cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota makassar,
Sulawesi selatan
INDONESIA
Chemica: Jurnal Ilmiah Kimia dan Pendidikan Kimia
ISSN : 14116502     EISSN : 27228649     DOI : -
Memuat informasi ilmiah bidang kimia dan pendidikan kimia berupa hasil penelitian, telaah pustaka, opini, makalah teknis, dan kajian buku
Arjuna Subject : -
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol 24, No 2 (2023): CHEMICA" : 9 Documents clear
Studi Pendahuluan Ekstrak n-Heksana Daun Tanaman Afrika (Vernonia amygdalina Del.) sebagai Obat Diabetes Marhumi Alfiyah; Muharram Muharram; Sudding Sudding
Chemica: Jurnal Ilmiah Kimia dan Pendidikan Kimia Vol 24, No 2 (2023): CHEMICA
Publisher : Jurusan Kimia FMIPA UNM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35580/chemica.v24i2.56815

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui senyawa metabolit sekunder apa saja yang terdapat pada ekstrak n-heksana daun tanaman afrika (Vernonia amygdalina Del.). Sampel penelitian diambil dari Kelurahan Tamamaung, Kecamatan Panakukkang, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan. Tahap penelitian ini meliputi preparasi sampel, ekstraksi, fraksinasi, pemurnian, dan identifikasi. Hasil penelitian berupa isolat berwarna putih golongan steroid yang menunjukkan noda tunggal pada uji KLT multi eluen. Hasil ini didukung oleh spektrum FTIR, yang menunjukkan adanya serapan gugus O-H, C-H, C=O, C=N, C-N dan -CH3.Kata Kunci:  Isolasi, Daun Afrika, Metabolit Sekunder, Steroid.ABSTRACTThis study aims to find out what secondary metabolite compounds are present in the extract of n-hexane leaves of African plants (Vernonia amygdalina Del.). The research sample was taken from Tamamaung Village, Panakukkang District, Makassar City, South Sulawesi Province. This research phase includes sample preparation, extraction, fractionation, purification, and identification. The results of the research were white isolates from the steroid group which showed a single stain on the multi-eluent TLC test. This result is supported by the FTIR spectrum, which shows the absorption of group O-H, C-H, C=O, C=N, C-N and -CH3.Key Words:  Isolation, African Plant Leaves, Secondary Metabolites, Steroid.
UJI FITOKIMIA DAN UJI TOKSISITAS SENYAWA METABOLIT SEKUNDER EKSTRAK ETIL ASETAT BATANG KRATOM (Mytragyna Speciosa Korth) Pince Salempa; Gusma Harfiana Abbas; Diana Eka Pratiwi; Muhammad Akbar
Chemica: Jurnal Ilmiah Kimia dan Pendidikan Kimia Vol 24, No 2 (2023): CHEMICA
Publisher : Jurusan Kimia FMIPA UNM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35580/chemica.v24i2.54491

Abstract

Kratom (Mitragyna Speciose Korth) merupakan salah satu jenis tumbuhan potensial yang dapat ditingkatkan nilai kegunaannya, karena sejak dahulu M. Speciosa sudah dimanfaatkan secara tradisional. Penelitian eksplorasi ini bertujuan untuk mengidentifikasi senyawa metabolit sekunder dari ekstrak E asetat batang kratom (Mitragyna Speciosa Korth) yang berasal dari kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahap yaitu preparasi sampel, ekstraksi atau maserasi, fraksinasi, dan  Tahapan pengujian berupa fitokimia dan bioaktivitas BSLT (Brine Shrimp Lethality Test). Hasil penelitian yang diperoleh berupa Uji fitokimia ekstrak Etil Asetat Batang  M. Speciosa  mengandung Flavanoid dan Alkaloid menggunakan  pereaksi FeCl3 dan Wegner dan Dragendroff. Adapun nilai  LC50 yang dihasilkan yaitu sebesar 36, 2576  ppm yang menunjukkan bahwa fraksi bersifat toksik
E. coli Multiresisten-Antibiotik di Drainase Kota Makassar Rismawati Herman; Sulfikar Sulfikar; Zuhrah Adminira Ruslan; Maryono Maryono
Chemica: Jurnal Ilmiah Kimia dan Pendidikan Kimia Vol 24, No 2 (2023): CHEMICA
Publisher : Jurusan Kimia FMIPA UNM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35580/chemica.v24i2.56106

Abstract

Antibiotik adalah obat yang digunakan untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Bakteri dapat menjadi resisten terhadap antibiotik karena penggunaan yang tidak tepat dan berlebihan, dan juga dapat disebabkan oleh kontaminan seperti logam berat, biosida, dan antidepresan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat resistensi antibiotik pada drainase di pemukiman kawasan padat dan kumuh serta kawasan non-padat dan elit di kota Makassar. Sebanyak 60 kolomi E. coli diisolasi dengan menggunakan media selektif Chromocult Coliform Agar (CCA) pada tiga lokasi tersebut. Isolat diuji resistensinya terhadap lima antibiotik dari kelas yang berbeda: amoksisilin-klavulanat (jenis B-laktams), amikasin (aminoglikosida), kloramfenikol (kloramfenikol), norfloksasin (quinolon), dan trimetoprim (inhibitor de-hidrofolat reduktase) dengan menggunakan metode difusi cakram Kirby-Bauer. Standar penentuan resistensi antibiotik yang digunakan adalah standar EUCAST. Resistensi tertinggi ditemukan terhadap amoksilin (46%), kemudian terhadap nofloksasin dan chloramphenicol (masing-masing 19%). Resistensi terhadap trimetoprim dan amikasin masing-masing sebesar 10% dan 9%. Kami juga menemukan bahwa 28% isolat multidrug resisten. Satu isolat resisten terhadap empat kelas antibiotik yang diuji. Sebagian besar E. coli yang diisolasi di drainase permukiman padat (Kelurahan Parangtambung dan Kelurahan Tamamaung) menunjukkan tingkat resistensi yang lebih tinggi daripada E. coli dari perumahan tak-padat (Perumahan Amaryllis Residence)
EKSTRAKSI KARAGINAN KULIT BUAH KAKAO (Theobroma Cacao L.) SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBUATAN JELLY Khalida Wijaya; Hasri Hasri; Mohammad Wijaya; Marlina Ummas Genisa
Chemica: Jurnal Ilmiah Kimia dan Pendidikan Kimia Vol 24, No 2 (2023): CHEMICA
Publisher : Jurusan Kimia FMIPA UNM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35580/chemica.v24i2.51881

Abstract

ABSTRAKPengolahan karaginan kulit buah kakao (Theobroma Cacao L.) menjadi produk jelly. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan tahapan yakni ekstraksi karaginan, presipitasi, analisis rendemen, kadar air, kadar abu, uji organoleptik, uji kekuatan gel dari produk jelly dan karakterisasi karaginan dengan FTIR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstraksi karaginan dari kulit buah kakao dengan penambahan isopropanol (1:0, 1:1, 1:2 dan 1:3) menghasilkan karaginan dengan nilai rendemen tertinggi  pada perbandingan 1:3 sebesar 11,1238%. Hasil pengolahan karaginan kulit buah kakao menjadi produk jelly berdasarkan uji organoleptik sebagai berikut: rerata tingkat kesukaan panelis terhadap warna 3,7; rasa 3,8; aroma 4,0 dan tekstur 4,3; kekuatan gel sebesar 80,87 gr/cm2 dan kadar air sebesar 95,06%. Hasil identifikasi FTIR dapat disimpulkan bahwa karaginan yang dianalisis merupakan karaginan tipe lamda. Hal tersebut didapatkan dengan adanya 3 gugus ester sulfat dan tidak memiliki 3,6-anhidrogalaktosa yaitu pada serapan gugus galaktosa-6-sulfat pada bilangan panjang gelombang 821,68 cm-1, ikatan S=O yaitu pada bilangan gelombang 1251,80 cm-1 dan ikatan glikosidik pada bilangan gelombang 1039,63 cm-1.Kata Kunci: Kulit Buah Kakao, Karaginan, Jelly. ABSTRACTThis study aims to determine the extraction and processing of carrageenan from cacao (Theobroma Cacao L.) pod shells into jelly products. This research is an experimental research with the stages of carrageenan extraction, precipitation, yield analysis, moisture content, ash content, organoleptic test, gel strength test of jelly products and carrageenan characterization with FTIR. The results showed that carrageenan extraction from cocoa pod shells with the addition of isopropanol (1:0, 1:1, 1:2 and 1:3) produced carrageenan with the highest yield value at a 1:3 ratio of 11.1238%. Processing results of carrageenan from cocoa pod shells into jelly products based on organoleptic tests as follows: the average panelist preference level for color is 3.7; taste 3.8; aroma 4.0 and texture 4.3; gel strength of 80.87 gr/cm2 and water content of 95.06%. The results of FTIR identification can be concluded that the carrageenan being analyzed is lambda type carrageenan. This was obtained by the presence of 3 sulfate ester groups and not having 3,6-anhydrogalactose, namely the absorption of the galactose-6-sulfate group at a wavelength of 821.68 cm-1, the S=O bond, namely at a wave number of 1251.80 cm- 1 and the glycosidic bond at wave number 1039.63 cm-1.Keywords: Cocoa Fruit Peel, Carrageenan, Jelly.
Sintesis dan Karakterisasi Nanokitosan dari Cangkang Kerang Darah (Anadara granosa) dengan Metode Gelasi Ionik Auliya Marwah Hijriyah; Diana Eka Pratiwi; Hasri Hasri; Haryanti Putri Rizal
Chemica: Jurnal Ilmiah Kimia dan Pendidikan Kimia Vol 24, No 2 (2023): CHEMICA
Publisher : Jurusan Kimia FMIPA UNM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35580/chemica.v24i2.56097

Abstract

Pemanfaatan cangkang kerang darah menjadi nanokitosan merupakan salah satu cara untuk memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah. Penelitian ini bertujuan mengetahui karakteristik nanokitosan dari cangkang kerang darah dengan metode gelasi ionik. Penelitian ini terdiri dari beberapa tahap yaitu preparasi sampel cangkang kerang darah, pembuatan kitosan melalui tiga tahap yaitu tahap demineralisasi, deproteinasi dan deasetilasi, sintesis nanokitosan menggunakan metode gelasi ionik. Karakterisasi kitosan melalui analisis gugus fungsi menggunakan FTIR dan analisis ukuran menggunakan PSA, dan analisis morfologi dengan SEM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kitosan cangkang kerang darah memiliki derajat deasetilasi sebesar 64%. Hasil analisis FTIR kitosan menunjukkan pada bilangan gelombang 3450,65 cm` terdapat serapan gugus -OH yang tumpang tindih dengan -NH, pada 1643,35 cm' mengindikasikan serapan gugus -C=O yang menunjukkan adanya gugus amida sekunder, pada 1479,40 cm menunjukkan adanya vibrasi regangan -CH, pada 1082,07 cm' mengindikasikan adanya ikatan C-O-C dan pada 873,75 cm' mengindikasikan adanya ikatan B-1,4-glikosidik. Nanokitosan yang diperoleh berbentuk lapisan tipis berwarna putih kekuningan. Hasil karakterisasi PSA menunjukkan bahwa nanokitosan dengan perbandingan volume Kitosan-NaTPP 5:1 berukuran 15,19 nm sedangkan perbandingan 2:1 berukuran 13,64 nm. Hasil karakterisasi dengan SEM menunjukkan bahwa nanokitosan cangkang kerang darah memiliki bentuk bulat.Kata kunci: Nanokitosan, Cangkang Anadara granosa, Gelasi Ionik.
Pengaruh pH Awal Larutan dan Massa Komposit Zeolit-PbO terhadap Fotodegradasi Zat Warna Congo-Red Aulia Rahma; Suriati Eka Putri; Muhammad Syahrir; Nita Magfirah Ilyas; Sumiati Side
Chemica: Jurnal Ilmiah Kimia dan Pendidikan Kimia Vol 24, No 2 (2023): CHEMICA
Publisher : Jurusan Kimia FMIPA UNM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35580/chemica.v24i2.56096

Abstract

ABSTRAKTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui morfologi komposit zeolit-PbO, pengaruh pH awal larutan dan massa komposit zeolit-PbO dalam mendegradasi zat warna congo red (CR). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan tahapan yakni aktivasi zeolit, sintesis komposit zeolit-PbO dengan metode impregnasi, analisis morfologi zeolit-PbO menggunakan instrumen SEM-EDX, serta penentuan pH awal larutan dan massa komposit zeolit-PbO dalam mendegradasi zat warna CR menggunakan instrumen UV-Vis. Hasil penelitian menunjukkan morfologi zeolit yang menggumpal dengan adanya PbO yang tersebar secara acak. Komposit zeolit-PbO mampu mendegradasi zat warna CR yang diradiasi dengan sinar UV dengan pH awal larutan pada pH 5 dan massa optimum komposit zeolit-PbO yaitu 300 mg dengan persentase degradasi sebesar 93,36%.Kata Kunci:  Fotodegradasi, Komposit, Congo RedABSTRACTThe purpose of this study was to determine the morphology of the zeolite-PbO composite, the effect of the initial pH of the solution and the mass of the zeolite-PbO composite in degrading the congo red (CR) dye. This research is an experimental research with the stages of zeolite activation, synthesis of zeolite-PbO composite by impregnation method, morphological analysis of zeolite-PbO using SEM-EDX instrument, and determination of initial pH of solution and mass of zeolite-PbO composite in degrading CR dyes using UV-Vis instrument. The results showed that the zeolite morphology was agglomerated in the presence of randomly dispersed PbO. The zeolite-PbO composite was able to degrade CR dyes irradiated with UV light with an initial pH of the solution at pH 5 and the optimum mass of the zeolite-PbO composite was 300 mg with a degradation percentage of 93.36%.Key Words:  Photodegradation, Composite, Congo Red
Pengaruh Ion Pengganggu terhadap Adsorpsi Metilen Biru Mustapa Mustapa
Chemica: Jurnal Ilmiah Kimia dan Pendidikan Kimia Vol 24, No 2 (2023): CHEMICA
Publisher : Jurusan Kimia FMIPA UNM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35580/chemica.v24i2.56449

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ion pengganggu pada adsorpsi metilen biru menggunakan polimer bercetakan molekul. Ion pengganggu yang digunakan adalah ion Cd2+ dan Pb2+ dengan konsentrasi masing-masing 0, 10, 20, 30, 40, 50 mg/L. Adsorben polimer bercetakan molekul sebanyak 0,05 g dikontakkan dalam 25 mL campuran larutan metilen biru 100 ppm pada pH larutan 10 selama 60 menit dan larutan ion Cd2+ dan Pb2+ dengan variasi konsentrasi 0 – 50 mg/L. Campuran disentrifugasi kemudian filtratnya ditampung. Konsentrasi metilen biru yang tersisa ditentukan menggunakan spektrofotometer sinar tampak (UV-Vis). Kapasitas adsorpsi metilen biru dengan ion pengganggu Cd2+ konsentrasi 0 – 50 mg/L adalah 42,62 – 38,90 mg/g dan ion pengganggu Pb2+ konsentrasi 0 – 50 mg/L adalah 42,72 – 37,79 mg/g. Semakin besar konsentrasi ion pengganggu Cd2+ dan Pb2+ dalam larutan campuran, semakin kecil kapasitas adsorpsi namun tidak signifikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi ion pengganggu, kapasitas adsorpsi metilen biru menggunakan polimer bercetakan molekul cenderung konstan.Kata Kunci: Polimer Bercetakan Molekul, Metilen Biru, Adsorpsi, Ion Pengganggu.ABSTRACTThis study aims to determine the effect of interfering ions on the adsorption of methylene blue using molecularly imprinted polymers. The interfering ions used were Cd2+ and Pb2+ ions with concentrations of 0, 10, 20, 30, 40, 50 mg/L, respectively. 0.05 g of molecularly imprinted polymer adsorbent was contacted in 25 mL of a mixture of 100 ppm methylene blue solution at pH 10 for 60 minutes and Cd2+ and Pb2+ ions with concentration variations of 0 – 50 mg/L. The mixture was centrifuged and then the filtrate was collected. The remaining concentration of methylene blue was determined using a visible spectrophotometer (UV-Vis). Methylene blue adsorption capacity with Cd2+ interfering ion concentrations of 0 – 50 mg/L was 42.62 – 38.90 mg/g and Pb2+ interfering ion concentrations of 0 – 50 mg/L was 42.72 – 37.79 mg/g. The greater concentration of interfering ions Cd2+ and Pb2+ in the mixed solution, the lower adsorption capacity but not significantly. The results showed that the greater concentration of interfering ions, the adsorption capacity of methylene blue using molecularly imprinted polymers tended to be constant. Key Words: Molecularly Imprinted Polymers, Methylene Blue, Adsorption, Interfering Ions.
Analisis Tingkat Pencemaran Naftalena dan Fenantrena pada Sedimen di Pantai Galesong Kabupaten Takalar St. Nurdia Hasma; Muhammad Syahrir; Iwan Dini
Chemica: Jurnal Ilmiah Kimia dan Pendidikan Kimia Vol 24, No 2 (2023): CHEMICA
Publisher : Jurusan Kimia FMIPA UNM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35580/chemica.v24i2.41580

Abstract

ABSTRAKNaftalena dan fenantrena merupakan jenis senyawa PAH termasuk dalam kelompok polutan berbahaya karena sifatnya beracun, karsinogenik, mutagenik terhadap manusia dan organisme lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi naftalena dan fenantrena dalam sedimen laut pantai Galesong. Penelitian ini melalui beberapa tahap yaitu tahap pengambilan sampel, preparasi sampel, ekstraksi, fraksinasi, serta pengukuran konsentrasi naftalena dan fenantrena dalam sampel menggunakan HPLC. Hasil fraksinasi diperoleh berupa padatan berwarna kuning pucat. Berdasarkan penentuan konsentrasi naftalena dan fenantrena, kromatogram yang diperoleh di tiga titik stasiun yakni stasiun TG1, TG2, dan TG3 menunjukkan bahwa hasil kromatogram senyawa naftalena dan fenantrena tidak ditemukan dalam sampel sedimen pantai Galesong Kabupaten Takalar. Dari hasil analisis tidak ditemukan senyawa naftalena dan fenantrena pada sedimen.Kata Kunci: Naftalena, Fenantrena, Sedimen, Pantai GalesongABSTRACTNaphthalene and phenanthrene are PAH compounds that are classified as hazardous pollutants because they are toxic, carcinogenic, and mutagenic to humans and other organisms. This study aimed to determine the concentration of naphthalene and phenanthrene in the marine sediments of the Galesong Beach. This study went through several stages, including sampling, sample preparation, extraction, fractionation, and measurement of naphthalene and phenanthrene concentrations in the sample using HPLC. The fractionation result obtained was a pale yellow solid.  Based on the determination of naphthalene and phenanthrene concentrations, chromatograms obtained at three station points, namely stations TG1, TG2, and TG3, showed that the chromatogram results of naphthalene and phenanthrene compounds were not found in the Galesong beach sediment samples, Takalar Regency. The results of the analysis showed that no naphthalene and phenanthrene compounds were found.Keywords: Naphtalene, Phenanthrene, Sediment, Galesong Beach
Pemanfaatan Limbah Kulit kakao dan Air kelapa sebagai Sumber Energi Alternatif dengan Teknologi Microbial Fuel Cell Zuhrah Adminira Ruslan; Jasdar Agus
Chemica: Jurnal Ilmiah Kimia dan Pendidikan Kimia Vol 24, No 2 (2023): CHEMICA
Publisher : Jurusan Kimia FMIPA UNM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35580/chemica.v24i2.54438

Abstract

Microbial Fuel Cell (MFC) merupakan teknologi yang memanfaatkan mikroba untuk mendegradasi bahan organik maupun anorganik menjadi energi listrik. Penelitian ini bertujuan untuk untuk memanfaatkan dan mengolah limbah kulit kakao sebagai sumber energi listrik dengan menggunakan teknologi MFC dengan menganalisis kerapatan daya.  Pada limbah kulit kakao dilakukan perendaman menggunakan larutan HCl dan NaOH selama 24 jam, kemudian dibilas dengan aquades dan ditambahkan dengan air kelapa.  Analisis kinerja MFC dapat dilihat dari data hasil pengukuran kuat arus dan tegangan yang diukur dengan menggunakan multimeter digital. MFC diukur berdasarkan durasi kerja untuk mengetahui besarnya kuat arus dan tegangan dengan hambatan dan tanpa hambatan melalui pengamatan setiap hari pukul 10.00 WITA dalam kurun waktu 5 hari. Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh nilai kerapatan dengan hambatan lebih besar dibandingkan nilai kerapatan tanpa hambatan dengan nilai terbesar pada hari kelima sebesar 26,95 mW/m2 dengan hambatan 1Ω dan sebesar 23,54 mW/m2 tanpa menggunakan hambatan.Kata Kunci: Air Kelapa, Energi, Kulit Kakao, MFC

Page 1 of 1 | Total Record : 9