cover
Contact Name
Sayono
Contact Email
say.epid@gmail.com
Phone
+628122545186
Journal Mail Official
say.epid@gmail.com
Editorial Address
Ruang 408 Lantai 4 Gedung Laboratorium Kesehatan Terpadu Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Semarang Jl. Kedungmudu Raya No.18 Semarang, 50273
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia
ISSN : 16933443     EISSN : 26139219     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia publishes scientific articles of research results in the field of public health in scope: Health policy and administration Public health nutrition Environmental health Occupational health and safety Health promotion Reproductive health Maternal and child health Other related articles in public health
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Volume 7. No. 1. Tahun 2011" : 9 Documents clear
UJI ANTIDIABETIK INFUSA KELOPAK BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa Linn.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR YANG DIINDUKSI GLUKOSA Hanik Atiqoh; Ratih Sari Wardani; Wulandari Meikawati
Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia Volume 7. No. 1. Tahun 2011
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (223.317 KB) | DOI: 10.26714/jkmi.7.1.2011.%p

Abstract

ABSTRACT Background. Diabetes Mellitus (DM) occurred do to inability of using and over product of glucose Various types of treatment have been done by using synthetic and traditional medicine. One them with flower petals  of rosella (Hibiscus sabdariffa Linn.) as a traditional medicine. Objective. Know impact of rosella petals infuse concentrate to decrease level of glucose. Methode. Type of  research is pure experiment with design One Group Pre and Post Test With Control Design. The subjects were  twenty five of white male rat of wistar strain, two month old, and weight between 150-200 grams. Independent variable is infuse rosella flower petals, dependent variable is reduction  level of glucose. Data analysis was done by Anova and  followed by LSD test . Result. Average reduction of blood glucose levels with the highest concentration of 250 mg/200 g BB of 41,86 and the lowest concentration of  62,5 mg/ 200 g BB of 10,96. ANOVA test showed that p value = 0,000 (p <0,05), meant that there were significant differences in various concentrations of infuse rosella petals to decrease level of glucose on the white male rat of wistar strain . LSD test suggested the pair of positive control - 62,5 mg/200 gBB had p value = 0,515 (p > 0,05), meant of no significant decrease on the white male rat of wistar strain. Conclusion. There were significant impact in various concentrations of infuse roselle petals to decrease level of glucose on the white male rat of wistar strain . Key words.  Infuse, rosella petals, decreasing level of glucose, white male rat of wistar strain. ABSTRAK Latar Belakang : Diabetes Mellitus (DM) terjadi akibat ketidakmampuan menggunakan dan over produksi glukusa (hiperglikemik). Berbagai jenis pengobatan sudah dilakukan yaitu dengan menggunakan obat sintesis maupun tradisional. Salah satunya dengan memanfaatkan kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa Linn.) sebagai obat tradisional. Tujuan :Mengetahui pengaruh konsentrasi infusa kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa Linn.) terhadap penurunan kadar glukosa. Metode : Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen murni dengan desain penelitian One Group Pre and Post Test With Control Design. Subjek penelitian adalah 25 ekor  tikus putih jantan galur wistar  yang berumur 2 bulan, dengan berat badan antara 150-200 gram. Variabel bebas adalah infusa kelopak bunga rosella, variabel terikat adalah penurunan kadar glukosa. Analisis data dengan uji Anova dilanjutkan uji LSD. Hasil : Rata - rata penurunan kadar glukosa darah tertinggi pada konsentrasi 250 mg/200 gBB sebesar 41,86 dan terendah pada konsentrasi 62,5 mg/200 gBB sebesar 10,96. Berdasarkan uji Anova dapat diketahui bahwa p value = 0,000 (p <0,05) artinya ada perbedaan yang bermakna pada berbagai konsentrasi infusa kelopak bunga rosella terhadap penurunan kadar glukosa darah pada tikus putih jantan galur wistar. Uji LSD menunjukkan bahwa pasangan konsentrasi kontrol positif - 62,5 mg/200 gBB mempunyai nilai p value = 0,515 (p >0,05) artinya pasangan tersebut menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan penurunan kadar glukosa darah pada tikus putih galur wistar. Kesimpulan : Ada pengaruh yang bermakna berbagai konsentrasi infusa kelopak bunga rosella terhadap penurunan kadar glukosa darah pada tikus putih jantan galur wistar. Kata kunci : Infusa, kelopak bunga rosella, penurunan kadar glukosa, tikus putih jantan galur wistar.
PERTUMBUHAN LARVA Aedes aegypti PADA AIR TERCEMAR - Sayono; S Qoniatun; - Mifbakhuddin
Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia Volume 7. No. 1. Tahun 2011
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (184.773 KB) | DOI: 10.26714/jkmi.7.1.2011.%p

Abstract

ABSTRACT Background: Ae. aegypti is the primary vector of dengue viruses. This species proved to lay their eggs in the polluted breeding water. Ae. Aegypti’s eggs also can hatch in the sewage water, but their survival and growth to be pupae and imago is still unknown. Objective : to understand of Ae.aegypti larvae survivality and growth in various of breeding water such as well water, sewage water, waste-soap water, and chlorinated-water. Method : four kinds of breeding water were taken from setlement and used directly. The eggs of laboratory strain of Ae. Aegypti were hatched in clean water medium. Larvae reared until of three-days old. As many as 25 healthy larvae were sampled to the four types of water brood. The number of survival larvae, pupae, and imago were observed and calculated everyday for a month. Data was analyzed descriptively and analytically. Results: Ae. aegypti can survive in the sewage, well, and chlorinated water, respectively. Larval mortality in well and chlorinated water were more than 97%. The normally larval growth was occured in the sewage water brood only, but not in the well and chlorinated water. Larvae can not survive in the waste-soap water. Conclusion: the clean sewage water can be a good breeding places for Ae. aegypti, so that, its presence should be considered in the vector control program. Keywords : Ae. aegypti larvae, pupae, imago, polluted water ABSTRAK Latar Belakang: Nyamuk Ae. aegypti adalah vektor primer virus Dengue, terbukti mau bertelur pada air perindukan yang tidak bersih. Telur Ae. aegypti dapat menetas pada air comberan, meskipun belum diketahui ketahanan hidup dan pertumbuhan larva menjadi pupa dan nyamuk dewasa. Tujuan : Mengetahui ketahanan hidup dan pertumbuhan  larva Ae.aegypti pada berbagai jenis air perindukan yaitu air sumur gali, air comberan, air limbah sabun mandi dan air bersih. Metode : Empat jenis air perindukan diambil secara langsung dari pemukiman penduduk dan langsung digunakan.. Telur Ae. aegypti strain laboratorium ditetaskan pada media air bersih. Larva dipelihara hingga berumur 3 hari. Sampel sebanyak 25 ekor larva sehat dimasukkan ke enam jenis air perindukan. Jumlah larva yang bertahan hidup, menjadi pupa dan nyamuk dewasa diamati dan dihitung setiap hari selama 1 bulan. Data ketahanan dan pertumbuhan larva dianalisis secara diskriptif dan komparatif. Hasil : Larva Ae. aegypti dapat bertahan hidup pada air got, SGL, dan PAM, dengan rerata yang berbeda nyata. Kematian larva pada air SGL dan PAM sangat tinggi (> 97%). Pertumbuhan larva secara  normal hanya terjadi pada media perindukan air got. Larva Ae. aegypti tidak dapat tumbuh menjadi pupa pada air SGL dan PAM, bahkan tidak bertahan hidup pada air limbah sabun mandi. Kesimpulan : Air got yang didiamkan dan jernih menjadi tempat perindukan yang baik bagi Ae. aegypti, sehingga keberadaannya perlu diperhatikan dalam pembersihan sarang nyamuk. Kata kunci : Larva Ae. aegypti, pupa, nyamuk dewasa, air perindukan tercemar
HUBUNGAN KETAATAN DIET DAN KEBIASAAN OLAHRAGA DENGAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELLITUS YANG BEROBAT DI PUSKESMAS NGEMBAL KULON KABUPATEN KUDUS - Sugiyarti; Wulandari Meikawati; Trixie Salawati
Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia Volume 7. No. 1. Tahun 2011
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (127.294 KB) | DOI: 10.26714/jkmi.7.1.2011.%p

Abstract

ABSTRACT Background : Base on the attention of epidemiologi which is applied in Indonesia until now there are 1,5-2,3 % diabetes frequency in 1994. The estimated DM is about 2,5 million people, while in 2000 about 4 million people, From the paient’s visit result in Ngembal Kulon Public Health Centre District of Kudus 2005 DM patient’s are 2,4 % and 3,2 % in 2006. Purpose : To know the correlation between diet obedient and sport habit with paient’s blood sugar rate of diabetes mellitus who take medicine to Ngembal Kulon Public Health Centre District of Kudus. Research Method : The used research type is explanatory research and the research method is survey with interview technique with approach of cross sectional. Sample in this reseach is all DM patient’s (32 people) from January – April 2007 who visit to Ngembal Kulon Public Health Centre. Independent variable is diet obedient and sport habit, dependent variable is DM patient’s blood sugar rate. The used statistical test is chi square to know the correlation of diet obedient and sport habit with DM patient’s blood sugar rate. Result : From 32 respondent got result that the most respondent are discipline to do diet, 30 people (93,8 %) and respondents not discipline are 2 people (6,2 %). Respondent do sport with bad category are 15 people (46,9 %), respondent having bad blood sugar rate are 24 people (75 %) and respondents having medium blood sugar rate are 8 people (25 %). Conclusion : There is no correlation between diet obedient with DM patient’s blood sugar rate ( p = 1,000 < α ). There is correlation between sport habit with DM patient’sblood sugar rate ( p = 0,041 < α ). Keyword : Diet obedient, sport, blood sugar rate of DM patient. ABSTRAK Latar belakang: Diperkirakan jumlah DM pada tahun 1994 sebanyak 2,5 juta orang, sedangkan pada tahun 2000 diperkirakan sebanyak 4 juta orang. Dari hasil rekapitulasi kunjungan pasien di Puskesmas Ngembal Kulon Kabupaten Kudus pada tahun 2005 penderita DM sebesar 2,4 % dan pada tahun 2006 menjadi 3,2 %. Ketaatan bagi penderita diabetes terhadap prinsip gizi, perencanaan makan dan olah raga merupakan komponen utama, keberhasilan pelaksanaan pengobatan bagi penderita diabetes. Tujuan : Mengetahui hubungan antara ketaatan diit dan kebiasaan olah raga dengan kadar gula darah pasien DM yang berobat di Puskesmas Ngembal Kulon Kabupaten Kudus. Metode penelitian : Jenis penelitian yang digunakan adalah explanatory research dan menggunakan metode survey dengan tekhnik wawancara dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini semua penderita DM mulai bulan Januari-April 2007 yang berkunjung ke Puskesmas Ngembal Kulon sebanyak 32 orang.Variabel bebas adalah ketaatan diit dan kebiasaan olah raga, variabel terikat adalah kadar gula darah pasien DM. Uji statistik yang digunakan adalah Uji Chi Square untuk mengetahui hubungan ketaatan diit dan kebiasaan olah raga dengan kadar gula darah pasien DM. Hasil : Dari 32 responden diperoleh hasil bahwa sebagian besar responden taat melakukan diit yaitu 30 orang (93,8 %) dan responden yang tidak taat melakukan diit sebanyak 2 orang (6,2 %), responden yang biasa berolah raga dengan kategori benar sebanyak 17 orang (53,1 %) dan responden yang biasa berolah raga dengan kategori salah sebanyak 15 orang (46,9%), responden yang memiliki kadar gula darah buruk  sebanyak 24 orang (75 %) dan yang memiliki kadar gula darah sedang sebanyak 8 orang (25%). Kesimpulan : Tidak ada hubungan antara ketaatan diit dengan kadar gula darah pasien DM (p= 1,000 < α). Ada hubungan antara kebiasaan olah raga dengan kadar gula darah pasien DM (p= 0,041 < α). Kata kunci : Ketaatan diit, olah raga, kadar gula darah penderita DM
BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA RADIOGRAFER DI INSTALASI RADIOLOGI 4 RUMAH SAKIT DI KOTA SEMARANG Yuli Hendra; Margo Utomo; Trixie Salawati
Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia Volume 7. No. 1. Tahun 2011
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (114.909 KB) | DOI: 10.26714/jkmi.7.1.2011.%p

Abstract

Latar Belakang: APD adalah salah satu pelindung radiografer dari bahaya efek radiasi. Berdasarkan  pengamatan masih banyak radiografer yang belum patuh menggunakan APD, khususnya radiografer di 4 Rumah Sakit di kota Semarang. Tujuan : Mengetahui beberapa faktor yang mempengaruhi radiografer dalam menggunakan APD pada saat bekerja. Metode : Jenis penelitian ini adalah explanatory, metode yang digunakan adalah observasi dan wawancara dengan Pendekatan croos sectional. Populasi adalah radiografer 4 rumah sakit di kota Semarang. Jumlah sampel adalah 31 orang. Variabel bebas penelitian ini adalah umur, pendidikan, pelatihan, masa kerja, keberadaan Protap. variabel terikatnya adalah praktik pemakaian APD. Analisis data menggunakan Chi Square. Hasil : Radiografer yang tidak patuh menggunakan APD 96,8 % dan tidak ada hubungan yang bermakna antara umur p = 0,484 pendidikan p = 1,000 pelatihan p = 1,000 masa kerja 0,387 dengan praktik penggunaan APD. Kesimpulan : Tidak ada hubungan antara umur, pendidikan, pelatihan, keberadaan protap     dengan praktik penggunaan APD. Kata kunci : APD, umur, pendidikan, pelatihan, masa kerja, protap
HUBUNGAN HIGIENE PERORANGAN DENGAN SANITASI LAPAS TERHADAP KEJADIAN PENYAKIT HERPES DI LAPAS WANITA KELAS II A SEMARANG Agus Wirawan; Ulfa Nurullita; Rahayu Astuti
Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia Volume 7. No. 1. Tahun 2011
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (172.085 KB) | DOI: 10.26714/jkmi.7.1.2011.%p

Abstract

ABSTRACT Background. Year 2009, 80% from 176 inmate in women prisons Semarang had a history of herpes simplex disease. Based on these issues it is necessary to research on the effects of personal hygiene and sanitation on the incidence of herpes simplex Correctional Institution in prisons IIA class women Semarang Objective. To identify the relationship between personal hygiene and sanitation of prisons with the incidence of herpes simplex on the citizens in women prisons IIA class Semarang. Methods. Type of research is explanatory research method used to test independent variables (personal hygiene and sanitation of prisons) and dependent variable (incidence of herpes simplex infection). with a sample of 51 persons. The method used is through a questionnaire and interview survey using a cross sectional approach. Results. Chi square test the relationship between personal hygiene with the incidence of herpes simplex p value (0.506) is greater than the value of α (0.05) good categories as many as 49 people (96.1%). While the statistical analysis using Chi square test for the relationship between sanitation with the occurrence of herpes simplex p value (0.221) is greater than the value of α (0.05), minimum score category 2, the maximum score of 3, an average of 2.59 with standard deviation of 0.49. Conclusion. There was no significant relationship between personal hygiene and sanitation with the incidence of herpes simplex disease. Keyword. Personal hygiene and sanitation of prisons, with herpes simplex infection. ABSTRAK Latar Belakang. Tahun 2009, 80% dari 176 warga binaan di Lapas wanita Semarang mempunyai riwayat menderita penyakit herpes simplek. Berdasarkan masalah tersebut maka perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh higiene perorangan dan sanitasi Lapas terhadap kejadian herpes simplek di Lapas wanita kelas IIA Semarang Tujuan. Mengetahui hubungan higiene perorangan dan sanitasi Lapas dengan kejadian herpes simplek pada warga binaan di Lapas wanita kelas IIA Semarang Metode. Jenis penelitian explanatory research yaitu Metode yang digunakan untuk menguji variabel bebas ( higiene personal dan sanitasi Lapas) dengan variabel terikat ( kejadian infeksi herpes simplek). dengan sampel sejumlah 51 orang. Metode yang digunakan adalah metode survey melalui kuesioner dan wawancara menggunakan pendekatan cross sectional. Hasil. Uji Chi square hubungan antara higiene perorangan dengan kejadian penyakit herpes simplek didapatkan nilai p (0,506) lebih besar dari nilai α (0,05) katergori baik sebanyak 49 orang (96,1%). Sedangkan hasil analisis statistik dengan uji Chi square untuk hubungan antara sanitasi dengan kejadian penyakit herpes simplek didapatkan nilai p (0,221) lebih besar dari nilai α (0,05),kategori skor minimum 2, skor maksimum 3, rata-rata 2,59 dengan standar deviasi 0,49. Kesimpulan. Tidak ada hubungan yang signifikan antara higiene perseorangan dan sanitasi dengan kejadian penyakit herpes simplek Kata Kunci., higiene perseorangan dan sanitasi Lapas, dengan Infeksi herpes simplek
EFEK APLIKASI KALENG PERANGKAP NYAMUK TERHADAP DENSITAS AEDES - Sayono
Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia Volume 7. No. 1. Tahun 2011
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (193.468 KB) | DOI: 10.26714/jkmi.7.1.2011.%p

Abstract

Background; Aedes mosquitoes are the arboviruses diseases vectors, including Yellow Fever, Dengue and Dengue Hemorrhagic Fever, and Chikungunya, that often cause an epidemic. The main control methods for those disease is conducted the vector control program, to reduce the Aedes indices. Various ovitrap modification resulted the productive lethal trap, such as mosquito trap tin (MTT), but the evaluation of intervention impact of this model to the Aedes indices is needed. Objective: to understand the impact of MTT intervention to the Aedes indices. Method: the lethal mosquito trap-tin were made from the discharge-tin, covered by mosquito net proper in the water surface. The brood water was made from 10% of the shrimp rinse water. Every house were placed 4 tin; indoor and outdoor for 4 week. Aedes indices were calculated every week. Results: indoor OI reduced consistently from 60,5% to 36,4%, respectively. Overall, reducing of OI were   20,5%. Reduction of HI in treatment group was higher then the control one, while CI and BI were not induced. Conclusion: Using of MTT can reduce the Aedes density up to 20,5%. This model can be an alternative property in arboviruses vector control, especially DHF, but the advance experiment is needed. Key words: mosquito trap tin, Aedes index,arboviruses, ovitrap  
PENGARUH DOSIS DAN LAMA PERENDAMAN LARUTAN LENGKUAS TERHADAP JUMLAH BAKTERI IKAN BANDENG Ana Suryawati; Wulandari Meikawati; Rahayu Astuti
Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia Volume 7. No. 1. Tahun 2011
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (156.57 KB) | DOI: 10.26714/jkmi.7.1.2011.%p

Abstract

ABSTRACT Background. Fish is easy food materials experiences of damage until need special handling to maintain its quality. One of way maintains its quality by give preservative to pursue bacterium growth that is give preservative experiences of like alpine galanga. Objective. To analyze influence of various  doses and long of the soaking alpine galanga to amount of bandeng fish bacterium. Methods. This study is a true Experiment  with research design is pretest-post test. Independent variable is alpine galanga doses and long of the soaking, dependent variable is amount of bandeng fish bacterium. Research unit is 39  bandeng fish that bought in TPI Rejomulyo. Results. Mean of amount bacterium maximum of bandeng fish bacterium before treatment at dose 15% that is 1,20x106 colony/gr and minimum 1,08x106 colony/gr at dose 0% whereas after treatment maximum of bacterium are 1,29x106 colony/gr at dose 0% and minimum 4,07x105 colony/gr at dose 15%. Conlusion. 1)There is influence of alpine galanga doses  to amount of fish bacterium bandeng. 2)There is long of the soaking influence 2 hours, 4 hours and 6 hours to amount of fish bacterium bandeng. 3)There is influence of dose interaction and long of the soaking alpine galanga sollution to amount of fish bacterium bandeng. Keyword. Alpine galanga dose, long of the soaking, a amount of bandeng fish bacterium.   ABSTRAK Latar Belakang. Ikan merupakan bahan pangan yang mudah mengalami kerusakan sehingga memerlukan penanganan yang khusus untuk mempertahankan mutunya. Salah satu cara mempertahankan mutunya dengan memberi bahan pengawet untuk menghambat pertumbuhan bakteri yaitu memberikan pengawet alami seperti lengkuas. Tujuan. Mengetahui pengaruh berbagai dosis lengkuas dan lama perendaman lengkuas terhadap jumlah bakteri ikan bandeng. Metode. Jenis penelitian ini adalah eksperimen murni dengan rancangan penelitian pretest-post test with control group. variabel bebas dosis lengkuas dan lama perendaman sedangkan variabel terikat jumlah bakteri ikan bandeng. unit penelitian 38 ekor ikan bandeng yang dibeli di TPI Rejomulyo. Hasil. Rerata jumlah bakteri tertinggi pada ikan bandeng sebelum perlakuan pada dosis 15% yaitu 1,20x106 koloni/ml dan terendah 1,08x106  koloni/ml pada dosis 0% sedangkan sesudah perlakuan jumlah bakteri tertinggi 1,29x106 koloni/ml pada dosis 0% dan terendah 4,07x105 koloni/ml pada dosis 15%. Kesimpulan. 1) Ada pengaruh dosis lengkuas terhadap jumlah bakteri ikan bandeng. 2) Ada pengaruh lama perendaman 2 jam, 4 jam dan 6 jam terhadap jumlah bakteri ikan bandeng. 3) Ada pengaruh interaksi dosis dan lama perendaman larutan lengkuas terhadap jumlah bakteri ikan bandeng. Kata Kunci. dosis lengkuas, lama perendaman, jumlah bakteri ikan bandeng.
PENGARUH PENGGUNAAN CAHAYA BUATAN TERUS MENERUS TERHADAP PERILAKU Aedes aegypti MENGHISAP DARAH Bejo Waluyo; - Sayono; Ulfa Nurullita
Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia Volume 7. No. 1. Tahun 2011
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (140.066 KB) | DOI: 10.26714/jkmi.7.1.2011.%p

Abstract

ABSTRACT Background . Aedes aegypti mosquito sipping the blood in the morning at 08.00 – 10.00 AM and in the evening at 15.00 – 17.00 PM ; not at night. However, with lighting continuously at noon and night have not known the influencing of Aedes aegypti mosquito behavior sipping the blood. Objective . The aim of the research is to know the influencing of lighting continuously to Aedes aegypti mosquito sipping the blood behavior. Methods . This quasy experiment use post test only with control group design. Subject of this research is 3 days old female Aedes aegypti mosquito with 25 mosquitos sample each treatment. Treatments that apply to this experiment was by giving artificial lighting continuously as independent variable whereas the dependent variable was Aedes aegypti mosquito behavior sipping the blood. This experiment was done in 3 x 3 metre room with marmot as the mosquito baiting and the first monitoring start at 19.00 PM, furthermore monitoring was done every 3 hours with observing the numer of mosquito that sipping the blood. The acquiring data was editing, tabulating, processing dan cleaning, then it was statistical analized with Kolmogorov Smirnov test and Kruskal-Wallis test. Results . The highest quantity of Aedes aegypti mosquito that sipping the blood was at space with artificial lighting by 40 Watt intensity, with the average quantity was 11,22 and on the other side the lowest quantity was at space without artificial lighting (as control), with the average quantity was 9,42. The result of Kruskal-Wallis test show p value = 0,554 (>0,05). That means, there is no influence of artificial lighting continuously. Conclusion . There is no significant difference of Aedes aegypti mosquito sipping the blood behavior due to using artificial lighting continuously. Keywords . Aedes aegypti mosquito, Lighting continuously, Sipping the blood behavior. ABSTRAK Latar Belakang : Nyamuk Aedes aegypti menghisap darah pada pagi hari pukul 08.00 – 10.00 dan sore hari pukul 15.00 – 17.00; tidak pada malam hari. Namun dengan pencahayaan terus menerus siang dan malam belum diketahui pengaruhnya terhadap perilaku nyamuk Aedes aegypti mengisap darah. Tujuan : Mengetahui pengaruh pencahayaan buatan terus menerus terhadap perilaku nyamuk Aedes aegypti menghisap darah. Metode : Penelitian eksperimen kuasi dengan rancangan post test only with control group design. Subyek penelitian adalah nyamuk Aedes aegypti betina hasil tetasan berumur 3 hari dengan besaran sampel adalah 25 ekor pada setiap perlakuan. Perlakuan yang diterapkan pada penelitian ini dengan memberikan cahaya buatan secara terus menerus sebagai variable bebas, sedangkan variable terikatnya adalah perilaku Aedes aegypti menghisap darah. Penelitian dilakukan di dalam ruangan 3 x 3 meter dengan binatang marmot sebagai umpan nyamuk dan pengamatan pertama di mulai pada jam 19.00, selanjutnya pengamatan dilakukan setiap 3 jam dengan mengamati jumlah nyamuk yang menghisap darah. Data yang diperoleh dilakukan editing, tabulating, processing dan cleaning kemudian data dianalilis secara deskriptif dan analitik dengan uji statistik Kolmogorov Smirnov dan uji Kruskal-Wallis. Hasil : Jumlah nyamuk Aedes aegypti yang menghisap darah terbanyak pada ruang yang menggunakan cahaya buatan dengan intensitas 40 watt dengan rata-rata 11,22 dan yang terendah pada ruangan tanpa diberikan cahaya buatan (kontrol) dengan rata-rata 9,42. Hasil uji Kruskal-Wallis menunjukkan nilai p=0,554 (> 0,05), artinya tidak ada perbedaan yang signifikan perilaku Aedes aegypti menghisap darah karena pengaruh pencahayaan buatan terus-menerus. Kesimpulan : Tidak ada perbedaan yang signifikan perilaku Aedes aegypti menghisap darah karena pengaruh pencahayaan buatan terus-menerus (p=0,554). Kata kunci : Nyamuk Aedes aegypti, Pencahayaan terus menerus, Perilaku menghisap darah
BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KECACINGAN PADA ANAK USIA 1-4 TAHUN - Endriani; - Mifbakhudin; - Sayono
Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia Volume 7. No. 1. Tahun 2011
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (150.511 KB) | DOI: 10.26714/jkmi.7.1.2011.%p

Abstract

ABSTRACT Background. STH infestation is influenced by direct contact with contaminated soil so that the potential for worm eggs swallowed. Factor of personal hygiene, environmental sanitation and the treatment is closely related to worm infestation, Objective. To identify any risk factors associated with worm infestation in children aged 1 -4 years in Karangroto villages. Methods. The survey research was conducted with a cross sectional approach. The Population of research are babies with aging between 1-4 years in may 2010 worms do not take medication during the last six months with atotal nimber of 54 respondents. The sampling technique adopted in this research was the propotional stratified random sampling. The independent variable is the habit of washing hands, wearing custom footwear, cleaning fingernails , habits play ground, kepemilikkan toilets, floors, water supply, while the dependent variable is worm infestation. Data obtained through interviews and observation. Worm infestation confirmed by laboratory tests. Data were analyzed using Chi-square test. Results. Two subjects (3.7%) used to wash hands. (98.1%) used to wear footwear, (11.1) has clean nails, (98.1%) used to playing on the ground, (94.4%) had their own latrine, (87%) subjects have an impermeable floor water (100%) subjects had clean water availability, the prevalence of worm infestation (14.8%). Conclusion. The habit of washing hands, wearing footwear habits, cleanliness of nails, playing habits on the ground, kepemilikkan toilets, floors, and clean water availability was not associated with worm infestation. Keywords. Translation wash hands, footwear, cleaning fingernails.   ABSTRAK Latar Belakang: Infestasi STH dipengaruhi oleh kontak langsung dengan tanah yang terkontaminasi telur cacing sehingga berpotensi untuk tertelan. Faktor higiene perorangan, sanitasi lingkungan dan pengobatan erat kaitannya dengan kecacingan. Tujuan: Mengetahui faktor risiko apa saja yang berhubungan dengan infestasi cacing pada anak usia 1-4 tahun di kelurahan karangroto. Metode: penelitian survei ini dilakukan dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh anak di Kelurahan karangroto yang sampai bulan mei 2010  berusia 1-4 tahun tidak minum obat cacing selama 6 bulan terakhir yang berjumlah 54 responden. Tehnik pengambilan sampel menggunakan tehnik proportional stratified random sampling. Variabel bebas adalah kebiasaan mencuci tangan, kebiasaan memakai alas kaki, kebersiha kuku, kebiasaan bermain ditanah, kepemilikkan jamban, lantai rumah, ketersediaan air bersih sedangkan variabel terikat adalah infestasi cacing. Data diperoleh melalui wawancara dan observasi. Infestasi cacing dibuktikan dengan uji laboratorium. Data dianalisis menggunakan Chi-square. Hasil: Dua subjek (3,7%) terbiasa mencuci tangan. (98,1%) terbiasa memakai alas kaki, (11,1) memiliki kuku bersih, (98,1%) terbiasa bermain ditanah, (94,4%) mempunyai jamban sendiri, (87%) subjek mempunyai lantai rumah yang kedap air, (100%) subjek memiliki ketersediaan air bersih, prevalensi kecacingan (14,8%). Kesimpulan: kebiasaan mencuci tangan, kebiasaan memakai alas kaki, kebersihan kuku, kebiasaan bermain ditanah, kepemilikkan jamban, lantai rumah, dan ketersediaan air bersih tidak berhubungan dengan infestasi cacing. Kata Kunci: Kecacingan, cuci tangan, alas kaki, kebersihan kuku.

Page 1 of 1 | Total Record : 9