cover
Contact Name
Warseto Freddy Sihombing
Contact Email
asafremel@gmail.com
Phone
+6281361742074
Journal Mail Official
asafremel@gmail.com
Editorial Address
Institut Agama Kristen Negeri Tarutung Kampus II : Jalan Raya Tarutung-Siborongborong KM 11 Silangkitang Kec.Sipoholon Kab. Tapanuli Utara
Location
Kab. tapanuli utara,
Sumatera utara
INDONESIA
Nabisuk: Jurnal Teologi dan Pelayanan
ISSN : 30309999     EISSN : 30314194     DOI : -
NABISUK : Jurnal Teologi dan Pelayanan Kata Nabisuk berasal dari bahasa daerah Batak Toba yang artinya "yang berakal budi atau bijaksana." Jurnal Nabisuk terbit dua (2) kali dalam setahun, Juni dan Desember yang dikelola oleh Program Studi Teologi - Fakultas Ilmu Teologi, Institut Agama Kristen Negeri Tarutung. Jurnal Nabisuk mempublikasikan hasil kajian ilmiah dan penelitian dalam bidang rumpun Ilmu Teologi dan Pelayanan Kristen.
Articles 15 Documents
Superioritas Injil Dalam Surat Galatia Cansui Siregar
NABISUK : Jurnal Teologi dan Pelayanan Vol. 1 No. 2 (2023): Desember
Publisher : Prodi Teologi IAKN Tarutung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hidup sebagai orang kristen merdeka adalah hak setiap orang percaya. Istilah ‘kemerdekaan’ atau ‘merdeka’ adalah suatu harapan akan kehidupan yang terbebas dari beban dan tekanan hidup dari pihak asing. Tidak ada keuntungan dan kenikmatan dalam hidup manusia jika hidup serasa dijajah, ditekan, dibebani oleh hal-hal yang seharusnya tidak perlu menjadi beban; apalagi jika hal tersebut berlangsung selama berpuluh tahun. Menjadi orang kristen sejati adalah menjadi orang kristen merdeka. Yesus Kristus adalah Sang Pembebas setiap orang yang datang kepada-Nya. “Kemerdekaan kristen terletak pada kebebasan seorang kristen yang telah diubahkan oleh Kristus menjadi manusia baru sesuai dengan kehendak Allah untuk hidup berbuah, berdampak dan berkenan kepada Allah.” Dengan metode kualitatif dan pendekatan studi kepustakaan, penulis menggali tujuan surat Galatia ditulis kepada orang kristen Galatia, yakni agar mereka menjadi orang merdeka. Hal ini berarti hidup yang terbebas dari beban dan kutuk dosa. Menjadi kristen merdeka adalah menghidupi suatu hidup yang baru, hidup yang dipimpin dan digerakan oleh Roh Kudus sesuai dengan kehendak Allah. Tidak ada tekanan dan tuntutan dari pihak asing yang pada akhirnya menjadikan hidup orang kristen merdeka membosankan dan kaku. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa orang kristen merdeka adalah orang yang ‘benar-benar merdeka’ karena Kristus sudah memerdekakan semua orang percaya. Menjadi orang kristen merdeka tidak sama dengan menjadi seorang kristen-legalis. Menjadi orang kristen merdeka tidak sama dengan menaati semua peraturan sesuai dengan peraturan “keagamaan kristen.”
Tradisi Menenggetti: Sebuah Refleksi Teologi Pengharapan Jurgen Moltmann Bagi Perempuan Pakpak Icca Berutu; Haposan Silalahi; Nurelni Limbong; Bernhardt Siburian
NABISUK : Jurnal Teologi dan Pelayanan Vol. 2 No. 1 (2024): Juni
Publisher : Prodi Teologi IAKN Tarutung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan persepsi masyarakat mengenai tradisi menenggetti dan untuk mengetahui refleksi teologis pengharapan Jurgen Moltman yang terkandung dalam menenggetti. Peneletian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan memakai dua pendekatan, studi kepustakaan dan wawancara. Adapun pandangan masyarakat terhadap menenggetti adalah tradisi menenggetti dilakukan orang tua kepada berru yang mereka kasihi yang sudah lama menikah tapi belum memiliki keturunan, menenggetti sebagai wadah untuk berdoa dan memohon diberikannya keturunan kepada berru mereka, makanan yang dibawa saat menenggetti hanya sebagai perantara turunnya berkat Tuhan bagi keluarga. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengharapan yang terkandung dalam menenggetti merefleksikan pengharapan yang dikemukakan oleh Jurgen Moltmann
Perspektif Remaja GPP Aek Nauli Tentang Praktik Mengasihi Ester Novita Lumban Gaol; Warseto Freddy Sihombing; Megawati Manullang
NABISUK : Jurnal Teologi dan Pelayanan Vol. 2 No. 1 (2024): Juni
Publisher : Prodi Teologi IAKN Tarutung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan remaja yang banyak mengalami masalah tentang kasih itu tidak nampak lagi kepermukaan baik di tengah-tengah masyarakat dan terlebih sesama remaja kristen karena kehidupan manusia dilanda krisis iman yang ditandai oleh egoisme yang tinggi, kecongkakan, iri hati, dengki, adanya sikap yang tidak memperdulikan orang lain yang berkekurangan, hilangnya rasa persaudaraan, hilangnya sikap saling menghormati, menipisnya ikatan persaudaraan, putusnya serikat tolong-menolong, memaksa kehendak diri sendiri terhadap orang lain dan tidak saling menghargai di remaja GPP Aek Nauli. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana praktik untuk berbuat kasih kepada sesama terutama bagi remaja GPP Aek Nauli dengan meneladani Bunda Teresa dalam hal mengasihi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Penulis melakukan pengumpulan data dari berbagai sumber literatur berupa jurnal-jurnal teologi, artikel ataupun buku-buku yang sesuai dengan topik yang menjadi pokok kajian. Peneliti melakukan pengamatan terhadap fenomena kehidupan remaja masa kini. Hasil Penelitian ini dimana praktik mengasihi yang dilakukan oleh Bunda Teresa adalah mengasihi dengan tulus hati, Ia mengasihi semua orang, karena Ia melihat ada wajah Yesus didalam diri yang Ia kasihi. Remaja sebagai penerus masa depan gereja harus mengetahui hidup mengasihi melalui ajaran Alkitab, sehingga semakin menghidupi praktik kasih yang di ajarkan Tuhan dengan meneladani Bunda Teresa.
Suami Sebagai Kepala Keluarga (Efesus 5:22-33) dalam Mencegah Kekerasan dalam Rumah Tangga Lena Christina Simbolon
NABISUK : Jurnal Teologi dan Pelayanan Vol. 2 No. 1 (2024): Juni
Publisher : Prodi Teologi IAKN Tarutung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kekerasan dalam rumah tangga kerap terjadi dalam kehidupan yang sudah berkeluarga, tidak terkecuali keluarga Kristen. Pemahaman suami sebagai kepala keluarga sering diterjemahkan seolah-olah suami sebagai seorang kepala atau atasan yang dilayani oleh pembantunya. Pada umumnya istri dianggap seorang yang lebih rendah posisinya dibandingkan suaminya. Paulus dalam Efesus 5:22-33 menekankan hubungan suami sebagai kepala keluarga terhadap istrinya seperti Kristus sebagai kepala bagi jemaat. Demikianlah hubungan suami istri yang Allah kehendaki dalam kehidupan rumah tangga orang percaya yaitu saling mengasihi. Tulisan ini menggunakan metode penulisan kualitatif yakni pendekatan studi kepustakaan (library research). Metode penelitian kepustakaan akan dilakukan melalui pengumpulan data-data kepustakaan seperti buku, jurnal dan sumber intenet.
Aku dan Bapa Adalah Satu: Analisis Teologis Yohanes 10:30 Lucia J.L. Tobing
NABISUK : Jurnal Teologi dan Pelayanan Vol. 2 No. 1 (2024): Juni
Publisher : Prodi Teologi IAKN Tarutung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Yesus dalam Yohanes 10:30 berkata: “Aku dan Bapa adalah satu”—merupakan pernyataan yang membuat orang Yahudi pada masa itu merasa tersinggung karena Yesus menyamakan diri-Nya sama dengan Allah (Yahweh). Melalui metode penelitian kualitatif penulis menggali makna pernyataan Yesus tersebut. Tujuan dan maksud pernyataan Yesus adalah supaya setiap orang percaya baik pada masa itu maupun pada masa selanjutnya lebih serius memperhatikan perkataan-Nya yang menunjukkan keilahianNya. Dapat dimengerti bahwa pernyataan Yesus mengenai diri-Nya bahwa Ia dan Allah Bapa adalah satu (sama) mengajak setiap orang mengambil kesimpulan bahwa Ia melihat diriNya setara dengan Allah. Yesus mengklaim diri-Nya sama dengan Bapa adalah benar dan terbukti (Yohanes 14:1). Yesus memosisikan diri-Nya sebagai objek iman dari setiap orang yang percaya.

Page 2 of 2 | Total Record : 15