cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi
ISSN : 23026383     EISSN : 25021648     DOI : -
Core Subject : Education,
Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi & Aplikasi (JPPFA) is interested in comparative studies that lead to new insights and challenge of orthodox theories; that have potential for policy impact; and that apply to broad range of settings, including industrial democracies as well as low and middle income countries, countries in political transition and countries recovering from armed conflict and social unrest. JPPFA also considers papers that look at education and development through the policies and practices of official development assistance and commercial education trade. JPPFA engages these approaches to deepen the understanding of the relationship between education policy and development.
Arjuna Subject : -
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol 10, No 1 (2022)" : 9 Documents clear
Pembelajaran pendidikan pancasila dan kewarganegaraan dan budaya sekolah dalam mengembangkan nilai civic disposition siswa di SMPN Kota Padang Pandra Oktum Zalmi; Maria Montessori
Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi Vol 10, No 1 (2022)
Publisher : Graduate School, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jppfa.v10i1.45549

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengembangan civic disposition melalui pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) serta budaya sekolah di SMPN Kota Padang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Informan diambil menggunakan teknik purposive sampling. Terdapat dua sumber data yaitu data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan model Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk civic disposition siswa di SMPN 1 Kota Padang meliputi tanggungjawab moral, berfikir kritis dan displin. Bentuk civic disposition siswa di SMPN 37 Kota Padang seperti tanggungjawab moral. Budaya sekolah yang ada di SMPN 1 Kota Padang meliputi setor hafalan Al-Quran, English area, dan pondok literasi. Budaya sekolah yang ada di SMPN 37 Kota Padang diantaranya setor hafalan UUD 1945. Strategi pengembangan budaya sekolah dalam menunjang civic disposition siswa di SMPN 1 Kota Padang seperti setor hafalan Al-Quran akan menciptakan sikap tanggungjawab siswa, English area akan menciptakan tingkat berfikir kritis siswa, dan pondok literasi menciptakan sikap disiplin siswa terhadap waktu luang. Budaya sekolah yang ada di SMPN 37 Kota Padang seperti setor hafalan UUD 1945 sebelum pembelajaran PKKn dimulai.AbstractThis study aims to analyze the development of civic disposition through learning Pancasila and Citizenship Education (PPKn) and school culture at SMPN Kota Padang. This study uses a qualitative method. Informants were taken using a purposive sampling technique. There are two sources of data, namely primary and secondary data. Data collection techniques using observation, interviews, and documentation. Data analysis techniques use the Miles and Huberman models. The study results show that the civic disposition of students at SMPN 1 Kota Padang includes moral responsibility, critical thinking, and discipline. The form of civic disposition of students at SMPN 37 Kota Padang is like moral responsibility. The school culture in SMPN 1 Kota Padang includes memorizing the Al-Quran, the English area, and the literacy cottage. The school culture in SMPN 37 Padang City includes memorizing the 1945 Constitution. School culture development strategies in supporting the civic disposition of students at SMPN 1 Padang City, such as memorizing the Al-Quran, will create an attitude of student responsibility, the English area will create a level of students' critical thinking, and the literacy cottage will create a disciplined attitude of students towards free time. The school culture in SMPN 37 Kota Padang is like memorizing the 1945 Constitution before learning PKKN begins.
Pendidikan Indonesia dalam menghadapi era 4.0 Sabaruddin Sabaruddin
Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi Vol 10, No 1 (2022)
Publisher : Graduate School, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jppfa.v10i1.29347

Abstract

Revolusi merupakan perubahan yang ditimbulkan oleh aktivitas manusia dalam menjalankan tuntutan kebutuhan kehidupan. Proses aktivitas ini mempengaruhi sistem pendidikan yang akan dijalankan, pendidikan harus mampu membekali peserta didik dengan keterampilan mencari, menyimpulkan, menyampaikan serta tata cara menggunakan informasi dan teknologi. Era Revolusi Industri 4.0 membawa tuntutan tersendiri bagi dunia pendidikan, lembaga pendidikan harus mempersiapkan literasi dan orientasi baru dalam bidang pendidikan, literasi baru itu sendiri berupa literasi data, teknologi dan sumber daya manusia. Rumusan masalah dalam artikel adalah bagaimana pendidikan dan peran guru era revolusi industri 4.0, dengan menggunakan library research. Pendidikan era revolusi industri 4.0 dengan meningkatkan kemampuan dan keterampilan sumber daya manusia, adaptasi dan pembaharuan dalam komponen pendidikan, peningkatan kompetensi dan keterampilan pendidik dengan keterlibatan teknologi pada proses pembelajaran. Kurikulum harus mampu melengkapi kemampuan peserta didik yang dapat berkontribusi secara langsung di masyarakat, mengarah dan membentuk siswa yang siap menghadapi era revolusi industri dengan penekanan pada bidang Science, Technology, Engineering, dan Mathematics (STEM). Reorientasi pengembangan kurikulum yang mengacu pada pembelajaran berbasis TIK, internet of things, big data dan komputerisasi untuk menghasilkan lulusan yang mampu bersaing di era global. Sekolah dan pendidik dalam memutuskan bagaimana pendidikan dan pembelajaran diselenggarakan, guru harus memiliki softskill yang kuat dan menciptakan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered learning), pembelajaran yang kolaboratif (collaborative learning), pembelajaran penuh makna, dan pembelajaran yang terintegrasi dengan nilai-nilai luhur di kehidupan sehari-hari.AbstractRevolution is a change caused by human activities in carrying out the demands of life's needs. The process of this activity affects the education system will be run. Education must be able to equip the student with the skills to find, conclude, deliver, and procedures for the use of information and technology. The Industrial Revolution Era 4.0 brings its demands for education, and educational institutions must prepare new literacy and orientation in education. The new literacy is in the form of data literacy, technology, and human resources. The problem of the article is how education and the teacher's role during the industrial revolution 4.0, using a research library. Education of the industrial revolution era 4.0 by increasing the ability and skills of human resources, adaptation, and renewal in the education component, increasing the competence and skills of educators with the involvement of technology in the learning process. The curriculum should complement the ability of students who can contribute directly to society and lead and shape students ready to face the industrial revolution era with an emphasis on the fields of Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM). Reorienting curriculum development that refers to ICT-based learning, the internet of things, big data, and computerization to produce graduates who can compete in the global era. In deciding how education and organized learning, schools and educators must have strong, soft skills and student-centered learning, Collaborative Learning, Meaningful learning, and integration with society.
Membangun empati di era eksponensial melalui norma sosiomatematika Eka Fitria Ningsih
Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi Vol 10, No 1 (2022)
Publisher : Graduate School, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jppfa.v10i1.29357

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis upaya membangun rasa empati pada peserta didik melalui pembelajaran matematika. Era eksponensial merupakan era dengan perkembangan teknologi yang sangat cepat. Perkembangan teknologi menjadi penyebab problem menurunya empati pada diri manusia. Melalui penelitian kualitatif dengan studi literatur digambarkan secara jelas, objektif, sistematis, analitis dan kritis untuk menumbuhkan empati melalui norma sosiomatematika. Data yang dijadikan sebagai literatur merupakan artikel-artikel penelitian yang diterbitkan pada jurnal nasional maupun internasional bereputasi. Pengumpula data menggunakan bantuan mesin pencari Google Scholar dengan kata kunci “empathy in education”. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa norma sosiomatematika dapat menumbuhkan rasa empati. Perhatian terhadap argumentasi yang dipaparkan oleh peserta didik dapat memunculkan rasa empati. Empati dapat menumbuhkan persahabatan dan memudahkan kerjasama. Diharapkan guru dalam mengembangkan model pembelajaran matematika memperhatikan bagaimana norma-norma sosiomatematika yang terbentuk. Salah satu alternatif model pembelajaran yang ditawarkan yaitu model pembelajaran matematika yang mengakomodasikan budaya lokal. Budaya yang telah terbukti memiliki nilai-nilai luhur untuk mengatur kehidupan bersama dalam masyarakat.AbstractThis study analyzes efforts to build empathy in students through learning mathematics. The exponential era is an era with very fast technological developments. Technological developments cause the problem of decreasing empathy in humans through qualitative research with literature studies described clearly, objectively, systematically, analytically, and critically to foster empathy through sociomathematical norms. The data used as literature are research articles published in reputable national and international journals. The data collectors used the help of the Google Scholar search engine with the keywords "empathy in education". The results of this study indicate that sociomathematical norms can foster a sense of empathy. Attention to the arguments presented by students can create a sense of empathy. Empathy can foster friendship and facilitate cooperation. Teachers in developing mathematics learning models are expected to pay attention to how sociomathematical norms are formed. One alternative learning model offered is a mathematics learning model that accommodates local culture. A culture that has been proven to have noble values regulates life together in society.
Higher Order Thinking Skills (HOTS) dalam pembelajaran social studies di sekolah menengah atas Tasrif Tasrif
Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi Vol 10, No 1 (2022)
Publisher : Graduate School, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jppfa.v10i1.29490

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memahami konsep Higher Order Thinking Skills (HOTS) dalam pembelajaran social studies atau Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di sekolah menengah atas. Jenis penelitian adalah deskriptif dengan menggunakan kualitatif. Penelitian menggunakan teknik purposive sampling. Ada dua sumber data yang digunakan dalam penelitian, yaitu data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan model interaktif Miles dan Huberman. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa HOTS mengandung pemikiran secara kritis, kreatif, dan analitis terhadap informasi dan data dalam memecahkan permasalahan. Dalam konteks pembelajaran IPS di sekolah menengah atas, peserta didik mampu mencapai pemikiran tingkat tinggi melalui desain pembelajaran inquiry, discovery learning, dan student-centered learning yang dapat memicu peserta didik mencapai pemikiran tingkat tinggi. Melalui HOTS peserta didik memiliki kemampuan untuk mengamati, menanya, menalar, mencoba, mengkomunikasikan, dan menganalisis materi. Selain itu, kemampuan dan konsep HOTS perlu dikembangkan sejak dini. Pendekatan semacam ini yang sangat sesuai dengan anjuran Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka.AbstractThis study aims to understand the concept of Higher Order Thinking Skills (HOTS) in high school learning social studies. This type of research is descriptive using qualitative. Research using a purposive sampling technique. Two data sources are used in this research, namely primary and secondary data. Data collection techniques using interviews, observation, and documentation. The data analysis technique used Miles and Huberman's interactive model. The results of this study indicate that HOTS contains critical, creative, and analytical thinking about information and data in solving problems. In social studies learning in senior high schools, students can achieve higher-order thinking through inquiry learning designs, discovery learning, and student-centered learning, which can trigger students to achieve higher-order thinking. Through HOTS, students can observe, ask questions, reason, try, communicate, and analyze material. In addition, HOTS capabilities and concepts need to be developed early on. This approach is in line with the recommendations of the Kurikulum 2013 Curriculum and Kurikulum Merdeka.
Penerapan pendidikan karakter dan nilai religius siswa melalui seni budaya Debus Banten Suryadi Suryadi
Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi Vol 10, No 1 (2022)
Publisher : Graduate School, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jppfa.v10i1.48366

Abstract

Seni budaya debus Banten adalah warisan budaya nenek moyang yang berasal dari Banten. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pendidikan karakter dan nilai religius siswa melalui seni budaya debus Banten. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif etnografi. Sumber data penelitian adalah: sumber tertulis, sumber lisan, dokumen, dan rekaman. Teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan sejak, sebelum, selama, dan sesudah penelitian dengan teknik deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menemukan bahwa pendidikan karakter dan nilai religius siswa melalui seni budaya debus Banten meliputi: pendidikan karakter kerja keras, ketekunan, sabar, kemandirian, kerja keras, disiplin, dan nilai-nilai agama. Pendidikan karakter pada siswa dilakukan di rumah, masyarakat, dan sekolah. Melalui seni budaya debus Banten, pendidikan karakter siswa dan nilai religius siswa mampu tertanam dalam kepribadian siswa, sebagai salah satu media pendidikan karakter siswa. Seni budaya debus dan kearifan lokal Banten diharapkan dapat dimanfaatkan oleh guru untuk menumbuh kembangkan pendidikan karakter siswa.AbstractDebus Banten art is the cultural heritage of the ancestors who came from Banten. This study aimed to determine the character education and religious values of students through the arts and culture of Debus Banten. This study uses ethnographic qualitative research methods. Research data sources are written, oral, documents, and recordings. Data collection techniques by observation, interviews, and documentation. Data analysis was carried out before, during, and after the study with qualitative descriptive techniques. The results of this study found that character education and religious values of students through the cultural arts of Debus Banten include: character education of hard work, perseverance, patience, independence, hard work, discipline, and religious values. Character education for students is carried out at home, community, and in school. Through the cultural arts of Banten Debus, students' character education and religious values can be embedded in students' personalities as one of the media for student character education. Debus cultural arts and Banten local wisdom are expected to be used by teachers to develop student character education.
Analisis pengelolaan ketatausahaan Syva Lestiyani Dewi; Geovany Sabaritha Nimaisa; Nurva Miliano; Prihantini Prihantini
Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi Vol 10, No 1 (2022)
Publisher : Graduate School, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jppfa.v10i1.44459

Abstract

Sebagai salah satu komponen sekolah, bidang ketatausahaan berperan penting untuk memastikan berlangsungnya penyelenggaran pendidikan yang efektif. Dalam hal tersebut penelitian ini bertujuan untuk melihat serta mendalami bagaimana pelaksanaan serta pengelolaan ketatausahaan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan berdasarkan hasil wawancara, jurnal, artikel, buku maupun laporan berita yang dapat diakses secara online maupun print atau cetak.  Penelitian dilakukan di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Ciracas 01 Pagi. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa di SDN Ciracas 01 Pagi tidak memiliki pegawai atau bagian khusus dalam pengelolaan ketatausahan sehingga guru kelas yang mengemban tanggung jawab dalam pelaksanaan pengelolaan ketatausahaan di sekolah tersebut. Walaupun begitu, dalam pelaksanannya ketatausahan di sekolah tersebut telah dikatakan layak karena setiap guru nya mampu menjalankan tugasnya dengan baik. Dengan adanya sistem ketatausahaan yang layak pada SDN Ciracas 01 Pagi, maka dapat menunjang keberhasilan sekolah tersebut dalam melakukan proses penyelenggaraan pendidikan.AbstractAs one component of the school, the field of administration plays an essential role in ensuring the ongoing implementation of effective education. In this case, this study aims to see and explore the implementation and management of administration. This research is a qualitative descriptive study. Data collection techniques are based on the results of interviews, journals, articles, books, and news reports that can be accessed online or printed. The research was conducted at Ciracas 01 Pagi State Elementary School (SDN). The study results show that at SDN Ciracas 01 Pagi, there are no employees or a special administrative management section, so the class teacher is responsible for implementing administrative management at the school. Even so, the administration at the school has been said to be appropriate because each teacher can carry out their duties properly. A proper administration system at SDN Ciracas 01 Pagi can support the success of the school in carrying out the process of administering education,
School well-being pada siswa berprestasi tinggi dalam bidang matematika (studi kasus di sekolah dasar) Dyahsih Alin Sholihah
Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi Vol 10, No 1 (2022)
Publisher : Graduate School, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jppfa.v10i1.46695

Abstract

School well-being merupakan penilaian individu yang bersifat subjektif terhadap rasa terpenuhinya kebutuahan dasar di sekolah untuk melakukan kegiatan belajar yang meliputi having, loving, being, dan health. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana school well-being siswa sekolah dasar yang termasuk dalam kategori siswa berprestasi tinggi dalam bidang matematika. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis studi kasus. Penelitian ini dilakukan dengan melibatkan sumber data primer dan sekunder. Sumber data primer terdiri dari dua orang siswa yang berprestasi dalam bidang (mata pelajaran) matematika. Pengumpulan data dilaksanakan dengan dengan wawancara terstruktur dan observasi. Kemudian data dianalisis dengan menggunakan model analisis interaktif. Keabsahan data yang digunakan adalah triangulasi sumber data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua subjek merasakan kenyamanan dalam belajar di sekolah karena meraka mampu beradaptasi dengan baik terhadap segala kondisi dan lingkungan sekolah, mereka menganggap segala kekurangan yang ada di sekolah bukan sebagai hambatan dalam proses belajar. Perasaan sejahtera dan nayaman yang dialami siswa di sekolah menyebabkan siswa menikmati untuk belajar, sehingga berdampak pada prestasi belajarnya.AbstractSchool well-being is a subjective individual assessment of the sense of fulfillment of basic needs at school to carry out learning activities, including having, loving, being, and health. This study aims to explore the school well-being of elementary school students included in the category of high achieving students in mathematics. The research uses a qualitative approach with the type of case study. This research was conducted by involving primary and secondary data sources. Primary data sources consist of two students who excel in mathematics (subjects). Data collection was carried out with structured interviews and observations. Then the data were analyzed using an interactive analysis model. The validity of the data used is a triangulation of data sources. The results showed that the two subjects felt comfortable learning at school because they could adapt well to all conditions and the school environment. They considered all the shortcomings that existed at school, not as obstacles in the learning process. The feeling of well-being and comfort experienced by students at school causes them to enjoy learning, so it impacts their learning achievement.
Pengaruh permainan tradisional bakiak dan engklek terhadap perkembangan sosial emosional anak Fitri Fitri; I Wayan Karta; Nurhasanah Nurhasanah
Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi Vol 10, No 1 (2022)
Publisher : Graduate School, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jppfa.v10i1.55255

Abstract

Perkembangan sosial emosional merupakan perkembangan yang penting dan muncul sepanjang perkembangan anak usia dini. Tujuan penelitian ini untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh permainan tradisional bakiak terhadap anak kelompok B di Raudhatul Athfal (RA) Babussalam, menguji ada atau tidaknya pengaruh permainan engklek terhadap anak kelompok B, menguji pengaruh secara bersama permainan tradisional bakiak dan engklek terhadap perkembangan sosial emosional anak kelompok B di RA Babussalam Seganteng Cakranegara. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif eksperimen pre-experimental design dengan desain one grup pretest-posttetst design. Sampel dalam peneleitian ini adalah anak kelompok B di Raudhatul Athfal (RA) Babussalam, Nusa Tenggara Barat sejumlah 15 anak. Tehnik pengumpulan data berupa observasi dan dokumentasi. Tehnik analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian hipotesis pertama menunjukkan bahwa nilai thitung 4,145 ttabel 2,145 maka terdapat pengaruh positif permainan tradisional bakiak terhadap perkembangan sosial emosional anak kelompok B, kemudian hipotesis kedua nilai thitung 3,685 ttabel 2,145 maka terdapat pengaruh positif permainan tradisional engklek terhadap perkembangan sosial emosional anak kelompok B, selanjutnya hipotesis ketiga bahwa nilai fhitung 17,298 ftabel 3,68 artinya terdapat pengaruh positif permainan tradisional bakiak dan permainan engklek secara bersama-sama terhadap perkembangan sosial emsional anak kelompok B di RA Babussalam.AbstractSocial-emotional development is an important development and occurs throughout early childhood development. The purpose of this study was to examine whether or not there was an influence of traditional bakiak games on group B children at Raudhatul Athfal (RA) Babussalam, to test whether or not there was an effect of hopscotch games on group B children, to examine the joint effect of bakiak and hopscotch games on the social-emotional development of group B children. at RA Babussalam Seganteng Cakranegara. This study uses a quantitative experimental method Pre-experimental Design with one group pretest-posttest design. The sample in this study was group B children at Raudhatul Athfal (RA) Babussalam, Nusa Tenggara Barat, a total of 15 children. Data collection techniques in the form of observation and documentation. The data analysis technique uses multiple linear regression analysis. The results of the first hypothesis research show that the tcount is 4.145 ttable 2.145, so there is a positive influence of the traditional bakiak game on the social-emotional development of group B children. , then the third hypothesis is that the value of fcount is 17.298 ftable 3.68, meaning that there is a positive influence of traditional bakiak and hopscotch games together on the social-emotional development of group B children in RA Babussalam Seganteng Cakranegara.
Analisis prinsip konstruktivisme dalam pembelajaran fisika berbasis Science, Technology, Engineering, Art, and Mathematics (STEAM) Ika Kartika; Elvara Norma Aroyandini; Slamet Maulana; Siti Fatimah
Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi Vol 10, No 1 (2022)
Publisher : Graduate School, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jppfa.v10i1.46381

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan teori pembelajaran konstruktivisme dalam pembelajaran fisika berbasis Science, Technology, Engineering, Art, and Mathematics (STEAM). Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan 40 mahasiswa semester V Pendidikan Fisika Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga sebagai responden penelitian. Pengumpulan data penelitian dilakukan melalui teknik observasi, wawancara, dan angket terbuka, dimana ketiga teknik pengambilan data tersebut sekaligus sebagai triangulasi untuk mengecek keabsahan data yang dikumpulkan. Data penelitian dianalisis menggunakan teknik analisis interaktif yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman yang tahapannya yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil analisis menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis STEAM yang dilakukan telah menerapkan prinsip-prinsip konstruktivisme seperti menggunakan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari untuk menstimulasi proses belajar, adanya proses inkuiri melalui pengkajian dan eksperimen, ada dorongan untuk bertanya dan berinteraksi dengan dosen, hingga memberikan peluang kepada mahasiswa untuk menemukan pengetahuan baru. Pembelajaran STEAM memberikan kontribusi yang besar terhadap perkembangan kemampuan berpikir mahasiswa, diantaranya yaitu mengaktifkan mahasiswa, meningkatkan kemampuan komunikasi dan kerja sama, meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi, serta mengembangkan sikap ilmiah mahasiswa. Meskipun begitu, pembelajaran STEAM juga memiliki kendala, diantaranya yaitu membutuhkan waktu pembelajaran yang cukup lama.AbstractThis study aims to analyze the application of constructivism learning theory in physics learning based on Science, Technology, Engineering, Art, and Mathematics (STEAM). This research is qualitative research with 40 fifth-semester students of Physics Education at the State Islamic University (UIN) Sunan Kalijaga as research respondents. Research data was collected through observation, interview, and open questionnaire techniques. The three data collection techniques also served as triangulation to check the validity of the data collected. The research data were analyzed using interactive analysis techniques developed by Miles and Huberman, the stages of data collection, data reduction, data presentation, and conclusion. The results of the analysis show that STEAM-based learning has implemented constructivism principles such as using problems in everyday life to stimulate the learning process, there is a process of inquiry through assessment and experimentation, there is an encouragement to ask questions and interact with lecturers, providing opportunities for students to discover new knowledge. STEAM learning contributes significantly to developing students' thinking skills, including activating students, improving communication and collaboration skills, increasing higher-order thinking skills, and developing students' scientific attitudes. Even so, STEAM has obstacles, including an extended learning time.

Page 1 of 1 | Total Record : 9