakteristik biodiesel jikadibandingkan dengan SNI 7182:2015. Tiga tahap sintesis biodiesel yaitu pengepresan, esterifikasidan proses transesterifikasi menggunakan metanol dan KOH sebagai katalis. Prosestransesterifikasi dilakukan pada variasi suhu 45, 55, 65 0C dan rasio mol (metanol:minyak) 8:1 dan6:1 selama 60 menit. Pengepresan minyak menghasilkan 27,273 % sedangkan biodiesel hasiltransesterifikasi berkisar antara 88,5 sd 94,5%. Karakterisasi biodiesel hasil sintesis memberikannilai massa jenis biodiesel BB, BD, dan BE sesuai dengan standar SNI (850–890 kg/m3), nilaiviskositas biodiesel BE dan BF sesuai dengan standar SNI (2,3–6,0 cSt), nilai bilangan asam dankadar air semua biodiesel sesuai dengan SNI 7182:2015, namun untuk nilai kalor pembakaransemua biodiesel belum sesuai. Gugus fungsi biodiesel yang dihasilkan adalah C=Oester, C-Oester, CHalkana,C-Halifatik dan –CH3.Kata Kunci : Minyak Biji Nyamplung, Transesterifikasi, Karakter Biodiesel
APLIKASI HIDROKSIDA LOGAM KROMIUM HASIL ELEKTROKOAGULASI LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING UNTUK PEWARNA GELASIR KERAMIK Hema Laksita Hapsari; Regina Tutik Padmaningrum
Jurnal Elemen Kimia Vol 7, No 3 (2018): Jurnal Kimia Dasar
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu pembakaran dan massa hidroksida logamkromium hasil elektrokoagulasi terhadap warna gelasir keramik. Tahapan yang dilakukan pada penelitian ini yaitukarakterisasi sifat fisika dan kimia limbah cair elektroplating dengan AAS, elektrokoagulasi limbah elektroplating,karakterisasi endapan dengan XRF dan penggelasiran keramik. Hasil penenelitian ini menunjukkan bahwa kadarlogam kromium dalam limbah cair elektroplating yaitu 0,5480 dan kandungan kadar logam kromium dalamendapan hidroksida hasil elektrokoagulasi kurang dari 0,01%. Suhu pembakaran dan massa hidroksida logamkromium hasil elektrokoagulasi mempengaruhi warna gelasir keramik yang dihasilkan. Semakin tinggi suhupembakaran dan semakin banyak massa hidroksida logam kromium yang digunakan mempunyai warnayang semakin gelap, warna hijau yang dihasilkan semakin tua, dan nilai ΔE* yang dihasilkan semakinrendah.Kata kunci: elektrokoagulasi, hidroksida logam, suhu pembakaran, massa, gelasir keramik.
SINTESIS BIODIESEL DARI BIJI NYAMPLUNG (Calophyllum inophyllum L.) PADA VARIASI SUHU DAN RASIO METANOL/MINYAK PROSES TRANSESTERIFIKASI Rizky Fawziah; Endang Dwi Siswani
Jurnal Elemen Kimia Vol 7, No 3 (2018): Jurnal Kimia Dasar
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKSintesis biodiesel dengan biji nyamplung sebagai bahan baku telah dilakukan. Tujuan penelitian iniadalah untuk mengetahui 1) rendemen minyak hasil pres dan biodiesel hasil proses transesterifikasiminyak biji nyamplung, 2) karakter biodiesel (densitas, viskositas, bilangan asam, kadar air, kalorpembakaran serta analisis gugus fungsi menggunakan spektroskopi IR, dan 3) kesesuaian biodieselberdasarkan SNI 7182: 2015. Ada beberapa langkah untuk mensintesis biodiesel, langkah pertamaadalah preparasi sampel, kemudian proses pres dengan mesin pres hidrolik, setelah itu prosesesterifikasi, dan langkah terakhir adalah proses transesterifikasi menggunakan metanol dan KOHsebagai katalis. Proses transesterifikasi dilakukan pada variasi suhu 45, 55 dan 65˚C, dan variasirasio metanol: minyak = 8: 1 dengan kode sampel B1, B2, B3 dan 10: 1 dengan kode sampel B4, B5dan B6 masing-masing dengan waktu pengadukan selama 120 menit. Karakteristik biodiesel yangsesuai dengan SNI 7182:2015 adalah untuk massa jenis B4, B5 dan B6. Viskositas hanya biodieselB6. Nilai bilangan asam dan kadar air dari semua biodiesel sesuai dengan SNI. Namun nilai kalorpembakaran kurang dari nilai standar (10.160-11.000 kal/g). Gugus fungsi dari biodiesel adalahC=O karbonil ester, C-O ester, C-H alkana, C-H alifatik dan –CH3.Kata kunci: Biji Nyamplung, Transesterifikasi, Rasio (Metanol:Minyak), SuhuTransesterifikasi, Kualitas Biodiesel.
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER DARI BIJI MAHONI (Swietenia mahagoni Jacq.) MENGGUNAKAN METODE EKSTRAKSI SOXHLET PELARUT ETANOL Oktaviani Ambarwati; Karim Theresih
Jurnal Elemen Kimia Vol 7, No 3 (2018): Jurnal Kimia Dasar
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengisolasi senyawa metabolit sekunder dari ekstrak biji mahoni danmengidentifikasi hasil isolasi dengan spektrofotometer UV-Vis, spektrometer FTIR dan GC-MS. Serbuk kering bijimahoni diekstraksi dengan metode soxhletasi menggunakan pelarut etanol 70%, kemudian disaring dan diuapkansehingga diperoleh hasil berupa endapan berwarna coklat. Endapan ini dianalisis dengan KLT untuk menentukaneluen. Selanjutnya, pemisahan dengan kromatografi kolom. Fraksi 51-62 diidentifikasi menggunakanspektrofotometer UV-Vis, spektrometer FTIR dan GC-MS. Hasil identifikasi senyawa metabolit sekunder fraksibenzena-etil asetat dari spektra UV-Vis menunjukkan ???????????????????? pada 229,5 nm dan 267,5 nm. Spektra FTIRmenunjukkan adanya gugus fungsi O-H, C=O, C=C alkena, C-H aromatik, C-H alifatik serta gugus C-O. Hasilkromatogram GC menunjukkan adanya 19 puncak. Puncak 14, 15, 16 dan 19 memiliki % area yang cukup besardibandingakan puncak lainnya yakni berturut-turut 12,67%; 32,54%, 11,90% dan 8,76%. Berdasarkan analisisspektra UV-Vis, FTIR, GC-MS sampel serta perbandingan data literatur, kemungkinan senyawa hasil isolasidiperoleh golongan steroid yaitu (3β, 22Z)-Chola-5,22-dien-3-ol.Kata kunci: isolasi, metabolit sekunder, soxhletasi, Swietenia mahagoni Jacq.
PERBANDINGAN VALIDASI METODE ANALISIS ION TEMBAGA(II) TANPA PENGOMPLEKS DAN DENGAN PENGOMPLEKS Na- DIETILDITIOKARBAMAT SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS Niken Ambar Pratiwi; Sunarto Sunarto
Jurnal Elemen Kimia Vol 7, No 3 (2018): Jurnal Kimia Dasar
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui validasi pengujian ion tembaga(II) tanpapengompleks dan dengan pengompleks Na-dietilditiokarbamat secara spektrofotometri UV-Visdengan parameter linearitas, batas deteksi, batas kuantifikasi, presisi, dan akurasi. Selain itu untukmenentukan metode yang mempunyai validitas yang lebih baik terhadap penentuan kadar iontembaga(II). Metode analisis ion tembaga(II) secara spektrofotometri UV-Vis yaitu menggunakankristal CuSO4.5H2O, penambahan NH4OH 5% sebagai pemberi suasana basa, dan Nadietilditiokarbamat1% sebagai reagen pengompleks. Hasil penelitian menunjukan persamaan garisregresi metode ion Cu(II) tanpa pengompleks Y= 0,020107x + 0,08664 dan metode Cu(DDTK)2 Y=0,12386x + 0,00879 dengan nilai r masing-masing sebesar 0,99568 dan 0,99431; batas deteksi0,1346 ppm dan 0,05203 ppm; batas kuantifikasi 0,44867 ppm dan 0,17345 ppm, presisi 2,5% dan3,29% , dan akurasi 94,56% dan 98,9%. Dari hasil tersebut menunjukan bahwa metode analisis ionCu(II) dengan pengompleks Na-DDTK lebih baik dibanding tanpa pengompleks secaraspektrofotometri UV-Vis.Kata kunci: spektrofotometri UV-Vis, tembaga, validasi metode

Page 1 of 1 | Total Record : 6