cover
Contact Name
Rangga Sururi
Contact Email
rekalingkungan@itenas.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
rekalingkungan@itenas.ac.id
Editorial Address
PHH. Street Mustapa 23 Bandung 40124
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Reka Lingkungan
ISSN : 23376228     EISSN : 27226077     DOI : https://doi.org/10.26760/rekalingkungan
Core Subject : Social,
Fokus keilmuan dari Jurnal Reka Lingkungan meliputi Teknologi dan Manajemen dari bidang Teknik dan Ilmu Lingkungan. Beberapa ruang lingkup dari Jurnal meliputi sebagai berikut, namun tidak terbatas pada lingkup dibawah ini: 1. Ekologi, 2. Kimia Lingkungan 3. Teknik Lingkungan 4. Ilmu Lingkungan 5. Kesehatan Lingkungan dan Toksikologi 6. Manajemen Lingkungan 7. Polusi lingkungan dan pembersihannya 8. Persampahan dan B3 9. Kualitas air dan pengolahan air minum dan air limbah 10. Mikrobiologi lingkungan 11. Pengelolaan sumber daya air 12 Polusi udara 13. Remediasi
Articles 246 Documents
Perencanaan Sistem Instalasi Plambing Air Bersih Gedung Park View Hotel Putra, Dimas Anggara
Jurnal Reka Lingkungan Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (244.774 KB) | DOI: 10.26760/rekalingkungan.v3i2.%p

Abstract

ABSTRAK Park View Hotel yang berlokasi di Bandung merupakan tempat tinggal sementara yang memerlukan air bersih untuk keperluan sanitasi bagi penghuninya. Konsep yang digunakan dalam perencanaan sistem instalasi plambing air bersih adalah mengacu pada konsep green building dengan adanya pembagian jalur pipa air bersih berdasarkan sumbernya, yaitu jalur pipa air fisrt class untuk air yang bersumber dari air tanah dan jalur pipa air second class dari air hasil pengolahan grey water. Perhitungan kebutuhan air bersih dan diameter pipa mengacu pada SNI 03-6481-2000 dan SNI 03-7065-2005. Kebutuhan air bersih adalah sebesar 73 m3/hari. Jenis pipa yang digunakan adalah pipa PPR yang biasa digunakan dalam sistem instalasi plambing air bersih pada gedung hotel. Hasil dari perhitungan diameter pipa yang dilakukan pada gedung hotel Park View yaitu menggunakan pipa dengan diameter 15 - 100 mm. Kata kunci: Park View, plambing, first class, second class, diameter  
Perancangan Alat Penilaian untuk Pengembangan TPS Menjadi TPS 3R Di Wilayah Perencanaan IV Kota Bogor SUHERDY, ANTON ZACHARIA
Jurnal Reka Lingkungan Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (180.404 KB) | DOI: 10.26760/rekalingkungan.v7i1.12-22

Abstract

AbstrakTahun 2016, Kota Bogor dibagi menjadi 4 Wilayah Perencanaan dalam pengelolaan sampah. Lokasi yang dipilih adalah Wilayah Perencanaan IV, karena kodisi pada lokasi tersebut merupakan permukiman kumuh yang pengelolaannya masih menggunakan sistem kumpul-angkut-buang. Oleh karena itu, agar sampah dapat dikelola dengan adanya pengurangan sampah maka diperlukan TPS berbasis 3R sehingga dapat mengurangi beban sampah di TPA. Perancangan alat penilaian disusun dengan tujuan untuk mengetahui kondisi eksisting TPS dan perilaku masyarakat dalam menangani sampah di sekitar TPS yang ada agar dapat dikembangkan menjadi TPS 3R di Wilayah Perencanaan IV. Tahapan perancangan alat penilaian mengacu pada Buku Pedoman Umum 3R Pemukiman, dan Permen PU Nomor 3 tahun 2013. Selanjutnya mengumpulkan data sekunder, penilaian terhadap TPS yang dikelompokkan menjadi 3 aspek. Adapun pembagian aspek tersebut yaitu aspek lokasi, aspek fasilitas, dan aspek kegiatan yang ada di TPS serta dibagi menjadi 5 sub aspek, 21 indikator dan 34 pertanyaan. Penilaian PSM ( Peran Serta Masyarakat ) dikelompokkan menjadi 3 aspek, yaitu aspek peran serta masyarakat, aspek pembiayaan, dan aspek kelembagaan serta dibagi menjadi 6 sub aspek dan 8 pertanyaan. Pada penilaian TPS pembobotan menggunakan skala Likert dengan skala pembobotan untuk TPS dari hasil penilaian adalah 76 – 100 kategori I (sudah menjadi TPS 3R), 51 – 75 kategori II (TPS berpotensi tinggi menjadi TPS 3R), 26 – 50 kategori III (TPS berpotensi sedang menjadi TPS 3R), 0 – 25 kategori IV (TPS berpotensi kecil menjadi TPS 3R). Sedangkan untuk penilaian PSM mempunyai range nilai tinggi (68 – 100), sedang (34 – 67), rendah (0 – 33). Jumlah responden untuk penilaian PSM yaitu 20 rumah dengan terdiri dari 8 pertanyaan, ditentukan dengan rumus Slovin dengan jumlah penduduk sebanyak 103.389 jiwa dan tingkat error sebesar 10%. Jumlah TPS yg ada di lokasi perencanaan berjumlah 10.Kata kunci: Alat penilaian, TPS, PSM, Wilayah Perencanaan IV, Kota Bogor.
Kajian Timbulan Sampah Domestik di Kelurahan Sukamenak Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung Dwihapsari, Bunga
Jurnal Reka Lingkungan Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (931.091 KB) | DOI: 10.26760/rekalingkungan.v3i1.%p

Abstract

Abstrak Kelurahan Sukamenak merupakan kelurahan yang tingkat pelayanan sampahnya tidak merata. Terdapat 7 RW yang belum terlayani sampahnya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui sumber timbulan sampah dan komposisi sampah di 7 RW berdasarkan komposisi sampah di Kelurahan Sukamenak. Kelurahan Sukamenak menjadi lokasi pengambilan data  sampling. Pengambilan data sampling ini dilakukan sesuai dengan SNI 19-3964-1994. Pengambilan data primer dilakukan dengan pengukuran, observasi dan wawancara. Sedangkan data sekunder didapat dari dokumen-dokumen terkait. Jumlah sampel adalah 26 rumah dengan menggunakan metode slovin. Total timbulan sampah di Kelurahan Sukamenak yaitu 80.789,488 liter/hari atau 5.282,95 kg/hari. Komposisi sampah di Kelurahan Sukamenak terdiri dari composting sebesar 29,66%, barang lapak  15,75%, recycle 18,7%, residu organik 19,6%, residu anorganik 15,77%, dan B3 0,52%. Total timbulan sampah di 7 RW yang tidak terlayani yaitu 33.187,237 liter/hari atau 2.170,13 kg/hari. Sampah yang telah diketahui besarannya dapat diberikan rekomendasi potensi pengelolaan sampah yang sesuai  dengan timbulan dan komposisi sampah yang dihasilkan. Kata kunci : Kelurahan Sukamenak, total timbulan Sampah, komposisi sampah
Pengaruh Variasi Sirkulasi Substrat terhadap Penyisihan Senyawa Organik pada Reaktor Metanogenesis AMALIYAH, IKRIMA NURUL
Jurnal Reka Lingkungan Vol 6, No 1 (2018)
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (176.129 KB) | DOI: 10.26760/rekalingkungan.v6i1.%p

Abstract

ABSTRAKMayoritas sampah di Indonesia ialah sampah organik, sehingga perlu dilakukan pengolahan untuk mengurangi sampah yang masuk ke TPA. Alternatif pengolahan sampah organik yang dilakukan adalah digester anaerobik. Penelitian ini mengolah sampah organik dari cafetaria Itenas menggunakan reaktor fixed bed digester anaerobik.Volume Kerja reaktor fixed bed ini ialah 180 liter dengan media sponge filter. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh waktu sirkulasi substrat terhadap penyisihan senyawa organik. Variasi sirkulasi substrat yang dilakukan ialah sebanyak 5, 6, dan 7 jam sirkulasi. Metode pengukuran yang digunakan pada parameter Chemical Oxygen Demand(COD) danTotal Asam Volatil (TAV) ialah standar method for the eximination water and wastewater 22th edition, sedangkan pengukuran parameter pH dan temperatur menggunakan metode SNI (Standar Nasional Indonesia). Hasil dari penelitian ini ialah perolehan penyisihan senyawa organik, yaitu penyisihan COD sebesar 86,67% dan penyisihan TAV sebesar 85,52 % pada waktu sirkulasi 7 jam/ hari dengan menerapkan reaktor fixed bed.Kata kunci : proses anaerob, reaktor metanogenesis, sirkulasi substrat
Fermentasi Sampah Buah Nanas menggunakan Sistem Kontinu dengan bantuan Bakteri Acetobacter Xylinum Malviane, Elga
Jurnal Reka Lingkungan Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (210.846 KB) | DOI: 10.26760/rekalingkungan.v2i1.%p

Abstract

Abstrak Kadar glukosa yang terkandung di dalam buah Nanas sebesar 23,6% dapat dimanfaatkan oleh Acetobacter xylinum dalam proses fermentasi menjadi lembaran selulosa, dimana lembaran selulosa tersebut dapat dijadikan sebagai alternatif bahan baku kertas. Proses untuk menghasilkan lembaran selulosa menjadi bahan baku kertas tentunya membutuhkan suatu penelitian. Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui optimasi proses fermentasi yang memanfaatkan sampah buah nanas terhadap pembentukan lapisan selulosa dengan sistem reaktor kontinu skala laboratorium yang dioperasikan pada suhu 30oC dengan pH 4,5. Pada sistem reaktor kontinu terdapat proses penambahan dan pengambilan substrat ketika bakteri telah mencapai keadaan steady state. Adapun parameter yang dianalisa pada pecobaan ini yaitu BOD5, COD, TPC, ketebalan selulosa, kadar air, kadar abu, kadar total selulosa, dan panjang serat. Hasil yang paling baik menunjukkan bahwa pada kecepatan aliran (Vc) sebesar 0,23 mL/menit dengan adanya penambahan oksigen mampu menurunkan parameter BOD5 sebesar 49,9%, COD sebesar 50% dan meningkatkan TPC sebanyak 80% dengan ketebalan selulosa 3 mm. Kata kunci: Sampah Buah Nanas, Fermentasi, Acetobacter xylinum, Selulosa, Sistem Kontinu
Kajian Desain Cerobong Asap Terhadap Emisi PM10 dan SO2 Akibat Pembakaran Batubara di PLTU PT. X RAMADHAN, WINONA MAHESWARI
Jurnal Reka Lingkungan Vol 5, No 1 (2017)
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (295.009 KB) | DOI: 10.26760/rekalingkungan.v5i1.%p

Abstract

PLTU berbahan bakar batubara PT. X direncanakan untuk memenuhi kebutuhan listrik pada proses produksi pelet plastik, kemasan gelas plastik air minum dan karung plastik. Kapasitas PLTU yang akan dibangun adalah 2 x 6 MW. Polutan utama akibat kegiatan ini yaitu PM10 yang dapat menyebabkan penurunan fungsi paru-paru dan gas SO2 yang dapat menyebabkan penyakit pernapasan. PT. X menggunakan ESP dengan efektifitas 95% untuk mengendalikan emisi PM10. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji desain cerobong dan mengkaji kesesuaian penggunaan electrostatic precipitator (ESP) pada parameter PM10. Prediksi laju emisi PM10 dan SO2 setelah PLTU beroperasi dilakukan menggunakan faktor emisi. Pemodelan dispersi udara menggunakan Model Gaussian. Desain cerobong PLTU memiliki tinggi 40,5 m, diameter 1,8 m, kecepatan alir gas buang 10 m/dtk dengan konsumsi batubara 280 ton/h. Hasil penelitian menunjukkan bahwa desain cerobong PLTU sudah optimal. Dengan desain demikian, konsentrasi emisi SO2 (557,3 ) memenuhi baku mutu PERMEN LH No. 21 Tahun 2008 (750 ) dan konsentrasi udara ambien PM10 dan SO2 memenuhi baku mutu PP No. 41 Tahun 1999 di lokasi uji sekitar PLTU. Oleh sebab itu tidak diperlukan alat pengendali polutan SO2. Parameter PM10 tidak diatur dalam baku mutu udara emisi. Penggunaan cyclone jauh lebih efisien dan ekonomis dibandingkan dengan ESP sebagai alat pengendali partikulat. Kata kunci: Model Gaussian, Faktor Emisi, Pembakaran Batubara, Pemodelan Udara
Karakteristik Anorganik PM10 di Udara Ambien terhadap Mortalitas dan Morbiditas pada Kawasan Industri di Kota Bandung PUJIASTUTI, PUTRI; SOEMIRAT, JULI; DIRGAWATI, MILA
Jurnal Reka Lingkungan Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (325.368 KB) | DOI: 10.26760/rekalingkungan.v1i1.24-34

Abstract

ABSTRAKPencemaran udara merupakan permasalahan yang sedang berkembang saat ini, khususnya di Kota Bandung. Salah satu jenis pencemar udara adalah partikulat. Karena sifatnya yang aerodinamis partikulat dapat masuk ke dalah tubuh. Dampak yang dapat ditimbulkan dari adanya partikulat dalam tubuh, yaitu memicu terjadinya gangguan saluran pernapasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak komposisi anorganik partikulat terhadap mortalitas dan morbiditas. Pemantauan kualitas udara ambien yang mewakili kawasan industri dipantau di kawasan Cisaranten Wetan. Konsentrasi PM10 yang terukur sebesar 40,524 µg/N.m3. Komposisi anorganik yang dapat menyebabkan ISPA adalah Na, K, Mg, Mn, Zn, Cd, Cr, Cu, Co, As, sedangkan komposisi anorganik yang tidak menyebabkan ISPA adalah Hg, Fe, Ni dan Pb. Parameter morbiditas yang diukur dengan insidensi ISPA 2011 sebanyak 263 kasus dari 1000 penduduk dan parameter mortalitas menggunakan AKK sejumlah 2 kasus dari 1000 penduduk. Kata kunci: PM10, mortalitas, morbiditas ABSTRACTAir pollution is a problem that is being developed at this time, especially in the city of Bandung. One type of air pollutant is particulate. Because of its aerodynamic dalah particulates can enter the body. Impacts that may result from the presence of particulates in the body, namely the emergence of respiratory diseases and skin diseases. This study aims to determine the impact of the composition of inorganic particulates on mortality and morbidity. Ambient air quality monitoring that represent the industry in the region Cisaranten Wetan monitored. PM10 concentrations measured at 40.524 μg/N.m3. Inorganic composition which can cause respiratory infection is the Na, K, Mg, Mn, Zn, Cd, Cr, Cu, Co, As, while the inorganic composition that does not lead to ISPA is Hg, Fe, Ni and Pb. Parameters measured by the incidence of morbidity 2011 as many as 263 cases of ARI of 1000 population and mortality parameters using a CDR 2 cases out of 1000 inhabitants. Keywords: PM10, mortality, morbidity
Evaluasi Sistem Jaringan Distribusi Air Bersih di Kecamatan Pontianak Selatan Kota Pontianak Provinsi Kalimantan Barat SARUNGALLO, GOBERTH ATTO
Jurnal Reka Lingkungan Vol 4, No 1 (2016)
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (710.138 KB) | DOI: 10.26760/rekalingkungan.v4i1.%p

Abstract

Abstrak Kecamatan Pontianak Selatan merupakan bagian dari Kota Pontianak yang berperan sebagai pusat pemerintahan, dengan luas wilayah 14,54 km2danjumlahpendudukpadatahun 2013adalah126.520 jiwa. Tidak mengalirnya air pada jam puncak (jam 06.00 dan 18.00) dan tingkat kehilangan air yang cukup tinggi yaitu 29.4% menjadidasaruntukmelakukanperbaikan jaringan distribusi. Guna memenuhi kebutuhan air bersih di wilayah tersebut, maka dilakukan evaluasi hidrolis sistem distribusi air bersih. Hasil yang diperolehdari evaluasi jaringan distribusi eksisting menggunakan Epanet 2.0adalah16 junctiondengansisatekankurangdari 10 meter, 71 junctiondengansisa tekan lebih dari 10 meter, 30 pipadengankecepatan aliran yang kurang dari 0,3 m/detik dan lebih dari 2 m/detik,23 pipadengan kecepatan aliran antara 0,3-2 m/detik berjumlah 45 pipa, 23 pipa denganheadloss yang lebih dari 10 m/km 23 pipa, 70 pipa denganheadloss yang kurang dari 10 m/km berjumlah. Sehinggaberdasarkanhasilevaluasisystemjaringandistribusi air bersih di Kecamatan Pontianak Selatan memerlukanpenyesuaian diameter pipa jaringan air bersih. Kata Kunci: air bersih, EPANET 2.0,Pontianak selatan
Perencanaan Sistem Instalasi Plambing Air Limbah dan Sistem Jaringan Perpipaan Air Limbah Infeksius di Gedung Unit Pelayanan Terpadu Geriatri dan Paliatif Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo PRILLIYANI, AYU
Jurnal Reka Lingkungan Vol 7, No 2 (2019)
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (339.969 KB) | DOI: 10.26760/rekalingkungan.v7i2.68-77

Abstract

AbstrakGedung unit pelayanan terpadu geriatri paliatif Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) berfungsi sebagai unit perawatan untuk kondisi gangguan yang terjadi pada usia lanjut dan perawatan yang berkonsentrasi pada pengurangan keparahan gejala penyakit. Gedung perencanaan tersebut berada di kota Jakarta yang mengharuskan mematuhi Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 38 Tahun 2012 tentang Bangunan Gedung Hijau dengan aspek pengelolaan air limbah. Pengelolaan air limbah domestik dan air limbah infeksius bertujuan supaya tidak mecemari lingkungan sebelum air limbah tersebut dibuang ke badan air. Perencanaan sistem instalasi plambing air limbah perlu diketahui terlebih dahulu total kebutuhan air bersih dalam sehari untuk mengetahui debit air limbah dalam sehari, perencanaan jalur dan penentuan diameter pipa air limbah domestik dan limbah infeksius mengacu pada SNI-8153, 2015 dan SNI 03-7065, 2005. Hasil perhitungan, diperoleh debit air limbah domestik sebesar 142,99 m3/hari dan debit air limbah infeksius sebesar 6,60 m3/hari. Air limbah tersebut akan dialirkan ke instalasi pengolahan air limbah (IPAL) RSCM. Diameter pipa air limbah (domestik dan infeksius) berada pada rentang 50 mm sampai 150 mm, dengan kemiringan pipa mendatar sebesar 10,4 mm/m. Jenis pipa yang digunakan yaitu pipa Poly Propylene Random (PPR) yang dapat digunakan untuk mengalirkan air limbah (domestik dan infeksius) serta bertahan pada aliran dengan keadaan asam dan basa kuat.Kata kunci: Air limbah Domestik, Air Limbah infeksius, Sistem Plambing
Kelarutan Ozon pada Proses Ozonisasi Konvensional dan Advanced Oxidation Process (O3/H2O2) pada Lindi Effluent Pengolahan Gelardiansyah, Sandi
Jurnal Reka Lingkungan Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (268.471 KB) | DOI: 10.26760/rekalingkungan.v3i2.%p

Abstract

Abstrak Lindi merupakan limbah cair yang dihasilkan dari proses pengurugan. Proses dengan ozon maupun AOP (O3/H2O2) dapat diterapkan sebagai pengolahan lanjutan mengingat efisiensi IPAL (Instalasi Pengolahan Air Lindi) eksisting hanya menyisihkan COD sebesar 13,94%. Transfer gas dipengaruhi oleh variasi perlakuan, dalam hal ini pengukuran KLaO3bertujuan untuk mengetahui kelarutan ozon yang ada di setiap variasi. Variasi perlakuan diantaranyadengan ozonisasi konvensional dan AOP (ozon/H2O2 dengan dosis 1,197 g/L dan 1,795 g/L). Ozon dihasilkan dari generator yang dialiri oksigen murni dengan debit 3 L/menit dan dikontakkan dengan lindi pada kondisi suhu ruang (25±3ºC) dengan sistem semi batch. Proses dengan AOP melalui penambahan H2O2 dapat meningkatkan pembentukan OH●,hal ini ditandai dengan kecilnya nilai Kla O3 pada variasi ozon/H2O21,795 g/L yaitu sebesar0,0023 dibandingkan variasi lainnya seperti ozon konvensional dan ozon/H2O21,197 g/L(0,0047 dan 0,0026). Proses dengan AOP (ozon/H2O21,795 g/L) menunjukkan hasil yang terbaik, kecilnya kelarutan ozon pada proses AOP mengindikasikan banyaknya ozon yang terdekomposisi menjadi OH●dan proses didominasi oleh reaksi tidak langsung melalui OH●. Kata kunci: Lindi, Kla O3 ,Ozon dan H2O2, OH●

Page 4 of 25 | Total Record : 246