cover
Contact Name
Katon Abdul Fatah
Contact Email
katonfath@gmail.com
Phone
+628975841020
Journal Mail Official
katonfath@gmail.com
Editorial Address
Desa, Metuk No.008 RT.002 RW. 001, Kec, Mojosongo Kab, Boyolali, 57322
Location
Kab. boyolali,
Jawa tengah
INDONESIA
MERDEKA: Jurnal Ilmiah Multidisiplin
ISSN : -     EISSN : 30267854     DOI : https://doi.org/10.62017/merdeka.v1i1
Core Subject : Education,
MERDEKA: Jurnal Ilmiah Multidisiplin Jurnal ini merupakan jurnal ilmiah multidisiplin yang bersifat peer-review dan terbuka. Jurnal ini terbit 6 kali dalam setahun yaitu pada bulan Februari, April, Juni, Agustus, Oktober dan Desember. Fokus dan ruang lingkupnya meliputi: Ilmu Sosial, Humaniora, Politik, Pendidikan, Ilmu Teknik, Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Desain Komunikasi Visual, Manajemen, Ekonomi dan Akuntansi, Kewirausahaan dan Bisnis. MERDEKA: Jurnal Ilmiah Multidisiplin menerima makalah dalam bahasa Indonesia dan Inggris.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 50 Documents
Search results for , issue "Vol. 1 No. 1 (2023): Oktober" : 50 Documents clear
KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN Metaledi Esterica Lumbantobing; Dorlan Naibaho
MERDEKA : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol. 1 No. 1 (2023): Oktober
Publisher : PT PUBLIKASI INSPIRASI INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62017/merdeka.v1i1.453

Abstract

Guru merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan pendidikan. Guru yang berkualitas akan mampu memberikan pembelajaran yang berkualitas pula. Oleh karena itu, kompetensi profesional guru perlu menjadi perhatian utama. Kompetensi profesional guru merupakan salah satu faktor penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Guru yang memiliki kompetensi profesional yang baik akan mampu melaksanakan tugasnya dengan baik, sehingga dapat menghasilkan peserta didik yang berkualitas. Kompetensi profesional guru dapat diartikan sebagai kemampuan guru dalam menguasai materi pembelajaran, metode pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. Kompetensi profesional guru ini sangat penting untuk dimiliki oleh guru agar dapat melaksanakan tugasnya secara optimal. Dalam jurnal ini, akan dibahas tentang pengertian, komponen, dan pentingnya kompetensi profesional guru. Selain itu, juga akan dibahas tentang cara meningkatkan kompetensi profesional guru. Guru merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan pendidikan. Guru yang berkualitas akan mampu memberikan pembelajaran yang berkualitas pula. Oleh karena itu, kompetensi profesional guru perlu menjadi perhatian utama.
Model Pembinaan Warga Gereja Menurut 2 Tesalonika Louisa Silalahi; Saryna Natalia Purba; Agnesia C. Mahulae; Andar Gunawan Pasaribu
MERDEKA : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol. 1 No. 1 (2023): Oktober
Publisher : PT PUBLIKASI INSPIRASI INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62017/merdeka.v1i1.454

Abstract

Pembinaan warga gereja memiliki peran yang sangat penting dalam memperkuat dan memperdalam iman serta komitmen rohani dalam suatu komunitas. Artikel  inibertujuan untuk mengeksplorasi prinsip-prinsip pembinaan warga gereja berdasarkan surat 2 Tesalonika, sebagai panduan bagi gereja-gereja dalam membentuk komunitas yang kokoh dan penuh kasih.
MODEL PEMBINAAN WARGA GEREJA MENURUT 1 TIMOTEUS Riski April Lumban Tobing; Sonia Putri Hutauruk; Andar Gunawan Pasaribu
MERDEKA : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol. 1 No. 1 (2023): Oktober
Publisher : PT PUBLIKASI INSPIRASI INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62017/merdeka.v1i1.455

Abstract

Pembinaan anggota jemaat harus diarahkan pada serangkaian pengembangan yang memenuhi kebutuhan anggota jemaat sebagai individu, sebagai komunitas, sebagai lembaga atau lembaga misionaris, dan sebagai wadah gereja. Dalam pelaksanaannya dilaksanakan Church Citizenship Development (PWG) berdasarkan 1 Timotius untuk mengatasi permasalahan yang muncul di gereja Efesus (1 Timotius 1: 3).Penelitian yang penulis gunakan untuk penulisan ini melalui study kepustakaan (Library Research) dengan menganalisis berbagai sumber tulisan berupa Alkitab, Artikel, Jurnal dan Karya Ilmiah serta buku yang berkaitan dengan pokok materi yang di bahas. Moh. Nazir mendefinisikan penelitian dengan study kepustakaan merupakan sebagai suatu cara mencari dan mengumpulkan sumber-sumber yang ada dan mengkajinya (Nazir, 1988, 111). Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan panduan praktis untuk pembinaan warga gereja sesuai dengan ajaran Kitab 2 Korintus. Gereja juga mempunyai kegiatan pembinaan yang berbeda dengan kegiatan pembelajaran formal bertingkat. Kedua, Pendidikan Orang Dewasa : berarti praktek pendidikan yang dilakukan dari oleh dan untuk, serta bersama orang dewasa, dengan landasan, tujuan, dan dorongan yang berlandaskan iman Kristiani. Tujuan hidup iman Kristen adalah memuliakan Allah Bapa, Putra dan Allah Roh Kudus dengan cara menjalankan kehendak Allah Tritunggal dan mengamalkan kasih terhadap sesama manusia sepanjang kehidupan Kristiani. Tujuan model Pembinaan Warga Gereja yaitu untuk mengajar, menjadi teladan dalam firman ALLAH,bertekun dan memimpin jemaat. PWG membantu umat paroki dan anggota gereja mengenali dan menerapkan iman Kristen dalam kehidupan mereka sehari-hari. Maitimoe (1983: 17) mengatakan: Sikap dan pemahaman yang menghargai pekerjaan Roh Kudus berarti bahwa upaya peningkatan jumlah umat Kristiani baru atau gereja baru tidak dapat menggantikan pekerjaan Roh Kudus. Pengembangan komunitas gereja (PWG) dalam 1 Timotius dilaksanakan untuk mengatasi permasalahan yang muncul dalam gereja di Efesus (1 Timotius 1: 3). Ajaran Kristen 1 Timotius 4: 11-16 mengajarkan bagaimana setiap gereja harus mengadakan pelatihan untuk menjadi teladan yang baik. Keteladanan hidup harus menjadi prinsip bagi setiap orang. Artinya, Anda harus menjadi teladan bagi orang lain. Kehidupan yang patut diteladani harus selalu bersinar selaras dengan Firman Tuhan. Model keanggotaan gereja dalam buku ini dirancang untuk mengajarkan Firman Tuhan, memimpin dengan memberi contoh, dan dengan sabar memimpin gereja.
GURU PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DAN MEMILIKI KOMPETENSI PROFESIONAL Dorlan Naibaho; Monalisa Anesti Juniati Tampubolon
MERDEKA : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol. 1 No. 1 (2023): Oktober
Publisher : PT PUBLIKASI INSPIRASI INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62017/merdeka.v1i1.457

Abstract

Istilah guru Kristen dapat kita pahami dari tiga segi yakni pertama guru dalam perspektif Kristen, kedua guru yang Kristen, dan ketiga guru yang hanya memberi pelajaran yang berkaitan dengan iman Kristen, di gereja, di sekolah dan tempat pelayanan lainnya. Arti yang pertama menyangkut pembahasan umum tentang guru serta seluk beluk keguruan dari sudut pandang iman Kristen dalam arti yang ke dua guru yang Kristen lebih berkaitan dengan identitas jati diri serta peranan guru sebagai orang Kristen Tidak tergantung dimana dan dalam bidang studi apa ia melayan Lalu arti terakhir ialah guru yang mengajarkan iman Kristen memberi kesan lebih sempit tentang lingkup tugas nya Bicara tentang guru Kristen selalu ada dua hal penting yang patut menjadi perhatian pertama yaitu mengenai kedudukan guru sebagai pribadi Kristen dan mengenai tugasnya sebagai pendidik dan pengajar. Guru Kristen yang profesional adalah pribadi yang mampu melihat dirinya sebagai orang-orang terlatih, mengutamakan orang demi keutamaan lain dan taat pada etika kerja serta selalu siap menempatkan diri dalam memenuhi kebutuhan peserta didiknya terlebih dahulu. Jadi guru yang profesional adalah guru yang tidak sembarangan dalam mengajar, tetapi guru yang mempersiapkan dirinya dengan baik, baik itu dari segi kemampuannya dan dari segi etika kerjanya yang memiliki fokus untuk memenuhi kebutuhan murid-muridnya. Watak Kristen dan Kepribadian yang Alkitabiah Seorang guru penting untuk memiliki watak dan kepribadian yang alkitabiah. Karena guru yang memiliki watak Kristen dan kepribadian yang alkitabiah, ia akan mengajar murid dengan penuh kasih sayang, mengajar dengan hati yang penuh kasih. Sehingga hubungan antara guru dan murid menjadi lebih dekat dan murid merasa nyaman, dan murid akan menghargai dan menghormati guru tersebut.
MODEL PEMBINAAN WARGA GEREJA MENURUT KITAB 2 TIMOTIUS Gusti Wanlinga Tamba; Ingot Situmorang; Helen Siburian; Andar Gunawan Pasaribu
MERDEKA : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol. 1 No. 1 (2023): Oktober
Publisher : PT PUBLIKASI INSPIRASI INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62017/merdeka.v1i1.458

Abstract

Artikel ini membahas tentang model pembinaan warga gereja menurut kitab 2 timotius. Adapun tujuan dari penelitian  ini untuk menegtehui bagaimana pembinaan yang dilakukan timotius terhadap jemaat efesus yang saat itu banyak mengalami massalah di efesus, termasuk guru guru yang korupsi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, serangkaian penelitian yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, atau penelitian yang obyek penelitiannya digali melalui beragam informasi kepustakaan.
KOMPETENSI PROFESIONALISME GURU PAK DALAM MENINGKATKAN KREATIFITAS BELAJAR SISWA Dorlan Naibaho; Angelica Bakkara
MERDEKA : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol. 1 No. 1 (2023): Oktober
Publisher : PT PUBLIKASI INSPIRASI INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62017/merdeka.v1i1.470

Abstract

Guru merupakan salah satu faktor penentu tinggi rendahnya mutu pendidikan. Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan sangat ditentukan oleh kesiapan guru dalam mempersiapkan peserta didiknya melalui kegiatan belajar mengajar guru.Guru mengelola dan memotivasi anak didiknya supaya aktif belajar sehingga mengalami perubahan atau mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh sebab itu, untuk mencapai tujuan tersebut, guru perlu mengadakan persiapan yang baik apabila ia ingin memperoleh proses pembelajaran yang berkualitas dan memuaskan.Ada beberapa faktor yang penting yang turut mempengaruhi persiapan mengajar yaitu: lingkungan belajar, sarana dan prasarana,serta tingkat kemampuan, semua itu turut mempengaruhi keberhasilan kegiatan mengajar yang dilaksanakan oleh guru.2 Sistem pembelajaran inilah yang harus diperhatikan sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kompetensi profesionalisme guru PAK dalam meningkatkan kreativitas belajar siswa. Kompetensi profesionalisme guru PAK meliputi penguasaan materi, keterampilan pengelolaan kelas, kreativitas dan inovasi, kemampuan berkomunikasi, pembelajaran kontekstual, penilaian yang menyeluruh, dan pemberdayaan siswa. Metode yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pengumpulan data melalui studi literatur dan analisis konten. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru PAK yang memiliki kompetensi profesionalisme yang baik mampu meningkatkan kreativitas belajar siswa dengan memberikan pembelajaran yang menarik, inovatif, dan relevan dengan kehidupan siswa. Guru PAK juga perlu memberi peluang kepada siswa untuk mengembangkan kreativitas mereka sendiri melalui tugas-tugas proyek dan penilaian yang menyeluruh. Diharapkan dengan meningkatnya kompetensi profesionalisme guru PAK, akan terjadi peningkatan kreativitas belajar siswa dalam pembelajaran agama dan keagamaan.
MENDALAMI KOMPETENSI SOSIAL DAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI GURU Duma priscila Munthe; Dorlan Naibaho
MERDEKA : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol. 1 No. 1 (2023): Oktober
Publisher : PT PUBLIKASI INSPIRASI INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62017/merdeka.v1i1.480

Abstract

Guru perlu menguasai kompetensi sosial sebagai salah satu keterampilan utama dalam mengajar. Keterampilan komunikasi yang efektif tidak hanya diperlukan di dalam kelas, tetapi juga dalam interaksi dengan siswa, teman sebaya, staf sekolah, dan lingkungan sekitar. Hakikat kompetensi sosial guru adalah membangun hubungan sosial yang baik dengan semua pihak yang terkait dengan sekolah. Dengan memiliki kompetensi tersebut diharapkan guru dapat menjadi motivator bagi siswa dan menjadi sosok yang dinantikan dalam setiap pertemuan tatap muka di kelas. Prinsip komunikasi seperti rasa hormat, empati, kejelasan dan kesantunan menjadi kunci dalam praktik kompetensi sosial. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kompetensi sosial merupakan keterampilan yang penting bagi pendidik di lingkungan sekolah.
GURU PROFESIONAL SEBAGAI FAKTOR PENENTU PENDIDIKAN BERMUTU Dorlan Naibaho; Lasminar Nababan
MERDEKA : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol. 1 No. 1 (2023): Oktober
Publisher : PT PUBLIKASI INSPIRASI INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62017/merdeka.v1i1.484

Abstract

Pengembangan kompetensi profesional dalam menghadapi era Indonesia emas mutlak diperlukan untuk keberhasilan pembelajaran dan peningkatan mutu pendidikan. Tanpa pengembangan profesionalisme, proses pembelajaran dan mutu pendidikan hanya akan jalan di tempat. Tidak ada inovasi, dan tidak ada pula kreatifitas serta tidak ada pembelajaran yang efektif.Paradigma pendidikan sudah seharusnya menggunakan paradigma baru, yaitu mutu.Pendidikan yang bermutu lahir dari guru yang bermutu dan professional. Guru profesional dapat berpengaruh terhadap pendidikan bermutu. Di sisi lain Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. Dengan demikian guru profesional sebagai faktor penentu pendidikan bermutu adalah guru yang memenuhi standar pendidik dan tenaga kependidikan, yaitu kreteria pendidikan prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan. Dari pembahasan dapat disimpulkan, bahwa : 1).Guru yang profesional harus disiapkan oleh lembaga pendidikan tinggi kependidikan (LPTK) yang berkualitas dan terstandar; 2). Guru profesional wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikasi pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional; 3). Guru profesional sebagai faktor penentu pendidikan bermutu adalah guru yang memenuhi standar pendidik dan tenaga kependidikan, yaitu kreteria pendidikan prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan.
Peran Kode Etik Guru Untuk Meningkatkan Profesional Guru Yohana Sitorus
MERDEKA : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol. 1 No. 1 (2023): Oktober
Publisher : PT PUBLIKASI INSPIRASI INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62017/merdeka.v1i1.485

Abstract

Pendidikan merupakan salah satu cara untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan di dalam dunia pendidikan tentulah ada seorang guru atau pendidik yang berperan sebagai pembimbing. Tidak sedikit guru yang melanggar dan mengabaikan tentang kode etik guru, padahal kode etik guru sangatlah penting bagi dunia pendidikan. Guru bukan hanya bertugas sebagai orang yang mengajar dan membagikan ilmu yang dimilikinya kepada peserta didik. Guru adalah suri tauladan bagi peserta didiknya. Selain mengajar, guru juga harus mengayomi para peserta didik, melatih, mengevalusi, dan mengawasi apa peserta didik lakukan selama berada dalam ruang lingkup pendidikan. Mengikuti kode etik yang telah ditentukan oleh Undang-Undang guru diharuskan untuk merencanakan pembelajaran, meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik, bertindak objektif dan tidak diskriminatif, mematuhi seluruh aturan yang ada, dan menjaga kebersamaan antar individu. Guru yang profesional tentunya terikat dengan kode etik yang ada, namun sangat disayangkan masih banyak guru dengan sertifikasi guru profesional justru tidak mencerminkan profesionalisme dan melanggar kode etik guru. Padahal kode etik guru ada untuk membuat guru bertindak professional sebagai seorang pendidik di dalam pendidikan, karena guru yang melanggar kode etik tentunya akan mendapatkan sebuah sanksi. Sanksi yang didapatkan itu dapat berupa sanksi sosial yang diberikan oleh masyarakat atau sanksi secara pidana yang dilakukan oleh lembaga berwenang untuk menindak lanjuti pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh guru. Artikel ini akan membahas mengenai guru dan kode etik guru, kemudian membahas peran kode etik guru untuk meningkatkan professional guru. Metode yang digunakan untuk menyusun arikel ini ialah metode studi literatur yang menggunakan jurnal serta artikel dari Google Scholar sebagai referensi.
Analisa Kompetensi Profesionalisme Guru PAK Dalam Menyusun Pembelajaran Siswa Kelas X SMA NEGERI 1 SIPOHOLON Dorlan Naibaho; Tiur.L.R.Butarbutar
MERDEKA : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol. 1 No. 1 (2023): Oktober
Publisher : PT PUBLIKASI INSPIRASI INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62017/merdeka.v1i1.486

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kompetensi guru dalam menyusun perencanaan, pembelajaran di SMA Negeri 1 Sipoholon. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Dari penelitian ini ada dua orang yang menjadi subjek yaitu Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Sipoholon dan Guru PAK SMA Negeri 1 Sipoholon. Yang melatar belakangi penelitian ini adalah peneliti menemukan guru PAK yang mengabaikan kompetensi yang dimiliki mulai dari tidak menyusun perencanaan pembelajaran, sehingga proses pembelajaran yang dilakukan kurang kondusif ketika sedang mengajar di dalam kelas. Dari kompetensi-kompetensi yang dimiliki guru PAK, sangat berpengaruh bagi peserta didik bukan hanya untuk setiap siswa namun juga untuk orang lain baik dari guru-guru yang lain maupun juga untuk orang tua sehingga hal itu sangat penting untuk dipahami oleh setiap guru termasuk guru PAK di SMA Negeri 1 Sipoholon. Berdasarkan hasil penelitian guru pendidikan agama Kristen sudah mampu menyusun perencanaan pembelajaran dengan memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan perencanaan pembelajaran.